Pembahasan Fix Morfo.docx

  • Uploaded by: Femi Mega Lestari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan Fix Morfo.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 728
  • Pages: 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN morfologi dan pengukuran Pada praktikum pengamatan morfologi koloni bakteri dan pengukuran sel bakteri ini, kami memperoleh biakan bakteri di bawah tong sampah kanopi FIS-BIO dan kami tumbuhkan pada medium lempeng yang diberi medium padat berupa nutrisi agar, lalu kami inkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37 derajat selcius. Setelah itu, kami mengamati medium lempeng tersebut, namun tidak hanya koloni bakteri saja yang terdapat di medium lempeng tersebut, namun juga terdapat khamir dan jamur. Kami memperoleh banyak koloni bakteri dengan morfologi yang berbeda-beda, namun yang akan kami amati hanya 2 koloni bakteri saja yang memiliki morfologi berbeda. Bakteri merupakan golongan prokariot. Salah satu karakteristik utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan penataan selnya. Berbagai ciri ini mencakup morfologi sel. Menurut Darkuni (2001) dalam Pelczar dan Chan (1986) bahwa ukuran, bentuk, serta penataan merupakan ciri morfologi kasar suatu spesies bakteri dan penampakan bagian-bagian struktur sel bakteri yangdisebut struktur sel halus dan bukan lagi morfologi kasar. Beberapa sifat morfologi bakteri sangat penting dalam hubungannya dengan pertumbuhannya pada makanan dan ketahanannya terhadap pengolahan makanan. Sifat-sifattersebut misalnya bentuk dan pengelompokan sel, susunan dinding sel, pembentukan kapsul dan pembentukan endospora, struktur bakteri serta sifat-sifatlainnya termasuk pembentukan flagella (Fardiaz, 1992). Menurut Dwijoseputro (1978), sifat-sifat khusus suatu koloni dalam medium padat pada agar-agar lempengan memiliki bentuk titiktitik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelah- belah, bergerigi, berbenangbenang dan keriting. Bentuk sel koloninya berupa kokus. Pada pengamatan morfologi koloni bakteri 1 (satu) diperoleh warna koloni berwarna putih, bentuk koloni bundar, tepi koloni licin, elevasi koloni cembung, koloni mengkilat, koloni memiliki diameter 4,2 mm, koloni pekat, dan jumlah koloni 51. Sedangkan pada koloni bakteri 2 (dua ) memiliki warna putih suram , bentuk koloninya tidak beraturan, tepi koloni slitiat, elevasi koloninya datar, diameter koloni 14,4 mm, tidak pekat, dan jumlah kolloninya hanya 11saja. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni. Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan

penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni. Dapat juga dilihat dari elevasi koloni bakteri yang bisa berupa datar, timbul, cembung, sepertitetesan, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh ke dalam medium, dan seperti kawah (Kusnadi, 2003). Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai β€œkoloni morfologi” khas bagi tiap jenis bakteri. Selain mengamati morfologi koloni bakteri, kami juga melakukan pengamatan terhadap pengukuran sel bakteri. Untuk hasil pengamatan pada sel bakteri 1 (satu) pengukuran yang pertama pada 6 skala dengan perbesaran 1000 diperoleh hasil 6,153846 πœ‡π‘š. Pengukuran yang kedua pada 3 skala dengan perbesaran 400 diperoleh hasil 7,5 πœ‡π‘š. Dan yang ketiga pada 2 skala dengan perbesaran 400 diperoleh hasil 5 πœ‡π‘š. Sedangkan pada sel bakteri 2 (dua) pengukuran yang pertama pada 5 skala dengan perbesaran 1000 diperoleh hasil 5,128205 πœ‡π‘š. Pengukuran yang kedua pada 5 skala dengan perbesaran 1000 diperoleh hasil 5,128205 πœ‡π‘š. Dan yang ketiga pada 5 skala dengan perbesaran 1000 diperoleh hasil 5,128205s πœ‡π‘š. Ukuran diameter yang kami dapatkan memiliki perbandingan yang cukup besar dengan yang dinyatakan oleh Pelczar (1986). Hal ini terjadi karena beberapa factor yang mempengaruhi seperti umur dari biakan, keadaan medium yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri itu sendiri. Hal ini sepadan dengan pendapat Dwidjoseputro (1978) bahwa bentuk tubuh bakteri itu terpengaruhi oleh keadaan medium dan usia. Oleh karena itu, untuk membandingkan bentuk serta ukuran sel bakteri perlu diperhatikan bahwa kondisi bakteri itu harus sama, temperature dimana biakan itu disimpan juga harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya apapun harus sama, dan usia biakan juga harus sama.

Daftar rujukan

Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang: Pendidikan Nasional. Dwidjoseputro, D., Prof.,Dr. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UIPress.

Related Documents

Pembahasan Farkol 8 Fix
October 2019 11
Pembahasan
August 2019 65
Pembahasan
July 2020 39

More Documents from "DelimaMarlinaManalu"