Pembahasan Batang Boesenbergia Rotunda.docx

  • Uploaded by: Maghfira Selia I
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan Batang Boesenbergia Rotunda.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 506
  • Pages: 2
Pembahasan batang Boesenbergia rotunda 1. Anatomi B. Rotunda termasuk tumbuhan monokotil atau memiliki 1 keping biji. Batang monocot berbeda dalam beberapa cara dari pola yang dijelaskan untuk batang dikotil. Satu perbedaan utama adalah bahwa ikatan vaskular cenderung tersebar di seluruh batang bukan di dalam cincin. Istilah empulur dan korteks biasanya tidak digunakan ketika bundel tersebar; sebagai gantinya, istilah jaringan tanah digunakan untuk semua jaringan parenkim di sekitar bundel vaskular. Jika membandingkan bentuk batang monokotil dan batang yang dikotil, salah satunya hal pertama yang diperhatikan adalah bahwa batang monokotil adalah sekitar diameter yang sama di dekatnya puncak seperti pada dasarnya. Bentuk ini terutama disebabkan oleh aktivitas penebalan primer meristem (PTM), yang tidak ada dalam batang dikotil. PTM unik dalam berkontribusi untuk keduanya elongasi dan pertumbuhan lateral, karakteristik yang dihasilkan dari bentuk seperti payung , SAM dan meristem utama juga ada dalam tips ini.(Zaico, 2014) Pada batang B. Rotunda ditemukan adanya komponen non-protoplasmik berupa tetesan-tetesan minyak. Komponen ini berada pada bagian korteks. 2. Morfologi B.rotunda adalah abadi dengan batang pendek yang digantikan oleh pseudostems, dibentuk oleh daun selubung tumbuh hingga 50 cm. Ada 3–4 daun yang memiliki lebar 7–11 cm dan panjang 25–50 m, yang tidak dibagi, bentuk oval atau memanjang. Permukaan rimpang berwarna coklat muda dan kuning di dalam, bulat telur-bulat, dan sangat aromatik. Rimpangnya jari-jari terlihat mirip yang tumbuh dari bagian tengah (Ongwisespaiboon dan Jiraungkoorskul, 2017). B. Rotunda memiliki perawakan herba karena batangnya mengandung sedikit jaringan kayu, sehingga mati sampai pada pangkalnya pada akhir musim tumbuhnya, tanpa bagian-bagian yang tertinggal diatas permukaan tanah(Sulisetijono dkk., 2013) Bentuk irisan melintang batang adalah bulat dan memiliki permukaan batang yang halus. Arah tumbuh batang menjalar. Batang berbaring, tetapi dari buku-bukunya keluar akar. Pada tanaman B. Rotunda, arah tumbuh cabang simpodial karena meristem apikal dari kuncup terminal tidak berfungsi sebagai meristem atau berhenti tumbuh, namum berdiferensiasi menjadi parenkim. Cabang berkembang dari kuncup aksilar diketiak daun terdekat dibawah meristem apical dan menggantikan sumbu sebelumnya. Akibatnya sumbu batang tersusun secara berkesinambungan. Berdasarkan pola pertumbuhan cabang, arah cabang, dan penampakan morfologi pada sumbu- sumbu vegetatif, tanaman B.Rotunda termasuk kelompok tumbuhan sumbu vegetative semuanya ekivalen dan ortotrop. Model arsitekturnya adalah Tomlinson, yaitu sumbu batang ortotrop akan membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak di bagian batang di bawah tanah. Sumbu baru tersebut ekivalen denan sumbu induk dan membentuk perakaran sendiri. Pembentukan sumbu baru atau kaulomer itu bisa terjadi berulang kali. Batang B. Rotunda terspesialisasi menjadi rimpang (Rhizoma), yaitu batang yang tertanam dalam tanah yang tumbuh secara horizontal. Terdapat ruas dan buku, daun yang melekat pada buku berupa sisik yang sangat tipis dan tidak berwarna hijau, dan ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul diatas tanah sekanjutnya bisa menjadi tumbuhan baru. Pada batang B. Rotunda, rimpang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan yang berupa minyak (Sulisetijono dkk., 2013)

Zaico,R. 2014. The Shoot System I: The Stem, (http://wwwplb.ucdavis.edu/), diakses 17 Mei 2018 Sulisetijono, Kartini, E., Sulasmi, E.S., Sunarmi, dan Saptasari, M. 2013. Bahan Ajar Struktur dan Perkembangan Tumbuhan 1. Malang : Universitas Negeri Malang Ongwisespaiboon, O. dan Jiraungkoorskul, W. 2017. Fingerroot, Boesenbergia rotunda and its Aphrodisiac Activity : Pharmacognosy Reviews

Related Documents

Batang
June 2020 21
Batang Tubuh
April 2020 22
Pembahasan
August 2019 65
Pembahasan
July 2020 39
Batang Sinus.pptx
December 2019 19

More Documents from "aryawp"

Analisis Jurnal.docx
November 2019 16
Idha.docx
November 2019 23
Pembahasan.docx
November 2019 19
Diskusi Lichens.docx
November 2019 40