BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan oleh Farah Hafizhah (151424012) 1. Humidifikasi Percobaan dilakukan dengan proses humidifikasi tanpa pemanasan. Proses humidifikasi dilakukan pada 3 variasi laju alir air yaitu berturut-turut 75 L/jam, 150 L/jam, dan 225 L/jam. Dan dilakukan 2 variasi laju alir udara yaitu berturut-turut 51.903 L/s dan 65.906 L/s. Dilakukan pengukuran suhu setiap 5 menit selama 45 menit untuk proses humidifikasi dan setiap 5 menit selama 30 menit untuk proses dehumidifikasi. Dapat dilihat bahwa pada gambar 4.4, diketahui bahwa pada menit ke-15, nilai selisih humiditasnya lebih besar dibandingkan pada laju alir 75 L/h maupun 225 L/h. Hal ini disebabkan oleh pertambahan laju alir air yang menyebabkan packing dalam kolom humidifikasi akan semakin banyak terbasahi oleh air dan menyebabkan kontak antara udara dan air lebih besar, sehingga terjadi penambahan uap air yang terbawa oleh udara. Pada gambar 4.1, 4.2, dan 4.3, dapat dilihat baha penggunaan laju alir udara yang lebih tinggi yaitu 65.906 L/s menghasilkan nilai selisih humiditas yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh pertambahan laju alir udara yang menyebabkan kemampuan tampung uap air dalam udara semakin tinggi.
2. Dehumidifikasi Pada proses dehumidifikasi dilakukan proses dehumidifikasi tanpa pemanasan. Proses dehumidifikasi dilakukan variasi laju alir air udara berturut-turut 51.903 L/s dan 65.906 L/s. Proses dehumidifikasi dilakukan dengan cara mengkontakkan udara dengan absorben berupa silika gel yang terdapat pada kolom dehumidifikasi yang mampu untuk menyerap uap air yang terdapat dalam udara sehingga terjadi penurunan kelembaban. Pada tabel 5, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan kelembaban. Dimana secara
teoritis,
seharusnya
pada
proses
dehumidifikasi
terjadi
penurunan
kelembaban. Hal ini disebabkan oleh absorben (silika gel) yang terdapat pada kolom belum diregenerasi. Silika gel harus diregenerasi dengan cara menghangatkannya pada oven atau dijemur di terik matahari untuk membuang kelembabannya. Adanya kontak udara masuk dengan rentang suhu 34-38℃ dengan absorben, menyebabkan terjadinya pelepasan massa uap air dari absorben karena pemanasan. Sehingga kelembaban pada aliran udara keluar nilainya bertambah. Pada tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai entalpi rata-rata mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh temperatur keluar hampir semuanya lebih dingin daripada temperatur yang masuk. Pada tabel 7, dapat dilihat pula bahwa nilai entalpi yang diperoleh berdasarkan perhitungan dan grafik memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Nilai entalpi yang diperoleh berdasarkan perhitungan lebih presisi dibandingkan dengan metode grafik.
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan oleh Farah Hafizhah (151424012) 1. Selisih humiditas terbesar pada proses humidifikasi diperoleh sebesar 0.0066 kg H2O/kg udara kering pada laju alir 75 L/h dan laju alir udara 65.906 L/s. Hal ini disebabkan oleh semakin besar laju alir air yang digunakan, maka packing dalam kolom humidifikasi yang terbasahi akan semakin banyak sehingga kontak udara dan air lebih besar. 2. Selisih entalpi terbesar pada proses dehumidifikasi diperoleh sebesar 3.84709 kJ/kg pada laju alir udara 65.906 L/s, namun, nilai entalpi rata-rata pada proses dehumidifikasi mengalami penurunan yang diakibatkan suhu aliran keluar lebih rendah dibandingkan suhu aliran yang masuk.