Pelaporan Korporat Sap 11_kelompok 6_ppak Unud 2018

  • Uploaded by: Anonymous QyetRVX
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pelaporan Korporat Sap 11_kelompok 6_ppak Unud 2018 as PDF for free.

More details

  • Words: 4,035
  • Pages: 24
PELAPORAN KORPORAT “INSTRUMEN KEUANGAN – PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN (PSAK 50 & 60)” SAP 11

OLEH: KELOMPOK 6

IDA AYU CANDRASATYANI PURBA

(1807611005 / 05)

IDA AYU ANGGI PRAMITADEWI

(1807611006 / 06)

I KADEK DEDY SURYATNA

(1807611007 / 07)

NI MADE MANIK DWI PRAMESTI

(1807611022 / 22)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN (PPAk) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “Instrumen Keuangan – Penyajian dan Pengungkapan (PSAK 50 & 60)” dengan tepat waktu. Kami harapkan tugas ini dapat memberikan manfaat dan wawasan dalam kegiatan proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari-hari tentang pembahasan materi ini. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini. Kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak kami harapkan untuk peningkatan kualitas tugas kami selanjutnya. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Denpasar, 2 April 2019

Penulis,

ii

DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 1 PSAK 50: INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN ............................................................... 1 PSAK 60: PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN ..................................................... 6 KASUS ........................................................................................................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 21

iii

PEMBAHASAN

PSAK 50 INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN

A.

TUJUAN Untuk menetapkan prinsip penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai

liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan. Pernyataan ini berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiiban keuangan akan saling hapus.

B.

RUANG LINGKUP

1.

Diterapkan semua entitas untuk semua jenis instrumen keuangan kecuali: a. Kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama. b. Hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24. c. Kontrak asuransi d. Instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup kontrak asuransi karena instrumen keuangan tersebut mengandung fitur partisipasi tidak mengikat. e. Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran berdasarkan PSAK 53.

2.

Diterapkan pada kontrak pembelian dan penjualan item nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan.

C.

DEFINISI INSTRUMEN KEUANGAN Instrumen Keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan

entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas entitas lain.

1

D.

KLASIFIKASI INSTRUMEN KEUANGAN Jenis-jenis Aset Keuangan

Keterangan a. Kas b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain c. Hak kontraktual: i.

Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau

ii.

Untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut.

d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan: i.

Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan

untuk

menerima

suatu

jumlah

yang

bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau ii.

Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk instrument yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa depan.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa: a. Kewajiban kontraktual: i.

Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau

ii.

Untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak meguntungkan entitas tersebut;

b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan 2

menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu: i.

Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan

untuk

menerima

suatu

jumlah

yang

bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas; atau ii.

Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut si masa depan.

Instrumen Ekuitas

Setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya.

E.

PENYAJIAN LIABILITAS DAN EKUITAS Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan instrumen

tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas. Instrumen-instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi: a)

Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk: i.

Menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau

ii.

Mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.

b)

Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan: i.

Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau 3

ii.

Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

F.

INSTRUMEN KEUANGAN MAJEMUK Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen

keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11. Entitas mengakui secara terpisah komponen instrument keuangan yang: a.

Menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan

b.

Memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

Contoh: Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen: a.

Liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain); dan

b.

Instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan).

G.

SAHAM TREASURI, BUNGA, DIVIDEN, KERUGIAN/KEUNTUNGAN

1.

Saham Treasuri Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, instrumen-instrumen tersebut

(saham treasuri) harus dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi. Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lainnya dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima diakui secaraa langsung dalam ekuitas.

4

2.

Bunga, Deviden, Kerugian dan Keuntungan Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang berkaitan dengan instrumen keuangan

atau komponen yang merupakan kewajiban keuangan diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas didebit oleh entitas secara langsung pada ekuitas, setelah dikurangi manfaat pajak penghasilan yang terkait. Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, selain biaya penerbitan instrumen ekuitas yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan badan usaha (yang dalam hal ini dicatat berdasarkan PSAK No. 22), dicatat sebagai pengurang ekuitas, setelah dikurangi manfaat pajak penghasilan yang terkait.

H.

SALING HAPUS ATAS ASET DAN LIABILITAS Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam

laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas: a.

Saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan sating hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

b.

Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan yang ditransfer dan liabilitas terkait (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 36). Untuk memenuhi kriteria saling hapus, entitas saat ini harus memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus. Ini berarti bahwa hak saling hapus: a.

Harus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan; dan

b.

Harus dapat dipaksakan secara hukum terhadap seluruh keadaan, sebagai berikut: i.

Situasi bisnis yang normal;

ii.

Peristiwa kegagalan; dan

iii.

Peristiwa kepailitan atau kebangkrutan dari entitas dan seluruh pihak lawan.

Kriteria bahwa entitas memiliki intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan: a.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang memenuhi syarat untuk saling hapus disampaikan pada saat yang bersamaan untuk dilakukan pemrosesan; 5

b.

Setelah aset keuangan dan liabilitas keuangan disampaikan untuk diproses, para pihak berkomitmen untuk memenuhi kewajiban penyelesaian;

c.

Tidak ada potensi arus kas yang timbul dari aset dan liabilitas untuk berubah;

d.

Aset dan liabilitas yang diagunkan dengan efek akan diselesaikan dengan pengalihan efek atau sistem yang sejenis (sebagai contoh, pengiriman dibandingkan dengan pembayaran), sehingga jika pengalihan efek gagal, pemrosesan piutang atau hutang terkait yang sekuritasnya diagunkan juga akan gagal (dan sebaliknya);

e.

Setiap transaksi yang gagal, akan disampaikan kembali untuk diproses sampai transaksi yang gagal tersebut diselesaikan;

f.

Penyelesaian dilakukan melalui institusi penyelesaian yang sama (sebagai contoh, bank penyelesaian, bank sentral atau penyimpanan efek sentral), dan terdapat fasilitas kredit intraday yang akan memberikan jumlah cerukan yang cukup untuk memungkinkan proses pembayaran;

g.

Pada tanggal penyelesaian untuk setiap pihak, dan dapat dipastikan bahwa fasilitas kredit intraday akan dipertimbangkan jika akan digunakan.

PSAK 60 PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN

A.

SIGNIFIKANSI INSTRUMEN KEUANGAN TERHADAP POSISI DAN KINERJA KEUANGAN PSAK 60 mensyaratkan suatu entitas untuk mengungkapkan informasi akuntansi yang

memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi infomasi laporan posisi keuangan dan kinerja keuangannya. Informasi akuntansi tersebut harus diungkapkan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan. 1. Laporan Posisi Keuangan Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan adalah seperti yang diuraikan dalam PSAK 55. PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan atas nilai tercatat masing-masing kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan. a. Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

6

PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan spesifik atas setiap aset keuangan (atau kelompok aset keuangan) yang ditetapkan entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Pertama, entitas harus mengungkapkan risiko kredit maksimum aset keuangan tersebut dan saldo derivatif kredit atau instrumen serupa yang digunakan untuk mengurangi risiko kredit maksimum tersebut. Entitas juga diwajibkan untuk mengungkapkan informasi mengenai jumlah perubahan nilai wajar aset keuangan yang disebabkan oleh perubahan risiko kredit aset keuangan tersebut (dan bukan disebabkan oleh perubahan kondisi pasar). Ada beberapa pengungkapan yang disyaratkan untuk liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Entitas diwajibkan untuk mengungkapkan: nilai kumulatif dari perubahan nilai wajar yang disebabkan oleh perubahan risiko kredit dari liabilitas tersebut, dan; perbedaan antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut saat jatuh tempo. PSAK 60 paragraf 11 juga mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan metode yang digunakan untuk menentukan nilai wajar yang disebabkan oleh perubahan risiko kredit. b. Reklasifikasi Jika entitas mereklasifikasi suatu aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan, biaya perolehan diamortisasi, atau pada nilai wajar, maka PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan jumlah yang direklasifikasikan ke dalam atau yang dihapus dari masing-masing kategori serta alasan reklasifikasi tersebut. c. Penghentian pengakuan Jika entitas mentransfer aset keuangan yang mengakibatkan sebagian atau seluruh aset keuangan itu tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan, PSAK 60 mensyaratkan bahwa entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk masingmasing kelas aset keuangan: 1) Sifat aset; 2) Sifat risiko dan manfaat atas kepemilikan yang tetap berada pada entitas; 3) Nilai tercatat aset dan liabilitas yang terkait, apabila entitas melanjutkan untuk mengakui seluruh aset tersebut; dan 4) Nilai tercatat aset awal, saldo aset yang tetap diakui oleh entitas, dan jumlah tercatat liabilitas yang terkait, apabila entitas melanjutkan untuk mengakui aset sesuai dengan keterlibatan berkelanjutannya. d. Agunan 7

Jika terdapat agunan tertentu, PSAK 60 mensyaratkan bahwa entitas mengungkapkan hal-hal berikut: 1) Nilai tercatat dari aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan untuk liabilitas atau liabilitas kontijensi, termasuk saldo yang telah direklasifikasi sebagaimana diatur oleh PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan 2) Syarat dan kondisi yang terkait dengan penjaminan tersebut. Selain itu, apabila suatu entitas memiliki agunan (untuk aset keuangan atau aset nonkeuangan) dan diperbolehkan untuk menjual atau menjaminkan kembali agunan tersebut jika tidak ada wanprestasi (default) dari pemilik agunan, maka entitas mengungkapkan: 1) Nilai wajar agunan yang dimiliki; 2) Nilai wajar dari setiap agunan yang dijual atau dijaminkan kembali, dan apakah entitas berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut; dan 3) Syarat dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan agunan tersebut. e. Penyisihan kerugian kredit Apabila aset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan entitas mencatatnya dalam akan tersendiri (misalnya akun cadangan yang digunakan untuk mencatat masing-masing penurunan nilai atau akun serupa yang digunakan untuk mencatat penurunan nilai kolektif atas aset keuangan), dan tidak secara langsung mengurangi nilai tercatat aset tersebut, PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan rekonsiliasi perubahan akun tersebut selama periode berjalan untuk setiap kelas aset keuangan. f. Instrumen keuangan majemuk dengan beberapa derivatif melekat Apabila entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen liabilitas dan ekuitas dan instrumen tersebut memiliki beberapa derivatif melekat yang nilainya saling bergantung satu sama lain (seperti instrumen utang yang dapat dikonversi atau callable convertible debt instrument), maka entitas harus mengungkapkan fitur tersebut. g. Wanprestasi dan pelanggaran PSAK 60 paragraf 18 dan 19 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan secara detail mengenai wanprestasi atau pelanggaan atas pinjaman yang diterima (loan payable) yang diakui pada tanggal pelaporan. Pengungkapan ini mencakup detail

8

mengenai apakah wanprestasi telah diselesaikan dengan cara negosiasi ulang sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan. 2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lainnya PSAK 60 paragraf 20 mensyaratkan pengungkapan yang berkaitan dengan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dimana entitas diwajibkan untuk mengungkapkan informasi tertentu atas penghasilan, beban, keuntungan, atau kerugian, sebagai berikut: 1. Laba atau rugi neto dalam: (i) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. PSAK 60 mensyaratkan saldo aset keuangan atau liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada saat pengakuan awal dipisahkan dari saldo aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan; (ii) aset keuangan tersedia untuk dijual, yang menunjukkan secara terpisah jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain selama periode, dan jumlah yang dipindahkan dari ekuitas ke dalam laporan laba rugi untuk periode tersebut; (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo; (iv) pinjaman yang diberikan dan piutang; dan (v) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortiasi. 2. Jumlah pendapatan bunga dan jumlah beban bunga (yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. 3. Penghasilan dan beban jasa (selain dari saldo yang diakui dalam menentukan suku bunga efektif) yang timbul dari: (i) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; dan (ii) kegiatan wali amanat (trust) dan fidusia (fiduciary) yang mengakibatkan kepemilikan atau investasi aset atas nama individu, wali amanat, program pensiun, dan institusi lain; 4. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang masih harus dibayar berdasarkan PSAK 55 paragraf panduan aplikasi PP93; dan 5. Saldo kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan. 3. Pengungkapan Lainnya PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan lainnya sebagai berikut: 1. Kebijakan akuntansi Entitas diwajibkan mengungkapkan rangkuman kebijakan akuntansi yang signifikan, dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan, serta kebijakan akuntansi lainnya yang diperlukan guna memahami laporan keuangan. 9

2. Akuntansi Lindung Nilai PSAK 60 paragraf 22-24 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang terkait dengan lindung nilai atas arus kas dan lindung nilai atas nilai wajar. Mengingat pentingnya aktivitas lindung nilai dan potensinya dalam mencapai strategi income-smoothing. PSAK 60 mensyaratkan detail yang cukup substansial atas lindung nilai, yang mencakup: 1) Uraian dari setiap jenis lindung nilai; 2) Rincian instrumen lindung nilai; 3) Sifat risiko yang dilindung nilai; 4) Rincian secara substansial mengenai lindung nilai atas arus kas; dan 5) Perubahan nilai wajar untuk lindung nilai atas nilai wajar dari instrumen lindung nilai dan item yang dilindungi nilai, serta bagian yang tidak efektif untuk lindung nilai atas arus kas dan lindung nilai atas investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri yang diakui langsung pada laba rugi. 3. Nilai Wajar PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan nilai wajar dari setiap kelas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang memungkinkan perbandingan dengan nilai tercatatnya, kecuali untuk kelas-kelas berikut ini: 1) Bila nilai tercatat tersebut adalah perkiraan nilai wajar yang layak, misalnya piutang dan utang usaha jangka pendek; 2) Untuk investasi dalam instrumen derivatif yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif atau derivatif yang terkait dengan instrumen ekuitas tersebut, yang diukur pada harga beli berdasarkan PSAK 55 karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal; dan 3) Untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat (sebagaimana diatur dalam PSAK 62) jika nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal. Nilai wajar merupakan hal yang sangat penting dalam pengukuran dan pengungkapan instrumen keuangan. Apabila kuotasi harga di pasar aktif tidak tersedia, maka PSAK mengizinkan entitas untuk menggunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajar instrumen keuangan. PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan nilai wajar sesuai dengan hirarki yang mencerminkan data input yang digunakan dalam melakukan pengukuran. Hirarki nilai wajar adalah sebagai berikut: 1) Harga kuotasian yang tidak disesuaikan dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang didentik (Tingkat 1); 10

2) Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi, baik secara langsung (contoh harga) atau secara tidak langsung (contoh nilai turunan dari harga) (Tingkat 2); dan 3) Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (Tingkat 3). B.

PENGUNGKAPAN RISIKO

1.

Pengungkapan Kualitatif a) Eksposur dan timbulnya risiko b) Tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko serta metode yang digunakan untuk mengukur resiko tersebut. c) Perubahan atas kedua hal di atas

2.

Pengungkapan Kuantitatif a) Ikhtisar data kuantitatif terhadap risiko pada akhir periode pelaporan. b) Pengungkapan yang dipersyaratkan par 36-42 sepanjang tidak disediakan sesuai dengan (a). c) Konsentrasi risiko jika tidak terlihat pada dua pengungkapan diatas. a. Risiko Kredit Entitas mengungkapkan berdasarkan kelompok instrument keuangan: 1) jumlah yang paling mewakili nilai maksimal eksposur risiko kredit pada akhir periode pelaporan tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau peningkatan kualitas kredit (credit enhancement) lain. 2) Deskripsi agunan yang dimiliki sebagai jaminan. 3) Informasi mengenai kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai. b. Aset keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai Entitas mengungkapkan berdasarkan kelas aset keuangan : 1) Analisis umur aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan. 2) Analisis aset keuangan yang ditentukan secara individual mengalami penurunan nilai pada akhir priode pelaporan, termasuk faktor yang dipertimbangkan entitas dalam menentukan penurunan nilai. c. Agunan dan peningkatan kualitas kredit lain yang diperoleh Jika entitas memperoleh aset keuangan atau aset nonkeuangan selama priode berjalan melalui pengambilalihan kepemilikan agunan yang dimiliki sbagai jaminan atau 11

meminta peningktan kualitas kredit (contohnya garansi), dan aset tersebut memenuhi kriteria pengakuan dalam SAK, maka entitas mengungkapkan aset tersebut yang dimilikinya pada tanggal perolehan: a) Jenis dan jumlah tercatat aset dan b) Jika aset tidak siap untuk dikonveris menjadi kas, kebijakan entis untuk melepakan aset tersebut atau menggunakannya dalam operasi. 1) Risiko Likuiditas Entitas mengungkapkan : a) Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan nonderivatif (termasuk kontrak jaminan keuangan yang diterbitkan) yang menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual; b) Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan derivatif, mencakup sisa jatuh tempo kontraktual liabilitas keuangan derivatif tersebut di mana jatuh tempo kontraktual sangat penting untuk pemahaman terhadap periode arus kas. c) Uraian mengenai bagaimana entitas mengelola risiko likuiditas yang melekat di (a) dan (b). 2) Risiko Pasar Analisis Sensitivitas Entitas mengungkapakan : a) Analisis sensitifitas untuk setiap jenis risiko pasar dimana entitas terekspos pada akhir priode pelaporan, yang menunjukan bagaimana laba rugi dan ekuitas mungkin terpengaruholeh perubahan pada variabel risiko yang relevan pada tanggal tersebut. b) Metode dan asumsi yang digunakan dalam menyusun analisis sensitiftas c) Perubahan metode dan asumsi yang digunakan pada periode sebelumnya dan alasan perubahannya Jika menyusun analisis sensitivitas seperti value-at-risk, yang mencerminkan saling ketergantungan antar variabel risiko, maka entitas menggunakan analisis tersebut sebagai pengganti analisis dengan mengungkapkan metode, paramater, asumsi utama, keterbatasan. 3) Pengungkapan Resiko Pasar lain Mengungkapkan fakta dan alasan mengapa analisis sensitifas tidak dapat merepresentasikan resiko inheren pada instrument keuangan (sebagai contoh karena eksposur akhir tahun tidak mencerminkan eksposur selama tahun tersebut), 12

maka entitas mengungkapkan fakta tersebut dan alasan yang dipercayai entitas bahwa analisis sensetivitas tidaak dapat mempresentasikan. PEMBAHASAN KASUS KASUS PENERAPAN PSAK 55 PADA CIMB NIAGA A.

SEJARAH CIMB NIAGA CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada

dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online. Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank dengan meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank di seluruh pelosok negeri. Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi pemegang saham mayoritas CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking. Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama. Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang penggabungan (merger) sebagai suatu 13

upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan CIMB Niaga dan LippoBank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan Oktober 2008. LippoBank secara resmi bergabung ke dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas. Bergabungnya LippoBank ke dalam CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul, CIMB Niaga akan terus memanfaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan. 2. Aplikasi Laporan Keuangan CIMB Niaga dengan PSAK 55 PSAK 55 mengatur tentang pengakuan dan penghapusan, pengukuran setelah pengukuran awal serta mengatur tentang akuntansi untuk derivatif untuk di perdagangkan dan hedging. Dalam hal ini penulis lebih memberikan aplikasi mengenai perlakuan akuntansi untuk akuntansi derivatif. Dimana untuk Laporan tahunan CIMB niaga tahun 2017 telah melakukan pembukuan sesuai dengan Standar yang telah di tetapkan. Hal ini tercermin di dalam laporan keuangannya, akuntansi Derivatif ini tercantum di dalam laporan neraca CIMB Niaga. Didalam PSAK akuntanis derivatif ini

14

15

Hal ini juga di jelas kan di dalam catatan atas laporan keuangan dimana dalam bisnisnya cimb niaga melakukan kotrak tunai dan berjangka mata uang asing, foreign currency swaps, opsi mata uang asing dan swap tingkat suku bunga.

16

17

18

Bisa dilhat diatas CALK bahwa perusahaan ini menerapkan PSAK 55, terlihat perusahaan ini menampilkan kontrak swap, lindung nilainya. Antara AR/ AP nya.

19

CALK diatas menjelaskan bahwa perusahaan ini menerapkan lindung nilai, yaitu dapat dilihat angka kesepakatanya lindung nilainya.

20

DAFTAR PUSTAKA Dwi Martani dkk, 2015, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Buku 2, Salemba Empat: Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2015. Modul Pelaporan Korporat. Jakarta Pusat: IAI.

21

Related Documents


More Documents from "Anissa Apriliani Rachdian"