5.2 Manfaat Minuman Kencur sebagai Antioksidan Kencur merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat untuk pencegahan penyakit. Kencur dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman kesehatan karena mengandung senyawa kimia antara lain minyak atsiri, etil parametoksi sinamat, kamfer, borneol, sineol, penta dekana, dan etil para metoksi sinamat yang merupakan senyawa turunan sinamat (Inayatullah, 1997). Salah satu nilai fungsional tersebut adalah adanya senyawa antioksidan. Antioksidan adalah suatu zat yang dapat menghambat atau memperlambat proses oksidasi oleh radikal bebas (Hernani dan Raharjo, 2005). Zat antioksidan dapat berupa vitamin E dan C maupun senyawa seperti fenol yang banyak ditemukan dalam rempah-rempah, salah satunya adalah kencur. Selain itu kencur juga berfungsi sebagai obat yang bersifat analgetikum yaitu dapat meredakan rasa sakit, misalnya pada rematik, merangsang keluarnya gas perut (karminativum), menghangatkan badan mencegah masuk angin, batuk, dan lain-lain. Hasil penelitian Hapsah dan Hasanah (2011), menginformasikan bahwa hasil skrining fitokimia ekstrak etanol rimpang kencur terdeteksi mengandung senyawa kimia golongan flavonoid, polifenol, tannin, kunon, dan monoterpen atau seskuiterpen. Penelitian lain menyebutkan bahwa metabolit sekunder yang terdapat pada kencur antara lain alkaloid, saponin flavonoid, steroid, dan kuinon (Fitriyani, 2009). Berdasarkan penelitian tersebut , menunjukkan bahwa flavonoid terdapat dalam rimpang kencur. Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman (Rajalakshmi, 2012). Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom hdrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon (Cupett, 1954). Tanaman yang mengandung senyawa flavonoid dapat digunakan sebagai antikanker, antioksidan, antiinflamasi. Antialergi, dan antihipertensi. Peran terpenting flavonoid dari sayuran dan buah segar adalah mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan stroke (Safitri, 2004). Menurut Sarastani (2002), kebanyakan sumber
antioksidan alami adalah tanaman yang mengandung senyawa fenol yang tersebar di seluruh bagian tanaman baik di kayu, biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuk sari. Suatu tamanan dapat memiliki aktvitas antioksidan apabia mengandung senyawaan yang mampu menangkal radikal bebas seperti fenol dan flavonoid. Berbagai manfaat kencur dalam bidang fitofarmaka membuat para peneliti melakukan research untuk mengetahu kandungan senyawa aktif dan aktvitas antioksidan pada kencur. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan maserasi tanpa adanya hidrolisis dan partisi. Pada penelitian Kaur, et. al (2014), menggunakan variasi pelarut dengan empat macam variasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak etanol, methanol, etil asetat dan air dari rimpang kencur berturut- turut memiliki aktivitas inhibisi (IC50) sebesar 490 µ/mL, 590 µ/mL, 640 µ/mL, 720 µ/mL. Adapun standar yang dipakai pada penelitian ini adalah vitamin C (asam askorbat) dengan nilai IC50 sebesar 230 µ/mL. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kasar rimpang kencur yang paling mendekati standar adalah pelarut etanol dengan IC 50 490 µ/mL.
DAFTAR PUSTAKA Cuppett, S., M. Schrepf. & C. Hall III. (1954). Natural Antioxidant – Are They Reality. Dalam Foreidoon Shahidi : Natural Antioxidants, Chemistry, Health Effect and Applications, Champaign :AOCS Press. Fitriyani, A. 2009. Uji in vitro Ekstrak Air dan Etanol dari Buah Asam Gelugur, Rimpang Lengkuas, dan Kencur sebagai Inhibitor Aktivitas Lipase Pankreas. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bogor: Institut Pertanian Bogor Hapsah dan Yaya Hasanah. 2011. Budidaya Tanaman Obat Dan Rempah. Medan: USU Press. Hernani dan Raharjo, M., 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Cetakan I, Jakarta: Penebar Swadaya Inayatullah. M. S.1997. Standarisasi Rimpang Kencur dengan Parameter Etil Para Metoksi sinamat. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. Kaur, S.P., R. Rao., and S. Nanda. 2011. Amoxicillin: A Broad Spectrum Antibiotic. International J. of Pharmacy and Pharmaceutical Sci. Vol. 3, Issue 3:33-37. India. Rajeshwari, S, & Jyoti, S. (2012). Evaluation of Phytochemical Constituent in Convention and Non Convention Spesies of Curcuma. 3, (8), 203:204. [Online] Tersedia :http///. Irjponline.com. Safitri, E. S. 2004. Rahasia Tumbuhan Berkasiat Obat Perspektif Islam. Malang: UIN-Press. Sarastani,D., T.Suwarna, Soekarto, R.Tien, R.Muchtadi, D.Fardiaz dan A.Apriyanto. 2002. Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Biji Atung. Malang: Teknologi dan Industri Pangan Universitas Sumatra Utara.