Makalah Balaghah الذكر

  • Uploaded by: jahid
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Balaghah الذكر as PDF for free.

More details

  • Words: 1,400
  • Pages: 9
‫الذكر‬ I. PENDAHULUAN Kalimat bahasa arab pada dasarnya terdiri dari dua buah pokok kalimat yaitu musnad dan musnad ilahi. Kedua bagian tersebut merupakan dua buah bagian kalimat yang tidak bisa dipisahkan, keduanya merupakan sebuah satu kesatuan yang apabila dipisahkan akan terjadi sebuah kejanggalan makna. musnad ‘alaih sendiri terdiri dari beberapa macam kata yaitu: mubtada’ yang mempunyai khabar, fa’il, na’ibul fa’il, dan beberapa isim dari amil nawasikh.1

Sedangkan musnad terdiri dari beberapa macam kata

diantaranya adalah: khabar, fi’il tam, isim fi’il, mubtada’ yang berupa isim sifat yang cukup dan marfu’nya, beberapa khabar ‘amil nawasikh, dan masdar yang mengganti fi’il.2 Setiap dari musnad ilahi dan musnad berlaku

(‫)الذكر‬,

sebuah ketentuan yang sama yaitu kedua-duanya bisa disebutkan dihilangkan didahulukan

(‫)الذف‬,

dimakrifatkan

‫))التعر يف‬,

dinakirahkan

‫))التنك ي‬,

‫ ))التقدي‬ataupun juga diakhirkan ‫))التأخ ي‬. Musnad ataupun

musnad ilaih bisa menetapi ketentuan-ketentuan tersebut apabila kata tersebut memiliki karakteristik dari setiap ketentuan-ketentuan diatas. Dan dalam makalah ini saya akan sedikit menguraikan musnad dan musnad ilaih dari segi penyebutananya. II.POKOK PEMBAHASAN Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa hal pokok yaitu: 1.Faktor-faktor

yang

menyebabkan

sebuah

musnad ilaih harus disebutkan. 2.Faktor-faktor

yang

menyebabkan

sebuah

musnad harus disebutkan. 1 Sayid Ahmad Al-Hasyimi, Jawahirul Balaghah, Indonesia:Darul Ihya, 1960, hlm 117 2 Ibid, hlm147

makalah balaghah ‫الذكر‬.rtf

1

created by: jahid muttaqin

III.PEMBAHASAN a.Menyebutkan musnad ilaih Pada dasarnya pencantuman musnad ilaih dalam sebuah kalimat tergantung pada ada atau tidaknya sebuah indikator yang menjelaskan makna yang terkandung didalamnya. Apabila ada indikator yang menunjukkan makna kalimat tersebut maka musnad ilahi boleh tidak disebutkan. Akan tetapi apabila ada sebuah indikator dalam sebuah kalimat yang menunjukkan makna yang terkandung di dalamnya dan indikator kalimat tersebut bersifat lemah maka musnad ilaih harus disebutkan.3 Dan penyebutan musnad ilaih dalam sebuah kalimat dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain adalah 1.Untuk mempertegas dan memperjelas makna. Contoh: ………..َ‫ون‬ ْ‫ح‬ ُ ِ‫الْ ُمفْل‬

ُ‫ُأوَْلئِكَ عَليَ هُدًى مِنْ َرّبهِمْ َوُأوْلَئِكَ هُم‬

Artinya: mereka itulah yang mendapatkan petunjuk dari TuhanNya dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S al-baqarah:5) Pengulangan kata

‫ اولئك‬dalam

ayat diatas merupakan bentuk

penegasan dan penjelasan akan keistimewaan mereka (orang-orang yang bertaqwa)

karena mendapatkan sebuah petunjuk dan

keberuntungan.4 2.Kurangnya kepercayaan terhadap indikator yang ada dikarenakan lemahnya tanda-tanda tersebut atau lemahnya pemahaman si pendengar sehingga mengharuskan pencantuman musnad ilaih dalam sebuah kalimat. Hal ini dilakukan sebagai tindakan alternatif. Karena seorang pendengar biasanya akan memahami makna kalimat dari indikator sebuah kalimat tersebut. 3 Dr. Abdul Atiq Aziz, Ilmu Ma’ani, Beirut:Dar An-Nahdhoh Al-‘Arobiyah, 1985, hlm:132 4 Op.Cit, hlm: 118

Contoh:

‫ُسسَا ُذنَا قَالَ لِ كَذَاوَكَذَا‬ ‫أ ْت‬.........yang

merupakan sebuah

‫مَاذَا قَالَ لَ كَ أُ سْتَا ُذنَا؟‬.

Dengan pencantuan

jawaban dari pertanyaan

‫( أ ستاذنا‬musnad

ilaih) pada kalimat diatas telah memudahkan bagi

pendengar untuk memahami makna kalimat.5 3.Ar-radu ‘alal mukhatab artinya untuk menolak mukhatab Contoh

ٌ‫الُ وَاحِد‬

: Allah maha esa. Ucapan tersebut untuk orang yang

mengatakan

‫لثَة‬ َ ‫ الُ ثَالِث َث‬: Allah adalah orang ketiga daro tiga orang.

6

4.At-taladzudz artinya untuk merasakan lezat Contoh

‫الُ َربِي‬

: Allha adalah tuhanku

ْ‫سبِي‬ ْ َ‫ الُ ح‬: Allahla yang mencukupiku

7

5.At-ta’ridh bi ghabawatis saami’. Artinya untuk mengungkapkan kebodohan sang pendengar. Contoh

‫ َس ِعيْدٌ قَالَ كَذَا‬: Sa’id telah mengatakan demikian Perkataan tersebut untuk menjawab

ٌ‫مَاذَا قَالَ سَاعِد‬: Apa yang dikatakan sa’id

8

5 Op.Cit, hlm 132 6 Op.Cit, hlm 118 7 Ibid. 8 Ibid.

makalah balaghah ‫الذكر‬.rtf

3

created by: jahid muttaqin

6.At-tasjil ‘ala as-saami’ hatta la ya’tiya lahu alinkar.

Artinya

pendengar

mencatat

hukum

(dimuka hakim) agar tidak mudah mengingkari. Maksudnya adalah penyebutan musnad ilahi ditujukan untuk menanggulangi

adanya

pengingkaran

oleh

terdakwa

terhadap

perbuatannya. Dan hal ini dilakukan oleh hakim pada saat melakukan sebuah persidangan. Contoh: Ketika hakim bertanya kepada saksi

‫هَلْ أَقَرّ َزيْدٌ هَذَا ِبأَنّ عََليْ هِ كَذَا؟‬: artinya apakah zaid

ini mengakui

bahwa ia berbuat demikian? Kemudian saksi menjawab:

‫ َزيْدٌ أَقَرّ ِبأَنّ عََليْ هِ كَذَا‬,ْ‫َنعَ م‬.: artinya ya, zaid mengakui bahwa ia telah berbuat yang demikian itu.9 7.Atta’ajub. Maksudnya adalah musnad ilahi disebutkan

untuk

mengungkapkan

sebuah

kekaguman terhadap kejadian yang luar biasa atau sangat istimewa. Contoh:

‫عَِليّ ُيقَاوِمُ الَسَدَ؟‬

: ali melawan harimau.

Ungkapan ini untuk menjawab pertanyaan

‫هَلْ عَِليّ ُيقَاوِمُ الَسَدَ؟‬: apakah ali melawan harimau

10

8. Penyebutan musnad ilahi bertujuan untuk mengungkapkan sebuah penghormatan terhadap seseorang. Contoh: 9 Khifni Bik, Qowaid Lughoh Al-‘Arobiyah, Semarang: Toha Putra, 1999, hlm: 111 10 Op.Cit.hlm 119

ِ‫ َحضَرَ َسيْفُ ال ّدوَْلة‬: saifu ad- daulah telah datang Hal ini untuk menjawab pertanyaan

‫هَلْ َحضَرَ الَ ِميْرُ؟‬: apakah raja telah datang?

11

9.Untuk mengungkapkan sebuah penghinaan (alihanah). Contoh

ِ‫ِإبِْليْ سٌ الَل ِعيْ نُ ُهوَ الّذِى أَ ْخرَ جَ آَدَ مٌ مِ نْ الَّنة‬:

iblis laknat dialah

yang telah menyebabkan adam keluar dari surga Merupakan jawaban dari pertanyaan

‫مَنْ أَخْ َرجَ آَدَمٌ مِنْ الَّنةِ؟‬: siapakah yang telah

menyebabkan adam

keluar dari surga12 b.Menyebutkan Musnad. Penyebutan musnad dalam sebuah kalimat pada dasarnya juga sama dengan penyebuatan musnad ilaih dalam sebuah kalimat, yaitu tergantung pada ada atau tidaknya sebuah indikator yang menjelaskan makna yang terkandung didalamnya. Akan tetapi apabila ada sebuah indikator yang menunjukkan makna kalimat dan indikator

kalimat

tersebut bersifat lemah maka musnad juga harus dicantumkan. Dan penyebutan musnad dalam sebuah kalimat dilatar belakangi oleh beberapa faktor, antara lain adalah: 1.Sebagai sifat pokok dari musnad yaitu harus disebutkan, dan hal tersebut masih tetap berlaku selama tidak ada penyebab yang

menyebabkan

sifat

tersebut

berpindah. 11 ibid 12 ibid

makalah balaghah ‫الذكر‬.rtf

5

created by: jahid muttaqin

Contoh:

ِ‫العِلْمُس َخيْرٌ مِن ْس الَال‬:

ilmu pengetahuan itu lebih mulia daripada

sebuah harta.13 2.Lemahnya indikator sebuah kalimat Contoh

‫ستَ ِقيْ ٌم‬ ْ ُ‫حَالِى م‬: keadaanku lurus ٌ‫سوْر‬ ُ ْ‫ ِرزْقِى َمي‬: rezekiku mudah Apabila kata ‫ مي سور‬dibuang

maka kata yang ditunjukkan yaitu

kata ‫ رزقى‬tidak bisa serta merta dipahami begitu saja.14 3.Lemahnya perhatian pendengar

ٌ‫أَصُْلهَا ثَابِتٌ وَ َف ْر ُعهَا ثَاِبت‬

: akar pohon itu kokoh dan cabangnya pun kokoh

Apabila kata

‫ ثابست‬tidak

disebutkan, terkadang pendengar lupa

karena kelemahan ingatannya. 4.Menjawab mukhatab

ٍ‫حِيهَا الّذِي َأنْشََأهَا َأوّلَ مَ ّرة‬ ْ ُ‫قُلْ ي‬.................. Artinya : katakanlah : ia akan dihidupakan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali. (Q.S Yasin:79) Ayat tersebut turun setelah ayat dibawah ini turun. Dan fungsi ayat diatas sebagai jawaban dari ayat sebelumnya.

ٌ‫حيِ العِ َظمَ وَ هِيَ َر ِميْم‬ ْ ُ‫مَنْ ي‬.................. Artinya: Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang 13 ibid, hlm 147 14 ibid, hlm 147

telah hancur luluh (Q.S Yasin : 78)15 5.Untuk membedakan musnad termasuk dalam kata kerja (fi’il) ataupun kata benda (isim). Apabila musnad berfungsi sebagai kata kerja maka makna kata tersebut akan selalu berubah sesuai dengan waktu kejadian sebuah perbuatan. Dengan demikian sebuah kata bisa mempunyai tiga keterangan waktu, yaitu makna lampau, sedang berlangsung dan yang akan datang. Akan tetapi musnad berfungsi sebagai kata kerja (isim) maka makna kata tersebut tidak bisa berubah-ubah seperti halnya kata kerja (fi’il). Contoh:

ْ‫ِإنّ الْ ُمنَاِفقِيْنَ يُخَا ِد ُع ْونَ ال َو ُهوَ خَا ِد ُعهُم‬......... Artinya : sesungguhnya orang-orang munafik itu telah menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka (Q.S An-Nisa: 142) Kata

‫ يادعون‬pada

ayat diatas bermakna sebagai kata kerja

(fi’il) yang mana kata tersebut menunjukkan sebuah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus. Dan keterangan tentang berlangsungnya sebuah kegiatan tersebut dapat diketahui dari kata kerja yang ada. Dan dengan demikian sudah tidak dibutuhkan lagi adanya sebuah keterangan waktu seperti kata ‫خادعهم‬

‫ الغد‬, ‫ الن‬dll. Sedangkan

‫ وهو‬bermakna sebagai kata benda yang tidak disertai

keterangan waktu. 16 2.KESIMPULAN Dari urain diatas dapat disimpulkan bawasannya musnad ilaih ataupun 15 ibid, hlm 148 16 Dr. Abdul Atiq Aziz, op.cit, hlm:135

makalah balaghah ‫الذكر‬.rtf

7

created by: jahid muttaqin

musnad disebutkan berdasarkan pada indikator sebuah kalimat. Apabila di dalam sebuah kalimat tidak ada sebuah indikator yang menjelaskan makna yang terkandung didalamnya maka keduanya harus disebutkan. Akan tetapi jika di dalam sebuah kalimat terdapat sebuah indikator yang menjelaskan maknanya dan itu bersifat lemah maka musnad ilaih dan musnad juga harus disebutkan agar tidak terjadi kesalah pahaman makna kalimat. 3.PENUTUP Demikian makalah yang penulis buat. Dan tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan di sana-sini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna perbaikan makalah ke selanjutnya. Semoga dengan makalah ini kita mendapat banyak ilmu dan pengetahuan yang dapat membawa kita dari jurang kebodohan. Amin

DAFTAR KEPUSTAKAAN Al-Hasyimi, Sayid Ahmad, Jawahirul Balaghah, Indonesia: Darul Ihya,1960, Aziz, Abdul Atiq, Ilmu Ma’ani, Beirut:Dar An-Nahdhoh Al-‘Arobiyah, 1985, Bik, Khifni, Qowaid Lughoh Al-‘Arobiyah, Semarang: Toha Putra, 1999, Zuhri,M, Ahmad Chumaidi, Mutiara Ilmu Bahasa Arab (terjemahan kitab Jawahirul Balaghah), Surabaya: Mutiara Ilmu, 1994

1.1 skema ad-dzikr dan faktor-faktor yang menyebabkan penyebutannya dalam musnad nad ilaih

makalah balaghah ‫الذكر‬.rtf

9

created by: jahid muttaqin

Related Documents

Balaghah
December 2019 23
Balaghah
June 2020 10
Nahjul Balaghah
November 2019 9
Balaghah B. Arab
May 2020 10
Balaghah Al-qur'an.docx
December 2019 14

More Documents from "Adnan"