Pertemuan ι.docx

  • Uploaded by: Juwita Juju
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pertemuan ι.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 980
  • Pages: 4
PERTEMUAN Ι PENCUCIAN DAN STERILISASI A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mengetahui dan memahami teori dan cara sterilisasi. 2. Mahasiswa mampu melakukan pencucian dan sterilisasi karet ,ampul,vial,dan botol infus. 3. Mahasiswa mampu melakukan sterilisasi alat-alat kesehatan.

B. LANDASAN TEORI Ι. Pengertian Sterilisasi Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kombinasi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Keadaan atau kondisi yang tercipta akibat pemusnahan atau penghilangan semua mikroorganisme ini disebut steril. Tingkat kesterilan setelah dilakukan sterilisasi disebut sterilitas, arti dari steril sendiri adalah suci hama atau bebas mikroorganisme. Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk sediaan ini adalah antara lain sediaan prental preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya infus). Sediaan parenteral merupakan jenis sediaan yang unik diantara bentuk sediaan obat terbagi-bagi karena sediaan ini disuntukkan melalui kulit atau membrane mukosa ke bagian tubuh yang paling efisien, yaitu membrane kulit dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi dari mikroba dan bahan-bahan toksis lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirangsang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi fisik,kimia,atau mikrobiologis. (Priymambodo, 2007). Wadah berhubungan erat dengan produk tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini yang benar-benar resiktif terutama dengan air, sifat fisika dan kimia mempengaruhi kestabilan produk tersebut tetapi sifat fisika diberikan pertimbangan utama dalam pemilihan wadah pelindung adalah polipropilen dan koposimer polietilen. Wadah terbuat berbagai macam bahan wadah plastik,wadah gelas, dan wadah dari karet, wadah gelas masih merupakan bahan pilihan untuk wadah produk yang dapat disuntikkan gelas pada dasarnya disusun dari slikon dioksida tetrahedron, dimodifikasi secara fisika dan kimia dengan oksida-oksida seperti oksida natrium,kalium,magnesium,alumunium,boron, dan besi. Gelas yang paling tahan secara kimia hampir seluruhnya tersusun dari silicon dioksida tetapi gelas tersebut relatif rapuh dan hanya dapat dilelehkan dan dicetakpada temperature tinggi. ( Lachman, 1994 )

2. Metode sterilisasi Menurut farmakope Indonesia edisi ΙΙΙ, metode sterilisasi untuk produk-produk sediaan farmasi yaitu : a. Cara A ( pemanasan secara basah : autoklaf pada suhu 155ºC - 116ºC selama 30 menit dengan uap air panas ). b. Cara B ( dengan penambahan bakterisida ). c. Cara C ( dengan menyaring bakteri steril ). d. Cara D ( pemanasan secara kering ; oven pada suhu 150ºC selama 1 jam dengan udara panas ) e. Cara aseptic ( mencegah dan menghindarkan lingungan dari cemaran bakteri seminimal mungkin. ( depkes RI. 1979 ) Sedangkan metode sterilisasi menurut farmakope Indonesia edisi ΙV, yaitu a) Sterilisasi uap Sterilisasi cara ini menggunakan suhu siklus autoklaf yang didalam farmakope ditetapkan bahwa untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 121ºC , kecuali dinyatakan lain. b) Sterilisasi panas kering Sterilisasi cara ini menggunakan siklus oven modern yang dilengkapi dengan udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima didalam bejana sterilisasi kosong adalah sekitar 15ºC , jika alat sterilisasi beroprasi pada suhu tidak kurang dari 250ºC . c) Sterilisasi gas Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas inert (co2). Akan tetapi gas etilen oksida ini memiliki kebusukan yaitu sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik, dan kemungkinan meningkatkan residutoksik didalam bahan yang disterilkan, terutama mengandung ion klorida sterilisasi gas ini digunakan sebagai alternatif sterilisasi hemat, jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi pada sterilisasi uap atau panas kering, proses sterilisasi berlangsung didalam bejana atau bertekanan yang didesain sperti autoklaf dengan modifikasi tertentu salah satu keterbatasan utama proses sterilisasi dengan gas etilen oksida adalah terbatasnya kemampuan gas untuk berfungsi sampai ke daerah yang paling dalam pada produk yang disterilkan. d) Sterilisasi dengan radiasi ion Ada dua jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disentegrasi radio aktif dan radiosotop ( radiasi gamma ) dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis ini, dosis yang menghasilkan derajat jaminan sterilisasi yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga dalam rentang satuan dosis minimum

Dan maksimum, sifat bahan yang disterilkan diterima walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megard (mgard) radiasi yang diserap tetapi dalam beberapa hal penggunaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan bahan obat dan bentuk sediaan akhir dapat diterima dan diinginkan untuk mengukur serapan radiasi dapat digunakan alat diameter kimia cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan terdapat kehawatiran mengenai keamanan etil oksida. Keunggulan sterilisasi ini adalah rereksifitas kimia dan residu yang rendah yang dapat di ukur, dan variabel yang dikendalikan lebih sedikit. e) Sterilisasi dengan penyaringan Sterilisasi untuk larutan yang labil terhadap panas dilakukan dengan oenyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba sehingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika. Pangkat penyaringan umumnya terdiri atas suatu matriks berpori bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah yang tidak permeable. Efektivitas penyaring medra atau penyaring substrat tergantung pada ukuran pori matriks tersebut dan mekanisme pengayakan penyaring yang melepaskan serat terutama yang menggunakan asbes, harus dihindari penggunaannyakecuali jika tidak ada alternatif penyaring lain yang dapat digunakan ukuran passoritas minimal membrane matriks tersebut berkisar antara 0,2 – 0,45 Mm, tergantung pada bakteri yang hendak disaring, penyaring yang tersedia saat ini adalah selulosa asetat, polivinil klorida, vinil nilon, politef, dan juga membran logam. f) Sterilisasi dengan cara aseptik Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba hidup kedalam komponen steril atau komponen yang melewati proses antara sehingga produk setengah jadi atau produk ruahannya bebas dari mikroba hidup.

C. PERSIAPAN ALAT 1. Alat yang disterilkan menggunakan oven dengan suhu 180ºC selama 30 menit yaitu : a) Beaker glass b) Erlenmayer c) Kaca arloji d) Batang pengaduk e) Vial,tube salep, dan botol f) Botol infus 250ºC selama 30 menit g) Ampul h) Mortir dan stamper i) Spatel logam

2. Alat yang disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121ºC selama 15 menit yaitu : a) Gelas ukur b) Corong dan kertas saring c) Tutup karet, pipet ukur d) Tube dari plastic e) Kertas saring f) Botol tetes mata g) Sudip, alat karet atau plastic h) Aqua bidestilata

Related Documents

Trslate Pertemuan Ke13.docx
December 2019 9
Gcg Pertemuan 02.docx
April 2020 10
Penilaian Pertemuan 1.docx
October 2019 26
Pertemuan 3&4.docx
December 2019 20
Pertemuan 2.docx
June 2020 12

More Documents from "Qoriatul Aini"

Bab Ii Tinjauan Pustaka.pdf
October 2019 34
October 2019 72
Cjr Mm Juju.docx
June 2020 30