PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH SAKIT SURYA MEDIKA 2018
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya. Setelah mengalami berbagai proses penyempurnaan, akhirnya Panduan Komunikasi efektif dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Suatu langkah maju telah dicapai dalam proses memenuhi hak pasien dan keluarga yang mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Surya Medika Gresik. Perlu disadari bahwa Panduan ini sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun demikian dengan segala keterbatasan kami, buku ini dapat diharapkan mampu memberikan pemahaman pada semua staf yang terlibat dalam penyusunan panduan ini. Saran dan kritik dari berbagai pihak sebagai bahan penyempurnaan buku ini sangan diharapkan. Pada kesempatan ini, disampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan sumbangan pemikiran semua staf rumah sakit yang terlibat dalam pembuatan buku panduan ini dan semoga dapat bermanfaat.
Ditetapkan di : Gresik Pada Tanggal : 18 Desember 2018 RUMAH SAKIT SURYA MEDIKA Ttd
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul .................................................. ........................................i Kata Pengantar ................................................ .........................................ii Daftar isi ......................................................... ........................................iii Surat Keputusan Direktur…………………....................................................iv BAB I : PENDAHULUAN .................................. .........................................1 BAB II: RUANG LINGKUP ................................. .........................................6 BAB III: KEBIJAKAN ....................................... .........................................8 BAB IV: TATA LAKSANA .................................. .........................................9 BAB V: DOKUMENTASI ................................... ........................................ 39 Lampiran
iii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan perpaduan peralatan ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok tenaga terlatih dan terdidik dalam menghadapi hal yang berkaitan dengan pengetahuan medis modern untuk tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Rumah sakit bertugas untuk melaksanakan upaya kesehatan dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu. Seiring dengan adanya perkembangan teknologi maka rumah sakit pun dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas. Hal ini tentunya ditunjang dengan adanya system informasi manajemen yang mempunyai kualitas yang bersaing terutama dalam hal pengolahan data pasien, rekanan, obat dan alat kesehatan, hasil pemeriksaan, pemesanan obat dan sebagainya. Dalam pelayanan pasien di Rumah Sakit, saat berhadapan dengan pasien maka yang perlu kita tanyakan apakah maksud pasien sama dengan yang kita pikirkan karena persepsi yang salah dapat mengakibatkan kejadian yang tidak diharapkan karena itulah dibutuhkan Komunikasi Efektif. Komunikasi Efektif terjadi apabila pesan yang disampaikan komunikator dapat diterima dengan baik oleh komunikan sehingga tidak terjadi salah persepsi. Komunikasi Efektif di Rumah Sakit Surya Medika meliputi : 1. Komunikasi dengan masyarakat 2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga 3. Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam dan keluar Rumah Sakit B. TUJUAN Panduan komunikasi secara efektif dengan pasien atau keluarganya untuk mencapai pelayanan media secara optimal, memastikan tidak 1
adanya
kesalahan
dalam
komunikasi
antar
perawat
dan
petugas
kesehatan lainnya selama melakukan perawatan kepada pasien di Rumah Sakit Surya Medika antara lain : 1. Pasien dan atau keluarga memahami dan mengerti informasi yang telah dijelaskan oleh staf rumah sakit. 2. Staf rumah sakit mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien dan keluarga tentang asuhan pelayanan. 3. Tenaga kesehatan lebih transparan dalam asuhan pelayanan, rencana pelayanan dan pengobatan serta dapat bekerja sama dengan pasien. 4. Mengurangi kejadian atau kesalahan yang berhubungan dengan salah komunikasi. Kesalahan ini dapat berupa : informasi yang tidak tepat, tidak akurat, tidak lengkap, tidak jelas dan tidak dipahami oleh penerima pasien. 5. Menggunakan sistem pelaporan dengan teknik SBAR (Situation Background, Assesment, Recomendation) 6. Menggunakan verifikasi dengan mencatat (Write Back), membacakan kembali (Read Back) dan konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan (Repeat Back). C. PENGERTIAN 1. Komunikasi komunikasi
adalah sebuah proses
penyampaian pikiran atau
informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi 2. Proses komunikasi Proses komunikasi adalah bentuk perbuatan yang menyajikan atau memberikan pesan yang berhubungan dengan proses penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan.
2
Pemberian informasi dan edukasi adalah penyampaian berita tentang sesuatu dengan tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku pasien dan atau keluarga 1) Sistem
pelaporan
kondisi
pasien
per
telepon,
dengan
menggunakan teknik SBAR yaitu : a. S (Situation) : kondisi terkini yang terjadi pada pasien meliputi nama, umur, tanggal masuk, dokter yang merawat, diagnosa medis. b. B (Background) : informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini a) Keluhan utama, intervensi yang dilakukan, respon pasien berdasarkan diagnosa keperawatan b) Riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, obat atau cairan infus c. A (Assesment) : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini a) Jelaskan hasil pengkajian pasien terkini, tanda vital, pain score, tingkat kesadaran, status restrain, resiko jatuh, status nutrisi, eleminasi, hal yang kritis, dll b) Hasil penunjang yang abnormal d. R (Recomendation) : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah a) Rekomendasi
intervensi
keperawatan
yang
perlu
dilanjutkan b) Edukasi pasien atau keluarga c) Write back adalah staf yang menerima advis, mencatat kelengkapan advis ke dalam catatan
rekam medis
pasien d) Read back adalah membacakan kembali secara lengkap informasi
yang
diterimanya
setelah
memberikan
pelaporan kondisi pasien e) Repeat back adalah mengulang kembali obat-obat yang pengucapan mirip, kedengaran mirip (Look Alike, Sound Alike), nama obat harus dieja kata demi kata. 3
3. Sumber/ komunikator Sumber
yang
menyampaikan
informasi
adalah
orang
yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik. 4. Isi Pesan Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media penyampaian,penerimanya. 5. Media Media
berperan
sebagai
jalan
atau
saluran
yang
dilalui
isi
pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya sekaligus. 6. Penerima / komunikan Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunkasi berlangsung dua arah. Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42): 1) Cara
berbicara
menggunakan pertanyaan
(talking), pertanyaan
terbuka),
termasuk
cara
bertanya
tertutup
dan
kapan
menjelaskan,
klarifikasi,
(kapan
memakai
paraphrase,
intonasi. 2) Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat. 3) Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh). 4) Menjaga
sikap
selama
berkomunikasi
dengan
komunikan
(bahasa tubuh) agar tidak menggangu komunikasi, misalnya 4
karena komunikan keliru mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
5
BAB II RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelaksanaan komunikasi dapat meliputi komunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan di dalam rumah sakit maupun antara pemberi pelayanan
kesehatan
kepada
pasien,
keluarga,
maupun
masyarakat
pengunjung rumah sakit. A. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Kesehatan di dalam rumah sakit a. Komunikasi dapat terjadi antara : 1. Dokter dengan dokter lain 2. Dokter dengan perawat 3. Dokter dengan tenaga kesehatan lain 4. Perawat dengan perawat 5. Perawat dengan tenaga kesehatan lain 6. Perawat dengan tenaga non kesehatan/administrasi b. Prinsip pelaksanaan komunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah: 1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan
secara
lengkap
oleh
penerima
perintah/laporan hasil 2. Perintah
lengkap
lisan
dan
telpon
atau
hasil
pemeriksaan
dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah/laporan hasil 3. Perintah
atau
hasil
pemeriksaan
dikonfirmasi
oleh
pemberi
perintah/laporan hasil B. Komunikasi antara pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga, dan masyarakat. Komunikasi dapat bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan promosi) : a. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah: 6
1. Jam pelayanan 2. Pelayanan yang tersedia 3. Cara mendapatkan pelayanan 4. Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit. 5. Tarif Pelayanan 6. Tata Tertib, Hak dan Kewajiban Pasien/Keluarga Akses informasi ini dapat diperoleh melalui loket pendaftaran dan informasi, poli, IGD dan media social (website, facebook, instagram dan whats up) b. Komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi): 1. Edukasi tentang obat 2. Edukasi tentang penyakit 3. Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari. 4. Edukasi
tentang
apa
yang
harus
dilakukan
pasien
untuk
meningkatkan kualitas hidupnya pasca dari rumah sakit. 5. Edukasi tentang gizi 6. Edukasi pelayanan maternal 7. Edukasi pelayanan psikologi 8. Edukasi penggunaan alat bantu 9. Edukasi pelayanan Keluarga Berencana 10. Edukasi pelayanan Tumbuh Kembang Anak
Komunikasi yang bersifat edukasi ini dapat dilaksanakan secara perorangan atau per kelompok. Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information seperti spanduk, leaflet.
7
BAB III KEBIJAKAN A. Regulasi Nasional Regulasi
nasional
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
dan
implementasi Menejemen Komunikasi dan Informasi meliputi : 1) Undang undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2) Undang undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 3) Peraturan Meteri Kesehatan RI No. 44 tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Promosi Kesehatan Rumah Sakit 4) Konsil Kedokteran Indonesia tentang Komunikasi Efektif Dokter Pasien Tahun 2006 5) Peraturan
Meteri
Kesehatan
RI
No.
269/Menkes/Per/III/2008
Tentang Rekam Medis B. Regulasi Rumah Sakit Keputusan Direktur Nomor
: 226/Kpts/Dir. Rssm/ X/2016 Tentang
Panduan Komunikasi Efektif Rumah Sakit Surya Medika
8
BAB IV TATA LAKSANA Sesuai dengan Ruang lingkup pelaksanaan komunikasi dapat meliputi komunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan di dalam rumah sakit/RS maupun antara pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga, maupun masyarakat pengunjung RS. 1. KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA 1) Rumah Sakit Surya Medika menyediakan pendidikan yang menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan : a. Unit kerja yang mengelola informasi dan edukasi adalah Seksi Promosi
Kesehatan
pelayanan
pendidikan
Rumah pada
Sakit/PKRS pasien
dan
yang
menciptakan
keluarga,
mengatur
seluruh staf yang memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga secara terkoordinir. b. Seksi Promosi Kesehatan Rumah Sakit/PKRS mengelola edukasi berkoordinasi dengan Tim Penggerak edukasi yang tersebar baik di rawat inap maupun dirawat jalan. c. Pemberian edukasi pada pasien rawat jalan dan rawat inap diberikan oleh seluruh tenaga profesional (perawat, tenaga medis, apoteker staf farmasi, petugas Gizi, petugas rehabilitasi medis, petugas laboratorium dan radiologi). Jika memerlukan
tindak
lanjut, berkoordinasi dengan Seksi Promosi Kesehatan Rumah Sakit/PKRS. d. Implementasi strategi informasi dan edukasi pasien dan keluarga dikelola oleh Seksi Promosi Kesehatan Rumah Sakit/PKRS, untuk populasi pasien yang menjadi perhatian sesuai dengan renstra, pedoman pelayanan dan Program kerja PKRS. e. Rumah Sakit Surya Medika menyediakan dan mengembangkan pendidikan dalam proses pelayanan yang sesuai dengan misi, jenis pelayanan dan populasi pasien. f. Pendidikan
pada
pasien
dan 9
keluarga
direncanakan
untuk
menjamin
bahwa
setiap
pasien diberikan pendidikan sesuai
kebutuhannya. g. Pendidikan pada pasien dan keluarga bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif pasien dan keluarga dalam proses penyembuhan pasien. 2) Pendidikan
dan
pelatihan
yang
diberikan
pada
pasien
dan
keluarga membantu pemenuhan kesehatan berkelanjutan : a. Rumah Sakit Surya Medikamenyediakan proses pendidikan pada pasien
dan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan
berkelanjutan atau untuk
kesehatan
mencapai sasaran kesehatan mereka
sesuai dengan alur yang ada dalam Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi. b. Informasi kesehatan umum diberikan oleh rumah sakit atau oleh sumber di
komunitas yang dituangkan dalam kegiatan harian
setelah pasien pulang termasuk praktek pencegahan yang relevan dengan kondisi pasien atau sasaran kesehatannya serta mengatasi penyakit atau kecacatan. c. Rumah Sakit Surya Medika menyediakan resume kegiatan harian setelah pasien pulang. d. Rumah
Sakit
Surya
Medikamengidentifikasi
sumber-sumber
pendidikan dan pelatihan yang tersedia di komunitas, khususnya organisasi di komunitas yang mendukung promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. e. Rumah Sakit Surya Medika menjalin kerjasama dengan komunitas diluar
lingkungan
rumah
sakit
untuk
mendukung
Promosi
kesehatan yang berkelanjutan guna pencegahan penyakit. 3) Topik Pendidikan Pasien Dan Keluarga/PPK a. Rumah Sakit Surya Medika secara rutin memberikan pendidikan pada area yang beresiko tinggi bagi pasien yang terdiri dari penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik-teknik rehabilitasi. 10
b. Pendidikan pasien dan keluarga mendukung pengembalian fungsi pada
level
sebelumnya
dan
memelihara
kesehatan
secara
maksimal. c. Rumah Sakit Surya Medika menggunakan materi dan proses pendidikan pasien yang standar, paling sedikit pada topik-topik : a) Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan aman (bukan hanya obat yang diresepkan untuk dibawa pulang). b) Potensi efek samping obat dengan makanan. c) Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman. d) Pedoman diit nutrisi e) Manajemen nyeri f) Tehnik rehabilitasi 2. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT a. Rumah Sakit memberikan fasilitas dan melakukan komunikasi dengan komunitas masyarakat untuk akses informasi layanan dan pelayanan asuhan pasien b. Rumah Sakit mengidentifikasi komunitas masyarakat berdasarkan data populasi c. Rumah Sakit melakukan komunikasi dengan komunitas masyarakat yang telah bermitra dan yang berasal dari sumber rujukan. d. Informasi yang dapat diakses oleh masyarakat berupa informasi fasilitas
layanan
kesehatan,
jadwal
operasional,
tatacara
mendapatkan informasi serta mutu pelayanan Rumah Sakit. e. Rumah Sakit dibantu oleh Seksi Humas & Pemasaran serta Seksi Promosi
Kesehatan
Rumah
Sakit
(PKRS)
dalam
melakukan
komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat. f. Rumah Sakit menyediakan media informasi bagi masyarakat, baik secara elektronik maupun media cetak.
11
3. KOMUNIKASI ANTAR PEMBERI PELAYANAN DI DALAM DAN KE LUAR RUMAH SAKIT a. Direksi menyediakan media komunikasi dan informasi secara efektif, teratur dan terstruktur melalui : a) Briefing pagi b) Rapat Bagian c) Rapat Antar Bagian d) Rapat Koordinasi e) Rapat Pimpinan f) Pertemuan Komite Medik g) Pertemuan Klinis b. Informasi mengenai kebijakan internal diketahui dan disetujui oleh Direktur serta dikomuniksikan secara tepat waktu melalui : a) Briefing pagi b) Pertemuan c) Surat tugas d) Surat dinas e) Pengumuman Direktur f) Surat Keputusan c. Briefing Pagi Rumah Sakit dilakukan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat untuk penyampaian informasi dan edukasi mengenai visi, misi dan motto, kebijakan, rencana kerja dan tujuan Rumah Sakit secara umum. d. Komunikasi dengan pihak – pihak di luar Rumah Sakit dikelola oleh Humas & Pemasaran. e. Komunikasi dan informasi dalam rangka asuhan dan pelayanan pasien didokumentasikan dalam rekam medis menggunakan format terintegrasi (CPPT) dan baku yang mudah dipahami dan dimengerti. f. Setiap informasi yang dikomunikasikan kepada pasien dan keluarga didokumentasikan format baku dan ditandatangani. g. Informasi tentang asuhan pasien dan respon terhadap asuhan dikomunikasikan antara praktisi medis, keperawatan dan praktisi kesehatan lainnya setiap kali pergantian shift. Informasi dapat 12
dikomunikasikan
dalam
bentuk
lisan,
tertulis
ataupun
media
elektronik yang meliputi : a) Status kesehatan pasien b) Ringkasan asuhan yang telah diberikan c) Respon pasien terhadap asuhan d) Perkembangan kesehatan pasien h. Tenaga kesehatan yang bekerja dilingkungan Rumah Sakit Surya Medika berhak untuk akses rekam medis pasien, selama pasien tersebut masih dalam asuhannya serta untuk media komunikasi dan informasi pelayanan. i. Profesi lain diperbolehkan akses rekam medis pasien selama menyangkut kepentingan dan kebutuhan internal Rumah Sakit. j. Rumah sakit mengeluarkan resume medis, surat rujukan dan surat kontrol
ulang
untuk
kepentingan
berkelanjutan
asuhan
dan
pelayanan pasien. k. Pasien rawat inap yang dipindahkan antar bagian perwatan harus dibuat dokumennya dalam format transfer, berkas rekam medis disertakan saat pasien dipindah, formulir transfer berisikan : a) Alasan masuk rawat inap dan alasan dipindah b) Temuan yang signifikan c) Diagnosa kerja yang ditegakkan d) Tindakan yang telah dilakukan e) Pengobatan yang telah diberikan f) Kondisi pasien saat dipindah Dengan
diberikannya
informasi
dan
edukasi
pasien,
diharapkan
komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien. Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi lembar informasi dan edukasi serta ditandatangani kedua belah pihak antara dokter atau tenaga kesehatan lainnya dengan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan informasi dan edukasi yang benar. 13
Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan dengan kondisi kesehatannya. Prosesnya: a.
Tahap asesmen pasien Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien dan keluarga berdasarkan: 1) Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga. 2) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan. 3) Hambatan emosional dan motivasi. (Emosional: depresi, senang dan marah) 4) Keterbatasan fisik dan kognitif. 5) Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
b. Tahap Cara Penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap asesmen pasien, ditemukan: 1)
Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses komunikasinya mudah disampaikan.
2)
Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka.
3)
Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.
c. Tahap Cara Verifikasi Untuk memastikan bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang diberikan: 1) Apabila
pasien
pada
tahap
cara
memberikan
edukasi
dan
informasi, kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang 14
dilakukan adalah: menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan. Pertanyaannya adalah: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang Bapak/Ibu bisa pelajari?”. 2)
Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi
edukasi
yang
telah
disampaikan,
kira-kira
apa
yang
Bapak/Ibu bisa pelajari?”. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan menanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang. A.
Tatalaksana pemberian informasi dan edukasi 1. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat inap a. Saat admisi (bagian informasi atau tempat penerimaan pasien) b. Saat dilakukan tindakan medis c. Saat masuk di instalasi rawat inap d. Saat persiapan pasien pulang 2. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat inap a. Saat admisi (bagian informasi dan tempat penerimaan pasien) b. Saat dilakukan tindakan medis c. Saat pasien mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di poliklinik (minimal sebulan sekali tim PKRS mengadakan penyuluhan secara kelompok) Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan. Pemberian informasi pelayanan di rumah sakit dapat membantu pasien dan atau keluarga berpartisipasi dalam membuat keputusan tentang pelayanannya terbagi dalam beberapa unit kerja : a) Bagian informasi dan tempat penerimaan pasien Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum meliputi : 15
1) Fasilitas pelayanan yang dimiliki rumah sakit 2) Fasilitas dan tarif kamar perawatan 3) Daftar dokter yang mempunyai surat izin praktik dan yang merawat di rumah sakit 4) Asuransi yang bekerja sama dengan rumah sakit 5) Informasi prosedur pengurusan resume medis dan surat menyurat lainnya 6) Tata tertib dan peraturan rumah sakit b) Dokter Instalasi Gawat Darurat, Dokter Poli Umum dan Spesialis, Dokter Gigi, Dokter Anestesi dan Dokter Penanggungjawab Pelayanan (DPJP) yang menjelaskan tentang : 1) Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak nyaman atau sakit saat pemeriksaan) 2) Kondisi surat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis 3) Berbagai
tindakan
menentukan
medis
diagnosa,
yang
akan
termasuk
dilakukan
manfaat,
risiko
untuk serta
kemungkinan efek samping atau komplikasi. 4) Hasil dan intervensi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk menegakkan diagnosis 5) Diagnosis
pilihan
tindakan
medis
untuk
tujuan
terapi
(kekurangan dan kelebihan masing-masing cara) 6) Prognosis dukungan (support) yang tersedia c) Unit Rawat Inap Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan khusus meliputi : 1) Rencana pelayanan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan 2) Informasi
tentang
biaya
perawatan,
biaya
penunjang, biaya obat, biaya operasi dan lain-lain 3) Jam kunjungan dokter 4) Prosedur persiapan operasi 5) Prosedur pemulangan pasien
16
pemeriksaan
6) Bagian administrasi menjelaskan tentang biaya rumah sakit secara keseluruhan d) Bagian penunjang seperti laboratorium, radiologi medis menjelaskan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan : 1) Pemberi informasi dan edukasi mendapatkan data yang cukup mengenai
masalah
keterbatasan
medis
kemampuan
pasien fisik
(termasuk
maupun
adanya
mental)
dan
mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan tingkat ekonomi pasien dan atau keluarga. Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga atau pendamping pasien atas seizin pasien. 2) Setelah pasien dan keluarga mendapat informasi pelayanan kesehatan yang jelas maka pasien atau keluarga membuat keputusan tentang rencana pengobatan dan tindakan terhadap dirinya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit. 3) Biaya tindakan B.
Komunikasi Dengan Menggunakan Teknik SBAR Melakukan Verifikasi (Write Back, Read Back, dan Repeat Back) 1. Teknik SBAR : Komunikasi melalui Telepon menggunakan metoda SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation) a. Situation : situasi dan kondisi terkini yang dilihat pada pasien yang terjadi 1) Menyebutkan identitas petugas yang berbicara : nama, ruangan dan rumah sakit tempat bertugas 2) Menyebutkan identitas pasien yang akan dilaporkan : Nama (Tn/Ny/An ....) dan tanggal lahir atau nama dan alamat 3) Menjelaskan
perubahan
kondisi
pasien
yang
diamati
:
berdasarkan pengamatan petugas, keluhan subyektif pasien dan perubahan tanda-tanda obyektif yang ditemukan pada pasien
17
Misalnya : dr Anam, saya Ani dari ruang melati I Rumah Sakit Surya Medika, melaporkan kondisi bpk joko, mengalami stress pernafasan b. Background : informasi tentang apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini (latar belakang yang berkaitan dengan situasi) yang berisikan : 1) Tanggal mulai dirawat 2) Diagnosa awal dan diagnosa saat ini 3) Hasil pemeriksaan sebelumnya : pemeriksaan fisik, laboratorium, radiologi dan lain-lain 4) Terapi (obat-obatan dan tindakan) yang diberikan sebelumnya 5) Riwayat alergi obat (bila ada) Misalnya : Bpk Joko, Mrs tgl 6 Januari, usia 60 tahun dengan COPD berat, hasil laborat dan radiologi, obat yang telah diberikan, keadaannya semakin menurun c. Assesment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini (penilaian atas kondisi terkait dengan situasi tersebut) 1) Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pasien terkait perubahan kondisi yang ditemukan pada saat ini 2) Tindakan-tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat ini Misalnya : Suara nafas makin menurun, terutama paru kanan, RR:32x/mnt, Tensi : 100/60, perfusi dingin, basah dan pucat d. Recomendation : Tindak lanjut yang dianjurkan saat itu, rekomendasi yang dianjurkan bisa antara lain : Permintaan untuk melihat pasien sesegera mungkin, merujuk atau transfer pasien, konsultasi dokter lain, atau menjelaskan pada pasien atau keluarganya tentang perubahan kondisi yang terjadi Permintaan advis perubahan terapi atau tindakan lain yang diperlukan, misalnya : Mohon advis, usul foto Thorax, dll Form penulisan SBAR pada pelayanan terintegrasi (Lihat Lampiran ) Penunjuk pengisian pada pelayanan terintegrasi, saat perawat melaporkan kondisi pasien lewat telepon 18
1.
Teknik SBAR
Dilakukan saat perawat melaporkan kondisi pasien, melalui telepon
2.
Write Back
Diisi
dengan
mencatat
apa
yang
telah
dilaporkan dan advis yang telah diterima oleh perawat 3.
Read Back
Diisi dengan memberikan tanda (√) setelah melakukan
pengulangan
informasi,
si
penerima informasi telah mengatakan “ya atau ketepatan pengulangan 4.
Repeat Back
Diisi dengan memberikan tanda (√), bila sudah mengulang kembali obat-obat yang pengucapan mirip, kedengaran mirip (Look A like, Sound A like) dan sudah mengeja nama obat kata demi kata
5.
Tanda
tangan Dituliskan setelah mendapatkan informasi
dan nama jelas 6.
Tanda
dan melakukan Read Back
tangan Ditanda tangani 1 x 24 jam setelah advis
Dokter
atau atau informasi diberikan
petugas kesehatan lain C.
Tatalaksana Komunikasi Perpindahan atau Transfer Pasien a. Definisi perpindahan atau transfer pasien adalah memindahkan pasien dan kelengkapan dokumentasi ke unit lain sebagai pengelola pasien selanjutnya b. Definisi
transporter
pasien
adalah
petugas
yang
mempunyai
kewenangan dan memiliki kompetensi melakukan perpindahan pasien c. Macam perpindahan atau transfer pasien di Rumah Sakit Surya Medika terdiri dari : 1) Perpindahan atau transfer pasien keluar rumah sakit atau merujuk pasien Prof. Dr. Soekitjo Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan
sebagai
suatu
sistem 19
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan yang melaksanakan perlimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit, masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya) 2) Perpindahan atau transfer pasien di dalam rumah sakit / pindah ruang Yang dimaksud perpindahan atau transfer pasien di dalam rumah sakit adalah memindahkan dari unit atau ruang perawatan ke unit atau ruang perawatan yang lain dengan tujuan : a) Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan selanjutnya b) Memenuhi keinginan keluarga atau pasien d. Form Perpindahan pasien : (Lihat lampiran ) D.
Tatalaksana Petunjuk Pengisian Perpindahan Pasien a. Perpindahan pasien antar ruangan 1) Memindahkan pasien dari ruang perawatan ke ruang perawatan yang berbeda 2) Sesuai dengan kasusnya (mencegah infeksi nasokomial) 3) Sesuai dengan kamar yang diinginkan Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai 1
Nama Pasien
dengan nama yang tercantum di Rekam Medis
2
Umur / seks
Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien anak-anak dan jenis kelamin laki-laki/perempuan
3
Ruang
Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4
Dokter
Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat
5
Situation
1. Diisi
dengan
perpindahan
lengkap
pasien,
pukul,
tanggal gelang
identitas pasien dilakukan pengecekan kembali, dituliskan lengkap nama dokter yang merawat 20
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis 6
Background
1. Diisi keterangan alergi makanan atau obat serta tulis dengan lengkap nama obat
yang
menyebabkan
elergi
dan
riwayat reaksi yang ditimbulkannya 2. Diisi
lengkap
intervensi
medis/keperawatan yang telah dilakukan 3. Diisi lengkap investigasi abnormal 4. Diisi tanda cek (√) pada kewaspadaan standar, contact, airbone, droplet 7
Assesment
1. Diisi
pada
secara
observasi
lengkap
terakhir
pukul
dan
ditulis tingkat
kesadarannya dan beri tanda (√) pada kolom
yang
sesuai
dengan
poin
kesadarannya 2. GCS
dituliskan
lengkap,
pupil
dan
cahaya diberi tanda (√) pada bagian kanan atau kiri 3. Untuk
diet/nutrisi,
diberi
tanda
(√)
masuk oral atau NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan diberikan 4. Diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom BAB yang sesuai dengan kondisi pasien 5. Diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom BAK dan ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal pemasangannya 6. Untuk mobilisasi diisi dengan tanda (√) sesuai dengan kolom yang sesuai dengan kondisi 7. Transfer/mobilisasi diisi dengan tanda (√) 21
sesuai
dengan
kolom
yang
sesuai
kemampuan pasien 8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan kondisi pasien 9. Luka/merawat dikubitus diisi dengan tanda (√) pada kolom ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta ukurannya 10.
Tulis lengkap saat pemasangan infus
dan alat khusus yang diperlukan 8
Recomendation
Hal-hal istimewa yang berhubungan dengan kondisi pasien : 1. Diisi dengan menuliskan hal istimewa secara lengkap kondisi pasien, diagnosa kepera-watan yang sudah teratasi serta yang belum teratasi 2. Diisi secara lengkap rencana atau telah dikonsultasikan,
rencana
pemeriksaan
labo-ratorium atau radiologi 3. Terapi diisi dengan obatan yang telah diberikan kepada pasien 4. Fisioterapi / mobilisasi diisi lengkap apa yang telah dilakukan 5. Persiapan pulang diisi secara lengkap persi-apan pulang pasien yang telah dilakukan 6. Rencana secara
tindakan
lengkap
lebih
yang
lanjut
akan
diisi
diberikan
kepada pasien serta semua hasil-hasil selama pasien dira-wat diberikan dengan melengkapi
kolom
obat,
barang
dan
dokumen yang disertakan, hasil laborat, 22
hasil foto rongent, hasil CT scan dan nomer rekam medis lama beri tanda (√) bila ada atau tidak ada 7. Isi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap pada kolom disetujui, mengetahuai, diserahkan dan diterima b. Perpindahan pasien dari IGD/Unit RJ ke rawat inap 1) Perpindahan pasien dari IGD/ umit RJ ke unit rawat inap untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut 2) Memberikan perasaan nyaman dan tenang pada pasien yang akan mendapatkan pengobatan dan perawatan di rawat inap. Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai 1
Nama Pasien
dengan nama yang tercantum di Rekam Medis
2
Umur / seks
Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien anak-anak dan jenis kelamin laki-laki/perempuan
3
Ruang
Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4
Dokter
Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat
5
Situation
1. Diisi
dengan
perpindahan
lengkap
pasien,
tanggal
pukul,
gelang
identitas pasien dilakukan pengecekan kembali,
dituliskan
lengkap
nama
dokter yang merawat 2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis 6
Background
1. Diisi keterngan alergi makanan atau obat serta tulis dengan lengkap nama obat
yang
menyebabkan
elergi
riwayat reaksi yang ditimbulkannya 23
dan
2. Diisi
lengkap
intervensi
medis/keperawatan
yang
telah
dilakukan 3. Diisi lengkap investigasi abnormal 4. Diisi tanda cek (√) pada kewaspadaan standar, contact, airbone, droplet 7
Assesment
1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara
lengkap
pukul
dan
tingkat
kesadarannya dan beri tanda (√) pada kolom
yang
sesuai
dengan
poin
kesadarannya 2. GCS
dituliskan
lengkap,
pupil
dan
cahaya diberi tanda (√) pada bagian kanan atau kiri 3. Untuk
diet/nutrisi,
diberi
tanda
(√)
masuk oral atau NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan diberikan 4. Diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom BAB yang sesuai dengan kondisi pasien 5. Diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom BAK dan ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal pemasangannya 6. Untuk mobilisasi diisi dengan tanda (√) sesuai
dengan
kolom
yang
sesuai
dengan kondisi 7. Transfer/mobilisasi diisi dengan tanda (√) sesuai dengan kolom yang sesuai kemampuan pasien 8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda 24
(√)
pada
kolom
yang
sesuai
dengan kondisi pasien 9. Luka/merawat dikubitus diisi dengan tanda (√) pada kolom ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta ukurannya 10.
Tulis lengkap saat pemasangan infus
dan alat khusus yang diperlukan 8
Recomendation
1. Diisi dengan lengkap konsultasi yang telah diberikan 2. Diisi secaa lengkap terapi yang telah diberikan terapi cairan dan obat-obatan yang diterima 3. Rencana pemeriksaan laboratorium diisi dengan lengkap yang telah dilakukan 4. Rencana
pemeriksaan
radiologi
diisi
dengan lengkap yang telah dilakukan 5. Rencana tindakan lebih lanjut diisi secara lengkap yang akan diberikan kepada pasien serta semua hasil-hasil selama pasien dirawat diberikan dengan melengkapi kolom obat, barang dan dokumen yang disertakan, hasil laborat, hasil foto rongent, hasil CT scan, USG, Indoskopi, MRI lama beri tanda (√) bila ada atau tidak ada Admission
Form
memberikan
tanda
diisi (√)
pada
dengan kolom
sesuai dengan kondisi pasien Catatan
terintegrasi
memberikan
tanda
diisi (√)
pada
dengan kolom
sesuai dengan kondisi pasien 6. Isi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap pada kolom disetujui, 25
diketahui, diserahkan dan diterima c. Perpindahan pasien dari ICU ke rawat inap 1) Perpindahan
pasien
dari
ICU
ke
unit
rawat
inap
untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut setelah penanganan nama kritisnya 2) Melanjutkan pengobatan dan perawatan selanjutnya di rawat inap 1
Nama Pasien
Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang tercantum di Rekam Medis
2
Umur / seks
Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien anak-anak dan jenis kelamin laki-laki/perempuan
3
Ruang
Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4
Dokter
Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat
5
Situation
1. Diisi
dengan
perpindahan
lengkap
pasien,
tanggal
pukul,
gelang
identitas pasien dilakukan pengecekan kembali,
dituliskan
lengkap
nama
dokter yang merawat 2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis 6
Background
1. Diisi keterangan alergi makanan atau obat serta tulis dengan lengkap nama obat
yang
menyebabkan
elergi
dan
riwayat reaksi yang ditimbulkannya 2. Diisi
lengkap
medis/keperawatan
intervensi yang
telah
dilakukan 3. Diisi lengkap investigasi abnormal 4. Diisi tanda cek (√) pada kewaspadaan standar, contact, airbone, droplet 7
Assesment
1. Diisi pada observasi terakhir ditulis 26
secara
lengkap
pukul
dan
tingkat
kesadarannya dan beri tanda (√) pada kolom
yang
sesuai
dengan
poin
kesadarannya 2. GCS
dituliskan
lengkap,
pupil
dan
cahaya diberi tanda (√) pada bagian kanan atau kiri 3. Untuk
diet/nutrisi,
diberi
tanda
(√)
masuk oral atau NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan diberikan 4. Diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom BAB yang sesuai dengan kondisi pasien 5. Diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom BAK dan ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal pemasangannya 6. Untuk mobilisasi diisi dengan tanda (√) sesuai
dengan
kolom
yang
sesuai
dengan kondisi 7. Transfer/mobilisasi diisi dengan tanda (√) sesuai dengan kolom yang sesuai kemampuan pasien 8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda
(√)
pada
kolom
yang
sesuai
dengan kondisi pasien 9. Luka/merawat dikubitus diisi dengan tanda (√) pada kolom ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta ukurannya 10.
Tulis lengkap saat pemasangan infus
dan alat khusus yang diperlukan 27
8
Recomendation
1. Diisi dengan lengkap konsultasi yang akan dilakukan 2. Diisi secaa lengkap terapi yang telah diberikan terapi cairan dan obat-obatan yang diberikan kepada pasien 3. Rencana pemeriksaan laboratorium diisi dengan lengkap yang telah dilakukan 4. Rencana
pemeriksaan
radiologi
diisi
dengan lengkap yang telah dilakukan 5. Rencana tindakan lebih lanjut diisi secara lengkap yang akan diberikan kepada pasien serta semua hasil-hasil selama pasien dirawat diberikan dengan melengkapi kolom obat, barang dan dokumen yang disertakan, hasil laborat, hasil foto rongent, hasil CT scan, USG, Indoskopi, MRI lama beri tanda (√) bila ada atau tidak ada Admission
Form
memberikan
tanda
diisi (√)
pada
dengan kolom
sesuai dengan kondisi pasien Catatan
terintegrasi
memberikan
tanda
diisi (√)
pada
dengan kolom
sesuai dengan kondisi pasien 6. Isi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap pada kolom disetujui, diketahui, diserahkan dan diterima d. Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain karena alasan medis, membutuhkan peralatan dan spesialisasi rencana. 1
Nama Pasien
Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang tercantum di Rekam 28
Medis 2
Umur / seks
Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien anak-anak dan jenis kelamin laki-laki/perempuan
3
Ruang
Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
4
Dokter
Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat
5
Situation
1. Diisi
dengan
perpindahan
lengkap
pasien,
tanggal
pukul,
gelang
identitas pasien dilakukan pengecekan kembali,
dituliskan
lengkap
nama
dokter yang merawat 2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis 6
Background
1. Diisi tanda cek (√) ya atau tidak alergi makanan atau obat serta tulis dengan lengkap nama obat yang menyebabkan elergi
dan
riwayat
reaksi
yang
ditimbulkannya 2. Diisi
lengkap
intervensi
medis/keperawatan
yang
telah
dilakukan 3. Diisi lengkap investigasi abnormal 4. Diisi tanda cek (√) pada kewaspadaan standar, contact, airbone, droplet 7
Assesment
1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara
lengkap
pukul
dan
tingkat
kesadarannya dan beri tanda (√) pada kolom
yang
sesuai
dengan
poin
kesadarannya 2. GCS
dituliskan
lengkap,
pupil
dan
cahaya diberi tanda (√) pada bagian kanan atau kiri 3. Untuk 29
diet/nutrisi,
diberi
tanda
(√)
masuk oral atau NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan diberikan 4. Diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom BAB yang sesuai dengan kondisi pasien 5. Diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom BAK dan ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal pemasangannya 6. Untuk mobilisasi diisi dengan tanda (√) sesuai
dengan
kolom
yang
sesuai
dengan kondisi 7. Transfer/mobilisasi diisi dengan tanda (√) sesuai dengan kolom yang sesuai kemampuan pasien 8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda
(√)
pada
kolom
yang
sesuai
dengan kondisi pasien 9. Luka/merawat dikubitus diisi dengan tanda (√) pada kolom ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta ukurannya 10.
Tulis lengkap saat pemasangan infus
dan alat khusus yang diperlukan 8
Recomendation
1. Hasil laboratorium diisi dengan lengkap sesuai
dengan
hasil
pemeriksaan
laborat yang telah dilakukan kepada pasien 2. Hasil dengan
radiologi
diisi
pemeriksaan
dengan radiologi
sesuai yang
telah dilakukan terhadap pasien 3. Untuk 30
data
yang
diperlukan
diisi
dengan memberikan tanda (√) pada kolom
hasil
pemeriksaan,
admission
form dan catatan terintegrasi sesuai dengan kondisi pasien 4. Kondisi
pasien
perjalanan/rujukan
dalam diisi
dengan
lengkap jam, tekanan darah, nadi dan respiratori rate saat pasien akan dirujuk 5. Tindakan khusus dalam perjalanan diisi secara lengkap keadaan pasien dalam perjalanan menuju rumah sakit yang menjadi rujukan 6. Jenis tindakan, jam tindakan dilakukan diisi
dengan
lengkap
selama
dalam
perjalanan menuju rumah sakit yang menjadi rujukan 7. Jenis terapi yang diberikan diisi dengan lengkap, terapi yang diberikan
kepada
pasien dalam perjalanan menuju rumah sakit yang menjadi rujukan 8. Diisi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap pada kolom disetujui, mengetahui, diserahkan dan diterima E.
Tatalaksana Komunikasi Pergantian Shift Dinas a. Timbang terima dokter jaga 1. Suatu kegiatan operan jaga antar dokter yang telah bertugas kepada dokter yang akan menggantikan jaga pada shift berikutnya 2. Dokter pengganti harus datang 15 menit sebelum timbang terima 3. Dokter yang bertugas tidak diperkenankan meninggalkan tugas sebelum dokter pengganti datang 4. Melaporkan kondisi-kondisi pasien tertentu atau hal penting lainnya yang perlu ditindaklanjuti oleh dokter jaga pengganti 31
b. Timbang terima perawat jaga 1. Timbang terima perawat jaga merupakan teknik atau cara menyampaikan dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien yang dilakukan oleh staf perawatan 2. Sistem timbang terima pasien dilaksanakan pada tiap pergantian shift 3. Perawat yang bertugas untuk menggantikan shift berikutnya datang 15 menit sebelum timbang terima dilaksanakan 4. Pelayanan dapat terkoordinasi dengan baik, tersusun rencana kerja untuk shift berikutnya 5. Informasi
yang
disampaikan
harus
berorientasi
pada
permasalahan kesehatan pasien 6. Melakukan timbang terima mulai dari kantor perawat (diskusi di kantor perawat) a) Berisi penjelasan tentang perkembangan keadaan pasien dan permasalahannya yang masih terjadi dan terselesaikan, hal-hal yang
sudah
dilaksanakan
dalam
pemberian
asuhan
keperawatan serta hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh shift dinas berikutnya b) Dalam diskusi ini sambil mengontrol kelengkapan pencatatan dokumen asuhan keperawatan 7. Timbang terima selanjutnya keliling melihat secara langsung perkembangan masing-masing pasien di ruangan 8. Selama timbang terima keliling, diharapkan penanggungjawab pasien masing-masing yang akan menggantikan petugas lebih proaktif mengkaji perkembangan pasien sebagai langkah awal dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan dan semua perawat baik yang juga sebelumnya maupun berikutnya harus peka terhadap respon pasien dan lingkungan sekitarnya
32
F.
Tatalaksana Komunikasi Pelaporan Hasil Kritis di Laboratorium dan Radiologi Pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dan radiologi merupakan bagian dari keselamatan pasien. Efektivitas dan efisiensi hasil kritis pemeriksaan ditetapkan berdasarkan sistem informasi laboratorium (LIS) dan melalui informasi per telepon. a. Daftar hasil kritis pemeriksaan laboratorium dan radiologi (Lihat lampiran ) b. Tatalaksana pelaporan hasil kritis laboratorium 1) Bahan pemeriksaan laboratorium, berasal dari Instalasi Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Instalasi Kamar Operasi yang memenuhi kriteria pasien kritis. 2) Pemeriksaan dilakukan segera (Cyto) dengan batas maksimal hasil pemeriksaan keluar sampai dengan 1 jam dari sampel datang 3) Pelaporan hasil kritis laboratorium langsung diberikan
ke unit
terkait 4) Hasil pemeriksaan kritis tidak diperbolehkan melalui telepon dalam keadaan apapun untuk menghindari kesalahan pelaporan yang mengakibatkan terancamnya keselamatan pasien 5) Tulis hasil laboratorium pada lembar CPPT di dokumen rekam medis pasien 6) Laporkan segera pada dokter penanggungjawab c. Tatalaksana pelaporan hasil kritis radiologi 1) Pemeriksaan Radiologi berasal dari Instalasi Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Instalasi Kamar Operasi yang memenuhi kriteria pasien kritis 2) Segera lakukan (Cyto) dengan batas maksimal hasil pemeriksaan 3) Informasikan bahwa hasil radiologi telah selesai (melalui telepon) 4) Tulis hasil radiologi pada lembar CPPT di dokumen rekam medis pasien 5) Laporkan pada dokter penanggungjawab
33
G.
Tatalaksana Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh Digunakan Pada Penulisan Resep a. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan pada resep (lihat lampiran) b. Tatalaksana penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep 1) Penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis merupakan bagian dari keselamatan pasien harus sesuai yang digunakan di Rumah Sakit Surya Medika. 2) Penulisan
resep
dilakukan
oleh
dokter
setelah
melakukan
pemeriksaan kepada pasien 3) Perawat harus melakukan cek kembali penulisan resep yang telah dituliskan oleh dokter 4) Menanyakan kepada dokter bila tidak jelas dan memperhatikan adanya singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep 5) Ingatkan dokter penulisan singkatan, simbol dan penandaan dosis sesuai dengan yang telah ditetapkan 6) Melakukan pencatatan resep pada buku resep (buku expedisi) 7) Mengantarkan resep ke farmasi 8) Petugas farmasi akan melakukan cek ulang sebelum obat dilayani H. Tatalaksana Komunikasi Keadaan Darurat 1. Code Blue (Kegawatdaruratan medis) Keterangan
Respon primer
Respon Sekunder
Hubungi
Situasi yang berpotensi mengancam nyawa dan memerlukan respon dari tim medis
Informasikan adanya kegawat daruratan medis kepada Tim Medis Reaksi Cepat untuk mengantifkan Code Blue
• Jagalah agar pasien tetap tenang
Unit Informasi
• Periksa nadi dan pernapasan
Ext : 10
34
• Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) oleh staf berkompeten bila diperlukan
2. Code Grey (Gangguan Keamanan) Keterangan
Respon primer
Respon Sekunder
Hubungi
Situasi verbal / fisik yang semakin berisiko serta berbahaya
• Lindungi / pertahankan diri sendiri
Berusaha untuk mengurangi tingkat risiko/ bahaya secara verbal
Unit Informasi
• Hubungi Pusat Komando Security untuk mengaktifkan Code Grey
Ext : 10
3. Code Pink (Penculikan Bayi) Keterangan
Respon primer
Respon Sekunder
Hubungi
Bayi /anak hilang atau diculik
• Hubungi Pusat Komando Security untuk mengaktifkan Code Pink
• Bantu pihak kepolisian dan keamanan RS. Surya Medika jika diminta
Unit Informasi
• Informasikan adanya penculikan bayi/anak kepada pegawai lainnya dan penanggung jawab (PJ) ruangan • Monitor seluruh pintu keluar terhadap seluruh orang yang akan meninggalkan rumah sakit dengan bayi/anak
Ext : 10
• Jika sasaran terlihat jangan dihentikan sendiri, hubungi Pusat Komando Security dan laporkan lokasi temuan
4. Code Green (Gempa Bumi) Keterangan
Respon primer
Peristiwa adanya gerakan bumi yang
Menuju tempat • Berada dalam yang aman, gedung: menuju jongkok, tempat yang aman 35
Respon Sekunder
Hubungi -
mengakibatkan adanya guncangan oleh faktor alam yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan serta dampak psikologis
berlindung dan sesuai dengan peta jangan berlari aman pada tiap lantai, bagi pasien yang berada ditempat tidur tetap berada ditempat tidur masing-masing Bila mendengar perintah evakuasi 1. Tetap tenang jangan panik 2. Amankan semua dokumen berharga & kunci semua lemari 3. Matikan semua peralatan yang menggunakan tenaga listrik dan cabut semua steker dari stop kontaknya 4. Tunggu dan dengarkan semua perintah dan abaaba yang diberikan oleh petugas evakuasi
5. Code Black (Ancaman Bom) Keterangan
Respon primer
Respon Sekunder
Adanya informasi ancaman bom dan bendabenda yang dicurigai dan tidak dikena
• Hubungi Pusat Komando Security untuk menghidupkan Code Black
• Laporkan ke Unit Koordinator Keadaan Informasi Darurat gedung Ext : 10 untuk konsultasi dengan kepolisian sebagai pertimbangan untuk mengevakuasi penghuni gedung
• Jangan sentuh benda yang dicurigai sebagai bom
• Bertanya 36
Hubungi
• Isolasi area/lokasi ancaman bom
sebanyak mungkin kepada penelpon jika menerima telepon ancaman/peringatan bom
6. Code Red (Kebakaran) Keterangan
Respon primer
Respon Sekunder
Hubungi
Adanya api, asap, atau bau benda terbakar
I - Informasikan adanya Code Red kepada pegawai lainnya untuk meminta bantuan dan utamakan keselamatan pasien, batasi penyebaran api dan asap jika fasilitas memungkinkan
Saat berusaha memadamkan api dengan APAR:
Unit Informasi
P - Padamkan api menggunakan peralatan yang efektif secepatnya, pastikan jalur keluar bebas hambatan E - Evakuasi pasien dan pengunjung jika api tidak dapat dipadamkan
Ext : 10
• P - pull (tarik/cabut pengaman APAR dalam posisi jongkok dan lakukan pengetesan tekanan) • A - aim (arahkan ujung selang ke dasar api dengan jarak ± 2,5 atau ± 1 m) • S - squeeze (tekan tuas APAR) • S - sweep (kibaskibas arah semprotan ke dasar api, jangan melawan arah angin)
Setiap petugas Rumah sakit yang melihat atau mendengar ancaman / mengetahui kejadian emergency atau darurat wajib 37
melaporkan ke bagian informasi (Ext: 10) dan kepada petugas yang berwenang dengan menyebutkan : 1. Kode darurat 2. Nama Pelapor 3. Unit kerja 4. Lokasi Kejadian 5. Jumlah korban
38
BAB V DOKUMENTASI A. Form transfer pasien antar unit / di dalam rumah sakit B. Form rujukan pasien keluar rumah sakit / rumah sakit lain C. Form hasil kritis pemeriksaan laboratorium D. Form hasil kritis pemeriksaan radiologi E. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan pada resep
39
BAB IV PENUTUP Peningkatan komunikasi efektif merupakan konsep mendiskripsikan prosedur untuk memastikan tidak adanya kesalahan dalam komunikasi baik melalui
media
elektronik,
lisan
atau
tertulis.
Panduan
peningkatan
komunikasi efektif dibuat sebagai acuan di Rumah Sakit Surya Medika . Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahaun dan teknologi komunikasi, maka tidak menutup kemungkinan panduan yang saat ini berlaku akan disempurnakan. Oleh karenanya terhadap panduan peningkatan komunikasi efektif ini pun akan tetap dilakukan evaluasi secara berkala, agar selalu diperoleh perkembangan yang terbaru, demi upaya peningkatan pelayanan di Rumah Sakit Surya Medika
40
Form Daftar Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan yang urgent ditetapkan dengan nilai ambang batas Pemeriksaan
Nilai Ambang Batas
CKMB
> 25 mg/dL
LDH
> 248 mg/dL
Blood Gas
Semua parameter dilaporkan hasilnya
Gula darah
< 60 mg/dL dan > 450 mg/dL
Albumin
< 3,0 g/dL
Kalium
< 2,0 mmol/L dan > 5,5 mg/dL
Natrium
< 110,0 mmol/L dan >150,0 mmol/L
Hs CRP
> 3 – 10 mg/dL (Resiko tinggi PJK)
SGOT
> 100 U/L
SGPT
> 100 U/L
BUN
> 50,0 mg/dL
Kreatinin
> 3,0 mg/dL
Darah lengkap
Hb : < 8,0 g/dL ; WBC ; > 20.000 u/L ; PLT < 100.000 u/L
HIV (B23)
Reaktif
41
Pemeriksaan yang urgent ditetapkan dengan nilai kritis No
Modalitas
1.
Rontgen
Jenis Pemeriksaan Semua
Temuan / Hasil Interpretasi
foto Ditemukan
ekstimitas
gambaran
fraktur
terbuka/ open pada tulang yang terindikasi
2.
Rontgen
Semua
foto Ditemukan
ekstimitas
dengan
gambaran atau
dislokasi
tanpa
fraktur
(open/close) tulang yang terindikasi 3.
Rontgen
Thorax
Fraktur, curiga fraktur atau tanpa fraktur
tulang
costae
disertai
Hematothorax atau pneumothorax 4.
Rontgen
Thorax
Gambaran pedem paru
5.
Rontgen
Thorax
Gambaran Decompensasi Cordis
6.
Rontgen
Thorax
Gambaran
aspirasi
nafas
dan
benda asing 7.
Rontgen
BOF – LLD
Ditemukan gambaran udara bebas dibawah diafragma (perforasi organ berongga)
8.
Rontgen
BOF – LLD
Ditemukan gambaran ileus
9.
Rontgen
Colon In Loop
Ditemukan gambaran invaginasi
10.
USG
Abdomen
1. Ditemukan sign)
pada
bawah
gambaran
(target
abdomen
kanan
yang
gambaran
menandakan
appendictis
acut
maupun perforasi 2. Ditemukan gambaran kehamilan diluar kandungan (KET) 11.
USG
Abdomen/Fast Ditemukan gambaran cairan bebas pada
subdiafragma,
area,
atau
bawah 42
di
hiparorenal
daerah
abdomen
12.
CT Scan
Kepala
Ditemukan gambaran perdarahan (Haematome)
baik
subdural,
epidural, 13.subarachnoid maupun intra cranial dengan atau tanpa fraktur tulang cranium 13.
CT Scan
Kepala
Ditemukan gambaran perdarahan pada batang otak (pons), cysterna, intraventrikel
14.
CT Scan
Kepala
Ditemukan gambaran perdarahan pada
daerah
brain
parenchim
dengan volume lebih dari 30 cc 15.
CT Scan
Kepala
Ditemukan gambaran ruptur pada organ padat (liver, spleen, ginjal)
16.
CT Scan
Kepala
Ditemukan gambaran cairan bebas intra abdomen
43
Form Daftar Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Boleh Digunakan Pada Resep Jangan digunakan U (Unit)
Potensial Masalah
Sebaiknya
Salah kira untuk “0” (nol), Tulis “unit” nomor 4 (empat) atau “cc”
IU
Salah
kira
untuk
IV Tulis “Internasional
(Internasional
(Intravena) atau nomor 10 Unit”
Unit)
(sepuluh)
Q,D,QD,q,d,qd
Salah untuk semuanya. Tulis “harian”
(harian)
Kadang setelah Q keliru Tulis “setiap hari”
Q.O.D,
untuk ‘I” dan “O” keliru
QOD,qod,q.o.d
untuk “I”
(setiap hari) Menambah
Angka
decimal Tulis X mg
angka “0” X0
dihilangkan
Tulis 0.X mg
mg) Kurang angka “0” > (lebih besar)
Disalah
<
sebagai nomor “7” (tujuh) Tulis “kurang kecil”
(kurang
kecil)
interprestasikan Tulis “lebih besar”
atau “L” Membingungkan
satu
sama lain Singkatan
Disalah
interprestasikan Tulis
untuk
dengan
singkatan
nama
nama
obat dengan lengkap
obat
yang lainnya
Visit apoteker
Bukan kebiasaan diantara Gunakan para praktis
yang ada
Membingungkan sistem @
obat
Dikelirukan diangka “2” Tulis “at” (dua) 44
sistem
α
Disalahkan untuk U (unit) Tulis
πg
“ml”
bila tulisannya jelek
milimeter
Dikira mg (miligram)
Tulis
Hasilnya
“mcg”
1000-bisa microgram
overdosis .
45
atau atau