Pembahasan.docx

  • Uploaded by: Yesy
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,023
  • Pages: 7
Pembahasan Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya. Untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi. Sementara itu, menurut Pelczar & Chan (2007) teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Nutrient Agar (NA) merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri, media ini dipanaskan agar mencair, kemudian sedikit didinginkan sehingga suhunya kira-kira 4050°C, pendinginan ini dilakukan untuk mendapatkan suhu yang ideal sehingga agar tidak mengeras namun tidak terlalu panas yang mengakibatkan kematian koloni yang akan dibiakkan. Kegunaan dari Nutrient Agar adalah untuk kultivasi dan perawatan sebagian besar dari mikroorganisme. Komposisi dari Nutrient Agar adalah agar sebanyak 15 gram, pepton sebanyak 5 gram, NaCl sebanyak 5 gram, ekstrak yeast sebanyak 2 gram dan ekstrak kaldu sebanyak 1 gram (Atlas 1946). Pada praktikum yang dilakukan, meskipun agar sudah didiamkan selama beberapa waktu, agar tetap tidak membeku secara sempurna, hal ini disebabkan karena pada saat pembuatan media Nutrient Agar, larutan Nutrient Agar belum homogen secara sempurna. Sehingga masih ada akuades yang belum tercampur dengan pertikel-pertikel Nutrient Agar.

Golongan bakteri Coli, merupakan jasad di dalam substrat air, bahan makanan, dan sebagainya yang menjadi indikator untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai persamaan sifat. Escherichia sebagai salah satu contoh yang terkenal mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli mula-mula diisolasi oleh Escherich (1885) dari tinja bayi (Suriawiria 2008).

Bakteri Coli dalam jumlah tertentu di dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen. Jika di dalam 100 mL air minum terdapat 500 bakteri Coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteritis yang segera diikuti oleh demam tifus. Escherichia coli pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga dapat tinggal di dalam biader (cystitis), pelvis (ginjal), dan hati, yang dapat menyebabkan diare, peritonistis, meningitis, dan infeksi-infeksi lainnya.

Dalam praktikum mikroorganisme terutama berhubungan erat dengan mikroorganisme tentunya perlu suatu perlakuan khusus baik dari langkah awal sampai langkah akhir,dimana langkah awal ini akan menentukan hasil akhir pengamatan, yakni sterilisasi untuk membebaskan alat dan bahan dari mikroba pengganggu. Adapula fungsi dari teknik berkerja secara aseptic ini adalah: 1. Menghambat penyebaran penyakit dan infeksi 2. Membrantas organisme yang terinfeksi pada inangnya. 3. Menghindari pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme. Mikroba dapat kita kendalikan dengan berbagai cara.semua itu bertujuan untuk meminimalisasi,mengurangi resiko kesalahan data,yang hendak dicapai.

KESIMPULAN

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditari dari praktikum ini yakni sebagai berikut: 1.Keterampilan dalam menggunakan media sangat dibutuhkan dalam melakukan percobaan untuk mendapatkan hasil yang ingin di capai. 2.Proses aseptik ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan, menggunakan bunsen dan alat yang hendak disterilkan dipanaskan memutar merata. 3.Pada saat proses pemindahan media jamur harus dilakukan secara steril dengan mendekatkan media PDA dan cawan petri pada bunsen.

4. Jika alat dan bahan yang digunakan tidak steril maka mikroba yang hendak dibiakan akan mengalami kegagalan. 5. Pada saat praktikum dilakukan praktikan harus menggunakan perlengkapan laboratorium dengan lengkap agar media pembiakan tidak terkontaminasi. Anonim. 2006. Pengendalian mikroorganisme. http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/pengendalianmikroorganisme/. Diakses tanggal 10 april 2013 Pelczar MJ & ECS Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Ratna SiriHadioetomo dkk, penerjemah. Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari Dasar-Dasar Mikrobiologi 1,Universitas Indonesia Press. Jakarta. Suriawiria, Unus. 2008. Mikrobiologi Air. Bandung: PT. Alumni. Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor Oram, R.F. S., Paul. J. Hummer, Jr. 2001. Biology Living System. Glencoe Division Mc Millan Company. Waterville. Pembahasan Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung, baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya. Untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi. Sementara itu, menurut Pelczar & Chan (2007) teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Nutrient Agar (NA) merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri, media ini dipanaskan agar mencair, kemudian sedikit didinginkan sehingga suhunya kira-kira 4050°C, pendinginan ini dilakukan untuk mendapatkan suhu yang ideal sehingga agar tidak mengeras namun tidak terlalu panas yang mengakibatkan kematian koloni yang akan dibiakkan. Kegunaan dari Nutrient Agar adalah untuk kultivasi dan perawatan sebagian besar dari mikroorganisme. Komposisi dari Nutrient Agar adalah agar sebanyak 15 gram, pepton sebanyak 5 gram, NaCl sebanyak 5 gram, ekstrak yeast sebanyak 2 gram dan ekstrak kaldu sebanyak 1 gram (Atlas 1946). Pada praktikum yang dilakukan, meskipun agar sudah didiamkan selama beberapa waktu, agar tetap tidak membeku secara sempurna, hal ini disebabkan karena pada saat pembuatan media Nutrient Agar, larutan Nutrient Agar belum homogen secara sempurna. Sehingga masih ada akuades yang belum tercampur dengan pertikel-pertikel Nutrient Agar.

Golongan bakteri Coli, merupakan jasad di dalam substrat air, bahan makanan, dan sebagainya yang menjadi indikator untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai persamaan sifat. Escherichia sebagai salah satu contoh yang terkenal mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli mula-mula diisolasi oleh Escherich (1885) dari tinja bayi (Suriawiria 2008).

Bakteri Coli dalam jumlah tertentu di dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen. Jika di dalam 100 mL air minum terdapat 500 bakteri Coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastroenteritis yang segera diikuti oleh demam tifus. Escherichia coli pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh sehingga dapat tinggal di dalam biader (cystitis), pelvis (ginjal), dan hati, yang dapat menyebabkan diare, peritonistis, meningitis, dan infeksi-infeksi lainnya.

Dalam praktikum mikroorganisme terutama berhubungan erat dengan mikroorganisme tentunya perlu suatu perlakuan khusus baik dari langkah awal sampai langkah akhir,dimana langkah awal ini akan menentukan hasil akhir pengamatan, yakni sterilisasi untuk membebaskan alat dan bahan dari mikroba pengganggu. Adapula fungsi dari teknik berkerja secara aseptic ini adalah: 1. Menghambat penyebaran penyakit dan infeksi 2. Membrantas organisme yang terinfeksi pada inangnya. 3. Menghindari pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

Mikroba dapat kita kendalikan dengan berbagai cara.semua itu bertujuan untuk meminimalisasi,mengurangi resiko kesalahan data,yang hendak dicapai. Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method). Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi mikrobia pada prinsipnya adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan pada media padat. Pada media padat ini selsel akan membentuk suatu koloni sel yang tetap. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media pada beberapa tempat yang terpisah maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya.

Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya. Dwidjoseputro, S. 1998. Mikrobiologi Pangan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta. PT Gramedia. Indra. 2008. Pembuatan Medium .http://www.pdfcoke.com/doc/39590242/Pembuatan-Medium-AgarMiring-5. Diakses pada tnggl 14 April 2013 Pukul 14.04. Schlegel, 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta. Universitas Indonesia Press. Sudaryanto. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Gramedia Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta. Rineka Cipta. Volk, dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga. Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Ratna Hadietomo, 1990). Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging, trifton, darah dan juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks. Sebagai lawannya kita aduk medium yang masing-masing medium yang ditentukan. Medium sintetik mungkin sangat rumit atau atau sangat berbeda sesuai dengan mikroorganisme tertentu yang hendak ditumbuhkan untuk sebagian besar medium sintetik hanya digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dilaboratorium penelitian. Banyak medium saringan lain yang serupa dengan kaldu yang mengandung makanan (Pelozar, 1996).

eran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air€, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru” (Arfiandi. 2009).

Simpulan Dalam praktikum mikrobiologi pangan terdapat berbagai macam alat-alat yang harus kita ketahui fungsi dan cara pengerjaannya agar praktikum mikrobiologi pangan dapat dilakukan dengan baik dan benar. Alat-alat laboratorium yang harus kita pelajari adalah mikroskop, cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, ball pipet, ose, bunsen, erlenmeyer, gelas ukur, spatula, pipet tetes, objek glass dan cover glass, tabung durham, dan beaker glass. Pada praktikum dan pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benarbenar aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala macam bentuk kehidupan terutam mikro organism. Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Untuk memperoleh kondisi yang steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah dengan menggunakan panas, metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2 cara, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah. Sterilisasi tidak hanya dilakukan terhadap alat-alat laboratorium saja, tetapi ruangan dan tempat kerja pada pengerjaan mikrobioogi harus steril juga.

More Documents from "Yesy"