PEMBAHASAN
Kriteria penilaian kesegaran cumi (pengamatan struktur tubuh) Dari hasil pengamatan cumi-cumi memiliki bentuk silinder dan berwarna putih keunguan. Pada bagian kepala terdapat tentakel-tentakel penangkap mangsa,memiliki tinta yang berwarna ungu gelap,bagian badannya licin, tidak bersisik dan tidak bertulang. STRUKTUR ANATOMI CUMI CUMI
Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir.
Mulut : tempat masuknya makanan.
Mata : sebaga alat penglihatan
Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.
Anus : mengeluarkan sisa metabolisme.
Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan lambung.
Insang : sebagai organ pernapasan.
Lambung : sebagai bagian dari organ pencernaan.
Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
Ovarium : penghasil sel telur.
Rektum : sebagai bagian usus belakang yang membuka ke anus.
Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta.
Tinta akan di semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / beretemu pemangsa/predator.
Dari hasil pengamatan yang di dapat berdasarkan hasil pengamatan pada mata cumicumi mempunyai bentuk mata yang bening dan cekung . Apabila dilihat dari mata, pada tebel hasil pengamatan didapat bahwa cumi yang segar memiliki mata yang jernih, yaitu mata yang cemerlang dengan mata cumi masih cembung sedangkan pada cumi yang tidak segar, matanyapun tidak segar yaitu mata ikannya redup, tenggelam dan tertutup lendir. Setelah mengamati mata beralihlah pada kulit cumi-cumi yang licin dan berlendir, cumi-
cumi tidak memiliki sisik atau kulit serta tidak bertulang tetapi hanya tubuh bagian tertentu saja yang dapat dimakan seperti tentakel dan badannya. Saat mengamati tekstur daging dari cumi, daging cumi bertekstur kenyal , cumi-cumi teksturnya lentur, dan saat ditekan semua sample cumi dagingnya cepat pulih ketempat semula (bersifat elastis). Keadaan cumi berdasarkan tektur ini menandakan ikan masih layak untuk dikonsumsi walupun ada yang sudah tidak segar. Pada cumi-cumi teksturnya empuk sehingga ketika ditekan lama untuk kembali seperti semula. Keadaan cumi berdasarkan tektur ini menandakan cumi masih layak untuk dikonsumsi walupun ada yang sudah tidak segar. Warna dari daging cumi sendiri berwarna pink keunguan, warna cumi yang baik atau segar yaitu warna dari setiap masingmasing cumi sesuai dengan jenis cumi yang nampak cemerlang. cumi yang sudah tidak segar akan berwarna pucat, tidak bening lagi (kusam) bahkan warnanya sampai ada yang putih pucat. Pada aroma cumi cumi yang sudah amati dengan indra penciuman, bau/aroma dari cumi amis menyengat hal itu dikarenakan cumi mulai mengalami proses pembusukan karena semakin hari laju kemunduran mutu bau cumi-cumi akan semakin membusuk dikarenakan bau yang timbul akibat terakumulasinya basa-basa yang menguap proses dekomposisi oleh mikroorganisme
Uji BDD (Berat yang Dapat Dimakan)
Pada praktikum kali ini kami menghitung BDD (berat yang dapat dimakan). Pada praktikum kali ini terlihat bahwa dari setiap masing-masing ikan memiliki bagian daging yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan, seperti ekor ikan, tulang ikan, dan atau bahkan kepala ikan, bahkan kulit seperti pada udang. Setelah kami menyayat dan memisahkan bagian-bagian ikan yang bisa dimakan serta tidak bisa dimakan, maka kami akan mendapatkan presentase berat daging terhadap berat utuh. Menghitung BDD yaitu dengan cara : (berat yang bisa dimakan/berat utuh × 100%) Masing-masing sample ikan memiliki presentase yang berbeda-beda terhadap berat utuhnya, ini tergantung pada banyaknya bagian-bagian yang nantinya tidak bisa dimakan. Untuk perhitungan BDD pada cumi-cumi dan udang terlebih dahulu dihitung berat utuh dari masing-masing ikan (cumi-cumi). Cumi-cumi memiliki berat utuh sebesar 370 gr. Setelah daging cumi-cumi dipisahkan dari isi perut,insang,dan kepala bagian yang dapat dimakan yaitu badan cumi seberat 205 gr dan tentakel cumi seberat 90 gr dan dijumlahkan
antara kedunya diperoleh berat bersih sebesar 295 gr. Sehingga dapat dihitung dengan rumus berat bersih cumi-cumi (295 gr) dibagi dengan berat utuh cumi-cumi (370 gr) dan dikalikan 100% sehingga memperoleh hasil sebesar 79,73%. Berat utuh = 370 gram BDD = - Berat badan cumi
= 205 gram
- Berat tentakel cumi = 90 gram Berat bersih
+
= 295 gram
Persentase BDD = 295 X 100% = 79,73 % 370 Rumus untuk menghitung persentase BDD (Berat yang Dapat Dimakan)
BDD = Berat bersih X 100% Berat utuh
Uji H2S
Untuk mengetahui kualitas atau kesegaran cumi-cumi dan udang dapat di uji dengan larutan pb-asetat yaitu dengan meletakkan daging cumi-cumi dan udang sebesar biji kacang tanah diatas cawan petri kemudian ditutup dengan kertas saring lalu ditetesi dengan larutan pb-asetat dan ditutup dengan cawan petri tetapi dibiarkan sedikit terbuka, tunggu hingga 35 menit. Setelah 3-5 menit pada kertas saring yang menutupi daging cumi-cumi tersebut tidak terdapat warna coklat atau warna daging cumi yang telah ditetesi dengan pb-asetat tidak berubah warna, warnanya tetap pink keunguan yang menandakan daging cumi masih segar karena warna daging cumi tidak berubah atau tidak terjadi pencoklatan. Apabila ada
pencoklatan pada kertas saring menandakan adanya H2S dari hasil pembusukan daging. Sedangkan tidak adanya pencoklatan menandakan tidak adanya H2S daging tetap berwarna seperti semula menandakan daging masih segar. https://nurlizaaini.wordpress.com/2012/12/27/daftar-kandungan-bahan-makanan/ http://marinamoy.blogspot.co.id/2011/04/karakteristik-dan-morfologi-cumi-cumi.html http://pertaniankusukses.blogspot.co.id/2015/03/laporan-praktiukum-pengamatan-daging.html