PEMANFAATAN INTERNET DALAM MODEL BELAJAR MANDIRI TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA 2 SMAN 53 JAKARTA
Resna Elni Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah belum maksimalnya pemanfaatan internet oleh guru fisika di SMAN 53 Jakarta untuk digunakan sebagai media pembelajaran maupun sebagai sumber belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA 2 dengan memanfaatkan Internet sebagai sumbel belajar dalam model belajar mandiri terstruktur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis-Tagart, yakni perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Penggunaan Internet sebagai sumber belajar dalam model Belajar Mandiri Terstruktur”. Hasil penelitian tindakan kelas menujukkan adanya peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA 2 yakni 60,6 % siswa memperoleh skor di atas SKM. Saran yang diberikan berkaitan dengan pemanfaatan Internet sebagai sumber belajar mandiri terstruktur bagi proses pembelajaran fisika adalah perlunya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi disesuaikan dengan karateristik pokok bahasan yang dibahas oleh guru di kelas. Disamping itu guru tetap melatih siswa dengan soal-soal yang bervariasi menjelang pelaksanaan ulangan harian. Key Word : Model Belajara Mandiri Terstruktur, Internet, Sumber Belajar PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Salah satu ciri dari kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA mulai ajaran 2007-2008 adalah ramping dalam pengalokasian jam pelajaran untuk tiap-tiap mata pelajaran. Sebagai contoh untuk mata pelajaran rumpun IPA seperti Fisika, Kimia dan Biologi masing-masing mengalami pengurangan sejumlah satu jam pelajaran. Untuk mata pelajaran Fisika jumlah jam pelajaran di kelas 10 sejumlah 3 jam pelajaran, di kelas 11 IPA dan 12 IPA sejumlah 4 jam pelajaran, sedangkan pada kurikulum terdahulu yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang lazim disebut sebagai Kurikulum 2004 jumlah jam pelajaran untuk mata pelajaran Fisika di kelas 10 berjumlah 4 jam pelajaran, kelas 11 IPA sejumlah 5 jam pelajaran dan di kelas 12 1
sejumlah 6 jam pelajaran. Padahal jumlah materi yang tercamtum dalam kurikulum tersebut tidak mengalami pengurangan. Pengurangan jam pelajaran dalam KTSP bukan berarti mengurangi ketercapaian materi, akan tetapi menekankan pada pendekatan proses dalam belajar bermakna, sedikit materi yang disampaikan
akan tetapi materi tersebut betul-betul
dikuasai oleh para siswa (Yamin martinis, 2007). Bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan banyak menguasai materi pelajaran dan kepada mereka diberikan program pengayaan, sedangkan bagi siswa yang kurang kemampuannya dalam menyerap materi pembelajaran akan diberi pembelajaran tambahan dalam program remedial. Akibat dari pengurangan alokasi jam pelajaran pada KTSP menuntut guru untuk pandai-pandai menggunakan dan mengelola waktu yang tersedia seefektif mungkin dalam melaksanakan proses pembelajaran tanpa harus mengurangi materi pelajaran yang tertera dalam silabus untuk diinformasikan pada peserta didik. Untuk dapat menggunakan waktu seefektif mungkin dalam proses pembelajaran di kelas, ada banyak cara yang dapat ditempuh oleh guru Fisika. Pertama hendaknya guru berperan sebagai mediator dan fasilitaor seperti yang diamanatkan oleh KTSP. Ke dua memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk belajar secara sendiri atau berkelompok dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang bervariasi, bukan hanya mengandalkan guru sebagai salah satu sumber belajar bagi mereka, terlebih bagi siswa kelas 12 IPA yang pada akhir tahun harus menghadapi Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu penentu kelulusan mereka dari SMA. Ke tiga, guru dalam berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan proses yang dapat melibatkan aktivitas siswa sehingga terjadi proses belajar yang bermakna dan tuntas yang memungkinkan siswa betul-betul menguasai permasalahan yang dipecahkan bersama. Ke empat, untuk dapat lebih memaksimalkan peran guru sebagai fasilitator dan mediator, maka sebaiknya guru dalam proses pembelajaran menggunakan bahan ajar yang telah dirancang atau didisain sedemikian rupa untuk dapat dijalankan dengan media komputer. Disamping merancang bahan ajar sendiri, guru juga dapat memilih bahan ajar yang telah dirancang oleh institusi lain sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya dengan cara membuka situs Internet yang tersambung ke komputer tersebut.
2
Penggunaan Komputer sebagai media pembelajaran memiliki format penyajian yang terdiri atas; 1) tutorial terprogram, yakni seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dahulu diprogramkan, 2) tutorial intelijen, dalam tutorial ini ada dialog antara siswa dan komputer , 3) drill and practice, disini komputer digunakan sebagai alat untuk melatih siswa mengerjakan soal-soal latihan dari bank soal yang tersedia di situs internet yang dapat diakses menggunakan komputer dimana saja tidak mesti di ruang kelas, dan 4) simulasi, memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif dan perorangan (Arsyad Azhar, 2006). Komputer juga merupakan alat yang dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang dikenal dengan metode computer asssisted learning (CAL). Metode ini digunakan untuk kegiatan belajar yang berstruktur, dimana komputer diprogramkan dengan permasalahan-permasalahan yang terstruktur sesuai dengan konsep-konsep yang telah ditetapkan dalam kurikulum tiap-tiap mata pelajaran. Siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut atau mencari jawaban dengan mempergunakan komputer dan seketika itu juga jawaban siswa akan diproses secara elektronik dan dalam beberapa detik siswa sudah dapat mengetahui jawaban atau umpan balik jawaban tersebut. Dalam hal ini metode CAL dapat membuat siswa maju dalam penguasaan materi yang dipelajarinya sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing dalam memahami pelajaran yang dipelajarinya (Yamin Martinis, 2007). Berdasarkan kegunaan komputer seperti yang telah diuraikan di atas, maka sudah sepantasnya komputer dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membantu pemercepatan proses pembelajaran fisika baik di kelas dalam bentuk program pembelajaran terstruktur maupun di luar kelas dalam bentuk program pembelajaran mandiri. Apabila hal ini yang ditempuh oleh guru, maka sebaiknya guru memanfaatkan Internet sebagai sumber belajar bagi siswa secara mandiri. Saat ini keberadaan internet belum umum dan belum banyak dipilih oleh para guru untuk digunakan secara rutin dan maksimal bagi keperluan pembelajaran. Padahal ada banyak situs di Internet yang dapat digunakan bagi keperluan pembelajaran fisika baik sebagai media pembelajaran, sumber belajar maupun sebagai tutorial mandiri. Sebagai
contoh
;
invir.com,
e-dukasi.net
,
/www.pdfcoke.com,
http://id.wordpress.com/tag/soal-soal/, dan lain-lain. Oleh karena itu penulis mencoba mempopulerkan penggunaan “Internet” bukan saja sebagai ajang mencari berbagai informasi, tetapi lebih dititik beratkan pemanfaatannya sebagai media pembelajaran baik di kelas maupun di luar sekolah , 3
dan sebagai sumber belajar bagi siswa dalam Model Belajar Mandiri Terstruktur. Untuk mengetahui seberapa efektif internet dapat meningkatkan hasil belajar fisika, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas Identifikasi Masalah Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, maka dapatlah diidentifikasi beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Sejauh mana siswa memanfaatkan internet dalam model belajar mandiri Terstruktur? 2. Sejauh mana guru fisika memanfaatkan internet dalam penerapan Model Belajar Mandiri Terstruktur? 3. Apakah pemanfaatan
Internet dalam penerapan Model Belajar Mandiri
Terstruktur dapat meningkatkan hasil belajarar fisika siswa kelas 12 IPA. 2 di SMAN 53 Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2008-2009? Pembatasan Masalah Mengingat waktu dan dana yang terbatas maka masalah penelitian ini dibatasi hanya untuk meneliti : pemanfaatan internet dalam penerapan model belajar mandiri terstruktur untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas 12 IPA.2 SMAN 53 Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2008-2009. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi
masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
dapatlah dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “ Apakah pemanfaatan internet dalam penerapan model belajar mandiri terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas 12 IPA.2 SMAN 53 Jakarta pada semester I tahun pelajaran 2008-2009. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran fisika dan meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas 12 IPA.2 dengan memanfaatkan internet dalam ”model belajar mandiri terstruktur” di SMAN 53 Jakarta tahun pelajaran 2008-2009.
4
Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas dengan melakukan inovasi pembelajaran fisika menggunakan teknologi imformatika (IT). Manfaat Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan akan bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut: 1. Bagi siswa, diharapkan tumbuh minat dan motivasi dalam memanfaatkan internet untuk mempelajari fisika sehingga terjadi peningkatan dalam pemerolehan hasil belajar fisika siswa. 2. Bagi guru, diharapkan munculnya kreativitas dan
berbagai alternatif dalam
memilih media dan sumber belajar yang beraneka ragam untuk memacu siswa dalam proses pembelajaran
fisika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
fisika mereka. 3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan penelitian yang mana hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan informasi yang berguna bagi peningkatan proses dan hasil pembelajaran di Sekolah Menengah atas. 4. Bagi pihak sekolah dalam hal ini SMAN 53 Jakarta, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan terhadap guru tentang kinerja dan pemanfaatan internet sebagai media dan sumber pembelajaran. Batasan Istilah Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan diberi batasan sebagai berikut: 1. Internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang disebut sebagai “antar-jaringan besar” yang terorganisasi longgar menghubungkan antara universitas-universitas, institusi-institusi riset, pemerintah, bisnis-bisnis serta organisasi lainnya sehingga mereka dapat saling tukar-menukar pesan serta saling berbagi informasi (Ned Snell, 1997). 2. Sumber Belajar adalah tempat atau lokasi yang dapat ditemukan ataupun diakses oleh siswa maupun guru sebagai rujukan untuk memperoleh berbagai bahan
5
belajar yang dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran baik di kelas, di perpustakaan , di rumah ataupun dimana saja yang dapat dijangkau oleh mereka. 3. Hasil belajar Fisika (HBF) dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa dalam ulangan harian di setiap akhir siklus penelitian tindakan kelas ini. 4. Model Belajar Mandiri adalah suatu cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, pertemuan tatap muka di kelas, ataupun kehadiran teman sekolah dan lebih memfokuskan peran guru sebagai konsultan dan fasilitator. Dalam model belajar mandiri penekanan lebih pada keleluasaan siswa dalam memilih dan menentukan waktu dan sumber belajar yang mereka sukai berdasarkan tingkat kemampuan dan gaya belajarnya masing-masing. 5. Model Belajar Mandiri Terstruktur adalah suatu pengembangan model belajar mandiri yang disertai penugasan dari guru berupa pokok-pokok bahasan yang harus
dipelajari dan diunduh oleh siswa baik secara berkelompok ataupun
mandiri dari internet. Tugas-tugas yang dipelajari oleh siswa tersebut secara manidiri dipresentasikan di kelas dan guru akan memberikan perbaikan akan konsep yang belum dikuasai oleh siswa dan apabila siswa telah menguasai konsep-konsep tersebut guru memberikan pengayaan. KAJIAN PUSTAKA Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Fisika Belajar menurut Gage yang dikutip oleh Yamin Martinis didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Yamin Martinis, 2004), sedangkan belajar menurut Howard L.Kingsley dalam kutipan Djamarah Syaiful Bahri adalah “proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan” (Djamarah Syaiful Bahri, 2002). Sejalan dengan kedua pendapat di atas, Hamalik menyatakan bahwa : “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru akibat dari pengalaman dan latihan” (Hamalik, 2001). Perubahan tingkah laku dalam belajar itu diperoleh melalui pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya seperti yang dikemukakan oleh Slameto berikut ini: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil 6
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya” (Slameto, 1991). Perubahan-perubahan dalam diri siswa tersebut dalam konteks belajar : “dapat bersifat fungsional struktural, material dan tingkah laku yang disengaja, positif dan efektif, dimana perubahan itu bermakna dalam diri si pelajar dan pengetahuan dari belajar tersebut dapat direproduksi dan dipergunakan untuk pemecahan masalah, baik dalam ujian, ulangan mapun penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan kelangsngan hidupnya” (Makmun, 2000). Dari berbagai batasan di atas bila diterapkan dalam suatu institusi sekolah, maka dapatlah disimpulkan bahwa “hakikat belajar” adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
guru (pengajar) terhadap siswa (pelajar) dalam suatu proses
pembelajaran yang memberikan sebanyak-banyaknya pengalaman melalui latihan yang sistematis agar terdapat perubahan dalam diri siswa. Perubahan tingkah laku yang terjadi akibat proses pembelajaran oleh Usman dan Setiawati dinyatakan sebagai salah satu kriteria keberhasilan belajar (Usman dan Setiawati, 1993). Secara implisit pernyaan ini menunjukan bahwa perubahan tingkah laku dalam diri sipelajar merujuk pada pengertian “hasil belajar”. Hasil Belajar adalah : “kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar” (Sujana, 1992). Sedangkan Soedijarto menyatakan hasil belajar adalah : “tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan pendidikan yang ditempuh (Soedijarto, 1993). Tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar ini merupakan ukuran kemampuan yang dinyatakan dalam bentuk perolehan “skor” Belajar. Pernyataan ini bersesuaian dengan definisi Purwadarminta dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa : “Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes, atau angka yang diberikan guru “ (Purwadarminta, 1989). Nilai tes yang diberikan guru merupakan bukti institusional yang dapat diketahui sesuai dengan proses belajar mengajar. Ukurannya adalah skor yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran (Muhibbin, 1995). Dari beberapa definisi mengenai belajar yang telah dikemukakan para ahli di atas, hasil belajar mengandung pengertian sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan yang telah diberikan kepadanya yang diukur melalui suatu evaluasi. 7
Evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa setelah siswa menjalani proses pembelajaran di kelas meliputi tiga ranah menurut taxonomi Bloom yaitu: 1) ranah kognitif (pemahaman), meliputi: pengetahuan, pemahaman penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 2) ranah afektif (sikap dan perilaku), meliputi: menerima, tanggapan, menilai, mengorganisasi dan karakteristik. 3) ranah psikomotorik (keterampilan), yakni suatu keterampilan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan (Yamin Martinis, 2007). Pengukuran untuk mengetahui hasil belajar tersebut dapat dilakukan dalam bentuk ujian lisan, kuis, ulangan harian, pekerjaan rumah, ulangan semester, dan ujian akhir atau biasa disebut Ujian Nasional (UN). Dari uraian di atas hakikat “Hasil Belajar” adalah skor yang diperoleh siswa yang diukur melalui suatu teknik evaluasi terhadap ranah kognitif, afketif dan psikomotorik. Mengacu pada hakikat “Hasil Belajar” ini, maka hakikat “Hasil Belajar Fisika” dalam karya tulis ini adalah skor yang diperoleh siswa setelah menjalani proses pembelajaran fisika yang meliputi ranah kognitif melalui mekanisme ulangan harian pada setiap akhir siklus penelitian tindakan kelas yang tengah dilakukan oleh peneliti bersama tim pengajar di SMAN 53. Pengukuran hasil belajar fisika yang meliputi ranah afektif dan psikomotorik tetap dilakukan dalam keseluruhan kegiatan atau proses pembelajaraan, namun skor yang diperoleh tidak dianalisis dan dimasukkan dalam pembahasan karya tulis ini. Hakikat Internet dan Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran Fisika Hakikat Internet Salah satu kemajuan teknologi informasi berbasis komputer adalah kemampuannya memberikan informasi luas, mendalam dan beranekaragam dari berbagai kalangan dan sumber terpercaya serta para pakar handal di bidangnya masingmasing hanya dengan meng “klik” tombol pada keyboard komputer tersebut dan kita akan terhubung dengan “jaringan jalan raya informasi (information super-highway)” Jaringan jalan raya informasi tersebut menghubungkan berbagai komputer di seluruh dunia yang disebut “Internet”. Internet adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jaringan antar jaringan-jaringan pada berbagai tingkat yang berfungsi seperti sistem jalan raya untuk informasi olahan komputer yang merupakan jaringan dari ribuan jaringan komputer di seluruh dunia” (Raddick Randy dan Elliot 8
King, 1996). Protokol utama atau perangkat peraturan yang digunakan pada Internet dinamakan Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP). Bagian IP protokol ini adalah alamat bagi setiap komputer yang terhubung secara fisik pada internet. Tiap-tiap komputer memiliki alamatnya sendiri. Bagian IP protokol memeriksa identitas pengirim dan tujuan atau alamat informasi. Alamat IP setiap komputer yang ada di internet tersebut unik yang digambarkan dalam bentuk empat seri angka yang dipisahkan oleh tanda titik (dot), contoh 192.46.101. 87. Alamat ini memungkinkan komputer manapun yang berada di Internet dapat menemukan komputer lainnya sehingga mereka dapat berkomunikasi (Ned Snell, 1997). Disamping menggunakan angka, alamat Internet dapat dituliskan dalam katakata yang biasa disebut sebagai alamat e-mail. Alamat e-mail dapat menjadi alamat pribadi seseorang di Internet. Suatu alamat e-mail seseorang terdiri atas tiga bagian, a) sebuah user name, b) simbol “at” (@)) dan c) sebuah nama domain, contoh : resna_sukardi @ yahoo.com (dibaca resna underscore sukardi
at yahoo dot com).
Username (nama pengguna) adalah resna_sukardi , @ menyatakan simbol dan yahoo.com adalah nama domain yang mengidentifikasikan jenis komputer yang menjembatani pengguna ke internet. Pada contoh ini yahoo.com adalah nama domain dari komputer penyedia layanan akses pengguna, yakni “resna_sukardi”. Nama-nama domain selalu tetap untuk suatu sistem, sebagai cara pengidentifikasian komputer. Kata yang paling kanan dalam suatu domain menyatakan jenis institusi atau nama negara tempat suatu komputer berada dan disebut sebagai domain aras tertinggi. Di Amerika Serikat domain-domain aras tertinggi untuk komputer-komputer mempergunakan singkatan yang terdiri atas tiga huruf yang menentukan jenis institusi (Ned Snell, 1997) . Beberapa domain aras tertinggi yang dapat dijumpai pada internet antara lain; dot com (.com) yang menyatakan alamat suatu perusahaan komersial atau bisnis, dot edu (.edu) menyatakan istitusi pendidikan, dot gov (.gov) menyatakan suatu kantor, departemen atau agen pemerintahan non militer, dot org (.org) suatu isntitusi yang tak termasuk dalam salah satu dari kategori yang sudah ada, dan biasanya berupa institusi nirlaba. Alamat-alamat internet tersebut secara awam dapat juga dinamai dengan situs (web) dan dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja diseluruh dunia tanpa terikat oleh ruang dan waktu untuk memperoleh berbagai informasi. Kenyataan ini 9
menyebabkan timbulnya arus informasi global yang begitu cepat yang menyatukan dunia tanpa adanya batas-batas wilayah regional asalkan saja mereka memiliki alatnya yakni sebuah komputer yang terhubung dengan perangkat lunak modem dan fasilitas “jaringan untuk mengakses internet”. Berdasarkan uraian di atas Hakikat Internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang disebut sebagai “antar-jaringan besar” yang terorganisasi longgar menghubungkan antara universitas-universitas, institusi-institusi riset, pemerintah, bisnis-bisnis serta organisasi lainnya sehingga mereka dapat saling tukar-menukar pesan serta saling berbagi informasi
dan dapat diakses oleh para pengguna di seluruh dunia dengan
menggunakan sebuah komputer (Ned Snell, 1997). Penggunaan Internet dalam Pembelajaran Fisika Salah satu alamat institusi nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan dan dapat dijumpai di internet serta diperbolehkan untuk diakses oleh pengguna tanpa harus mendaftarkan diri untuk masuk (login) terlebih dahulu adalah situs e-dukasi.net. Untuk dapat mengakses situs ini terlebih dahulu pengguna harus masuk atau meng”klik” icon bola dunia kecil dengan tulisan Internet pada layar monitor, kemudian masuk ke google dan ketik e-dukasi.net, maka secara otomatis kita akan terhubung dengan layanan jaringan e-dukasi.net. Situs e-dukasi.net memiliki berbagai keperluan pembelajaran seluruh mata pelajaran mulai tingkat sekolah dasar (SD), SMP dan SMA. Situs ini menyajikan bahan ajar, bank soal , uji kompetensi dan berbagai animasi pembelajaran yang menarik dan dengan mudah dapat di akses oleh para pengguna dalam hal ini guru daa. Oleh karena itu situs ini dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa dan guru. Selain situs e-dukasi.net ada juga situs invirr.com yang dapat diakses oleh pengguna tanpa harus mendaftar sebagai pengguna (user) terlebih dahulu. Dalam situs ini dapat dijumpai latihan soal berupa uji kompetensi untuk mata pelajaran yang di UN kan ataupun yang diujikan sebagai ujian sekolah (UAS). Pengguna dapat melatih dirinya secara on-line dan seketika dapat melihat nilai atau skor mereka setelah melakukan uji kompetensi. Untuk mata pelajaran fisika, penulis mengunakan situs e-dukasi.net sebagai salah satu media pembelajaran dalam proses pembelajaran terstruktur di kelas, dan sebagai salah satu sumber belajar bagi tugas mandiri untuk siswa. Penulis secara berkala 10
memberikan tugas mandiri untuk berlatih mengerjakan uji kompetensi secara berkelompok pada siswa. Dalam uji kompetensi ini siswa dapat menguji diri sendiri seberapa kompeten mereka terhadap konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip fisika yang telah diperolehnya baik di kelas maupun dari buku paket fisika. Sedangkan untuk memahami konsep-konsep fisika secara mandiri secara berulang-ulang tanpa terikat oleh jam pelajaran yang terbatas di kelas penulis menugaskan siswa untuk membuka “animasi” untuk pokok bahasan yang memang dimiliki dan dijumpai pada situs tersebut. Jadi secara singkat penggunaan Internet oleh penulis dalam karya tulis ini adalah sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas, dan sebagai sumber belajar dan ajang uji kompetensi bagi siswa baik di kelas dalam tugas terstruktur, ataupun di rumah, atau dimana saja yang dapat digunakannya untuk mengakses internet dalam tugas mandiri pada “model belajar mandiri terstruktur”. Model Belajar Mandiri Hakikat Model Belajar Mandiri Belajar mandiri menurut Wliiams diartikan sebagai upaya individu secara otonomi untuk mencapai kemampuan akademis. Sedangkan Brookfield mengatakan bahwa belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas dalam menentukan tujuan, dan arah belajarnya serta dalam memilih sumber belajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya (Yamin Martinis, 2007). Dalam belajar mandiri dibutuhkan motivasi, keuletan, keseriusan, kedisiplinan, tangung jawab dan kemauan serta keingin tahuan yang tingi untuk berkembang dan maji dalam pengetahuan. Dalam konteks ini peran guru sebagai mediator dan fasilitaor bagi para siswa adalah menjadi sangat mutlak diperlukan. Sebagai seorang mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar (Usman Uzer Moh, 2000). Dalam penelitian ini media yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas adalah komputer karena kemampuannya untuk digunakan mengakses internet bilamana diperlukan oleh guru. Sebagai fasilitator guru diharapkan mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses pembelajaran baik yang berupa nara sumber, buku tekas dan bahan-bahan lain yang menunjang kearah 11
pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang telah digariskan dalam silabus tiap-tiap mata pelajaran. Sumber belajar yang kaya akan materi – materi berkenaan dengan pelajaran fisika disamping dari buku-buku teks adalah Internet yang dapat diakses menggunakan komputer sebagai perangkat kerasnya. Dari uraian di atas dapatlah didefinisikan hakikat “model belajar mandiri” dalam penelitian ini adalah sutau model pembelajaran yang memberikan kebebasan dan keleluasaan pada siswa secara mandiri untuk menentukan cara, tujuan, waktu serta sumber belajar disesuaikan dengan kemampuan dan gaya belajarnya masing-masing dengan memposisikan guru sebagai mediator dan fasilitor. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis dalam proses pembelajaran fisika di kelas 12 IPA.2 menggunakan model belajar mandiri dengan memanfaatkan internet untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA.2 di SMAN 53 Jakarta pada semester I tahun ajaran 2008-2009. Model Belajar Mandiri Terstruktur Model Belajar Mandiri Terstruktur adalah adopsi dan
pengembangan
model belajar mandiri yang penulis lakukan untuk lebih memberi peran pada guru sebagai penetu dalam hal memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diunduh oleh siswa dari internet baik secara berkelompok ataupun mandiri. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis dalam proses pembelajaran fisika di kelas 12 IPA.2 menggunakan model belajar mandiri terstruktur dengan memanfaatkan internet untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA.2 di SMAN 53 Jakarta pada semester I tahun ajaran 20082009. Kerangka Berpikir Banyak cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru fisika untuk meningkatkan hasil belajar fisika, diantaranya adalah memilih strategi, pendekatan dan model belajar yang cocok disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pembelajaran dalam suatu silabus mata pelajaran fisika. Disamping itu penting juga mempertimbangkan berbagai sumber belajar yang dapat ditemukan dan diakses dengan mudah oleh peserta didik baik saat mereka berada di kelas dalam suatu proses pembelajaran ataupun saat mereka berada di ljuar 12
kelas, seperti di rumah, perpustakaan, atau bahkan di supermall sekalipun asalkan mereka memiliki alat dan fasilitas untuk mengakses sumber belajar tersebut. Salah satu sumber belajar yang menyediakan berbagai informasi yang kaya akan aneka ragam kalangan dengan berbagai keperluan dan kepentingannya adalah “Internet”. Internet dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran bagi siswa dan media pembelajaran bagi guru. Alur kerangka berpikir yang penulis kembangkan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pra PTK
Tindakan
Guru belum menggunakan Internet dalam proses pembelajar fisika
Hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA. 2 masih rendah
Siklus I: - Guru memberikan tugas secara kelompok diunduh dari internet. - Siswa mempresentasikan di kelas, - Guru memberikan UH I.
Guru memanfaatkan internet dalam model belajar mandiri terstruktur
Siklus II. - Guru memilih 6 orang siswa untuk dijadikan sebagai tutor sebaya dalam kelompok belajar mandiri. - Guru memberikan tugas menggunakan LKS - Guru memberikan UH 2. Siklus III - Siswa mempresentasikan tugastugas yang diberikan oleh guru. - Guru memberikan reward pada kelompok yang berhasil mempresentasikan tugas mandiri dengan benar. - Guru memberikan UH III
Hasil Akhir
Indikator Keberhasilan - SKM ≥ 65 - Terpenuhi oleh 60,6 % siswa kelas
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII IPA.2mengalami peningkatan
Gambar 1. Alur Berpikir 13
Hipotesis Tindakan Pemanfaatan Internet dalam model belajar mandiri dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas 12 IPA.2 SMAN 53 Jakarta tahun ajaran 2008-2009, METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan, Jenis dan Prosedur Penelitian Pendekatan dari penelitian ini adalah pendekatan kualitatif , jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus. Prosedur penelitian ini dirancang dengan menggunakan model penelitian tindakan Kemmis-Taggart, yang terdiri dari empat komponen tindakan yakni ; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi dalam suatu system spiral yang saling terkait yang disebut satu siklus atau daur. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada proses pembelajaran semester I, tahun ajaran 2008-2009 dan berlangsung selama dua bulan mulai dari Tgl 4 September 2008 sampai dengan Tgl 11 November 2008 berlokasi di SMAN 53 Jakarta. Desain Penelitian Di bawah ini diberikan bagan kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang terdiri atas tiga siklus. Siklus dalam bagan terdiri atas permasalahan yang melatar belakangi dilakukannya kegiatan penelitian tindakan kelas, kemudian perencanaan tindakan 1, melakukan pengamatan dan pengumpulan data keberhasilan penggunaan Internet dalam meningkatkan hasil belajar fisika, dilanjutkan dengan refleksi kegiatan. Jika siklus
pertama belum berhasil menunjukkan adanya kenaikan hasil
belajar fisika siswa kelas 12 IPA.2 , maka perlakuan akan dilanjutkan dengan siklus ke dua dan ke tiga.
14
Tahapan-tahapan Penelitian
Permasalahan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
•
Belum banyaknya guru di SMAN 53 Jakarta memanfaatkan Internet sebagai sumber dan media pembelajaran
•
Rendahnya hasil belajar fisika siswa kelas 12 IPA SMAN 53 Jakarta.
Tahap Perencanaan : Merancang proses pembelajaran fisika menggunakan Internet sebagai sumber belajar bersama tim teaching dan membuat instrumen pengumpul data penelitian tindakan kelas pada siklus I. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tim teaching melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dibuat dan disepakati bersama. Tahap Analisis Peneliti melakukan analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan siklus I. Tahap Refleksi Melakukan refleksi berdasarkan analisis data untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II Tahap Perencanaan : Merancang proses pembelajaran fisika menggunakan Internet sebagai sumber belajar bersama tim teaching dan membuat instrumen pengumpul data penelitian tindakan kelas pada siklus II. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tim teaching melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dibuat dan disepakati bersama. Tahap Analisis Peneliti melakukan analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan siklus II. Tahap Refleksi Melakukan refleksi berdasarkan analisis data untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus III Tahap Perencanaan : Merancang proses pembelajaran fisika menggunakan Internet sebagai sumber belajar bersama tim pengajar dan membuat instrumen pengumpul data penelitian tindakan kelas pada siklus III. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tim pengajar melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dibuat dan disepakati bersama. Tahap Analisis Peneliti melakukan analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan siklus III. Tahap Refleksi • Melakukan refleksi berdasarkan analisis data untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan penelitian tindakan yang telah dilakukan secara keseluruhan. •
Melakukan validasi dan triangulasi untuk memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan keilmiahannya.
15
Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data a. Data Kuantitatif •
Hasil tes kemampuan awal
•
Hasil Ulangan Harian tiap siklus
b. Data Kualitatif •
Data hasil observasi setiap siklus
•
Data penyebaran kuisioner
•
Data berupa catatan lapangan yang memuat aktivitas guru dalam proses pembelajaran tiap siklus
•
Data berupa catatan lapangang yang memuat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tiap siklus
•
Dokumentasi berupa foto rekaman pelaksanaan proses pembelajaran pada setiap siklus
2. Instrumen Penelitian a. Lembar tes kemampuan awal. b. Lembar tes hasil belajar siswa pada ulangan harian tiap siklus. c. Lembar kuisioner tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas. d. Lembar observasi aktivitas guru pada Proses pembelajaran tiap siklus. e. Lembar observasi kegiatan siswa pada Proses pembelajaran tiap siklus.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut: 16
1. Data tes kemampuan awal diberikan di awal pertemuan proses pembelajaran pertatap muka. 2. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan ulangan harian tiap-tiap siklus. 3. Data skor aktivitas kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran di kelas diperoleh dengan melakukan observasi menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan. 4. Wawancara dengan siswa dan guru fisika yang mengajar di kelas 12 IPA untuk mengetahui sikap mereka terhadap tindakan pelaksanaan “peneltian tindakan kelas” yang dilakukan oleh peneliti. 5. Data aktivitas dan kegiatan proses pembelajaran diperoleh dengan membuat dokumentasi dalam bentuk foto. Validitas Data Validitas data dilakukan dengan melakukan triangulasi untuk mendapatkan data yang benar dan valid. Triangulasi dilakukan dari berbagai sudut pandang yang fungsinya untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data. Triangulasi sumber dilakukan dengan menyertakan pengamat dan tim pengajar fisika di kelas 12 IPA. Hal ini dilakukan untuk pengecekan silang hasil pengamatan peneliti dan hasil observasi pengamat agar diperoleh hasil dan kesimpulan penelitian yang lebih lebih akurat dan valid. Validitas data dilakukan secara kontinyu dengan menganalisis hasil refleksi dan temuan penelitian tiap-tiap siklus. Analisis Data Analisis data dilakukan dalam dua tahap. Analisis tahap pertama dilakukan setelah data pengamatan diperoleh pada setiap akhir siklus penlitian berlangsung. Analisis tahap kedua dilakukan setelah seluruh siklus yang terdiri dari tiga siklus selesai dilakukan. Data-data kualitatif yang berasal dari hasil observasi, wawancara dari sumber siswa maupun para guru
yang tergabung dalam tim pengajar dipilah-pilah dan
dianalisa untuk melengkapi data kuantitatif agar diperoleh kesimpulan yang tingkat keilmiahannya dapat dipercaya.
17
Target Penelitian Target penelitian ini adalah sampai 60 % siswa berhasil memperoleh skor hasil belajar fisika sama dengan atau lebih besar dari 65, yakni skor Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang telah di tetapkan di awal tahun ajaran 2008-2009. Jika skor tersebut belum juga tercapai saat penelitian sudah mencapai tiga siklus, maka perlu di tinjau dan dikaji ulang efektifitas pemanfaatan internet dalam model belajar mandiri untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA. 2 di SMAN 53 Jakakarta. HASIL PENELITIAN a. Hasil Tindakan Siklus I Tindakan pada siklus I belum berhasil meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA 2 SMAN 53 Jakarta. Ulangan Harian I, Siklus I 30
Frequency
20
10
0 60
65
70
80
Ulangan Harian I, Siklus I
Tabel 1 Distribusi Nilai Ulangan Harian 1, Siklus I Skor UH I
Frekuensi
60 65 70 80 Total
25 11 1 1 38
Prosentase (%) 65,8 28,9 2,6 2,6 100
Keterangan Di bawah SKM Sesuai SKM Di atas SKM Di atas SKM
b. Hasil Tindakan Siklus II Tindakan pada siklus II belum berhasil meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA 2 SMAN 53 Jakarta. 18
Ulangan Harian II, Siklus II 12
10
8
Frequency
6
4
2
0 25
30
35
40
45
50
55
65
70
75
80
Ulangan Harian II, Siklus II
Tabel 2 Distribusi Nilai Ulangan Harian 2 , Siklus II Skor UH II 25 30 35 40 45 50 55 65 70 75 80 Total
Frekuensi 1 1 11 2 4 7 5 2 3 1 1 38
Prosentase (%) 2,6 2,6 28,9 5,3 10,5 18,4 13,2 5,3 7,9 2,6 2,6 100
Keterangan Di bawah SKM Di bawah SKM Di bawah SKM Di bawah SKM Di bawah SKM Di bawah SKM Di bawah SKM Sesuai SKM Di atas SKM Di atas SKM Di atas SKM
c. Hasil Tindakan Siklus III Tindakan pada siklus III telah berhasil meningkatkan perolehan hasil belajar siswa kelas XII IPA.2. Terdapat 39,4 % siswa yang berada di bawah SKM dan 60,6 % siswa telah memperoleh hasil belajar di atas SKM.
19
Ulangan Harian III, Siklus III 16 14 12 10 8
Frequency
6 4 2 0 60
65
70
75
80
Ulangan Harian III, Siklus III
Tabel 3 Distribusi Nilai Ulangan Harian 3 , Siklus III Skor UH III 60 65 70 75 80 Total
Frekuensi 15 5 9 4 5 38
Prosentase (%) 39,4 13,2 23,7 10,5 13,2 100
Keterangan Sesuai SKM Di atas SKM Di atas SKM Di atas SKM Di atas SKM
TEMUAN PENELITIAN a. Situasi Siswa setelah menggunakan Internet sebagai sumber belajar fisika
20
Temuan Penelitian Siklus I II
III
Positif Negatif Siswa terlatih menggunakan Internet Penggunaan Internet semata belum dapat sebagai sumber belajar. meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA.2 Penggunaan Internet oleh guru sebagai Penggunaan persamaan matematis dalam sumber belajar dan media pembelajaran menurunkan rumus-sumus fisika telah menarik minat siswa terhadap membosankan siswa. proses pembelajaran fisika. • Pemberian contoh-contoh soal dan Tidak ditemukan hal-hal negatif pada latihan untuk menentukan besaran- pelaksanaan tindakan siklus III. besaran fisika telah mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab soal ulangan yang diberikan oleh guru. • Pemberian tugas oleh guru berupa uji kompetensi dan pencarian materi dari pokok bahasan yang akan diajarkan oleh guru pada pertemuan berikutnya telah mampu membuat siswa untuk termotivasi dalam menggunakan internet sebagai sumber belajar alternatif.
b. Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Aktivitas guru selama melakukan tindakan pada proses pembelajaran fisika siklus I, II maupun III dapat juga dilihat pada grafik di bawah ini. Pertemuan
SIKLUS II 86 84 84
I 87 88 85
I II III
III 87 84 91
92 90 88 86 84 82 80 SiklusI
SiklusII
SiklusIII
Gambar 1. Grafik Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Fisika
21
Dari Tabel dan grafik di atas dapat diperoleh bahwa aktifitas guru dari siklus I sampai III menunjukkan peningkatan yang stabil. Bahkan terjadi peningkatan yang cukup berarti pada pertemuan ke-3. c. Sikap siswa terhadap Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Fisika Sikap siswa terhadap penggunaan internet sebagai sumber belajar fisika dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4
SIKAPSISWA TERHADAP PENGGUNAANINTERNETSEBAGAI SUMBERBELAJARFISIKA 25
IW S H A L M JU
20 15
ss
10
s
5
ts
0
sts pert pert pert pert pert pert pert pert pert pert 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dari tabel 4 tersebut terlihat bahwa bagi siswa kelas XII IPA.2, Internet tidak dapat membantu mereka dalam berlatih mengerjakan soal-soal fisika, peran guru masih sangat dominan untuk melatih siswa dalam mengerjkan soal-soal fisika. Hal ini bersesuaian dengan jawaban siswa untuk butir pertanyaan 8, semua siswa tidak ada yang setuju untuk menjadikan internet sebagai pengganti peran guru dalam proses pembelajaran fisika di kelas XII IPA.2. PEMBAHASAN Berdasarkan paparan dan temuan pelaksanaan tindakan di atas dapatlah dilakukan pembahasan dan kajian pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, sebagai berikut : 1. Peranan guru fisika dalam menumbuhkan minat siswa untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar telah berhasil hal ini terbukti pada tugas-tugas yang mereka kumpulkan pada guru.
22
2. Peranan guru fisika dalam meningkatkan hasil belajar fisika menggunakan Internet terlihat telah berhasil menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk menggunakan Internet sebagai sumber belajar . 3. Guru fisika telah dan berhassil memotivasi siswa dalam menggunakan internet sebagai sumber belajar fisika. 4. Pemanfaatan Internet dalam ”model belajar mandiri” dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas 12 IPA.2 di SMAN 53 . Hal ini tercermin dari hasil ulangan harian 3 pada siklus III. 5. Internet digunakan oleh guru fisika sebagai sumber belajar dan media pembelajaran fisika yang terbukti efektif menuntaskan materi ajar sesuai denagn alokasi yang diberikan yakni 2 x 45 menit per tatap muka. Apakah guru fisika memotivasi siswa kelas 12 IPA.2 untuk menggunakan Internet sebagai sumber belajar fisika? 6. Peran guru sebagai pelatih dan sumber belajar utama tetap masih belum tergantikan oleh Internet. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari
temuan
penelitian
dan
pembahasan-pembahasan
dimuka
dapatlah
disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan Internet sebagai sumber belajar dalam model belajar mandiri mampu meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA.2 SMAN 53 Jakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2008-2009. 2. Peran guru sebagai sumber belajar utama dalam proses pembelajaran fisika di kelas XII IPA.2 SMAN 53 Jakarta belum dapat digantikan oleh Internet. 3. Penggunaan metode pembelajaran “drill atau latihan soal untuk menghadapi ulangan harian dapat meningkatkan perolehan hasil belajar fisika siswa kelas XII IPA.2 SMAN 53 Jakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2008-2009. Saran-saran Berdasarkan temuan dan pembahasan pada bab terdahulu, saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya penggunaan Internet sebagai sumber belajar dalam model belajar mandiri disertai dengan uji kompetensi untuk tiap-tiap pokok bahasan secara on-line yang dilakukan setiap akhir siklus.Hal ini diperlukan untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep yang telah dipelajarinya dari internet tersebut. 2. Metode yang digunakan oleh guru sebaiknya bervariasi disesuaikan dengan karakteristik pokok bahasan yang akan disajikannya dalam proses pembelajaran. 3. Siswa diberikan soal-soal latihan ulangan dengan porsi alokasi waktu yang lebih banyak menjelang pelaksanaan ulangan harian. Hal ini perlu dilakukan mengingat umumnya siswa kelas XII IPA.2 tergolong memiliki kemampuan matematik yang kurang memadai sehingga pemberian latihan akan mendorong siswa untuk berlatih secara mandiri dalam kelompoknya.
23
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini., Suhardjono., Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Djamarah, Bahri Syaiful. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. PT Rineka Cipta Depdiknas. 2004. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. Djamarah, Bahri Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta. Kanginan Marthen. 2007. Fisika untuk SMA jilid 3A. Jakarta : Erlangga. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Jurnal Ilmu Pendidikan Nomor 2 tahun ke 27. Universitas Negeri Malang, Juli 2000. Makmun, Abin Syamsuddin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya Muhibbin, Syach. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta : Erlangga Nana Sudjana. 1992. Pnelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana dan Rivai Ahmad. 1997.Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru. Purwadarminta. 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Reddick, Randy dan King Elliot. 1996. Internet untuk Wartawan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Sadiman, Arief S., Rahardjo, R. Haryono, Anung., Rahrdjito. 2006. Media Pendidikan Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Snell, Ned. 1996. Menjelajah Internet dan Windows 95. Jakarta : Andi.
24
Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : Balai Pustaka. Sudjana, Nana., Rivai, Ahmad. 1997. Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru. Surakhmad, Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung : Tarsito. Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press. Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press. Usman dan Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Uzer, Usman Moch. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.
25
26