Pembahasan Gerak Bakteri.docx

  • Uploaded by: hilda
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan Gerak Bakteri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 587
  • Pages: 3
Pembahasan Gerak Bakteri Pada pengamatan gerak bakteri ini dilakukan dengan cara metode tetesan bergantung. Metode ni digunakan karena bakteri yang diamati akan terlihat bergerak apabila dalam keadaan motil atau bakteri yang memiliki flagel yang diletakkan pada kaca benda yang berbentuk cekung sehingga bakteri yang terletak pada tetesan alkohol dapat dilihat dan mudah dilakukan. Menurut Michael, dkk (2015) metode tetesan bergantung merupakan metode yang digunakan untuk pemeriksaan organisme hidup yang tersuspensi dalam zat alir. Untuk mengurangi penguapan dan meniadakan aliran udara tetesan dilingkari dengan jeli petroleum agar kaca tertutup rapat. Namun dalam praktikum kali ini tidak dilakukan hal tersebut. Bakteri yang bersifat motil adalah bakteri yang dapat bergerak karena struktur dari bakteri tersebut memiliki flagelum. Flagelum merupakan embel-embel seperti rambut yang teramat tipis mencuat menembus dinding sel dan bermula dari tubuh dasar. Flagelum meiliki tiga bagian yaitu tubuh dasar, struktur seperti kait, dan sehelai diluar panjang diluar dinding sel. panjang flagelum biasanya lebih panjang dari selnyanamun diameternya lebih kecil dari selnya yaitu 10 sampai 20nm (Michael, dkk., 2015). Tidak semua bakteri mempunyai flagelum banyak spesies basilus dan spirilum memilikinya, tapi flagelm jarang ditemukan pada bakteri kokus (Kayzer, dkk., 2005). Motilitas bakteri dapat disebabkan karena bakteri memiliki flagel (gerak aktif) atau pun karena faktor dari luar (Gerak Brown). Gerak Brown merupakan gerakan secara acak yang disebabkan karena adanya benturan dari molekul-molekul dalam medium (Soemarno, 2000). Pada praktikum yang telah dilakukan proses fiksasi kaca benda sebelum diletakkan aquades dan bakterinya hal ini dikarenakan agar kaca benda yang digunakan benar-benar steril tidak ada mikroorganisme yang ikut menempel pada keca benda sehingga dalam proses pengamatan gerak bakteri ini dapat terlihat dengan mudah dan tidak terganggu (Jutono, dkk., 1980). Kemudian pada praktikum ini juga digunakan alkohol yang steril hal tersebut juga digunakan agar tidak ada mikroorganisme lain yang dapat bercampur dengan bakteri pengamatan sehingga akan mengganggu pengamatan (Puti, dkk., 2017).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada bakteri yang diberi identitas A bakteri tersebut tidak menunjukkan bergerak dan berwarna transparan. Padahal pada pengamatan praktikum sebelumnya tentang morfologi bakteri, bakteri yang telah kami beri identitas A adalah bakteri berjenis basil yang biasanya memiliki flagel dan bersifat motil sehingga dapat bergerak. Hal tersebut kemungkinan bakteri tersebut memang jenis bakteri basil yang tidak motil dan tidak memiliki flagela atau terlalu lama saat fiksasi diatas api dan kaca benda dalam keadaan panas sehingga seluruh bakteri mati, atau juga karena faktor dari luar karena kaca benda yang digunakan tidak dilingkari dengan jeli petroleum sehingga kurang rapat. Kemudian untuk warna bakteri yang transparan hal itu karena bakteri tersebut tidak berwarna dan dalam teknik tetesan bergantung ini tidak melalui proses pewarnaan bakteri. Kemudian untuk bakteri yang diberi identitas B, tidak dapat ditemukan. Berdasarkan praktikum pengamatan morfologi sebelumnya bakteri yang diberi identitas B ini termasuk jenis bakteri kokus, artinya bakteri ini jarang ditemukan yang memiliki flagelum dan bersifat tidak motil. Kemungkinan bakteri B ini tidak bisa ditemukan dimungkinkan karena beberapa sebab seperti bakteri tersebut adalah bakteri berjenis kokus yang tidak motil dan memiliki warna yang transparans sehingga sulit untuk diamati struktur tubuh bakteri tersebut, atau kurangnya pengambilan inokulum dari koloni bakteri sehingga belum ada bakteri yang terambil, atau juga karena mikroskop yang dipakai dalam kondisi kurang baik sehingga mempersulit pengamatn bakteri ini.

Michael,J., Pelczar, Jr., Chan, E.S.C. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press Kayzer, F.H., Biens, K.A., Ekert,J., Zinkernagel, R.M. 2005.Medical Microbiology. NewYork: Kayser, Medical Microbiology Thieme Jutono, Hartadi, S., Siti, K. S., Susanto, dan Suhadi. 1980. Mikrobiologi Umum. UGM-Press. Yogyakarta. Puti, M.H., Sukini, Yodong. 2017. Mikrobiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia Soemarno. 2000. Identifikasi Bakteri Klinik. Aak. Yogyakarta: Depkes RI.

Related Documents

Gerak
October 2019 50
Pembahasan
August 2019 65
Pembahasan
July 2020 39
Mekanika Gerak
June 2020 50

More Documents from "tembokbatu20"