Pelajaran 4
*17-23 Oktober 2009
Terompet, Darah, Awan dan Api
Sabat Petang Untuk pelajaran pekan ini bacalah: Kel. 12:1-29; Bil. 9, 10; Mat. 26:36-43; Luk. 22:15, 19, 20; 1 Kor. 15:52. Ayat Hafalan: “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus” (1 Korintus 5:7).
P
ada Paskah terakhir, ketika Yesus makan bersama murid-murid-Nya, Ia melembagakan “Perjamuan Kudus.” Mengambil beberapa unsur yang sama dengan makan Paskah, Yesus berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Dan untuk cawan, Ia berkata: “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat. 26:2629). Dan Paulus menulis: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor. 11:23-26). Perjamuan kudus adalah Paskah Kristen, upacara Perjanjian Baru yang serupa dengan kelepasan Israel dari Mesir. Minggu ini kita akan mempelajari peringatan pertama kelepasan Israel tersebut. Kita juga akan mempelajari kehadiran Tuhan di tengah perkemahan Israel, demikian juga terompet perak yang ditiup pada saat-saat tertentu, dan beberapa cerita lainnya yang mengungkapkan situa si umat Allah dahulu kala dalam keadaan mereka yang unik. Sebagaimana biasanya, kita akan mempelajari pelajaran yang dapat kita tarik bagi diri kita sendiri sementara kita menghadapi beberapa jenis pencobaan dan ujian yang sama dengan mereka dalam konteks dan zaman kita sekarang, biarpun keadaannya sangat berbeda. *Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 24 Oktober.
42
Minggu
18 Oktober
Menjadi Peringatan akan Aku Baca Bilangan 9:1-5 dan Keluaran 12:1-29. Kebenaran rohani apakah yang dapat kita ambil dari berbagai cerita ini untuk diri kita sendiri? Sementara Anda membaca, pikirkanlah tentang hal-hal berikut, contohnya seperti, penurutan, kasih karunia, penebusan, iman dan penghakiman. ________________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Ini adalah peringatan pertama akan malam yang menakjubkan di Mesir ketika malaikat Tuhan membunuh anak-anak sulung orang Mesir, tetapi “melewati” (passover yang diterjemahkan Paskah) rumah-rumah di mana ada darah domba korban yang menandai tempat kediaman bangsa Israel. Sekarang, pada perayaan tahunan itu, mereka mengenang malam kelepasan istimewa mereka dari Mesir dan keselamatan yang Allah buat bagi mereka. Bagaimanakah para pengikut Yesus merayakan Paskah dewasa ini? (Lukas 22:15, 19, 20). Untuk mengenang apakah upacara tersebut? ________________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ ______________________________________________________________ “Kristus sedang berdiri pada titik peralihan antara dua sistem dan dua perayaan mereka yang besar. Ia sebagai Anak Domba Allah yang tidak bercacat, hampir akan menyerahkan diri-Nya sebagai suatu persembahan karena dosa, agar dengan demikian Ia akan mengakhiri sistem upacara korban bayangan yang selama empat ribu tahun telah menunjuk kepada kematian-Nya. Ketika Ia makan Paskah dengan murid-murid-Nya, Ia mendirikan sebagai gantinya upacara yang akan menjadi peringatan pengorbanan-Nya yang besar itu. Perayaan nasional orang Yahudi itu harus dihilangkan selama-lamanya. Upacara yang ditetapkan oleh Kristus harus dipelihara oleh para pengikut-Nya di semua negeri dan pada segenap zaman. “Upacara perjamuan kudus diberikan untuk memperingati kelepasan yang besar yang dilaksanakan sebagai hasil kematian Kristus. . . . Itulah ikhtiar yang oleh mana pekerjaan-Nya yang besar bagi kita harus dipelihara dalam keadaan segar dalam pikiran kita.”—Alfa dan Omega, jld 6, 293, 294.
43
Senin
19 Oktober
HadiratNya yang Menuntun Salah satu dari jaminan-jaminan ajaib yang dimiliki bangsa Israel di padang belantara adalah tanda hadirat Allah yang kelihatan, yang dinyatakan dengan cara yang sangat jelas: tiang awan pada siang hari dan tiang api di malam hari. Coba pikirkan. Bangsa yang terdiri dari kira-kira dua juta orang hidup di padang yang tandus dan berbahaya, perkemahan tentunya tersebar pada jarak bermil-mil. Tanpa memiliki komunikasi yang langsung dan cepat (tidak ada radio, telepon, internet), pastilah ada cara untuk memberitahukan kepada mereka semua, kapan dan ke mana mereka harus pergi. Baca Bilangan 9:15-33. Bagaimanakah manifestasi kehadiran Allah ini menyatakan kehendak Allah kepada mereka, sekurang-kurangnya sehubungan dengan pergerakan mereka? ________________________________________________________________ ______________________________________________________________ Pimpinan Tuhan terhadap Israel perantaraan awan yang kelihatan itu tidak selalu melalui perjalanan di jalan raya yang mudah. Yeremia mencatat bahwa Ia memimpin kita “di padang gurun, di tanah yang tandus dan yang lekak-lekuk, di tanah yang sangat kering dan gelap, di tanah yang tidak dilintasi orang dan yang tidak didiami manusia” (Yer. 2:6). Tetapi ada hal yang lebih dalam dari sekadar ke mana dan kapan hendak berangkat. Adanya tiang awan pada siang hari dan tiang api di malam hari adalah juga suatu pengingat yang sangat kuat bagi mereka terhadap kehadiran Allah di tengah mereka. Menurut Bilangan 9:16—“Demikianlah selalu terjadi: awan itu menutupi Kemah, dan pada waktu malam kelihatan seperti api.” Di mana pun mereka berada, ujian apa pun yang mereka hadapi, musuh apa pun yang mereka temukan, di sana—melayang-layang di langit—terdapat tanda yang kelihatan yang menandakan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka. Tentunya bagus sekali adanya hal itu. Awan dan api ini tentunya lebih dari cukup untuk membuat mereka setia dan percaya dan menurut kepada Allah, benar bukan? Bilamana berusaha membuat keputusan ke mana harus pergi, betapa seringkah Anda berharap adanya awan pada siang hari dan api di malam hari yang dapat menuntun Anda? Walaupun demikian, janji-janji apakah yang dapat Anda temukan dalam Alkitab tentang keinginan Allah untuk memimpin kita, dan berada di tengah-tengah kita bahkan pada hari ini? Pilihan-pilihan apakah yang dapat Anda buat yang akan menyanggupkan Anda menjadi lebih terbuka terhadap tuntunan Allah, dan lebih sadar akan kehadiran-Nya? 44
Selasa
20 Oktober
Terompet Perak Israel kuno memiliki dua jenis terompet: terompet tanduk domba yang umum dipakai (shofar), dan dua terompet perak yang menjadi milik bait suci dan hanya ditiup oleh para imam (Bil. 10:8). Terompet perak ini dibuat dari kerajinan tempaan, masing-masing terbuat dari sepotong logam. Terompet perak menyerupai sebuah pipa panjang, mengembang pada salah satu ujungnya. Baca Bilangan 10:1-10. Apakah tujuan peniupan terompet ini? Pelajaran rohani apakah yang bisa kita tarik dari penggunaan terompet-terompet ini? ________________________________________________________________ ______________________________________________________________ Peniupan terompet perak ini mengandung sebuah makna sebagai tambahan kepada penggunaannya yang lebih praktis. Peniupan terompet ini dianggap suatu “peraturan.” Dalam peperangan itu memberi tanda bahwa mereka akan “diingat di hadapan Tuhan Allah,” dan mereka akan diselamatkan dari musuhmusuh mereka (ay 9). Jadi peniupan terompet ini berfungsi sebagai “suatu tanda pengingat di hadapan Allah: Akulah Tuhan Allahmu” (ay 10). Sungguh menarik, bahkan dengan semua manifestasi pimpinan, tuntunan, dan penyertaan Allah, Tuhan menggunakan terompet-terompet ini juga untuk mengingatkan Israel akan penyertaan dan perlindungan-Nya. Maka baik melalui penglihatan, awan dan api, dan melalui bunyi terompet, mereka mendapat tanda pengingat khusus akan tuntunan dan hadirat Allah di tengah-tengah mereka. Dewasa ini, kita tidak mempunyai awan atau api atau terompet perak untuk mengingatkan kita akan tuntunan dan hadirat Allah. Meskipun demikian, kita memiliki ilham Perjanjian Baru tentang apa yang telah Allah perbuat bagi kita melalui Yesus, yang memberi kita suatu kepastian akan kasih dan perlindungannya yang tidak dapat dihargai sepenuhnya oleh bangsa Israel kuno. Yang mereka ketahui, hanya dalam bentuk bayangan, apa yang kita miliki sekarang dalam bentuk kenyataan, dan itu adalah pengetahuan akan kasih Allah sebagaimana yang dinyatakan melalui Salib. Apa yang lebih suka Anda miliki: sebuah terompet perak ditiup di telinga Anda, atau pengetahuan akan kasih dan karakter dan perlindungan dari Dia yang, “walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:6-8). Satu bunyi terompet apakah yang Anda benar-benar ingin dengarkan, dan mengapa (1 Kor. 15:52)? 45
Rabu
21 Oktober
“Jadilah Penunjuk Jalan Bagi Kami” Setelah Sara mati, Abraham menikah lagi, Ketura melahirkan bagi dia beberapa anak, satu bernama Midian (Kej. 25:1-6). Yitro (juga bernama Rehuel, “sahabat Allah”) menjadi mertua Musa ketika Musa menikahi putrinya Zipora. Yitro adalah “imam di Midian” (Kel. 18:1) dan berbakti kepada Allah yang benar (ay 12). Keturunan Midian lainnya berpaling dari iman Abraham kepada ilah-ilah kafir, orang-orang inilah yang sering memusuhi Israel. Apakah permintaan Musa kepada Hobab, anak Yitro? Apakah sambutannya (Bil. 10:29-32)? Musa tidak bertanya kepada Allah sebelum ia mencoba membujuk Hobab untuk menyertai Israel. Bukankah kehadiran Allah dalam tiang awan di siang hari dan api di malam hari lebih dari cukup untuk menuntun bangsa yang berpindah itu melintasi padang belantara? Di sini kita melihat kemanusiaan Musa goyah di hadapan tantangan yang menghadangnya, dan lupa bahwa Allah yang membuka Laut Merah dapat juga membuka jalan melintasi padang belantara dan menyediakan makanan dan juga air. Baca Matius 26:36-43. Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita tentang Yesus dan kemanusiaan-Nya? Bahkan Juruselamat kita merasakan saat-saat membutuhkan simpati dan dukungan manusia. Sementara Ia mengasihi semua murid, Ia secara khusus dekat dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Di Getsemani Ia meminta dukungan doa mereka. Di gunung “kemuliaan” trio yang sama tertidur bukannya berdoa. Tetapi Surga mengutus Musa dan Elia untuk menguatkan Kristus untuk maju menuju kematian penebusan-Nya (Luk. 9:28-31). “Sekarang surga telah mengirim utusan-utusannya kepada Yesus, bukannya malaikat-malaikat, melainkan manusia yang telah menanggung penderitaan dan kesusahan, dan yang dapat menaruh simpati kepada Juruselamat dalam ujian hidup-Nya di dunia ini. Musa dan Elia telah bekerja bersama-sama dengan Kristus. Mereka turut mengambil bagian dalam keinginan-Nya untuk keselamatan manusia. . . . Harapan dunia, keselamatan setiap manusia, merupakan beban wawancara mereka.”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 33. Walaupun kita bersandar pada Tuhan, betapa sering kita mendapati simpati manusia sangat menghibur dan menolong. Ingatlah saat-saat ketika Anda telah tertolong secara khusus oleh seseorang yang memberikan kepada Anda simpati pada saat dibutuhkan. Apakah yang menjadikan hal itu sangat menolong? Bagaimanakah Anda sekarang ini dapat memberikan penghiburan dan dorongan semangat kepada seseorang yang membutuhkan? 46
Kamis
22 Oktober
Mengepalai Rumah Tangga? Baca cerita dalam Bilangan 10:11-36, tentang perjalanan pertama bangsa Israel sebagai umat perjanjian yang diorganisasikan Allah. Apakah satu hal yang menonjol mengenai cara mereka bergerak? Mengapa hal itu sangat penting? Menurut Musa hanya perjalanan sebelas hari dari Gunung Sinai (Horeb) ke Kadesh-Barnea, sebuah kota atau wilayah dekat kepada lokasi yang akhirnya menjadi batas selatan Yehuda. Perhatikan urutannya. Tiga laskar suku mengikuti awan dan tabut. Kemudian orang Lewi dengan kereta mereka membawa berbagai bagian dari kemah suci. Tiga laskar suku lagi mengikuti. Kemudian berangkat orang Kehat, mengangkat barang-barang tempat kudus. Menyusul enam laskar, melindungi bagian belakang dari serangan. Segala sesuatu dilaksanakan dengan sangat teratur. Mengingat apa yang sedang terjadi, jikalau hal itu dilaksanakan dengan sembrono, maka akan ada malapetaka yang hebat terjadi. Jalan paling cepat menuju Kanaan dari Mesir adalah melintasi wilayah pesisir pantai sepanjang “jalan menuju negeri orang Filistin.” Tetapi Allah tahu Israel tidak siap untuk berperang (Kel. 13:17). Akibatnya, ketika tiang awan memberi tanda untuk berjalan, awan itu menuntun bangsa itu ke timur dan utara menuju padang gurun Paran (Bil. 10:11, 12), suatu perjalanan selama tiga hari (Bil. 10:33). “Apabila mereka bergerak maju, jalan mereka menjadi semakin sukar. Jalan mereka terbentang melalui tebing-tebing batu dan padang yang tandus. Di sekeliling mereka terdapat padang belantara yang luas. . . . Jalan yang berbatubatu itu, jauh dan dekat, dipenuhi oleh laki-laki, perempuan dan anak-anak, dengan binatang-binatang dan pedati, dan deretan yang panjang dari kawanan kambing dan domba, perjalanan mereka lambat dan memenatkan; dan orang banyak itu setelah lama berkemah tidak bersedia untuk menahan bahaya-bahaya dan kesulitan-kesulitan sepanjang jalan.” Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 449. Baca Bilangan 10:35, 36. Bagaimanakah Anda dapat menerapkan prinsip-prinsip dalam ayat itu sekarang ini dalam pergumulan dan perjuangan iman Anda? Juga tanyakan dirimu sendiri pertanyaan ini: Mengapa Allah tidak menggunakan kuasa-Nya yang mengagumkan itu, untuk secara otomatis membuat jalan yang terbuka dan mudah bagi mereka? Sanggupkah Ia melakukan hal itu? Jika sanggup, mengapa Ia tidak melakukan itu bagi mereka gantinya menempatkan mereka melalui ujian yang hebat seperti itu? Bagaimanakah jawaban Anda di sini, mungkin menolong Anda memahami mengapa Ia tidak membuat jalan dan perjalanan Anda gampang dan bebas dari rintangan? Bawalah jawaban Anda ke kelas pada hari Sabat. 47
Jumat
23 Oktober
Pendalaman: Kita menghadapi keputusan-keputusan setiap hari—sebagian lebih serius dari yang lain. Renungkanlah janji-janji berikut tentang tuntunan Allah: Mzm. 31:3, 32:8, 48:14, 78:52, Yes. 58:10, 11. “Apabila kita menjalankan pengelolaan dari sesuatu hal atau usaha yang harus kita lakukan, dan bergantung kepada kebijaksanaan kita sendiri supaya sukses, kita tengah membawa beban yang tidak diberikan Allah kepada kita, dan tengah berupaya menanggungnya tanpa bantuan-Nya. Kita menanggung sendiri tanggung jawab kepunyaan Allah, dan dengan demikian kita sebenarnya menggantikan tempat-Nya. . . . Tetapi apabila kita sungguh-sungguh percaya bahwa Allah mengasihi kita dan bermaksud baik kepada kita, kita tidak akan mengkhawatirkan hari esok. Kita akan mempercayai Allah seperti seorang anak mempercayai orangtua yang penuh kasih. Kemudian kesusahan-kesusahan dan kesakitan-kesakitan kita akan lenyap, karena kehendak kita terserap dalam kehendak Allah.”—Ellen G. White, Khotbah di Atas Bukit, hlm. 114.
Pertanyaan untuk Didiskusikan: nn Sebagai satu kelas, bagikanlah jawaban Anda untuk pertanyaan terakhir hari Kamis. Mengapa kita menghadapi ujian padahal tampaknya Allah bisa menyingkirkan semua rintangan? Pemahaman kita tentang pertentangan besar menolong kita, untuk menjawab pertanyaan ini, sedikitnya sebagian. Lihat Ayub 1 dan 2. oo Diskusikan lebih jauh pertanyaan tentang dukungan sesama manusia ini. Apakah contoh lain yang dapat Anda temukan dalam Alkitab tentang dukungan manusia itu sangat penting dan bermanfaat bagi beberapa umat Allah yang setia? Dalam cara-cara apakah Allah melayani kebutuhan orang melalui dukungan sesama? Seberapa baikkah yang jemaat Anda lakukan dalam soal ini? pp Bila kita ambil bagian dalam perjamuan kudus, bagaimanakah kita lebih menghargai secara tepat maknanya? Pikirkanlah kebenaran besar tentang keselamatan oleh iman saja, dan melalui iman dalam kematian Yesus bagi kita, kita memiliki janji kehidupan kekal. Rangkuman: Sebelum meninggalkan perkemahan bertahun-tahun di Sinai, Israel merayakan Paskah pertama mereka dalam kemerdekaan. Allah tidak ingin mereka melupakan pembebasan mereka yang ajaib dari perbudakan Mesir. Dalam tiga hari perjalanan pada barisan tiap-tiap suku mereka, bangsa itu dituntun oleh Allah melalui tiang awan dan api. Perjalanan itu terjadi dalam suatu cara yang teratur menurut tanda dari terompet perak dan para imam membawa tabut di depan. Awan memimpin mereka ke timur dan ke utara di padang gurun Paran. Dalam cara yang sama, pimpinan Allah kadangkala kelihatan sukar bagi kita. Tetapi kuncinya adalah percaya kepada-Nya, Bapa kita yang Mahabijaksana. 48
Penuntun guru 4 Ringkasan Pelajaran Ayat Inti: 1 Korintus 5:7
Anggota Kelas Akan:
¾¾ Mengetahui: Banyaknya cara konkret yang Allah gunakan menyatakan kehadiran dan kuasa tuntunan-Nya kepada umat-Nya. ¾¾ Merasakan: Memiliki hubungan dengan Allah melalui pengakuan terhadap hadirat Ilahi-Nya. ¾¾ Melakukan: Melangkah dalam iman, dengan menyambut kuasa tuntunan Allah.
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Allah Dinyatakan Dalam Darah, Awan Tebal, dan Terompet A. Israel harus berlindung di balik pintu keluar yang ditandai oleh darah domba sehingga malaikat pemusnah akan melewatkan mereka. Apakah yang diajarkan tindakan ini kepada mereka? B. Awan tebal dan terompet menandai kehadiran Allah bersama umat-Nya dan bimbingan-Nya. Mengapa tanda-tanda yang nyata akan tuntunan Allah ini begitu penting dalam sejarah bangsa Israel saat ini? II. Merasakan: Hadirat Allah yang Terdengar dan Terlihat A. Bila kita mengambil bagian dalam perjamuan kudus, kita sedang memperingati kematian Yesus untuk kita, yang dilambangkan dengan Paskah. Bagaimanakah lambang-lambang fisik pengorbanan Yesus ini berbicara kepada Anda? B. Cara-cara bagaimanakah Anda merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan Anda sehari-hari melalui suara, jamahan, dan penglihatan? Dengan cara-cara lain apakah Anda merasakan kehadiran Allah? III. Melakukan: Bergerak Bilamana Roh Menggerakkan Anda A. Bagaimanakah perasaan Anda bila Allah meminta Anda untuk keluar dari daerah nyaman Anda, dan berubah haluan? Bagaimanakah Anda merespons secara khusus? B. Apakah beberapa bidang di mana Anda mencari kehendak Allah dalam kehidupanmu? Apakah beberapa contoh saat Allah telah menuntun Anda di masa lalu? Rangkuman: Anak-anak Israel adalah bayi secara rohani, dan Allah memberi mereka banyak contoh konkret perihal perhatian dan tuntunanNya. Pada panggung sejarah dan perkembangan kita, pada saat kita sangat bergantung pada Kitab Suci dan Roh Kudus, Allah tetap menggunakan banyak pengalaman mengesankan untuk menjangkau kita. 49
Metode Belajar
Langkah 1—Memotivasi
Konsep Utama untuk Perkembangan Rohani: Tidak ada yang perlu kita takuti di masa sekarang ini kecuali bila kita melupakan bagaimana Allah telah memimpin kita di masa lalu. Khusus untuk Guru: Apakah kita ikut atau tidak dalam kegemaran orang lain untuk suatu aktivitas, apakah aktivitas seni atau olahraga atau membangun atau menjahit, kita semua tentunya dapat menghargai kesenangan orang lain terhadap hal-hal yang menarik baginya. Kita tidak kaget bila penggemar baseball atau sepak bola menggunakan banyak sekali waktu untuk menonton pertandingan atau ia bisa mengutip statistik pemain dan menceritakan sejarah olah raga tersebut. Malahan, kita mungkin mempertanyakan status kegemarannya jika dia tidak ingat hal-hal tersebut. Lalu betapa pentingkah bagi orang-orang yang mengaku sangat mengasihi Kristus untuk mengingat “sejarah-Nya?” Kegiatan Pembuka: Pada sebuah buku catatan yang sangat besar atau papan tulis, mintalah kelas membuat sebuah daftar hal-hal yang mereka telah lupakan. Tulislah pada kolom di sebelah kiri. Daftar itu bisa mencakup segala sesuatu mulai dari kunci, HUT pernikahan, hari lahir seseorang, menjemput seorang anak dari sekolah, membayar tagihan, pergi ke dokter gigi, membuang sampah, dan lain-lain. Kemudian, mintakan kelas untuk mengingat akibat dari kelupaan mereka. Ini boleh ditulis dalam bentuk steno pada kolom kanan. Pertama, pusatkan perhatian pada hal-hal yang biasa kemudian beralih ke hal-hal yang lebih berorientasi rohani. Jika kelas belum mendaftarkan jawaban-jawaban yang lebih berorientasi rohani, seperti doa, membaca Alkitab, dan kehadiran di gereja, tambahkan jenis-jenis jawaban tersebut saat Anda membuat peralihan kepada mendiskusikan akibat-akibatnya. Anjurkan kelas merefleksikan perbedaan atau pentingnya melupakan hal-hal jelek seseorang bila dibandingkan dengan melupakan doa, contohnya.
Langkah 2—Menyelidiki Komentar Alkitab I. Menjadi Peringatan akan Aku (Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 9:1-5; Kel. 12:1-29; Mat. 26:20-29; Mrk. 14:17-25; Luk. 22:14-23; Yoh. 13:18-30). “Paskah ditentukan sebagai suatu peringatan kelepasan Israel dari perhambaan Mesir. Allah telah memberi petunjuk bahwa, dari tahun ke tahun, bila anakanak menanyakan makna upacara ini, sejarah itu harus diceritakan kembali. Dengan demikian kelepasan yang ajaib itu akan tetap segar dalam ingatan semua orang.... Pada saat kelepasan mereka dari Mesir, anak-anak Israel makan Pas50
kah sambil berdiri... siap untuk mengadakan perjalanan.... Mereka hampir akan dikeluarkan dari tanah Mesir, dan hampir akan memulai suatu perjalanan yang tidak menyenangkan dan sukar melalui padang belantara.”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 294. Pikirkan ini: Kristus adalah Paskah kita, kelepasan kita dari dosa. Kegiatan khusus apakah yang kita masukkan ke dalam kehidupan kita agar kelepasan tersebut tetap segar dalam ingatan kita? Hasil-hasil positif apakah yang telah kita lihat sebagai hasil dari mengulangi sejarah pribadi kita bersama Yesus untuk keuntungan orang lain? Posisi tubuh bangsa Israel ketika mereka memakan Paskah, mengindikasikan bahwa mereka sedang bersiapsiap untuk suatu perjalanan yang akan terbukti menyakitkan dan sukar. Dalam cara-cara apakah keberangkatan kita (“keluaran”) dari ikatan dosa menuntun kepada rasa sakit dan sulit? II. “Jadilah Penunjuk Jalan Bagi Kami” (Bersama anggota kelas, tinjau kembali: Bil. 10:29–32; Luk. 9:28–31; Mat. 26:36–43). Adalah benar bahwa pada akhirnya satu-satunya obat yang pasti untuk ketakutan kita akan masa depan adalah percaya pada Allah dan suatu penghargaan mendalam terhadap pekerjaan-Nya pada masa lalu dalam hidup kita; namun, sokongan dan nasihat manusia, memegang peran penting dalam menolong kita menghadapi dan mengalahkan kesengsaraan. Pikirkan ini: Apakah meminta nasihat dan bimbingan dari orang lain menunjukkan suatu kekurangan percaya pada Allah? Apakah gereja saya merupakan suatu sumber sokongan bagi orang-orang yang sedang bergumul untuk menemukan tuntunan Allah dalam suatu dunia yang sering kacau balau, atau apakah kita lebih menyerupai murid-murid, yang tertidur pada saat kita paling dibutuhkan?
Langkah 3—Menerapkan Khusus untuk Guru: Sebagian orang mungkin memiliki suatu masalah mengingat sejarah pengalaman mereka dengan Allah karena mereka tidak tahu apa yang sedang mereka cari. Bagi banyak orang, Allah itu tidak kelihatan. Bagaimanakah kita dapat menolong orang-orang muda Kristen yang sedang bergumul, untuk melihat tangan Allah yang bekerja dalam kehidupan mereka jika mereka masih sedang menunggu untuk melihat Dia dalam penglihatan atau mendengar suatu suara? Hal-hal berikut ini menjadi contoh sederhana bagaimana kita memastikan bahwa Allah sedang bergerak dalam kehidupan kita sekalipun kita mungkin tidak melihat Dia muka dengan muka.
51
Kegiatan Kelompok/Ilustrasi: Daftar Peralatan yang Dibutuhkan: Selembar papan poster, sebuah magnit yang kuat, objek-objek logam magnetik, seperti ring, penjepit kertas, dan lain-lain. Tindakan: Tempatkan papan poster sedemikian rupa sehingga anggota kelas tidak dapat melihat ada magnit di bawahnya. Gerakkan magnit yang ada di bawah papan poster sehingga menggerakkan benda-benda yang terletak di atasnya (ring, penjepit kertas, dan lain-lain) menjadi beberapa pola, seperti sebuah garis lurus.
Pertanyaan Untuk Direnungkan: nn Bagaimanakah gerakan-gerakan dari benda-benda logam itu dijelaskan? oo Akankah Anda mempercayai seseorang jika dia mengatakan bahwa benda-benda yang ada di permukaan papan poster itu bergerak dengan sendirinya? Bagaimanakah pola tersebut dijelaskan bila tidak ada suatu kekuatan yang kelihatan? pp Dalam kehidupan nyata, apakah hal-hal yang benar-benar terjadi telah terjadi secara kebetulan? Apakah ada penjelasan yang lebih baik tentang jalannya kehidupan? qq Apakah fakta bahwa kita tidak melihat Allah muka dengan muka meniadakan kemungkinan bahwa Allah secara aktif sedang bergerak di dunia kita? rr Dalam ilustrasi kita dapat melihat di mana magnit itu berada oleh melihat gerakan pada permukaan. Dalam kehidupan nyata dapatkah kita melihat di mana Allah berada dan bekerja oleh mempelajari gerakangerakan dalam sejarah dan dalam kehidupan pribadi kita?
Langkah 4—Melatih Kreativitas Khusus untuk Guru: Fokus pekan ini memberikan dua kesempatan untuk aplikasi, baik secara pribadi maupun jemaat. Yang pertama lebih mudah karena tidak perlu kolaborasi, tetapi yang kedua memberi kesempatan untuk kerja sama tim. Kedua pilihan “pekerjaan rumah” itu dapat diikuti. Kegiatan satu: Tuliskanlah sejarah pribadi Anda dengan Allah. Renungkan tentang bagaimana Allah telah menuntun Anda melewati kemalangan, seperti kehilangan orang yang dikasihi, depresi atau kesepian, tantangan pelajaran, kehilangan pekerjaan, masalah finansial, kekosongan rohani, dan lain-lain. Catatlah prestasi-prestasi dan kegagalan-kegagalan Anda, jawaban-jawaban doa Anda, dan janji-janji Allah yang membantu Anda.
52
Kegiatan Dua: Pelajari dokumen-dokumen yang memaparkan sejarah jemaat lokal Anda, seperti catatan-catatan sekretaris jemaat, catatan keuangan umum, sejarah gereja yang tertulis, majalah-majalah berita tua. Wawancarai orang-orang yang paling lama menjadi anggota jemaat. Tanyakan tentang para pendeta dan guru-guru di waktu lalu, termasuk para penginjil keliling. Coba cari tahu mengapa gereja makmur atau merosot pada periode-periode tertentu. Catatlah pelajaran-pelajaran yang dipelajari kelompok Anda dari penyelidikan Anda dan bagikan itu di kelas. Anjuran Akhir: Jika Anda tinggal dekat dengan suatu tempat bersejarah rohani yang penting, seperti suatu tempat Adventist Heritage Ministry. Kunjungi tempat itu bersama kelas.
53