Pembahasan Muhammad Akhid Maulana Akbar (171411053) Pada praktikum kali ini dilakukan absorbsi yang merupakan salah satu prose separasi dalam proses industri kimia dengan menggunakan fasa cair sebagai absorber dan gas sebagai fasa terlarutnya. Proses absorbsi seperti ini disebut sebagai absorbsi cair-gas. Praktikum ini mempunyai tujuan untuk dapat memahami prinsip absorbsi dan proses kerjanya, dapat menghitung laju kecepatan absorbsi gas CO2 kedalam air, dan menghitung jumlah CO2 bebas didalam air. Larutan NaOH 0,1 N diumpankan dari bagian atas kolom dengan menggunakan spray, sedangkan udara yang mengandung CO2 diumpankan dari bagian bawah kolom. Sistem Spray digunakan untuk memeperkecil partikel air yang memasuki kolom dan dengan bantuan packing, maka luas permukaan dan waktu kontak akan bertambah. Pada praktikum ini kami menganalisa penyerapan CO2 oleh NaOH dengan hanya memvariasikan variabel waktu kontak, sedangkan variabel lainnya konstant. Reaksi yang terjadi addalah sebagai berikut : CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq) NaOH(aq) + NaHCO3 → Na2CO3(s) + HO(l)
+
CO2(g) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(s) + H2O(l) Setelah alat dan bahan sudah disiapkan, selanjutnya mengatur laju alir air sebesar 4 L/min, karena apabila terlalu besar dikhawatirkan air akan terlalu penuh dan membanjiri kolom. Lalu mengatur laju alir udara sebesar 30 L/min, dan laju alir gas CO2 sebesar 3 L/min. Pengambilan sampel dilakukan pada t0 yaitu 10 menit pertama dan kemudian setiap 5 menit sekali selama 30 menit. Pengujian kandungan CO2 dilakukan melalui titrasi menggunakan HCl 0,1 M. Indikator yang digunakan dalam titrasi pertama adalah phenolftalein. Mula-mula, larutan sampel akan bewarna merah muda (memberi warna pada NaOH) dan perlahan berubah menjadi tidak bewarna setelah mencapai titik ekuivalen. Berdasarkan titrasi, diperoleh data bahwa pada t0 larutan sudah mengandung CO2. Hal ini dapat terjadi karena terdapat CO2 yang larut secara spontan dalam air mineral (air tanpa penyulingan). Pada data berikutnya terlihat bahwa konsentrasi CO2 dalam air meningkat. Namun peningkatan ini tidak dapat dianggap sebagai peningkatan penyerapan sebagai konsekuensi waktu. Karena umpan yang digunakan adalah hasil dari proses sebelumnya, jadi dapat dianggap bahwa proses ini berjalan secra batch. Karena tidak ada absorben baru yang diumpankan selama proses berlangsung.
Jika diperhatikan pola grafik kadar CO2 dalam air, kecepatan tersebut tidak stabil ada yang naik dan ada yang mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan faktor dari laju alir udara. Dari menit t0 sampai t5, kecepatan penyerapan CO2 berturut-turut yaitu : 0.240 mol/menit, 0.048 mol/menit, 0.016 mol/menit, 0.016 mol/menit, dan 0.016 mol/menit. Maka semakin lawa waktu operasi semakin banyak gas CO2 yang terserap oleh air. Hal ini dikarenakan NaOH sudah bereaksi dengan CO2 membentuk Na2CO3. Kadar CO2 dalam air dapat terus meningkat karena kolom mendapatkan umpan CO2 murni secara terus menerus.