Paragraf Efektif.docx

  • Uploaded by: izza ivanka
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paragraf Efektif.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,751
  • Pages: 11
PARAGRAF EFEKTIF October 14, 2009 — juzz71 TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PARAGRAF EFEKTIF Dosen Pembimbing : Drs. Setyawan Pujiono S.Pd Nama Mahasiswa : Ranu arasyki arpungky Prodi : Manarita SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA “MMTC” YOGYAKARTA 2008 Paragraf Efektif Pengertian Paragraf Efektif Paragraf merupakan bagian dari sebuah tulisan yang berisi kumpulan kalimat. Ada banyak pengertian paragraf. Salah satunya, dari sebuah situs di internet paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berhubungan dan semua kalimat tersebut memiliki hubungan dengan sebuah topik yang sama. Kemudian menurut Lunsford dan Connors, paragraf adalah sekelompok kalimat atau sebuah kalimat tunggal yang membentuk satu kesatuan. Jadi sebuah paragraf bukanlah sekedar sekelompok kalimat saja, tetapi sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan memiliki sebuah inti yang disebut ide. Paragraf terdiri dari tiga bagian. Yang pertama adalah kalimat utama (kalimat topik). Bagian yang kedua adalah kalimat-kalimat pendukung. Dan yang terakhir adalah kalimat kesimpulan. Ketiga bagian tersebut memiliki keterkaitan. Bagian yang kedua menerangkan apa yang ada di dalam bagian pertama. Kemudian Kalimat topik biasanya berada di awal paragraf. Tapi kalimat juga bisa berada di akhir paragraf bahkan di tengah paragraf. Kalimat topik yang berada di awal paragraf bersifat umum dan akan diikuti oleh kalimat-kalimat pendukung yang sifatnya lebih khusus atau spesifik. Tidak hanya kalimat topik yang berada di awal paragraf, tetapi, yang lebih penting, itu adalah kalimat yang paling umum dari sebuah paragraf. Maksudnya, bahwa kalimat tersebut hanya akan mengenalkan apa yang akan dibahas dalam paragraf tersebut. Kalimat pendukung, bagian kedua dari sebuah paragraf, berfungsi untuk menerangkan kalimat topik. Kalimat pendukun berisi informasi yang lebih khusus daripada yang dinyatakan dalam kalimat topik. Informasi tersebut bisa berupa penjelasan yang lebih detail. Informasi tersebut juga bias berupa contoh-contoh dari pernyataan yang ada di kalimat topic. Jadi, kalimat pendukung mengemukakan informasi yang memang dibutuhkan untuk membuat pernyataan pada kalimat topik jelas. Bagian terakhir dari sebuah paragraf adalah kalimat kesimpulan. Pada bagian ini, penulis mengungkapkan kembali pernyataan yang ada pada kalimat topik dengan kata-kata yang berbeda. Pengungkapan tersebut bukan mengulang kalimat topik. Akan tetapi jangan sampai mengurangi arti yang ada pada kalimat topik. Dengan demikian, pembaca dapat kembali fokus kepada pernyataan pada kalimat topik setelah membaca kalimat-kalimat

pendukung. Paragraf yang efektif memiliki beberapa karakteristik. Pertama, kalimat topik pada paragraf tersebut memberikan sebuah pernyataan yang khusus. Kedua, paragraf tersebut memiliki bukti-bukti yang mendukung penyataan yang ada pada kalimat topik. Ketiga, pada paragraf trsebut terdapat penjelasan tentang bagaimana setiap bukti pada kalimat pendukung mendukung pernyataan pada kalimat topik secara logis. Keempat, semua kalimat yang ada pada paragraf tersebut, selain pernyataan khusus pada kalimat topik, menjadi pendukung bagi pernyataan khusus itu. Kelima, pada paragraf yang efektif kutipan-kutipan digabungkan ke dalam kalimat penulis sendiri secara logis, halus dan sesuai kaidah. . Syarat Paragraf Yang Baik Dalam pembentukan dan pengembangan paragraf perlu diperhatikan Syarat-syarat berikut. 1.Kesatuan (Unity) bagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini. Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk membangun tempat-tempat beribadah, atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara bergotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin. Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip kesatuan. Gagasan pokok tentang penghasilan suatu keluarga dalam pengembangannya kita jumpai gagasan pokok lain tentang tempat beribadah. Hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan utama. 2.Kepaduan (Koherensi) Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masingmasing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan. Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.

• Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga •Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun •Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun •Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya •Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian •Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya •Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan 3. Kelengkapan Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut ini. contoh pertama Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih dan bersengketa. Contoh paragraf di atas hanya diperluas dengan perulangan. Pengembangannya pun tidak maksimal. contoh kedua Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burungburung yang indah. Contoh paragraf kedua di atas merupakan contoh paragraf yang tidak dikembangkan. Paragraf di atas hanya terdiri dari kalimat topik saja. Contoh ketiga berikut ini merupakan contoh pengembangan dari contoh paragraf kedua di atas. contoh ketiga Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-

burung yang indah. Tidak adanya penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima, atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis mahkluk laut tertentu tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah. Sangat sukar menemukan tiram hidup dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar dari pantai barat Afrika sampai bagian barat Lautan Teduh, kini hanya dijumpai di daerah kecil yang terpencil. Dari mana diperoleh dana untuk melindungi semua ini? Perlu kiranya ditambahkan di sini bahwa ada jenis wacana khusus/tertentu yang sengaja dibuat satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja dan ini merupakan kalimat topik. Wacana tersebut adalah wacana Tajuk Rencana dalam suatu surat kabar. Sesuai dengan ciri wacana jurnalistik dalam sebuah tajuk, bahwa tajuk rencana merupakan gagasan dari redaksi surat kabar tersebut pada suatu masalah tertentu/sikap redaksi, sehingga apa yang diuraikan hanyalah gagasan-gagasan pokoknya saja sementara uraian secara panjang lebar dapat dilihat dan dibaca pada berita-berita utamanya. Pengembangan Paragraf Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah ini. Kerangka paragraf Gagasan pokok : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut Gagasan pununjang : 1. manusia telah mengubah segala-galanya 2. hutan, sawah, dan ladang tergusur 3. pohon-pohon tidak ada lagi 4. pagar bunga sudah diganti 5. gedung-gedung mewah dibangun Pengembangan paragraf: Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya trilyunan rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya alam ini. Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-

detail/ perincian-perincian yang tepat. Keempat gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf. Ada beberapa teknik (cara) mengembangkan paragraf yang dapat dilakukan. Teknik-teknik tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. 1.Secara Alamiah Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan, yaitu: (a) urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri dan sebagainya; (b) urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini. (a) Urutan Ruang Bangunan itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama yang sering disebut dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering digunakan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka kadipaten dan cendera mata dari kadipaten-kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak jauh di sebelah kanan ruang kundalini mesem terdapat sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk ke ruang pamujan. (b) Urutan Waktu Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub Halilintar. Dari sini pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub Pelita Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera. 2. Secara Logis Jenis pengembangan ini didasarkan atas jalan pikiran penulis. Pengembangan ini terbagi menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut: (a) Klimaks dan Antiklimaks Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas uraian ini.

Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya. Pikiran utama dari paragraf di atas adalah “bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman”. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan-gagasan : traktor yang dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan Ford,dan traktor buatan Jepang. Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah. (b) Umum – Khusus & Khusus – Umum (deduktif & induktif) Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan induktif. Berikut ini secara urut akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif dan induktif. (1) Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional. (2) Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidatopidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu , demi kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indoensia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan . Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia. Bentuk pengembangan paragraf juga ditentukan oleh fungsi paragraf tersebut dalam sebuah karangan atau wacana. Ada paragraf yang berfungsi untuk menjelaskan, membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, atau memperdebatkan. Berikut ini

akan dipaparkan bentuk-bentuk pengembangan paragraf berdasarkan fungsinya dalam suatu karangan. (c) Perbandingan dan Pertentangan Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua hal. Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan. Contoh berikut ini kiranya dapat memperjelas uraian di atas. Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan , ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke parlemen. (d) Analogi Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Berikut ini akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara analogi. Di dalam contoh berikut ini penulis ingin menjelaskan perbedaan filsafat dengan ilmu. Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infasntri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergiu kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas. (e) Contoh-contoh Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkrit. Berikut ini akan disajikan contoh sebuah paragraf yang dikembangkan dengan contoh-contoh. Kalimat topik contoh berikut ini mengandung gagasan pokok tentang usaha pemerintah dalam mengejar ketertinggalan desa., dijelaskan dengan beberapa contoh, yaitu: ABRI masuk desa, mahasiswa ber-KKN, koran masuk desa, dan kemungkinan-kemungkinan lain. Dalam rangka mengejar ketertinggalan desa baik dalam bidang pembangunan maupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah. ABRI masuk desa sudah lama kita kenal. Hasilnya pun tidak mengecewakan, seperti: perbaikan jalan, pembuatan jembatan, pemugaran kampung, dan lain sebagainya. Contoh lain adalah KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta

aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk desa, walaupun hasilnya masih belum kelihatan. Barangkali perlu pula dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa Indonesia masuk desa, jaksa masuk desa, listrik masuk desa, dan sebagainya. (f) Sebab – Akibat Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut Jalan Jendral Sudirman akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah daerah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. (g) Definisi Luas Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat atau bahkan beberapa paragraf. Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf yang berfungsi menjelaskan apa yang dimaksud dengan pompa hidran, bagaimana cara kerjanya, dan bagian-bagian dari pompa tersebut.. Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejelis pompa yang dapat bekerja secara kontinue tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem ini ialah pompa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katup udara, ruang udara , dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah dan katub pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian. (h) Klasifikasi Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasikan. Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

Pengembangan Paragraf: lanjutan Dalam setiap paragraf pasti ada sebuah kalimat utama. Kalimat utama inilah yang harus dikembangkan dengan kalimat penjelas untuk mendapatkan sebuah paragraf. Perhatikan contoh berikut Perang adalah sebuah misteri. Orang-orang yang terjun ke medan juang adalah mereka yang rela untuk mati. Namun demikian mereka tentu tidak mau mati konyol. ….. Jenis kalimat dalam paragraf: • Kalimat utama atau kalimat topik: adalah kalimat dalam paragraf yang mengandung pikiran utama. • Kalimat penjelas : adalah kalimat yang megungkapkan pikiran-pikiran penjelas. Jenis paragraf berdasarkan pengembangan: a. Paragraf deduktif Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas. b. Paragraf induktif: kalimat utama terletak di akhir paragraf setelah kalimat-kalimat penjelas. Pola pengembangan paragraf • umum———khusus • Khusus…….umum • Sebab———akibat • Akibat ——-sebab • Contoh——-contoh • Definisi • campuran Penjelasan a. Umum ———- khusus Kalimat utama ditulis pada awal paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas. Semua isi alam ini ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ini adalah manusia, yang diizinkan memanfaatkan alam ini sebaik-baiknya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, me-………., dan seterusnya. b. Khusus ——— umum Kalimat-kalimat penjelas mendahului kalimat utama. Sudah beberapa kali kebijaksanaan itu dipertanyakan bahkan hendak dipreteli dan diubah. Namun demikian, setiap usaha tersebut selalu gagal. Betapapun usaha tersebut disiapkan dengan cara yang teliti dan matang, semua dapat digagalkan. Bukti yang lalu meyakinkan kita bahwa kebijaksanaan itu benar dan tak dapat dipreteli dan diubah. c. Sebab ———akibat Lebih dahulu dikemukakan fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu, kemudian diikuti oleh rincian-rincian sebagai akibatnya. Krisis minyak bumi menambah parahnya inflasi. Dalam waktu singkat minyak bumi naik empat kali lipat. Ongkos produksi pun naik karena pabrik banyak menggunakan minyak.Tentu saja harga barang-barang pun semakin tinggi.

d. Akibat—sebab Kebalikan sebab akibat. Akibat sebuah peristiwa merupakan sebuah pikiran utama sedang sebab sebagai pikiran penjelas. Hari ini ia terpaksa tidak masuk sekolah. Sudah beberapa hari ibunya sakit. Ayahnya yang dinanti-nantikan kedatangannya dari Jakarta belum tiba juga. Adik-adiknya masih kecil dan tidak ada yang menjaga. e. Perbandingan Sekolah internasional dan sekolah nasional plus mempunyai beberapa perbedaan. Perbedaan itu terlihat jelas pada kurikulum yang dipakai. Sekolah nasional plus walau sudah mengadopsi kurikulum internasional tetapi masih ada muatan lokal yang harus diperhatikan, sedangkan sekolah internasional sama sekali tidak mengajarkan hal tersebut. Selain itu, komposisi murid di sekolah internasional jauh lebih beragam, sedang sekolah nasional plus cendrung sejenis. f. contoh-contoh Menggunakan contoh-contoh sebagai pikiran penjelas. Contoh: Keragaman komposisi murid di sekolah internasional jelas membawa serta keuntungan. Salah satu contoh, di BIS kalau diperhatikan sekarang tercipta sebuah dialek “Bahasa Inggris” yang tidak bisa dikelompokkan ke British English, American English, Australian English dan seterusnya. Siswa yang datang dari berbagai macam negara tersebut secara tidak sadar memadukan semua unsur bahasa dari dialek masing-masing dan menciptakan sebuah dialek baru. RANGKUMAN : Pengertian Paragraf Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan memiliki sebuah inti yang disebut ide. Syarat Pembentukan Paragraf Yang Efektif : 1. Kesatuan (Unity) Setiap paragraph sebaiknya mengandung satu gagasan pokok. 2. Kepaduan (Koherensi) Setiap paragraph haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama lain. 3. Kelengkapan Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Pola Pengembangan Paragraf : 1. Secara Alamiah Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang dibicarakan. (a) Urutan Ruang

Membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. (b) Urutan Waktu Menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. 2 Secara Logis Jenis pengembangan ini didasarkan atas jalan pikiran penulis. (a) Klimaks dan Antiklimaks Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya. (b) Umum – Khusus & Khusus – Umum (deduktif & induktif) Pola pengembangan umum-khusus adalah pola pengembangan yang diawal paragraf menggunakan kalimat umum atau general kemudian di ikuti dengan kalimat-kalimat khusus mengenai kalimat diawal tadi. Sebaliknya kalau pola khusus-umum diawali dari kalimatkalimat khusus kemudian diakhiri kalimat umum yang merupakan simpulan dari kalimatkalimat awal tadi. (c) Perbandingan dan Pertentangan Penulis berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua hal. (d) Analogi Membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. (e) Contoh-contoh Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkrit. (f) Sebab – Akibat Suatu pengembangan paragraf yang diawali dengan suatu sebab terjadinya sesuatu kemudian di akhiri dengan akibat yang akan di timbulkan dari kejadian tersebut. (g) Definisi Luas Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat atau bahkan beberapa paragraf. (h) Klasifikasi Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Related Documents

Paragraf
November 2019 45
Paragraf Bind
April 2020 24
Paragraf Narasi
May 2020 30
Paragraf Naratif.docx
December 2019 34
Paragraf Efektif.docx
April 2020 27

More Documents from "Muhammad Sarif"