Paper Landasan Pedadogik.docx

  • Uploaded by: M Zakky Zack
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paper Landasan Pedadogik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,377
  • Pages: 5
BAB 4 SITUASI PERGAULAN DAN SITUASI PENDIDIKAN SERTA ALAT PENDIDIKAN 1.

Situasi Pergaulan Dua orang atau lebih bersama-sama mengadakan hubungan antara sesamanya akan membentuk situasi yang disebut pergaulan. Jika hubungan tersebut orang dewasa dan anak maka akan terjadi dua situasi. 1) situasi pergaulan dan 2) situasi pendidikan. Bagi orang awam sering kali hal tersebut disamakan. Yaitu bergaul atau mendidik. Namun menurut pedagogik situasi tersebut dibedakan sangat jelas. Situasi pergaulan adalah suatu pergaulan antara orang dewasa dengan anak atas niat untuk memuaskan keinginan/ keuntungan orang dewasa tanpa didasarkan untuk tujuan pendidikan. Guru menawarkan buku pelajaran tujuannya untuk mendapatkan keuntungan hasil penjualan berupa komisi dari penerbit. Meskipun berada pada lingkungan sekolah, situasi tersebut bukan merupakan situasi pendidikan melainkan situasi pergaulan karena berisi tindakan bukan pendidikan. Hal tersebut perlu diperhatikan baik-baik bagi seorang pendidik agar bisa menempatkan diri dalam kedudukan yang tepat pada setiap situasi. Seorang guru harus sadar kapan bergaul dan kapan mendidik. 2.

Terjadinya Situasi Pergaulan Situasi pergaulan terjadi karena adanya rasa saling mempercayai antara dua orang atau lebih yang berada dalam satu tempat yang sama. Rasa saling mempercayai merupakan syarat teknis bagi terjadinya situasi pergaulan. Rasa saling mempercayai merupakan perlindungan bagi anak untuk mengembangkan potensi baik (susila) dan mencegah potensi tidak baik (asusila). 3.

Situasi Pendidikan Situasi pendidikan berlangsung dalam situasi pergaulan. Apabila dalam suatu pergaulan antara orang dewasa dan anak didasarkan atas suatu tujuan pendidikan maka disebut situasi pendidikan. Tindakan tersebut dilakukan secara sengaja dan sadar serta memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Situasi pendidikan merupakan situasi yang istimewa atau khusus karena merupakan perubahan dari situasi pergaulan ke situasi pendidikan dimana orang tua menjadi pendidik dan anak menjadi anak didik. Kemudian secara teknis berubah dari kepercayaan menjadi kewibawaan. Terdapat komponen-komponen dalam situasi pendidikan antara lain pendidik, anak didik, tindakan pendidikan atau alat pendidikan dan kewibawaan. 4.

Alat Pendidikan Alat pendidikan adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik terhadap anak didik dengan maksud untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pendidik. Alat pendidikan sudah ada dalam situasi pergaulan yang dinamakan dengan faktor pendidikan. Faktor pendidikan adalah benih kegiatan yang akan dipergunakan untuk mendidik yang terdapat pada situasi pergaulan. Alat pendidikan adalah tindakan/ situasi yang sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu kedewasaan. 5.

Faktor Pendidikan Dalam situasi pergaulan semua pengaruh/ tindakan yang orang dewasa berikan kepada anak didik merupakan faktor pendidikan. Dalam situasi pendidikan, semua pengaruh/ tindakan yang diberikan orang dewasa kepada anak didik merupakan alat pendidikan. Langeveld (1980) mengelompokkan 5 jenis alat pendidikan  Perlindungan datang dari orang dewasa dengan cara perintah, melarang, memelihara tata tertib dsb.  Kesepahaman orang dewasa menjadi teladan dan anak didik memahami perbuatan pendidik.  Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan

 

Perasaan bersatu timbulnya interaksi yang bersifat kekeluargaan Pendidikan karena kepentingan diri sendiri yaitu timbulnya kesadaran anak akan pentingnya pendidikan.

6.

Kriteria Menggunakan Alat Pendidikan Penggunaan alat pendidikan tertentu harus dilihat hubungannya dengan situasi dimana gejala pendidikan terjadi. Berikut adalah hal yang harus diperhatikan dalam memilih alat pendidikan:  Tujuan pendidikan yang akan dicapai: apakah tujuan akhir, sementara, atau khusus  Orang dewasa yang menggunakan alat pendidikan: nasihat yang diberikan wali kelas akan berbeda perasaannya dengan nasihat dari kepala sekolah.  Anak mana yang dikenai alat pendidikan: harus memperhatikan keadaan fisik dan rohani  Bagaimana alat pendidikan itu bekerja: teguran, nasihat, atau hukuman itu telah mencapai tujuannya atau tidak. Pada hakikatnya, menjadi pendidik adalah menjadi alat pendidikan itu sendiri. Penggunaan alat pendidikan itu sendiri mencakup pengalaman, sifat kepribadian, taraf intelegensi, dan pada kemampuan pendidik itu sendiri. 7.     

Jenis-Jenis Alat Pendidikan Pembiasaan Pengawasan Perintah Larangan Hukuman

BAB 5 Pendidik dan Anak Didik 1.

Pendidik Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan. Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasarannya adalah anak didik. Orang dewasa merupakan manusia yang sudah mandiri, tidak bergantung kepada orang lain, tidak tergantung kepada pendapat orang lain.

2.

Jenis-Jenis Pendidik Pendidik sebagai yang bertanggung jawab membimbing anak untuk mencapai kedewasaan dibedakan kepada dua jenis, 1) pendidik karena keharusan atas kewajaran kehidupan, 2) pendidik karena diserahi tugas untuk mendidik anak. Orang tua sebagai pendidik pertama secara wajar langsung menjadi pendidik karena kenyataannya anak terlahir dalam keadaan tidak berdaya. Ketidak berdayaan tersebut meliputi ketidakbedayaan mengurus dirinya sendiri dan ketidak berdayaan mengembangkan diri sendiri. Guru adalah pendidik kedua yang diberi tugas menjadi pendidik. Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik melainkan karena profesinya sebagai pendidik. Beberapa hal yang harus dimiliki seorang guru sebagai pendidik:

a. b. c. d. e. f.

Memiliki kedewasaan Mampu menjadi teladan Menghayati kehidupan anak Mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik Mengenal masing-masing anak sebagai pribadi Mempunyai kepribadian

3.

Ciri-Ciri Pendidik Ciri utama seorang pendidik adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadap anak didik. Ciri kedua seorang pendidik adalah mengenal anak didiknya, yakni sifat anak secara umum dan khusus agar pendidikannya dapat disesuaikan secara perorangan. Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan bantuan tersebut harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya.

4.

Syarat-Syarat Pendidik Menjadi seorang pendidik haruslah memiliki syarat-syarat tertentu agar efektif dan efisien. Suardi (1984) mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:  Harus mengetahui tujuan pendidikan  Harus mengenal anak didiknya  Harus mengetahui prinsip dan penggunaan alat pendidikan  Harus dapat mengidentifikasi (menyatupadukan) dengan anak didiknya untuk membuat suatu pergaulan pendidikan yang serasi dan mudah berbicara pada anak didik

5.

Anak Didik Anak didik merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidikan ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Menurut Tirtarahadja (2000) terdapat 4 karakteristik anak didik yang berkembang menuju kedewasaan:  Memiliki potensi fisik dan psikis yang khas  Individu yang sedang berkembang  Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusia  Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

6.    7.

Ciri-Ciri Anak Didik Menurut Suardi (1984) terdapat 3 ciri anak didik yakni: Kelemahan dan ketidakberdayaan Anak didik adalah mahluk yang ingin berkembang Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri

Perkembangan Anak Didik Anak didik memiliki fase-fase perkembangan tertentu yang biasanya dikelompokkan menurut perkembangannya:  Bayi (0-2 tahun)  Kanak-kanak (3-7 tahun)

 

Anak-anak (7-12 tahun) Puber (12-14 tahun)

8.

Anak Didik Sebagai Individu Individu adalah seseorang yang tidak tergantung pada orang lain dalam arti benar-benar seorang pribadi, menentukan diri sendiri, dan tidak ada paksaan dari luar. Keinginan menjadi diri sendiri itu ada pada setiap manusia. Maka setiap anak yang berada dalam ikatan pendidikan pada dasarnya inign menjadi “diri sendiri”. Hal tersebut merupakan prinsip dasar bagi pendidikan. Seorang individu harus diakui kedirisendiriannya dan keindividuannya. Jika prinsip dasar tersebut tidak diakui, maka tidak akan terjadi pendidikan, dalam arti pendidik hanya melakukan dresur, tidak akan menghasilkan manusia yang diharapkan. Jika terjadi seperti itu, anak didik akan dirusak dan ditekan kedirisendiriannya dan tidak dapat lagi menentukan dirinya sendiri.

9.

Interaksi Pedagogis antara Pendidik dengan Anak Didik Berkomunikasi berarti berhubungan timbal balik antara pendidik dan anak didik. Hal tersebut tidak akan berlangsung jika hanya satu pihak saja yang berprakarsa. Oleh karena itu, anak harus diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi yaitu:  Menyediakan situasi yang baik  Mengikuti irama anak

10.    

Syarat Interaksi Pedagogis Interaksi pedagogis akan berlangsung apabila terdapat beberapa hal: Rasa tenang pada anak didik Kesediaan pendidik membantu anak didik Hadirnya kewibawaan Perhatikan minat anak

           

Interaksi Pedagogis dalam Pembelajaran Sekolah Karakteristik interaksi pedagogis di sekolah: Interaksi atas dasar tugas dan peran masing-masing Ada tujuan Kemauan guru untuk membantu Ada suatu prosedur yang sengaja direncanakan Ditandai dengan satu garapan materi Interaksi pembelajaran ditandai dengan aktivitas anak Guru mengambil peran pembimbing Ada suatu disiplin didalam interaksi pembelajaran Ada batas waktu Interaksi belajar mengajar individual Interaksi belajar-mengajar berkelompok Interaksi belajar-mengajar dengan tim guru

11.

12.

Aspek-Aspek Pendidikan Manusia merupakan mahluk jasmani dan rohani, yang pada hakikatnya adalah mahluk individual dan mahluk sosial. Menurut Lageveld, dasar antropologis manusia (hakikat manusia) yaitu: individualitas, sosialitas, dan moralitas. Selain ketiga dasar tersebut, manusia merupakan mahluk berketuhanan. Atas dasar tersebut, interaksi pembelajaran disekolah harus menyangkut aspek-aspek pendidikan. Berikut adalah aspek-aspek pendidikan menurut Ahmadi dan Uhbiyati (2001), yaitu:  Pendidikan kecerdasan  Pendidikan sosial  Pendidikan budi pekerti  Pendidikan jasmani  Pendidikan kewarganegaraan  Pendidikan agama  Pendidikan keindahan  Pendidikan Kesejahteraan keluarga

Related Documents

Landasan Pendidikan.docx
October 2019 18
Landasan Teoritis.docx
October 2019 22
Landasan Teori.pdf
October 2019 18
Landasan Teori.docx
April 2020 9

More Documents from "Chairunnisa Widiantari"

How_to_be_a_pilot
May 2020 3
Gp02-malesia
December 2019 15
Gp15 Singapore
December 2019 16