Patofisiologi Sistem Pencernaan: Titin Hidayatin

  • Uploaded by: Ayu Nurmandini
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Patofisiologi Sistem Pencernaan: Titin Hidayatin as PDF for free.

More details

  • Words: 960
  • Pages: 24
Patofisiologi Sistem Pencernaan

Titin Hidayatin

Masalah pada sistem cerna • • • • •

Esofagus Gaster Usus halus Coloh Organ asesori

Esofagus • Kegagalan menelan • Menelan  koordinasi oleh plexus auerbach  makanan masuk ke gaster karena relaksasi temporer otot – otot gastroesophageal otot – otot cricopharingeal • Kesulitan menelan  dysphagia  Masalah neuromuskuler  Penyakit saraf

• Kegagalan menelan • Terjadi juga karena degenerasi serabut saraf pada plexus auerbach :  Kerusakan spincter gastroesophageal  Penurunan kontraktilitas 2/3 bagian bawah esofagus  achalasia

• Inflamasi mukosa esofagus Esofagus dilindungi oleh • Mukus yang disekresi oleh tunika mukosa • Kontraksi spincter gastroesophageal sehingga mencegah reflux isi lambung Reflux  cairan lambung masuk ke esofagus  esofagitis • Manifestasi  sulit menelan dan nyeri menelan  radang menyebabkan penyempitan lumen esofagus  hiatal hernia

Gaster • Gaster berperan untuk  Mencampur, mengaduk, memecah molekul besar menjadi molekul kecil  permukaan makanan > luas  Mensekresi 2 – 3L cairan/hari berisi air, elektrolit, HCL, enzim pepsin dan lipase dan faktor instriksik • Makanan  gaster  dihancurkan dan dicerna  semi liquid (chyme)  usus halus • Disfungsi gaster  gangguan digesti dan absorpsi

• Obstruksi gaster Paling sering  stenosis pylorus • Congenital Usia 1-2 minggu : muntah – muntah, regurgitasi, failure to thrive  malnutrisi • Didapat Neoplasma gaster  paling sering didaerah pylorus  menyebabkan muntah, makanan tidak masuk ke usus  penurunan digesti dan absorpsi  malnutrisi

• Inflamasi gaster  Gastritis akut Degenerasi pada bagian superfisial karena terpapar zat – zat iritan seperti alkohol, aspirin, steroid dan asam empedu  degenerasi tunika mukosa : H+ masuk ke jaringan jaringan gaster  keasaman insterstitial meningkat  terangsang pengeluaran zat vasoaktif  peningkatan permeabilitas kapiler, vaspdilatasi  edema, infiltasi limfosit dan sel plasma

 Gastritis kronis Degenerasi yang menimbulkan atropy beberapa sel fungsional tunika mukosa • Penurunan produksi HCL  gangguan digesti  sisa makanan didigesti bacteri colon  berbentuk gas berlebihan  kembung, rasa begah dan mual • Penurunan faktor instrinsik

 Gangguan digesti  gangguan absorpsi (gangguan absorpsi vit. B12  anemia pernisiosa

• Peptic ulcer Jika sekresi asam  nekrosis mukosa GI  ulkus pepticum  penurunan sekresi gaster, merangsang hipertrophy pilorus  stenosis pilorus • Ulcus duodenum  Hiperstimulasi sel parietal oleh N. Vagus  massa sel meningkat  sekresi HCL meningkat

Pepric ulcer dan duodenal ulcer dapat disebabkan oleh • Stress psychologis • Stress physiologis Cedera otak serius Intake obat – obatan tertentu

• Dampak peptic ulcer dan duodenal ulcer  perdarahan perforasi  cairan lambung masuk ke cavum abdomen  Asam lambung  iritasi membran peritonela  peritonitis Bacteri flora normal usus  berkembang di cavum peritonium  infeksi

Manifestasi klinik • • • • • • •

Nyeri epigastrium Anoreksia Mual dan muntah Intake nutrisi menurun Hipoksia seluler Bleeding Perforasi gaster  peritonitis

Usus halus • Tempat digesti terakhir • Tempat absorpsi zat makanan

Gangguan digesti dan absorpsi

Gangguan digesti absorpsi • Gastroenteritis akut Kondisi patologis dari invasi MO patogen : 1. Agen toxigenis  enterotoxin  inflamasi lokal dan diare  penurunan volume cairan dan elektrolit 2. Invasive MO patogen  menembus dinding usus halus dan colon  nekrosis dan potensi ulkus  feses mengandung eritrosit dan leukosit 3. Virus patogen  menempel pada mukosa ephitel dan merusak vili usus  penurunan absorpsi cairan dan elektrolit  gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

• Demam thypoid/paratyphoid disebabkan oleh salmonella thypi/paratyphi A, B dan C • Salmonella thypi/paratyphy  usus halus  jaringan lymphe  hipertrofi  kelenjar lymfe mesenterial  hypertrofi  hepar dan aliran darah.

• Salmonella masuk ke dalam lambung melalui makanan / minuman yang terkontaminasi MO atau dari tangan yang terkontaminasi feses, urine, sekret saluran nafas atau pus penderita • Atau masuk ke aliran darah mellaui jaringan limpgoid faring  manifestasi gejala radang saluran napas bagian atas

Di lambung • Sebagian mati oleh asam lambung • Sebagian masuk ke dalam usus  menginvasi epitel dan tinggal di lamina propia  melepas endotozin • Atau bersinggungan dengan vili usus di bagian jejunum  Berkembang biak  pada biakan tinja (+), dan jadi (-) setelah bakterimia • Salmonella menimbulkan infeksi tergantung dari  Proses penetrasi  Kemampuan bertahan di dalam sel  Kemampuan replikasi

Manifestasi klinik gangguan digesti absorpsi • Penurunan suplay nutrien ke jaringan  penurunan pembakaran zat makanan  penurunan produksi energi  kelemahan fisik meningkat  penggunaan masa tubuh sebagai sumber energi  penurunan BB • Penurunan absorpsi protein  penurunan albumin plasma  penurunan tekanan osmotic koloid  pemindahan cairan ke ekstravaskuler • Sintesa protein menurun  masa otot menurun, anemia dan defisiensi enzyme • Penurunan absorpsi lemak  steatorhea • Penurunan absorpsi fe, asam folat, vit B12  anemia

Masalah kolon • Inflamasi 1. Diverculitis  pembentukan kantong kecil pada dinding intestin  nyeri, bleeding dan peritonitis • Terjadi karena individu sering membuat tekanan tinggi didalam lumen usus (mengedan) saat BAB akibat makanan rendah serat • Diverticulli  kantung berisi feses dengan bacteri berlebihan  diverculitis  perforasi usus

• Gangguan motilitas 1.Konstipasi  karena kebiasaan buruk, gangguan saraf 2.Diare • Kecepatan peristaltik  penurunan absorpsi air

• Obstruksi pada distal kolon 1. Feses tertumpuk diatas obstruksi dalam beberap minggu klien mengalami konstipasi hebat 2. Pada tahap awal muntah tidak hebat, jika kolon terisi penuh  kimus tambahan tidak dapat bergerak dari usus halus ke kolon  muntah hebat 3. Kolon ruptur 4. Hypovolemia

Masalah organ aksesori Heme  biliverdin  bilirubin uncoyugated (larut dalam lemak)  berikatan dengan albumin  masuk ke hepar  berikatan dengan protein  diconyugasi dengan bantuan enzym glukoronil tranferase  bilirubin conyugated (larut dalam air)  duct biliaris  kandung empedu  duodenum  di duodenum + bacteri usus  sterkobilin dan urobilinogen  fese berwarna kuning kecokelatan.

Related Documents


More Documents from ""