PEMBANGUNAN JALAN
Pada dasarnya pembangunan jalan raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowong, bahkan juag pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini. Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen. Pengaliran air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan raya. Air yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan raya. Karena itu permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan. Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan raya. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.
Aspal Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton}
[1]
atau aspal minyak (aspal
yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair. Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara
kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar. Konstruksi jalan terdiri dari beberapa lapis, antara lain: Subgrade, Sub BaseCourse, Base Course, dan Surface. Aspal beton yang dipergunakan untuk lapis perkerasan jalan juga terdiri dari beberapa jenis, yaitu: lapis pondasi, lapis aus satu, dan lapis aus dua. Untuk mendapatkan mutu aspal beton yang baik, dalam proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik campuran aspal beton, yang meliputi: 1. Stabilitas Stabilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu mendukung beban lalu lintas tanpa mengalami perubahan bentuk. Stabilitas campuran diperoleh darigaya gesekan antar partikel(internal friction), gaya penguncian (interlocking), dan gaya adhesi yang baik antara batuan dan aspal. Gaya-gaya tersebutdipengaruhi oleh kekerasan permukaan batuan, ukuran gradasi, bentuk butiran,kadar aspal, dan tingkat kepadatan campuran. 2. Durabilitas Aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mempunyai daya tahan terhadapcuaca dan beban lalu lintas yang bekerja. Faktor-faktor yang mendukung durabilitas meliputi kadar aspal yang tinggi, gradasi yang rapat, dan tingkatkepadatan yang sempurna.3. FleksibilitasFleksibilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu menanggulangilendutan akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang tanpa mengalami perubahan bentuk. 3. Fleksibilitas Perkerasan dapat dicapai dengan menggunakan gradasiyang relatif terbuka dan penambahan kadar aspal tertentu sehingga dapatmenambah ketahanan terhadap pembebanan.
Sumber Aspal
Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam.
Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah kedalam aspal yang bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi.
1. Aspal Hasil Destilasi Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan minyak mentah tersebut. Pada setiap temperatur tertentu dari proses destilasi akan dihasilkan produk-produk berbasis minyak a. Aspal Keras Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumidipisahkan dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui proses destilasii hampa pada temperatur sekitar 480 ºC.Temperatur ini bervariasi tergantung pada sumber minyak mentah yang disulaingatau tingkat aspal keras yang akan dihasilkan. Untuk
menghasilkan
aspal
keras
dengan
sifat-sifat
yang
diinginkan,
proses penyulingan harus ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-sifat aspal keras yang dihasilkan. Hal ini sering dilakukan dengan mencampur berbagai variasi minyak mentah bersama-sama sebelum proses destilasi dilakukan. Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan aspal keras dengan sifat-sifatyang bervariasi, sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan. Cara lainnya yang sering dilakukan untuk mendapatkan aspal keras adalah dengan viskositasmenengah, yaitu dengan mencampur berbagai jenis aspal keras dengan proporsi tertentu dimana aspal keras yang sangat encer dicampur dengan aspal lainnya yang kurang encer sehingga menghasilkan aspal dengna viskositas menengah. Selain melalui proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari minyak mentah dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras juga dapat dihasilkanmelalui proses ekstraksi zat pelarut. Dalam proses ini fraksi minyak ( bensin,solar, dan minyak tanah) yang terkandung dalam minyak mentah, dikeluarkansehingga meninggalkan aspal sebagai residu. b. Aspal Cair Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak. Aspal ini dapet juga dihasilkan secara langsung dari prosesdestilasi, dimana dalam proses ini raksi minyak ringan terkandung dalam minyak mentah tidak seluruhnya dikeluarkan. Kecepatana menguap dari minyak yangdigunakan sebagai pelarut atau minyak yang sengaja
ditinggalkan dalam residu pada proses destilasi akan menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan.Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu: • Aspal Cair Cepat Mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah bensin • Aspal Cair Mantap Sedang (MC = Medium Curing), yaituaspal cair yang bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah minyak tanah • Aspal Cair Lambar Mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang bahan pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini adalahsolar. Tingkat kekentalan aspal cair sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasio bahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada aspal cair tersebut. Aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi dari MC-200. c. Aspal Emulsi Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada prosesini partikelpartikel aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam air yang mengandung emulsi fer (emulgator). Partikel aspal yang terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan sebagian besar berukuran sangat kecil bahkan sebagian besar berukuran koloid. Jenis emulsifer yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi yang digunakan, Aspal emulsi yang dihasilkan dapat dibedakanmenjadi : •
Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
•
Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif
•
Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk berion (netral)
2. Aspal Alam Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu: • Aspal Danau ( Lake Asphalt) Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad, Venezuella danlewele. Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral, dan bahan organik lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembek sangat tinggi. Karena aspal ini dicampur dengan aspal keras yangmempunyai angka penetrasi yang tinggi dengan perbandingan tertentusehingga dihasilkan aspal dengan angka penetrasi yang diinginkan. • Aspal Batu ( Rock Asphalt)
Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara alamiah terdeposit di daerah Kentucky, USA dan di pulau buton, Indonesia. Aspal dari deposit ini terbentuk dalam celahcalah batuan kapur dan batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12 – 35 % dari masa batu tersebut dan memiliki persentasi antara 0 – 40. Untuk pemakaiannya, deposit ini harus ditimbang terlebih dahulu, lalu aspalnya diekstrasi dan dicampur dengan minyak pelunak atau aspalkeras dengan angka penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada saatini aspal batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkanaspal batu dalam bentuk butiran partikel yang berukuran lebih kecil dari1 mm dan dalam bentuk mastik.3.Aspal ModifikasiAspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahantambah. Polymer hádala jenis bahan tambah yang sering di gunakan saat ini,sehinga aspal modifikasi sering disebut juga aspal polymer. Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan polymer yang biasanyadigunakan untuk tujuan ini, yaitu: • Aspal Polymer Elastomer dan karet hádala jenis – jenis polyer elastomer yang SBS (Styrene Butadine Sterene), SBR (Styrene Butadine Rubber), SIS (StyreneIsoprene Styrene), dan karet hádala jenis polymer elastoner yang biasanya digunakansebagai bahan pencampur aspal keras. Penambahan polymer jenis ini dimaksudkan untuk memperbaiki sifat rheologi aspal, antara lain penetrasi, kekentalan, titik lembek dan elastisitas aspal keras. Campuran beraspal yang dibuat dengan aspal polymer elastomer akan memiliki tingkat elastisitas yang lebih tinggi dari campuran beraspal yang dibuat dengan aspal keras. Presentase penambahan bahan tambah( additive) pada pembuatan aspal
polymer harus ditentukan berdasarkan
pengujianlabolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu memang dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif. • Aspal Polymer Plastomer Seperti halnya dengan aspal polymer elastomer, penambahan bahan polymer plastomer pada aspal keras juga dimaksudkan untuk meningkatkan sifat rheologi baik pada aspal keras dan sifat sifik campuran beraspal. Jenis polymer plastomer yang telah banyak digunakan antara lain adalah EVA ( Ethylene Vinyle Acetate),Polypropilene, dan Polyethilene. Presentase penambahan polymer inikedalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan pengujianlabolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan batastertentu penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akanmemberikan pengaruh yang negatif.
Klasifikasi Aspal Aspal keras dapat di klasifikasikan kedalam tingkatan ( grade ) atau kelas berdasarkan tiga sisten yang berbeda, yaitu: Viskositas Viskositas setelah penuaan dan penetrasi. Masing-masing sistemmengelompokan aspal dalam tingkatan atau kelas yang berbeda pula. Dalam pengklasifikasian aspal yang ada, yang paling banyak digunakan adalahsistem pengklasifikasin berdasarkan viskositas dan penetrasi.Dalam sistem viskositas, satuan poise adalah estándar pengukuranviskositas absolut. Makin tinggi nilai poise statu aspal makin kental aspaltesebut.AC-25 ( aspal keras dengan viskositasn250 pose pada temperature 60°C)adalah jenis aspal keras yang bersifat lunak, AC-40 (aspal keras dengan 400 poise pada temperature 60ºC) adalah jenis aspal keras yang bersifat keras.Beberapa Negara mengelompokan aspal berdasarkan viskositas estela penuaan. Ide ini untuk mengidentifikasikan viskositas aspal estela penghamparan di lapangan. Untuk mensimulasikan penuaan aspal selama pencampuran, aspal segar yang akan digunakan dituangkan terlebihdahuludalam oven melalui pengujian Thin Film Oven Test (TFOT) dan Rolling FilmOven Test (RTFOT). Sisa aspal yang tertinggal (residu) kemudian ditentukantingkatannya (grade) berdasarkan fiskositasnya dalam satuan poise. Uji Penetrasi Pada uji ini, sebuah jarum standar dengna beban 10 gram( termasuk berat jarum) ditusukan keatas permukaan aspal, panjang jarumyang masuk kedalam contoh aspal dalam waktu lima detik diukur dalamsatuan persepuluh mili meter (0,1 mm) dan dinyatakan sebagai nilai penetrasiaspal. Semakin kecil nilai penetrasi aspal, semakin keras aspal tersebut.
Sifat-Sifat Kimia Aspal Aspal keras dihasilkan melalui proses destilasi minyak bumi. Minyak bumiyang digunakan terbentuk secara alami dari senyawa-senyawa organik yang telah berumur ribuan tahun dibawah tekanan dan variasi temperatur yang tinggi. Susunan struktur internal aspal sangat ditentukan oleh susunan kimia molekul-molekul yangterdapat dalam aspal tersebut. Susunan molekul aspal sangat kompleks dan dominasi (90 -95% dari berat aspal) oleh unsur karbon dan hidrogen. Oleh sebab itu, senyawaaspal seringkali disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Sebagian kecil, sisanya (5-10%), dari dua jenis atom, yaitu: heteroatom dan logam. Unsur-unsur heteroatom seperti Nitrogen, Oksigen dan Sulfur. Dapat menggantikan kedudukan atom karbon yang terdapat di dalam stuktur molekul aspal. Hal inilah yang
menyebabkan aspal memiliki rantai kimia yang unik dan interaksiantar atom tom ini dapat menyebabkan perubahan pada sifat fisik aspal. Jenis dan jumlah heteroatom yang terkandung didalam aspal sangat ditentukan oleh sumber minyak tanah mentah yang digunakan dan tingkat penuaannya. Heteroatom, terutamasulfur lebih reaktif daripada karbon dan hidrogen untuk mengikat oksigen. Oleh sebab itu, aspal dengan kandungan sulfur yang tinggi akan mengalami penuaan yang lebihcepat dari pada aspal yang mengandung sedikit sulfur. Atom logam seperti vanadium, nikel, besi, magnasium dan kalsium hanyaterkandung di dalam aspal dalam jumlah yang sangat kecil, umumnya aspal hanya mengandung satu persen atom logam dalam bentuk garam organik dan hidroksidanya. Karena susunan kimia aspal yang sangat kompleks, maka analisa kimia aspalsangat sulit dilakukan dan memerlukan peralatan labolatorium yang canggih, dan datayang dihasilkan pun belum tentu memiliki hubung an dengan sifat rheologi aspal.Analisa kimia yang dihasilkan biasanya hanya dapat memisahkan molekul aspaldalam dua grup, yaitu aspalten dan malten. Selanjutnya malten dapat dibagi menjadisaturated, aromatik dan resin. Walaupun begitu pembagian ini tidak dapatdidefinisikan secara jelas karena adanya sifat saling tumpang tindih antara kelompok-kelompok tersebut. Aspalten Aspalten adalah unsur kimia aspla yng padat yang tidak larut dalam n- penten. Aspalten berwarna cokelat sampai hitam yang mengandung karbon dan hidrogendengan perbandungan 1 : 1, dan kadang-kadang juga mengandung nitrogen,sulfur, dan oksigen. Aspalten biasanya deanggap sebagai material yang bersifat polar danmemiliki bau yang khas dengan berat molekul yang cukup berat.Molekul aspalten ini memiliki ukuran antara 5-30 nano meter. Besar kecilnyakandungan aspalten dalam aspal sangat mempengaruhi sifat rheologi aspaltersebut. Peningkatan kandungan aspalten dalam aspal menghasilkan aspal yanglebih keras dengan nilai penetrasi yang rendah, titik lembek yang tinggi dantingkat kekentalan aspal yang tinggi pula. Malten Malten adalah unsur kimia lainnya yang terdapat di dalam aspal selain aspalten.Unsur malten ini dapat dibagi lagi menjadi : a) Resin Resin secara dominan terdiri dari hidrogen dan karbon, dan sedikitmengandung oksigen, sulfur dan nitrogen. Rasio kandungan unsur hidrogenterhadap karbn di dalam resin berkisar antara 1,3 – 1,4. Resin ini memilikiukuran antara 1-5 nanometer, berwarna cokelat, berbentuk semi padat, bersifar sangat polar dan memberikan sifat adesif pada aspal. Didalam aspal,
resin berperan sebagai zat pendispersi aspaltene. Sifat aspal, SOL ( larutan ) atauGEL ( jeli) sangat ditentukan oleh proporsi kandungan resin terhadapkandungan aspalten yang terdapat pada aspal tersebut. b) Aromatik Aromatik adalah unsur pelaryt aspalten yang paling dominan di dalam aspal.Aromatik berbentuk cairan kental yang berwarna cokelat tua dan kandungan di dalam aspal bersifat antara 40% - 60% terhadap berat aspal. Aromatik terdiridari rantai karbon yang bersifat non polar yang didominasi oleh unsur tak jenuh ( un saturated) dan memiliki daya larut yang tinggi terhadap molekulhidrokarbon. c) Saturated Saturated adalah bagian dalam molekul malten yang berupa minyak kentalyang berwarna putih atau kekuning-kuningan dan bersifat non polar. Saturated terdiri dari parafin ( wax) dan non parafin, kandungannya di dalam aspal berkisar antara 5% - 20% terhadap berat aspal. Sifat – Sifat Fisik Aspal Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerjacampuran beraspal antara lain adalah: Durabilitas Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah digunakan sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Halini di sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibatoksidasi dan pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan campuran beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akanmenyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspaltelah mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan inidisebut durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk mengetahui seberapa baik aspal untuk mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat proses penuaan.Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi, titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan pada benda uji yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin FilmOven Test ( TFOT) dan Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir merupakan proses penuaan yang paling banyak di gunakanuntuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal terutama Viskositas dan penetrasi akan berubah bila
aspal tesebut mengalami pemanasan atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik hanya mengalami perubahan. Adesi dan Kohesi Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dankohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesidan kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspalKarena sifat ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitasaspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukanuntuk mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal kerasdengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi yangkurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yangtinggi. Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnyayang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalamair dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air ataukombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuatakan melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yangtejadi sebagai akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali Kepekaan aspal terhadap temperatur Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperatur menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspalterhadap temperatur. Pengerasan dan penuaan aspal Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu: penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang.Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang menentukan kecepatan penuaan. Macam – macam Aspal Aspal Makadam (macadam penetrasi) Aspal yang digunakan untuk menambal tebal kontruksi pondasi dan untuk memperbaharui permukaan. Terdiri dari lapisan batuan dengan butir yanglebih besar diletakan diatas permukaan jalan, dengan tebal kurang lebih 1,5 xukuran batuan terbesar, kemudian
dipadatkan sehingga menjadi kompak danstabil, selanjutnya dipenetrasi agar saling mengikat.Kesalahan aspal macadam :-penggunaan batuan yang tidak benar -penyebaran aspal yang tidak benar Beton Aspal Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas dengan aspal panas dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan.-kepadatan tinggi dengan ruang kosong yang rendah (3-8 %)-kadar aspal rendah (4-6%)-permukaan lapisan lebih tahan lama-mampu menahan
gesekan-permukaannya
rata-pencampurannya
saggat
merata-kekuatan
dan
stabilitasnya yang tinggikesalahan pada aspal beton :-gradasi batuan tidak benar -terlalu banyak aspal-pencampuran aspal terlalu sedikit-batuan tidak cukup kering-kesalahan pelaksanaan penghamparan-kesalahan membuat sambungan Butas (Buton aspal) Aspal yang tergolong aspal batu / rock aspal, banyak di temui di pulau buton, sulawesi tenggara. Bentuknya seperti batu cadas berwarna hitamKesalahan pada butas : -waktu pengeraman terlalu singkat / lama -pengadukan tidak homogen-terjadi segregasi -komposisi campuran tidak benar.
Pengaruh Kandungan Aspal Bagi Kesehatan Hampir semua orang Indonesia mengenal aspal, sebenarnya bahan ini berasal dari residu atau sisa akhir dalam penyulingan minyak yang biasanya disebut ter. Asphalt dan ter adalah barang yang sama, meskipun namanya berbeda. Ter ini mengandung bahan carcinogen yang paling kuat oleh karena itu bahan ini termasuk bahan yang berbahaya. Bahan ini dulunya dibuang tidak ada harganya, tetapi sekarang dijual belikan untuk pembuatan jalan raya. Tetapi karena penggunaannya meluas untuk bikin jalanan di Indonesia, maka unsur bahayanya ditutupi tidak diberitahu meluas kepada masyarakat. Oleh karena itu, kalo anda perhatikan di-negara2 maju, maka pembuatan jalan selalu menggunakan semen beton, bukan jalanan yang terbuat dari asphalt seperti semua jalanan yang ada di Indonesia. Tapi dibeberapa negara maju, asphalt ini juga dibuat campuran khusus untuk membuat jalanan, dan untuk itu hanya mobil atau kendaraan saja yang boleh melaluinya, semua pejalan kaki diharuskan menggunakan sepatu atau sandal agar kulit telapak kakinya tidak berkontak langsung dengan bahan carcinogen ini. Semua negara-negara Arab penghasil minyak selalu membuat jalanannya dari Asphalt
yang agar berkualitas tinggi lebih dulu dicampur dengan bahan khusus dari Amerika sehingga lebih baik dari asphalt biasa. Dari negara2 maju sendiri juga tidak merasa perlu untuk menyebar luaskan info seperti ini, karena mereka bisa menjadikan asphalt ini sebagai bahan komoditi yang dijual kenegara-negara berkembang untuk pembuatan jalan. Pencegahannya sebenarnya juga mudah, yaitu selalu menggunakan alas kaki. Jika aspal ini dibakar hingga lumer dan asapnya berterbangan terhisap sopir-sopir mobil dan lalu lintas lainnya yang melalui jalanan yang dibetulin tsb, bukan lagi terkena kanker kulit tetapi malah jadi kanker paru2. Demikianlah penderita kanker paru2 di Indonesia penyebabnya bukan cuma asap rokok saja, tetapi juga asap aspal yang lagi dimasak.