Paper Pak Wirawan.docx

  • Uploaded by: Made Aryandi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paper Pak Wirawan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 954
  • Pages: 6
BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, hukum merupakan keseluruhan kaidah serta semua asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat. Akan sangat menarik jika kita dapat menelusuri lebih lanjut mengenai hukum itu sendiri. Baik dari pengertian hukum, kemudian pentingnya keberadaan hukum, dan timbulnya hukum. Semua itu nantinya akan kita kaitkan dengan mazhab-mazhab yang ada didalam ajaran ilmu pengetahuan hukum.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang sudah dijabarkan tadi, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana pandangan Mazhab Realisme Hukum terhadap pengertian dari hukum ? 2. Bagaimana pandangan Mazhab Positivisme Hukum terhadap pentingnya keberadaan hukum ? 3. Bagaimana hukum dapat timbul menurut Mazhab Sejarah ?

1

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Hukum menurut Mazhab Realisme Hukum Aliran realisme hukum merupakan salah satu subaliran dari positivisme hukum yang dipelopori oleh John Chipman, Gray, Oliver Wendel Holmes, Karl Liwellyn, Jerome Frank, William James dan lain-lain. Dalam pandangan penganut Realisme, hukum adalah hasil dari kekuatan-kekuatan sosial dan konstrol sosial. Llwellyn berpendapat bahwa hukum harus diterima sebagai sesuatu yang terus-menerus berubah, hukum bukan sesuatu yang statis. Tujuan hukum harus senantiasa dikaitkan dengan tujuan masyarakat di mana hukum itu berada. Masyarakat

merupakan

proses

yang

terus-menerus

berubah

secara

berkesinambungan, oleh karena itu perubahan hukum pun merupakan suatu yang esensial. Demikian pula ternyata bahwa dibutuhkan penekanan pada evaluasi hukum terhadap dampak dan efek pada masyarakat.1 Dari pandangan yang dikemukakan oleh Llwellyn di atas, Oliver Wendels Holmes mengemukakan bahwa hukum adalah apa yang diramalkan akan diputus kenyataannya di pengadilan. Jadi bagi Holmes, hukum adalah kelakuan actual para hakim (patterns of behavior). Sebab, patterns of behavior hakim ditentukan oleh tiga factor, yaitu: Kaidah-kaidah hukum yang dikonkretkan oleh hakim dengan metode interpretasi dan konstruksi, Moral hidup pribadi hakim, dan kepentingan Sosial 2

1 2

Zainuddin Ali, Filsafat Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm.64 Ibid

2

2.2 Perlu Adanya Hukum Menurut Mazhab Positivisme Hukum (Aliran Hukum Murni) Hukum sangat diperlukan bagi kehidupan manusia. Sebab dengan adanya hukum diharapkan adanya kehidupan yang adil dan teratur. Selain itu, Hukum adalah satu alat untuk membatasi prilaku manusia pada umumnya yang tujuannya adalah menciptakan suatu masyarakat yang damai dan tenteram. Hukum mengatur berbagai kegiatan masyarakat, mulai dari kegiatan bersosialisasi, berpolitik, berusaha, bersaing, berkereasi, dsb. Menurut penyelidikan Hans Kelsen, hukum merupakan bidang “harus” (sollen), suatu keharusan, misalnya jika hal ini terjadi maka seharusnya hal itu terjadi pula, nyatalah ini merupakan realita yang prinsip dan bersifat normatif. Artinya, jika hal ini terjadi belum tentu hal itu terjadi juga, tetapi seharusnya hal itu terjadi. Prinsip ini jika diterapkan dalam sistem hukum adalah bila terjadi suatu pelanggaran hukum, seharusnya perbuatan itu disusul dengan hukuman, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu begitu, sebab sanksi yang diterapkan pada seseorang yang melanggar hukum itu tergantung dari penentuan instansi-instansi negara, sedangkan norma dipandang sebagai imperatif bagi negara kemudian menjadi kewajiban individu. 3 Keberadaan hukum sangat penting terutama bagi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah untuk mengatur seluruh rakyat atau masyarakatnya, dengan adanya hukum kita bisa terikat dan tidak berbuat sewenang-wenang dan dengan adanya hukum pasti kejahatan tidak merajalela di masyarakat.

3

Agus Santoso, Hukum, Moral, & Keadilan, Prenada Media, Jakarta, 2015, hlm.56

3

2.3 Timbulnya Hukum menurut Mazhab Sejarah Hukum yang juga dikenal sebagai peraturan, tercipta karena adanya masyarakat, sehingga dimana ada masyarakat maka disitu pula pasti akan tercipta hukum, baik secara disengaja ataupun tidak disengaja, baik secara tertulis ataupun tidak tertulis.Tidak ada suatu masyarakat dan negara yang beradab yang tidak memerlukan hukum. Hukum tumbuh bersama pertumbuhan bangsa atau rakyat dan menjadi kuat bersama dengan kekuatan bangsa dan akhirnya mati ketika suatu bangsa kehilangan kebangsaan Berdasarkan inti teori Von Savigny, semua hukum asal mulanya terbentuk dengan cara, walau tidak seluruhnya tepat, seperti kaidah kebiasaan, bahasa dibentuk, yaitu mula-mula ia berkembang melalui kebiasaan dan keyakinan rakyat, kemudian ilmu hukum; jadi dimana-mana oleh kekuatan-kekuatan intern yang bekerja diam-diam, bukanlah melalui kemauan sewenang-wenang dari pembuat undang-undang.4 Doktrin-doktrin pokok dari Mazhab Sejarah sebagaimana diutarakan oleh Savigny dan para pengikutnya, dapat ambil kesimpulan bahwa Hukum itu ditemukan, bukan dibuat. Pandangan terhadap kekuatan dari karya manusia adalah pesimis. Pertumbuhan hukum pada hakekatnya adalah suatu proses yang tidak disadari dan organis. Dan maka dari itu perundang-undangan dikatakan tidak begitu penting jika dibandingkan dengan kebiasaan.

4

Purnadi Purbacaraka dan M Chidir Ali, Disiplin Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990, hlm. 20-21

4

BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang sudah dijelaskan tadi maka kita dapat ambil beberapa kesimpulan, yakni sebagai berikut : 1. Llwellyn berpendapat bahwa hukum harus diterima sebagai sesuatu yang terus-menerus berubah, hukum bukan sesuatu yang statis. Dari pandangan yang dikemukakan oleh Llwellyn di atas, Oliver Wendels Holmes mengemukakan bahwa hukum adalah apa yang diramalkan akan diputus kenyataannya di pengadilan. 2. Menurut penyelidikan Hans Kelsen, hukum merupakan bidang “harus” (sollen), suatu keharusan, misalnya jika hal ini terjadi maka seharusnya hal itu terjadi pula, nyatalah ini merupakan realita yang prinsip dan bersifat normatif. Artinya, jika hal ini terjadi belum tentu hal itu terjadi juga, tetapi seharusnya hal itu terjadi. 3. Berdasarkan inti teori Von Savigny, semua hukum asal mulanya terbentuk dengan kaidah kebiasaan dan bahasa. Doktrin-doktrin pokok dari Mazhab Sejarah sebagaimana diutarakan oleh Savigny dan para pengikutnya, dapat ambil kesimpulan bahwa Hukum itu ditemukan, bukan dibuat. 3.2 Saran Sesungguhnya untuk dapat mengetahui hakikat dari hukum itu sendiri akan lebih mudah jika kita menelusuri pandangan-pandangan dari Mazhab-mazhab yang ada didalam ilmu hukum. Pemikiran dari para tokoh-tokoh yang termasuk dalam Mazhab Ilmu Hukum yang berbeda-beda akan memberi kita banyak referensi.

5

Daftar Pustaka -

Purbacaraka, Purnadi dan Ali, M Chidir. Disiplin Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti. 1990.

-

Santoso, Agus. Hukum, Moral, & Keadilan. Prenada Media. Jakarta. 2015.

-

Ali, Zainuddin. Filsafat Hukum. Jakarta. Sinar Grafika. 2006.

6

Related Documents

Pak
November 2019 67
Pak
July 2020 40
Pak Bblr.docx
May 2020 25

More Documents from "siti romlah"