Paper Kap.docx

  • Uploaded by: erika michie
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paper Kap.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,451
  • Pages: 21
PAPER KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI CHAPTER 9 : INTERPERSONAL RELATIONSHIP STAGES, THEORIES, AND COMMUNICATION

Disusun oleh : Erika Michie – 00000020391 Gabrielle Eliora Laoh – 000000 Jane Anastasya – 000000 Reina Sidharta – 000000

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN LIPPO KARAWACI 2018

Berhubungan dengan orang lain sangatlah penting sehingga ketika kita kehilangannya untuk waktu yang lama, depresi muncul dan kita mungkin akan sulit untuk mengelola kehidupan sehari-hari kita. Riset menunjukkan bahwa hal yang paling berkontribusi pada kebahagiaan adalah hubungan yang dekat dengan orang lain. Keinginan untuk berhubungan sangat universal, hubungan interpersonal sangatlah penting baik bagi pria dan wanita, homoseksual dan heteroseksual, bahkan tua dan muda.

Terdapat beberapa keuntungan dari hubungan interpersonal, yaitu : 1. Membantu kita untuk mengurangi rasa kesendirian. Selain itu dapat membuat kita merasa diperhatikan, disukai, dilindungi, dan dicintai. 2. Melalui kontak dengan orang lain kita belajar tentang diri kita sendiri dan melihat diri kita sendiri dari perspektif dan peran yang berbeda (sebagai anak, teman kerja, manager, teman baik). Hubungan interpersonal yang sehat membantu kita untuk meningkatkan rasa percaya diri kita. 3. Riset juga menunjukkan bahwa hubungan interpersonal sangat berkontribusi pada kesehatan fisik dan emosi juga kebahagiaan pribadi. Tanpa hubungan interpersonal yang dekat, kita akan semakin depresi. 4. Memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalisir rasa sakit. Contohnya adalah ketika teman baik kita membuat kita merasa lebih baik dan menghibur kita ketika kita sedang berada dalam kesusahan.

Terdapat juga beberapa kerugian dari hubungan interpersonal, yaitu : 1. Dapat membuat kita tertekan karena kita harus mengungkapkan diri kita yang sebenarnya dan mengekspos keburukan diri. 2. Meningkatkan kewajiban kita kepada orang lain. Waktu kita tidak lagi seluruhnya menjadi milik kita. Walaupun kita memasuki sebuah hubungan untuk menghabiskan waktu lebih banyak dangan orang spesial ini, kita harus mengorbankan waktu kita yang mungkin dapat membuat kita tidak bahagia. 3. Membuat kita melupakan hubungan yang lain. Hubungan spesial ini harus seimbang dari kedua belah pihak. Jika kita hanya memberikan sebagian maka hubungan ini pun akan menjadi kurang intim.

4. Semakin dekat hubungan kita, semakin sulit bagi kita untuk mengakhiri hubungan tersebut secara emosi. Jika suat hubungan memburuk, kita akan merasa stress dan depresi. 5. Pasangan kita dapat membuat kita sakit hati. Partner kita dapat meninggalkan kita. Sakit hati yang kita rasakan tergantung dari seberapa besar kita pdeuli dan membutuhkan pasangan kita. Jika dia sangat berarti, maka kita akan mengalami rasa sakit yang luar biasa. Jika dia tidak berarti, maka rasa sakit itu pun tidak akan terlalu terasa.

A. RELATIONSHIP STAGES Penting bagi kita untuk melihat hubungan interpersonal yang diciptakan dan dibangun oleh setiap individu. Salah satu karakteristik yang paling jelas dari sebuah hubungan adalah terdapat tahapan, dari kontak awal hingga keintiman yang lebih besar dan terkadang pada perpisahan. Kita dan orang lain tidak langsung menjadi akrab seketika kita bertemu. Kita membangun keintiman dari hubungan tersebut melalui berbagai tahapan. Terdapat 6 tahapan utama dari setiap hubungan, yaitu : 1. Kontak Pada tahap ini kita melihat, mendengar, dan membaca pesan juga melihat foto dan video, dan mencium aromanya. Melalui ini kita membentuk gambaran fisik seperti jenis kelamin, umur, kepercayaan, dan lain-lain. Setlah ini biasanya akan terjadi sebuah interaksi yang sering kali juga kita sebut dengan first impression dan hal ini menentukan apakah kita ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak.

2. Keterlibatan Mulai timbul rasa kebersamaan dan saling terhubung satu sama lain. Kita mulai mencari tahu mengenai orang tersebut. Jika kita ingin hubungan ini untuk terus berlanjut, kita akan mulai membuka diri kita sendiri juga. Pada hubungan romantis kita mungkin menggunakan beberapa strategi untuk membantu kita mau pada tahap selanjutnya dan mungkin semakin intim. Contohnya kita akan memberikan pasangan kita bunga, hadiah, dan lain-lain. Selain itu juga melakukan tindakan pendekatan lainnya.

3. Keintiman Pada tahap ini kita berkomitmen lebih jauh pasangan kita dan membangun hubungan dimana individu ini menjadi teman, sahabat, atau kekasih. Kita juga berbicara lebih banyak dan detil mengenai hubungan tersebut. Selain itu kita juga mulai mengenalkan pasangan kita kepada teman-teman kita. Pada tahap ini terdapat 2 macam fase yaitu komitmen interpesonal (keduanya berkomitmen saling berkomitmen satu sama lain secara pribadi) dan social bonding (komitmen itu dipublikasikan pada banyak orang).

4. Kemunduran Tahap ini merupakan ketika ikatan antara teman atau kekasih mulai melemah. Pada tahap pertama ini terjadi intrapersonal dissatisfaction

dimana kita mulai merasa tidak puas pada setiap

interaksi yang ada dan mulai melihat masa depan yang buruk dengan pasangan kita tersebut. Jika ketidakpuasan ini bertumbuh, maka terdapat tahap kedua yaitu interpersonal deterioration. Kita semakin menjauh dan mulai tidak memberikan waktu luang kita kepada dia. Ketika kita bersama dengan pasangan kita, mulai saling diam, berkurangnya kontak fisik, dan minimnya kedekatan secara psikologis. Konflik semakin sering terjadi dan semakin sulit untuk mencari solusi.

5. Memperbaiki Dalam beberapa hubungan, sebagian ada yang mulai merasakan kemunduran dan berusaha untuk memperbaikinya. Sebagian juga terdapat yang tetap berjalan dan berakhir pada pembubaran. Pada fase perbaikan pertama intrapersonal repair kita mulai menganalisis

bagian

yang

salah

dan

mencari

cara

untuk

memperbaikinya. Kita mungkin merubah sikap kita atau mungkin merubah ekspetasi kita pada pasangan kita. Kita juga mungkin mengevaluasi hal apa yang akan terjadi jika hubungan ini terus berlanjut dan tidak belanjut. Jika kita ingin memperbaiki hubungan kita, kita akan memasuki fase interpersonal repair. Kita mulai membicarakan permasalahan

dalam hubungan kita, perubahan yang ingin kita lihat, dan mungkin apa yang ingin kita lakukan dan yang pasangan kita lakukan. Pada fase ini juga terjadi negosiasi pada kesepakatan dan kebiasaan baru. Kita dan pasangan kita berusaha untuk memperbaiki hubungan tersebut secara sendiri atau mungkin melalui saran orang lain dan bahkan bimbingan konseling.

6. Perpisahan Tahap ini merupakan tahap dimana ikatan kedua individu rusak. Pada awalnya, bentuk perpisahan ini berupa interpersonal separation, dimana kita mungkin pindah ke tempat tinggal yang berbeda. Jika perpisahan ini berhasil dan hubungan tidak membaik, kita memasuki fase social or public separation. Jika hubungan tersebut adalah pernikahan, fase ini merupakan sebuah perceraian. Kita juga mulai memberi tahu orang lain bahwa kita sudah tidak memiliki hubungan tersebut lagi. Perpisahan juga merupakan tahap dimana setiap individu memulai hidup mereka yang baru dan berbeda. Terkadang beberapa orang yang sudah berpisah masih sering bernostalgia dan gagal untuk melepaskan diri mereka dari hubungan yang telah mati dalam segala hal kecuali ingatan mereka. Movement Among The Stages Hubungan tidaklah statis, kita terus berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya yang lebih besar. Perpindahan tahap ini terbagi menjadi 3, yaitu; 1. Stage Movement Pada model enam tahap diatas menggabarkan jenis-jenis dari pergererakan yang berlangsung pada Interpersonal Relationship. Dalam model tersebut kita dapat menemukan tiga jenis panah: 

The Exit arrows: menunjukkan bahwa setiap tahap menawarkan kesempatan untuk keluar dari hubungan. Setelah berkata “ Hello” kamu dapat juga berkata “Goodbye” dan keluar. Tentunya kamu dapat mengakhiri bahkan lebih akrab menjalin hubungan.



The vertical arrows: panah diantara tahap yang mewakili kenyataan bahwa Anda dapat pindah ke yang lain: baik ke tahap yang lebih intens atau ke tahap yang kurang intens



The self-reflexive arrows: tanda panah yang dari tingkat yang sama atau

tahap - menandakan

bahwa hubungan apapun

dapat menjadi stabil pada setiap titik. Sebagai contoh terus menjaga hubungan

akrab

pada

tingkat

keakraban

atau

keintiman

tanpa memburuk atau akan kembali ke ke tahapketerlibatan yang kurang intens.

2. Turning Point Titik berbaliknya arah hubungan. Ada beberapa pristiwa hubungan yang penting yang memiliki konsekkuensi untuk individu-individu dan hubungan dan mungkin berubah arah lintasan. Contoh, hubungan yang berjalan lamban mungkin mengalami peningkatan pesat setelah kencan pertama, ciuman pertama, pertemuan pertama sexsual, atau pertemuan cemara dengan pasangan anak Turning poin (timbal balik) sering positive sebagai mana contoh diatas namun ada juga yang negative sebgai contoh : seorang pasangan yang tidak setia, akan menjadi titik balik yang signifikan bagi banyak hubungan romantis.

3. The relationship license Hak untuk memutuskan beberapa hubungan sebagai hasil dari level hubungan anda. Anda bisa lebih leluasa dalam mengembangkan hubungan atau anda bahkan membatasi hubungan. Dalam beberapa hubungan (relationship) hak adalah timbal balik atau seimbang artinya setiap orang meiliki hak yang yang sama, namu ndalam satu sisi tidak seimbang artinya hanya salah satu yang memiliki hak yang lebih besar, sehingga terjadi perselingkuhan contohnya, deskriminasi dll.

B. RELATIONSHIP THEORIES Ada beberapa teori yang berkaitan dengan hubungan tentang mengapa dan bagaimana kita harus mengembangkan dan mengakhiri hubungan kita.

1. ATTRACTION THEORY Teori ini didasari dari hubungan pada dasar daya tarik seseorang. Banyak orang yang tertarik dengan orang lain karena beberapa faktor. Faktor tesebut adalah: a. Similarity atau kesamaan Jika

anda

membangun/mengkonstruktif

pasangan

anda

berdasarkan kepada kesamaan prinsip, kemungkinannya pasangan anda akan berpandangan, bertindak dan berfikir banyak seperti anda(Burleson, Samter, & Lucceti, 1992; Burleson, kunkel,&Birch, 1994). Walaupun ada pengecualian, kita umumnya menyukai orang yang sama dengan kita dalam hal kebangsaan, suku bangsa, kemampuan, karakteristik fisik, kecerdasan dan – khususnya – sikap dan selera. Makin penting sikap, makin penting kesamaan, perkawinan antara dua orang yang perbedaan sikapnya besar, misalnya, lebih mungkin berakhir dengan perceraian ketimbang perkawinan antara dua orang yang sangat bermiripan.

b.

Complementarity Walaupun banyak orang berpendapat bahwa “orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama akan bersatu”, ada pula orang lain yang berpendapat bahwa “kutub yang berlawanan saling tarik menarik” / saling melengkapi.

c. Proximity Saat kita melihat keatraktifan seseorang, kita menemukan bahwa seseorang akan berada pada jarak yang dekat dengan kita. Seseorang dapat dikatakan teman bila memiliki kesempatan besar untuk berinteaksi dengan orang lain secara dekat. Jika kita mengamati orang yang menurut kita menarik, mungkin kita menjumpai bahwa mereka adalah orang-orang yang tinggal atau bekerja dekat kita. contoh, selama hari-hari pertama kuliah, kedekatan (proximity), baik dikelas maupun di asrama, sangat penting. Pengeruh kedekatan ini berkurang dengan meningkatnya peluang untuk berinteraksi dengan mereka yang berjarak lebih jauh.

d. Reinforcement Kita tertarik dengan orang yang memberikan kita reward. Seseorang

yang

dapat

dimintakan

pertolongan.

Situasi

ini

menunjukkan bahwa kita mempercayai seseorang berdasarkan upayanya. Kita menyukai orang yang menghargai atau mengutkan kita. Penghargaan atau pengukuhan dapat bersifat sosial (misalnya pujian) atau bersifat material (misalnya, hadiah atau promosi). Tetapi penghargaan dapat berakibat sebaliknya. Bila berlebihan, penghargaan kehilangan efektifitasnya dan dapat menimbulkan reaksi negatif. Orang yang terus menerus memberikan penghargaan kepada kita dengan segera membuat kita waspada, dan pada kahirnya kita mulai berhati-hati dengan apa yang dikatakannya.Juga, agar efektif, penghargaan harus tulus dan tidak didasari oleh kepentingan pribadi.

e. Physical Attractiveness and Personality Menghargai

kesukaan

seseorang berdasarkan

fisik

dan

kepribadiannya. Kita mungkin lebih familiar dengan orang yang lebih atraktif daripada yang tidak atraktif. Bila kita mengatakan “saya merasa orang itu menarik”, barangkali yang kita maksudkan bahwa orang itu menarik secara fisik atau kepribadian atau mungkin cara berprilakunya menarik. Kebanyakan dari kita lebih menyukai orang yang secara fisik menarik ketimbang yang secara fisik tidak menarik, dan

kita

lebih

menyukai

orang

yang

memiliki

kepribadian

menyenangkan ketimbang yang tidak. Umumnya, kita melekatkan karakteristik-karakterisktik positif kepada orang yang menurut kita menarik dan karakteristikkarakteristik negatif kepada orang yang kita anggap tidak menarik. Jika kita diminta untuk menduga-duga mengenai kualitas yang dimiliki seseorang yang belum kita kenal, barangkali kita akan mengemukakan kualitas yang positif jika kita merasa bahwa orang itu menarik, dan karakter negatif jika kita menganggap orang itu tidak menarik. Sejumlah besar penelitian telah memperkuat dugaan ini. Dalam satu telah, misalnya, psikolog-psikolog pria muda yang dilatih menjadi ahli

terapi memberikan sambutan dan dukungan lebih hangat kepada wanita yang menarik ketimbang kepada wanita yang tidak menarik.

f. Socioeconomic and Educational Status Ketertarikan kepada seseorang didasarkan pada status ekonomi sosial dan pendidikan.

g. Reciprocity of liking: Timbal balik dari keinginan, hal ini banyak kita rasakan bhkan dijumpai dari setiap pengalaman kita. Kita cenderung menyukai seseorang yang kita anggap akan menyukai kita balik.

2. RELATIONSHIP RULES THEORY Kita mendapatkan sebuah pandangan yang menarik pada hubunga antar pribadi dengan melihat dalam segi pengaturan yang mengaturnya (Shimanoff, 1980). Teori ini menunjukkan hubungan (pertemanan atau percintaan) yang terjadi bersamaan dengan kesetiaan pada peraturan tertentu. -

Friendship Rules Pertemanan terpelihara karena adanya aturan di dalamnya. Saat aturan itu diikuti, pertemanan menjadi kuat dan adanya kepuasan antara keduanya. Tapi ketika aturan itu dihentikan, pertemanan akan mati. Aturan tersebut berupa berbagi perasaan, kepercayaan, menawarkan bantuan, menunjukkan emosional, dll.

-

Romantic Rules Leslie baxter (1986) mengidentifikasi 8 peraturan utama dalam sebuah hubungan. Baxter berpendapat bahwa peraturan-peraturan inilah yang menjaga hubungan, atau yang menimbulkan jalan keluar saat terjadi masalah: 1. Kesadaran akan adanya hidup diluar hubungan. 2. Punya kesamaan ketertarikan dan tingkah laku. 3. Menjunjung harga diri satu sama lain. 4. Terbuka dan tulus 5. Setia satu sama lain

6. Menghabiskan banyak waktu bersama. 7. Memberikan ‘reward’ terhadap perlakuan pasangan. 8. Mengalami perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

-

Family Rules Aturan-aturan keluarga memperhatikan 3 isu komunikasi interpersonal: o What can you talk about? Pantaskah untuk membahas masalah keuangan keluarga? Gaya hidup kakak? ‘drinking problem, kakek? o How you can talk about something? Bisakah bercanda tentang kekurangan adik? Bolehkan mempertanyakan latar belakang dan garis keturunan keluarga? o To whom you can talk? Bisakah menceritakan masalah keluarga inti pada paman atau bibi, atau bahkan tetangga? o Seperti aturan teman maupu pacar, aturan keluarga memberi tahu perilaku mana yang akan dihargai (dan karena itu apa yang harus anda lakukan) dan mana yang akan dihukum (dan karena itu apa yang seharusnya tidak Anda lakukan). Aturan juga menyediakan semacam struktur yang mendefinisikan keluarga sebagai unit kohesif dan itu membedakannya dari keluarga sejenis lainnya.

-

Workplace Rules Peraturan dalam perusahaan biasanya adalah bagian dari kebiasaan kerjasama antara satu karyawan dengan yang lain (terutama yang tertata dalam hierarki) dan peraturan-peraturan tersebut juga menegaskan cara berpakaian, hubungan seksual, dan lain-lain. o Kerja yang rajin o Kooperatif saat kerja kelompok, memprioritaskan kepentingan perusahaan o Tidak menyebarkan peraturan dan rencana perusahaan pada perusahaan lain. o Tidak menjalin hubungan romantic dengan kolega o Menghindari tindakan yang mengarah pada pelecehan seksual o Sopan pada rekan kerja dan pelanggan.

3. TEORI DIALETIKA HUBUNGAN Teori hubungan dialektika berpendapat bahwa seseorang yang terlibat dalam suatu hubungan mengalami ketegangan internal antara motif pasangan atau keinginan yang menarik pasangan ini pada arah yang berlawanan.

Ketegangan dalam hubungan -

Kedekatan & keterbukaan: konflik yang terjadi dalam hubungan biasanya terjadi saat pasangan kita ingin terhubung dengan dunia lain juga. Hal ini biasanya terjadi pada tahap awal perkembangan hubungan, dimana lakilaki cenderung ‘menjauh’ untuk menunjukan ingin ada batasan dalam otonomi. (Korobov, 2006)

-

Otonomi & Koneksi: saat kita ingin berdekatan dan terhubung dengan pasangan kita, tapi disaat yang sama kita juga ingin mandiri dan butuh waktu sendiri. Sejalan dengan waktu, pacar biasanya merasa ingin lebih otonom, individual, dan tapi disaat yang sama masih ingin dekat dengan pasangannya. (Sahlstein, 2004)

-

Kebaruan & Prediktabilitas: dimana biasanya kita sudah nyaman dan terbiatas terhadap pasangan kita. kita tau cara pikirnya, apa yang dia pikirkan dan apa yang akan dia lakukan pada kita, dan walaupun kita nyaman, kita tetap intin kebaruan dalam hubungan itu tersendiri.

Cara kita mengatasi ketegangan-ketegangan tersebut -

Menerima ketidakseimbangan sebagai bagian dari hubungan, kita bisa mencoba meyakinkan diri kita sendiri dengan berbagai alasan seperti “Saya sudah terlalu banyak menghabiskan waktu di kantor. Mungkin lebih baik juika saya pulang lebih awal dn tidak bekerja di akhir pekan.”

-

Putus. Jika sudah melihat kekurangan otonom atau kekurangan waktu sendiri seebagai hal yang merugikan, kita bisa mengakhiri hubungan tersebut dan memperoleh waktu sendiri sebanyak apapun yang kita mau.

-

Kembali menyeimbangkan hidup kita. Saat kita berpikir bahwa hubungan kita sekarang itu sangat mudah di prediksi, lebih baik kita bisa mencari

‘kepuasan’ dalam memenuhi kebaruan itu dengan liburan ke tempattempat unik, mungkin dengan partner lain. Jika kita berpikir bahwa terlalu terhubung dengan pasangan itu terlalu menyiksa, kita bisa coba bernegosiasi dengan pasangan kita; seperti pergi liburan secara terpisah, atau pergi terpisah dengan teman masing-masing.

4. TEORI PENETRASI SOSIAL Teori ini tidak membahas mengapa hubungan berkembang, tapi apa yang terjadi saat mereka berkembang; itu menggambarkan hubungan dalam hal yang orang bisa bicarakan, dan tingkat "kepribadian" dari topik tersebut (Altman & Taylor, 1973). Luasnya hubungan membicarakan berapa banyak topik yang kita dan pasangan kita bicarakan. Kedalaman hubungan mencakup sejauh mana Anda menembus kepribadian batin — inti — dari individu lain.

Ketika suatu hubungan mulai memburuk, keluasan dan kedalaman hubungan kita yang sebelumnya bisa rusak dalam suatu proses yang disebuk depenetrasi. Saat kita mengakhiri hubungan, ada topic yang kita bahas lebih dalam, dan ada juga yang tidak terlalu kita bahas. Misalnya, ketika pasangan putus dan masing-masing bebas dari hubungan yang menindas, mereka mungkin — setelah beberapa waktu mereka mulai mendiskusikan masalah dan perasaan yang tidak akan pernah mereka bahas ketika mereka bersama. Sebenarnya, mereka mungkin menjadi teman yang sangat dekat dan saling menyukai satu sama lain lebih banyak daripada saat mereka bersama. Dalam kasus ini, luas dan kedalaman hubungan mereka dapat meningkat daripada menurun.

5. TEORI PERTUKARAN SOSIAL Teori ini mengklaim bahwa Anda mengembangkan hubungan yang akan memungkinkan kita mendapat keuntungan yang maksimal (ChadwickJones, 1976; Gergen, Greenberg, & Willis, 1980) -

Hadiah adalah segala sesuatu yang akan memerlukan biaya tau harga untuk mendapatkannya. Penelitian telah mengidentifikasi enam jenis penghargaan dalam hubungan cinta: uang, status, cinta, informasi, barang, dan jasa (Baron & Byrne, 1984)

-

Biaya adalah hal-hal yang biasanya kita coba hindari, yang idianggap tidak menyenangkan atau sulit. Contohnya mungkin termasuk kerja lembur; mencuci piring dan menyetrika pakaian; menonton acara televisi favorit pascar yang menurut kita membosankan; atau melakukan bantuan untuk mereka yang tidak kamu sukai.

-

Profit adalah hasil ketika biaya dikurangi dari imbalan (Laba = Hadiah-Biaya).

Saat kita ada pada sebuah hubungan, kita harus memikirkan tingkat perbandingan– gagasan umum tentang jenis penghargaan dan keuntungan saat kita merasa harus keluar dari hubungan semacam itu. Hal ini terjadi saat kita punya ekspektasi realistis terhadap apa yang pantas kita dapatkan dari sebuah hubungan. Namun, kita juga memiliki tingkat perbandingan untuk alternative yang tersedia, dengan kita membandingkan profit yang didapat dari hubungan yang sedang dijalankan dengan profit yang didapat dari ‘hubungan alternatif’ yang dapat menentukan untuk tetap melanjutkan hubungan yang sekarang atau meninggalkannya. 6. Teori Ekuitas (Keadilan) Teori ekuitas menggunakan gagasan pertukaran sosial, namun teori ini mengklaim bahwa kita mengembangkan dan memelihara hubungan dimana ukuran cost dan reward kita kira-kira sama dengan pasangan kita. Banyak penelitian mendukung teori ini bahwa orang menginginkan persamaan dalam hubungan interpersonal mereka (Hatfield & Rapson, 2007)

Gagasan umum di balik teori ini adalah bahwa jika kita kurang beruntung (cost > reward), kita akan sering marah dan tidak pernah puas. Di sisi lain jika kita terlalu beruntung (cost < reward), kita akan merasa bersalah, walaupun banyak yang membiarkan rasa bersalah itu. Teori Ekuitas mengklaim bahwa kita akan mengembangkan, memelihara, dan bersikap puas dalam hubungan yang adil. Semakin besar ketidaksetaraan, semakin besar ketidakpuasan dan semakin besar kemungkinan bahwa hubungan akan berakhir.

7. Teori Kesopanan “Dua orang berkembang dalam hubungan saat mereka saling menghormati, saling memberi, dan saling mengakui sisi positif dan negatif gambaran diri masing-masing” Gambaran positif bicara akan keinginan untuk dipuji dan dihargai, sedangkan gambaran negative mengarah pada otonom, dimana pasangan kita ingin mengontrol sikap kita. Kesopanan akan terlihat lebih santai saat kita ada dalam hubungan yang lebih intim. Ketika orang-orang dalam hubungan mengeluh bahwa mereka tidak dihormati, tidak dihargai seperti dulu saat mereka berkencan, dan bahwa hubungan mereka menjadi tidak romantis, mereka mungkin membicarakan kesopanan. Jadi, di sisi yang lebih positif, ada saran untuk mengembangkan, memelihara, dan memperbaiki hubungan interpersonal, yaitu meningkatkan kesantunan dengan memberi kontribusi pada kebutuhan gambaran positif dan negatif pasangan kita.

C. RELATIONSHIP COMMUNICATION Komunikasi adalah darah kehidupan hubungan — tanpa adanya komunikasi, hubungan tidak akan ada. Dan tanpa Komunikasi yang efektif, hubungan yang efektif tidak bisa ada. Namun, dengan komunikasi yang efektif, kita bisa mendapat kesempatan yang jauh lebih baik untuk mengalami hubungan yang produktif, memuaskan, mendukung, terbuka, dan jujur. Disini, ada beberapa pola dan panduan komunikasi yang efektif dalam mengembangkan, memperbaiki hubungan, bahkan memperburuk hubungan.

1. Berkomunikasi dalam Mengembangkan Hubungan Orang

mempunyai

banyak

cara

komunikasi

untuk

mempertahankan hubungan. Bahkan banyak hubungan terjadi lewat situs

online,

karena

dapat

menyelesaikan

masalah

geografis,

mendekatkan yang jauh dan pesan diterima secara cepat. ( Contohnya : facebook, twitter ). Ada beberapa perilaku yang dapat dilakukan untuk megembangkan hubungan : -

Berperilaku baik.

Biasa disebut dengan perilaku proposial.

Yaitu sopan, ceria, dan ramah, hindari kritik, kompromi akan pengorbanan yang telah dilakukan. -

Berkomunikasi.

Hanya

mengatakan

untuk

mengatakan,

"Bagaimana kabarmu?" Atau mengirim kartu atau surat. Terkadang komunikasi hanyalah "obrolan ringan" yang tidak penting dalam dirinya sendiri tetapi terlibat dalam karena untuk menjaga kontak. Juga termasuk akan berbicara tentang komunikasi konstruktif, kejujuran dan keterbukaan dalam hubungan -

Terbukalah. Kita sendiri- mengungkapkan tentang apa yang kita inginkan dari hubungan, memberi saran, dan mengekspresikan empati.

-

Berikan jaminan. Kita meyakinkan orang lain tentang pentingnya hubungan ini. Misalnya, kita menghibur yang lain, menempatkan

pasangan

Anda

terlebih

dahulu,

dan

mengekspresikan cinta. -

Bagikan kegiatan bersama. Apapun itu, membersihkan rumah bersama, makan bersama di restoran, bahkan mengurangi kegiatan ekstrasosial juga merupakan kegiatan bersama.

-

Positif. Kita mencoba membuat interaksi yang menyenangkan dan optimis-misalnya memberi bantuan, memotivasi. Pada saat yang sama, kita akan menghindari masalah-masalah tertentu yang mungkin menyebabkan argumen.

-

Focus memperbaiki diri sendiri. Misalnya, kita berusaha membuat diri kita terlihat terutama baik dan menarik bagi orang lain.

-

Berempati.

Keterampilan ini tercakup dalam pengertian

Interpersonal .

2. Berkomunikasi Dalam Memperburuk Hubungan Komunikasi ini melibatkan pola khusus dan strategi penyelesaian khusus. o Dilihat dari Pola Komunikasi. Pola-pola ini sebagian adalah respon terhadap kemerosotan; kita merasa hubungan kita dalam masalah. Pola ini juga bersifat kausatif dan perlu diingat bahwa Pola komunikasi kita sebagian besar menentukan nasib hubungan kita. Ada beberapa pola komunikasi yang terlihat selama hubungan mengalami kerenggangan : -

Penarikan. Secara nonverbal, penarikan terlihat di penurunan kontak mata dan sentuhan; kurang kesamaan dalam

pakaian;

penarikan

diri

ditandai

dengan

menurunnya keinginan untuk berbicara dan terutama untuk

mendengarkan.

Terkadang,

Anda

mungkin

menggunakan obrolan ringan tidak sebagai awal untuk percakapan

serius

tapi

sebagai

alternatif

untuk

menghindari konflik. -

Tolak pengungkapan diri. Jika hubungan sekarat, kita mungkin berpikir pengungkapan diri tidak sebanding dengan usaha. Atau kita dapat membatasi pengungkapan diri kita karena kita merasa bahwa orang lain mungkin tidak menerimanya atau tidak dapat dipercaya untuk mendukung dan empatik.

-

Penipuan. Penipuan meningkat saat hubungan terputus, untuk menghindari konflik.

-

Pesan positif dan negatif. Selama deteriorasi ada peningkatan pesan negatif dan ada penurunan pesan

positif. Begitu Anda memuji perilaku orang lain, tapi sekarang Anda mengkritiknya. o Strategi dari Perpisahan. Dalam menyelesaikan hubungan juga perlu strategi, kita harus menemukan cara untuk menjelaskannya pada diri kita dan pasangan kita. Pemilihan strategi ini tergantung dengan bagaimana akhir hubungan yang kita inginkan, apakah kita menginginkan tetap sebagai teman atau menjadi sosok yang tidak dikenal lagi. Berikut adalah strateginya: -

Nada positif. Untuk menjaga hubungan dan untuk mengungkapkan perasaan positif untuk orang lain. Misalnya, untuk menolak cinta seseorang “Saya benarbenar peduli pada Anda, namun saya belum siap untuk hubungan yang serius.”

-

Manajemen identitas negatif. Untuk menyalahkan orang lain dan untuk membebaskan diri dari disalahkan. Misalnya, "Saya tidak tahan akan kecemburuan Anda, curiga yang terus menerus dan posesif. Saya butuh kebebasan saya. “

-

Justifikasi. Untuk memberikan alasan untuk putusnya hubungan. Sebagai contoh, “Saya akan pergi kuliah selama empat tahun; tidak ada gunanya jika menjalani ini dengan saya, sebaiknya dengan orang lain.”

-

Deskalasi. Untuk mengurangi intensitas hubungan. Misalnya, Anda mungkin menghindari orang lain, mengurangi panggilan telepon, atau kurangi jumlah waktu yang Anda habiskan bersama.

o Berkaitan dengan putus hubungan. Putusnya hubungan selalu menyebabkan stres dan masalah emosional, dan mereka mungkin benar-benar menciptakan sebanyak mungkin rasa sakit di otak seseorang sebagai luka fisik, dan ini cenderung terjadi pada wanita. Konsekuensinya, sadar untuk memperbaiki diri sendiri.

Berikut ini beberapa saran untuk meringankan kesulitan yang pasti akan dialami : -

Hentikan siklus kesendirian dan depresi. Alih-alih berkubang dalam kesepian dan depresi, aktif, lakukan hal-hal. Terlibat dalam kegiatan sosial dengan teman dan orang lain dalam sistem pendukung Anda. Banyak orang merasa harus menanggung beban sendiri. Pria, khususnya, telah diajarkan bahwa ini adalah satusatunya cara "jantan" untuk menangani hal-hal. Tapi mencari dukungan dari orang lain, curhat pada orang yang tepat.

-

Berikan waktu sendiri. Tahan godaan untuk ada dalam hubungan baru sementara yang lama masih hangat atau belum bisa dinilai dengan objektivitas. Luangkan waktu untuk dirimu sendiri. Perbaharui hubungan kita dengan diri kita sendiri.

-

Tingkatkan harga diri kita. Ketika hubungan gagal, harga diri sering menurun. Terutama bagi mereka yang tidak mengakhiri hubungan.

-

Hapus atau hindari simbol hubungan yang tidak nyaman. Setelah putus, ada sisa — foto, hadiah, dan surat, misalnya. Daripada dibuang, lebih baik disimpan dilemari atau dihibahkan.

-

Sadar akan pola hubungan kita sendiri. Banyak orang

mengulangi

kesalahan

mereka.

Jangan

mengevaluasi hubungan baru melalui pengalaman masa lalu. Gunakan hubungan dan pengalaman masa lalu sebagai panduan, bukan filter. 3. Komunikasi dalam Perbaikan Hubungan Ada beberapa cara umum untuk memperbaiki hubungan : -

Perbaikan Interpersonal “Perbaikan”

sebuah

pengingat

berguna

perbaikan bukanlah langkah satu tapi proses multistep.

bahwa

Adanya Roda perbaikan hubungan. Roda tampaknya metafora tepat untuk proses perbaikan itu, strategi perbaikan spesifik — jari-jari — semuanya bekerja bersama sebagai proses konstan. Roda sulit untuk bergerak, tapi sekali bergerak itu menjadi lebih mudah untuk berubah. Juga, lebih mudah digerakkan ketika dua orang mendorong, tetapi itu tidak mustahil untuk satu untuk memindahkannya ke arah yang benar. Multistepnya : o Kenali Masalahnya. Kenali secara intelektual dan emosional. Tentukan apa yang salah dengan hubungan kita saat ini dan tentukan perubahan apa yang dibutuhkan untuk membuatnya lebih baik. Pertukaran perspektif , empati dan terbuka. o Terlibat dalam Komunikasi Produktif dan Resolusi Konflik. Keterampilan Interpersonal sangat penting selama perbaikan hubungan, seperti : 

Menanggapi pesan-pesan ini dari konten.



Pertukaran perspektif.



Berlatihlah memberi tanggapan empati dan positif, bahkan dalam situasi konflik.



Gunakan pikiran dan perasaan.



Ingatlah prinsip ireversibilitas; pikirkan baikbaik sebelum menyesal.



Jaga

saluran

Bersedia

komunikasi

untuk

bernegosiasi,

tetap

mendiskusikan mencari

solusi,

terbuka. masalah, dan

mempraktekkan pola komunikasi yang baru dan lebih produktif. o Ajukan Solusi yang Mungkin. Setelah masalah teridentifikasi, diskusikan solusi — kemungkinan cara untuk mengurangi atau hilangkan kesulitannya.

o Tegaskan Satu Sama Lain. Misalnya, pasangan bahagia terlibat dalam perilaku positif yang lebih besar. Perbanyak pujian, sapuan positif, daripada hal negatif. o Mengintegrasikan Solusi ke Perilaku Normal. Solusi didapat

dengan

menerapkan

perilaku

sehari-hari

contohnya dengan memberikan pujian, semangat pada pasangan. Hal ini dilakukan sebagai perilaku normal o Risiko. Bersedia untuk mengubah, menyesuaikan, dan mengambil tugas dan tanggung jawab baru.

-

Perbaikan Intrapersonal Salah satu jalan menuju perbaiki hubungan dengan prinsip tanda baca dan komunikasi lebih kearah melingkar daripada segaris. Dengan pandangan ini satu satu nya cara menghentikan komunikasi yang tidak produktif adalah dengan menghentikan kritikan.

Pola pola yang ad terdiri dari : A. Stimulus-

tanggapan

terhadap

masalah

hubungan. Pandangan hubungan dari proses ini adalah sikap pemberi stimulus dan sikap dari penerimanya . dari pola ini perilaku dapat diubah jika kamu mengubah stimulus

B. Masalah hubungan melingkar Dalam pandangan hubungan ini dijelaskan pada gambar yakni melingkar, hubungan perilaku hanya terdiri dari stimulu dan tanpa respon. Pola dapat dipatahkan dengan adanya pemutuskan disalah satu proses.

Tidak ada asumsi yang terbuat oleh sebab. Melainkan asumsi terjadi karena setiap respon memicu respons yang lain dan setiap respons tergantung pada bagian tertentu dari respons sebelumnya. Pola tersebut dapat dipatahkan dengan cara yakni: oknum A berhenti kritikan dari oknum B contohnya dengan tidak merespon terhadap serangan tersebut. Jadi komunikasi yang tidak produktif ini melibatkan peran dari kedua belah pihak dalalam komunikasi maupun hanya sebelah pihak yang mematahkan siklus komunikasi yang tidak produktif itu.

Related Documents

Paper
August 2019 42
Paper
October 2019 41
Paper
August 2019 43
Paper
November 2019 26
Paper
December 2019 25
Paper
June 2020 17

More Documents from ""

Paper Kap.docx
April 2020 2
A Company Of Swans
April 2020 8
A Song For Summer
April 2020 5
Resume
May 2020 18
Arduino.pdf
December 2019 26