PEMANASAN GLOBAL SEBAGAI MUSUH BESAR DUNIA MODERN TUGAS FISIKA
Gionata Henry Louis/XIA5/13 Jerry Julisway/XIA5/17 Nicholaus Suprapto/XIA5/25
SMA KANISIUS JAKARTA 2019
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan isu utama bagi seluruh dunia. Proses peningkatan suhu rata-rata permukaan Bumi menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem di Bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 oC. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatkan emisi gas rumah kaca (karbon dioksida, metana, hidrofluorokarbon, etc.) di atmosfer. Sumber utama gas rumah kaca ini adalah proses pembakaran bahan bakar fosil serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan. Pemanasan Global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan terhadap ekosistem di Bumi. Perubahan yang paling signifikan adalah adanya perubahan iklim yang ekstrim, mencarinya es sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Adanya perubahan dalam ekosistem ini memberikan dampak pada kehidupan di bumi seperti terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya beberapa jenis hewan. Efek rumah kaca sendiri sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di Bumi. Gas rumah kaca di Bumi berfungsi untuk menghangatkan permukaan bumi agar tidak dingin. Akan tetapi, apabila efek rumah kaca berlebihan, suhu permukaan bumi akan terus meningkat dan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di Bumi. Melihat sebagian besar emisi gas rumah kaca bersumber dari aktivitas hidup manusia, maka pemansaan global harus ada upaya solusinya dengan merubah pola hidup dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pemanasan global tidak dapat berkurang dengan sendirinya dan dibutuhkan solusi-solusi yang tepat untuk menguranginya. B. Masalah 1. Apa dampak dari pemanasan global? 2. Apa penyebab pemanasan global? 3. Bagaimana cara mengurangi pemanasan global? II. PUSTAKA-SUMBER Pemanasan global didefinisikan sebagai fenomena peningkatan temperatur rata-rata permukaan Bumi. Berdasarkan analisis geologi, temperatur planet Bumi telah meningkat beberapa derajat dibanding 20.000 tahun yang lalu ketika zaman salju gletser. Mula-mula peningkatan itu berlangsung sangat lambat, yakni rata-rat hanya 0,2 oC dari tahun 1000 hingga awal abad ke-19. Tetapi sejak tahun 1850, peningkatan temperatur ini melaju dengan cepat, yakni 0,35 oC pada tahun 1910-1940 dan 0,55 oC pada tahun 1990-2000. Selain itu, berdasarkan IPCC (Intergovernmental Panel of Climate Change), temperatur rata-rata global telah meningkat sebesar 0,78 oC selama periode 100 tahun terakhir tepatnya 1906-2005 (Team SOS, 2013: 5). Peningkatan temperatur atmosfer Bumi tidaklah merata. Menurut Laporan Pusat Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), bulan Januari 2008 justru merupakan bulan Januari paling bersalju di Asia. Tetapi dua bulan kemudian, yaitu Maret 2008, periode itu menjadi periode terpanas dalam sejarah dunia (Team SOS, 2013: 6). Walaupun tidak merata, temperatur atmosfer Bumi dapat berubah dengan sangat drastis. Perubahan signifikan ini menyebabkan banyak dampak bagi ekosistem Bumi. Dampak yang paling terasa adalah mencairnya es di kutub-kutub yang mengakibatkan meningkatnya volume air laut sehingga permukaan air laut naik sekitar 9 – 100 cm. Peningkatan permukaan air laut menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota yang berada di tepi laut. Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal. Akan tetapi, tanah akan lebih cepat kering dan mengakibatkan banyak tanaman
yang mati. Hewan dan tanaman yang tidak mampu beradapatasi pun akan musnah (Sutanta & Sutjhajo, 2007: 7). Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca. Efek rumah kaca menyebabkan energi matahari yang dipantulkan keluar atmosfer terperangkap sebagian di dalam greenhouse. Karena adanya energi yang terperangkap, suhu Bumi pun terjaga panasnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup yang ada di Bumi, karena tanpa efek rumah kaca planet Bumi akan menjadi sangat dingin kurang lebih -18 oC (Utina, 2009: 4). Akan tetapi, apabila terjadi penumpukan gas rumah kaca, energi yang terperangkap akan berlebihan dan menyebabkan Bumi menjadi lebih panas. Untuk mengurangi gas rumah kaca, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Cara paling ramah lingkungan adalah menanam pohon. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa penanaman tanaman Ganitri (Elaeocarpus sphaericus) dapat mengurangi CO2 sebesar 81.53% (Kusuminingrum, 2008: 104). Selain itu, pembersihan material-material yang membusuk dapat mengurangi kadar CO2 di udara. Dalam upaya jangka panjang, manusia dapat beralih ke pengunaan pembangkit-pembangkit listrik berbahan non-fossil seperti pembangkit listrik tenaga air, surya, dan nuklir. Penghematan energi juga dapat dilakukan di perumahan, industri, dan transportasi agar penggunaan energi tidak terlalu banyak (Ramlan, 2002: 31). III. PEMBAHASAN A. Analisa Pemecahan Masalah Menciptakan dan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengganti bahan bakar kendaraan dengan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Bahan bakar alternatif ramah lingkungan yang dapat digunakan adalah biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari lemak nabati maupun lemak hewani, sehingga ramah lingkungan. Ada juga yang berasal atau terbuat dari Tumbuhan, antara lain: biji jarak, bunga matahari, zaitun, dan sebagainya. Sedangkan lemak hewan yang bisa digunakan adalah lemak ayam. Penghijauan lahan, yang dimaksud adalah menanam pepohonan dalam jumlah yang banyak. Adanya pepohonan yang banyak akan dapat menetralisir udara yang tercemar, sehingga CO2 dapat berkurang dan efek rumah kaca juga berpotensi kecil untuk terjadi yang dimana efek rumah kaca tersebut dapat menyebabkan es di kutub mencair juga dapat di cegah. Menghemat penggunaan listrik, Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggunakan bahan bakar fosil yang asap nya mengandung banyak CO2 yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Kita bisa melakukan upaya ini secara pribadi di rumah masing- masing. Biasakan untuk segera mematikan listrik apabila sudah tidak digunakan, dan juga mencabut alat- alat yang tidak digunakan dari stop kontak, karena banyak sekali orang sekarang yang tetap membiarkan barang-barang mereka yang harus menggunakan listrik untuk digunakan tetap menyala begitu saja walau dalam kondisi sedang tidak digunakan. B. Solusi Skala Makro (negara ): Melakukan gerakan penghijauan/reboisasi serta penghematan listrik. Menegakkan hukum dalam perlindungan terhadap penebangan pohon liar. Penyuluhan untuk energi alternatif yang tentunya ramah lingkungan. Skala Mikro ( Jakarta ): Peningkatan fasilitas kendaraan umum secara maksimal seperti MRT, Transjakarta, dan KRL agar semakin optimal dalam penggunaan.Pemaksimalan berjalan kaki dan bersepeda dalam berpergian jarak dekat.
Membuat hukum yang mengatur penggunaan kendaraan bermotor guna meminimalisir polusi yang dihasilkan. Solusi di kehidupan sehari: Penghematan listrik guna menimalisir CO2 Dihasilkan pembangkit listrik tenaga fossil. Meminimalkan penggunaan barang Yang menghasilkan CFC seperti pendingin ruangan. Menggunakan kendaraan umum dengan baik.Mengaplikasikan 3R dalam kehidupan yaitu Reuse atau penggunaan kembali barang yang masih bisa dipakai, Reduce mengurangi penggunaan barang yang tidak ramah lingkungan serta , Reycle atau mendaur ulang barang-barang bekas menjadi barang yang siap pakai lagi. IV. PENUTUP A. Kesimpulan Pemanasan global adalah suatu fenomena yang dapat meningkatkan temperatur di bumi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan efek rumah kaca yang membuat panas tertahan di greenhouse dan suhu bumi kian meningkat terus menerus. Pemanasan global akan sangat merugikan kehidupan makhluk hidup terutama kita sebagai manusia. Seperti mencairnya es di kutub, menyebabkan air laut meninggi. Hingga masalah seperti tanah kering yang membuat berbagai tanaman dan hewan tidak dapat beradaptasi dan mulai mati. Namun sayangnya, manusia seringkali tidak peduli pada hal ini, manusia seringkali tidak berpikir dalam bertindak sehingga membuat bumi yang kita sayangi terus rusak dan hancur. Maka dari itu, sebagai manusia sudah seharusnya kita menjaga bumi ini. Berbagai solusi dapat kita lakukan namun mulai dari yang termudah yaitu dari dalam diri kita sendiri dan lingkungan kita. Solusi yang ditawarkan beragam mulai dari penggunaan kendaraan umum, daur ulang sampah, hemat listrik, hingga mengurangi pemakaian barangbarang yang tidak ramah lingkungan. Dengan melakukan berbagai hal kecil ini, tentunya kita dapat berpartisipasi langsung dalam memperbaiki bumi kita. B. Refleksi Pribadi Dari tugas ini saya kembali diingatkan dan tersadar lagi karena pemanasan global yang dapat terjadi sungguh mudah karena banyak sekali kegiatan yang menghasilkan gas CO2 dan harus dikurangi seperti penggunaan ac, hair spray dll. Lebih peduli juga terhadap lingkungan seperti penggunaan plastic dan sampah lainnya yang sulit terurai agar tidak terjadi pembakaran sampah dimana asap nya mengandung banyak CO2 yang dapat menyebabkan pemanasan global. (Gionata Henry Louis/XIA5/13) Dengan selesainya tugas ini, saya sadar bahwa pemanasan global dapat berbahaya sekali untuk bumi ini. Saya telah banyak berperan dalam mengatasi pemanasan global misalnya penggunaan listrik dan pemakaian kendaraan umum untuk berpergian. Namun saya juga sadar bahwa masih banyak hal yang belum saya dapat lakukan atau belum saya lakukan. Maka dari itu saya berharap agar saya dapat lebih maksimal dalam bertindak serta agar saya lebih gentar dan tegas dalam memberi informasi dan mengingatkan orang lain tentang bahaya dan cara mengatasi pemanasan global. (Jerry Julisway/XIA5/17) Setelah membaca mengenai isu pemanasan global, saya menyadari bahwa banyak kegiatan sehari-hari saya yang menyumbang banyak gas rumah kaca. Salah satunya adalah penggunaan kendaraan pribadi tiap hari. Biasanya saya pulang dijemput oleh supir saya. Akan tetapi, saya pengunaan kendaraan pribadi ini menghasilkan banyak sekali gas karbon dioksida. Oleh karena itu, mulai sekarang saya pulang dengan menggunakan kendaraan umum agar dapat mengurangi penghasilan karbon dioksida. (Nicholaus Suprapto/XIA5/25)
V. DAFTAR PUSTAKA 1. Kusminingrum, Nanny. 2008. “Potensi Tanaman Dalam Menyerap CO2 dan CO untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Global” dalam Jurnal Permukiman Vol. 3 No. 2 Juli 2008. Bandung: Pusat Litbang. 2. Ramlan, Mohammad. 2002. “Pemanasan Global (Global Warning)” dalam Jurnal Tekonologi Lingkungan Vol. 3 No. 1 Januari 2002. 3. Sutanta, Gatut dan Hari Stujahjo. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan Global?. Bogor: Niaga Swadaya. 4. Suwedi, N. 2005. “Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Pemanasan Global” dalam Jurnal Teknik Lingunkungan. 5. Team SOS. 2011. Pemanasan Global Solusi dan Peluang Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 6. Utina, Ramli. 2009. “Pemanasan Global: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya” dalam Jurnal SAINTEK UNG. Gorontalo: UNG Repository. 7. Fatma, Desy. 2015. Cara menanggulangi efek rumah kaca dan pemanasan global