MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN PERUBAHAN IBM PADA KEPEMIMPINAN GERSTNER
Oleh: Andaria Dyah W C1C016055
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2016
BAB I PENDAHULUAN Dalam menjalankan sebuah usaha pastinya sebuah perusahaan akan mengalami kondisi yang pasang surut dalam kegiatan perekonomiannya. Dalam hal perkembangan perusahaan, mulai dari berdiri hingga mampu bertahan, kondisi pasang surut tersebut bisa jadi merupakan suatu proses menuju keberhasilan yang hendak dicapai oleh perusahaan. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar apabila kondisi tersebut bisa terjadi karena kegiatan ekonomi tidak tejadi secara konstan dari waktu ke waktu tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti daya beli masyarakat hingga budaya masyarakat yang mempengaruhi keinginan pasar. Dengan adanya kondisi tersebut, manajemen perusahaan memiliki peranan yang penting dalam menjalan roda kegiatan perusahaannya. Dapat dikatakan keberhasilan sebuah perusahaan tergantung pada kemampuan manajemennya dalam mengelola perusahaan tersebut. Mulai dari pengelolaan pekerja/ karyawannya hingga pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Manajemen perusahaan yang baik pasti juga dipengaruhi oleh adanya sosok manajer yang handal didalamnya yang dapat menjadi panutan, pusat segala arahan dan koordinasi hingga instruksi kepada seluruh karyawan guna mecapai tujuan bersama perusahaan. Tahun 1990 merupakan tahun yang paling menguntungkan kala itu bagi perusahan yang bergerak dibidang CTR (computing tabulating recording), yaitu International Business Machine (IBM). Pada tahun tersebut, IBM menjadi perusahaan paling menguntungkan nomor dua (profitable) didunia, dengan pendapatan mencapai $6 miliar pada penjualan $69 miliar. IBM berkembang pesat secara luar biasa, masa depan terlihat sangat menjajikan. Tetapi, diawal tahun 1993 industri komputer berubah begitu cepat, hingga menyebabkan IBM menuju kepada kerugian sebesar $16 milliar dan IBM berada dalam daftar pengawasan kebangkrutan.
Kondisi tersebut membuat perusahaan komputer dari Amerika ini mengambil tindakan dengan mengganti kepemimpinan pada tingkat atas. Louis V. Gerstner ditunjuk menjadi pimpinan dan CEO IBM yang baru untuk menjalankan IBM dan menggantikan posisi dari pimpinan sebelumnya, John F. Akers. Hampir semua orang seakan menyaksikan kematian dari ikon Amerika ini ketika Gerstner yang bergabung dengan IBM. Banyak pihak yang skeptis dengan perubahan ini. Banyak orang beranggapan bagaimana mungkin seorang manajer tanpa latar belakang dibidang tekhnologi dapat menyelamatkan raksasa berteknologi tinggi. Tetapi Gerstner dengan tim manajemennya mampu mengubahnya hingga menjadikan kembali IBM sebagai perusahaan yang paling menguntungkan. Sebulan setelah menggantikan John F. Akers sebagai CEO, yang membuat Gerstner terkejut adalah melihat kondisi IBM. Ketika memasuki perusahaan tersebut, Gerstner percaya bahwa masalah yang dihadapi perusahaan adalah strategi dan eksekusi. Gerstner menyoroti issue ganda yang berkembang soal teknik pelaporan keuangan (financial engineering). Tanggung jawab manajemen untuk membuat biaya turun. Untuk apa kas yang banyak tapi kita butuh keuntungan lebih akan lebih baik fokus pada peningkatan kompensasi, mendorong debit perusahaan mengurangi kas. Nantinya kita berikan kepada para shareholder keuntungan bukan hanya dividen tapi share buy back. Menurut Gerstner perlu memiliki komite audit independen untuk melindungi kepentingan investor dan meyakinkan perusahaan untuk mengikuti aturan yaitu real mekanisme corporate governance (GCG) dengan melibatkan pemilik (owner). Meskipun memiliki tenaga kerja yang berbakat dan teknologi besar, IBM berkinerja rendah dan mendekati keruntuhan sebelum Gerstner mengambil alih. Permasalahannya, budaya yang lazim di IBM adalah arogansi. Ini tidak selaras dengan waktu itu dan dengan kebutuhan pelanggan. Gerstner membayangkan bahwa teknologi informasi (TI) mempunyai peranan lebih penting dari sekadar menjadi alat produktivitas untuk sebuah perusahaan. TI telah menjadi dasar bagaimana sebuah perusahaan beroperasi dan sumber utama perusahaan keunggulan kompetitif. Gerstner merasa yang diberikan
IBM ukuran dan cakupan, itu bisa memberikan 'solusi lengkap' untuk para pelanggannya. Gerstner juga merasa bahwa IBM telah bergerak ke arah penggunaan yang sama komputasi arsitektur untuk lini produk yang berbeda. , IBM strategi komputasi berpusat jaringan berevolusi menjadi penuh strategi ebisnis. E-strategi bisnis berupaya untuk meningkatkan kekuatan IBM. Tercatat setelah Gerstner mengambil alih perusahaan, pada tahun 1998 pendapatan IBM sebesar US$ 81,7 miliar, naik 4% dari tahun sebelumnya (US$ 78,5 miliar, menjadikan IBM sebagai perusahaan dengan peringakat pendapatan tertinggi keenam di Amerika).
BAB II PEMBAHASAN A. Analisis Masalah Di bawah kepemimpinan Akers, IBM selalu berada dalam kondisi yang tidak stabil. Ketidakcakapan manajemen dapat dilihat dari lemahnya kinerja Akers sebagai CEO IBM kala itu dalam menggerakkan roda operasional perusahaan. Kebijakan yang dilakukannya dengan melakukan langkah – langkah strategis dalam menyelamatkan IBM dianggap kurang tepat. Kegagalan manajemen biasanya diakibatkan kurangnya manajemen dalam memahami kondisi perusahaan secara mendalam. Gerstner bisa dengan cepat mendiagnosis masalah di IBM dan berusaha mencari solusi segera untuk memperbaiki jatuhnya pendapatan dan menstabilkan perusahaan, membuat pilihan-pilihan strategis yang baik dan melakukan turnaround terhadap IBM. Beberapa perilaku yang ditemukan dalam tubuh IBM daintaranya disfungsional birokrasi, keputusan komite, kompromi diam-diam dan tindakan yang berkomitmen untuk melayani kepentingan kelompok. Perusahaan sibuk dengan dirinya sendiri daripada pelanggan, terobsesi kesempurnaan, sistem beberapa lapis dalam pemeriksaan dan persetujuan, memperlambat pengambilan keputusan dan peluncuran produk dan waktu respon yang ditunda-tunda. Karyawan melayani diri mereka sendiri lebih baik daripada pelanggan mereka. IBM terperosok pada budaya sukses sendiri, tidak tanggap terhadap langkah dan perilaku ekonomi yang baru. Layanan pelanggan tidak lagi memperhatikan kebutuhan konsumen dan bisnis. Produk portofolionya masih berfokus pada produk – produk yang sudah kelihangan pangsa pasar dan tidak mempunyai masa depan yang cerah dalam suatu model jaringan teknologi. Budaya ini yang mengisolasi IBM dan karyawannya dari kenyataan pasar dan persaingan yang muncul dari tekhnologi “client-server”, munculnya PC dan harga produk IBM yang tinggi menandai kematian bagi
IBM. IBM kehilangan pasar dan menuju kerugian dan perusahaan ini berjuang untuk dapat bertahan hidup.
B. Perubahan Budaya oleh Gerstner Hambatan terbesar untuk perubahan disetiap perusahaan adalah budaya. Setiap perubahan besar dalam strategi atau struktur membutuhkan pergeseran kultur untuk menciptakan keterpaduan. Perubahan yang terjadi pada IBM, Louis V. Gerstner menggantikan John F. Akers sebagai CEO melalui beberapa
tahap
perubahan
sesuai
dengan
pendekatan
klasik
yang
dikemukakan oleh Kurt Lewin mencakup tiga langkah, yaitu : 1. Pencairan (Unfreezing) Merukapakan merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya atau adanya kebutuhan untuk berubah. Gerstner menyadari betul bagaimana membuat orang/ karyawan menyadari bukan apa kemauan mereka, sehingga pandangan terhadap organisai jika tidak ada yang menarik untuknya, ia tidak akan berpartisipasi, permasalahannya bukan strateginya tapi bagaimana eksekusi dari strategi tesebut. Ia sukses melakukan akuisisi melalui pendapatnya bahwa sukses sebuah perusahaan dibangun dari dasar/paling bawah. Selain itu, ia juga meningkatkan keterampilan karyawan yang berorientasikan pada hasil, fokus pada hasil jangka pendek tanpa mempertimbangkan jangka panjang,, memiliki perspektif yang terbatas dalam waktu dan ruang lingkup, mendorong ide – ide serta menerima kritik dan saran dari organisasi. 2. Pemindahan (Changing) Merupakan proses untuk menganalisa kesenjangan antara desire status dan status quo, mengembangkan perilaku, nilai dan sikap yang baru, dan mencermati program-program perubahan sehingga dapat diberikan solusi yang optimal guna mengurangi resistansi pada perubahan. Gerstner mengubah budaya organisasi melalui pemodelan perilaku yang diinginkan
dan menghapus dresscode IBM yang terkenal itu dengan membebaskan para karyawan mengenakan pakaian business casual. Ia mengambil langkah berani dengan mendengarkan pelanggan dan pemotongan nilai cash cow (produk berhasil yang dijual dengan baik dan memberikan keuntungan) untuk meningkatkan kas. Gerstner juga memperkenalkan pembayaran berdasarkan kinerja dan diferensiasi. 3. Pembekuan (Refreezing) Merupakan membawa kembali kepada keseimbangan yang baru. Banyak sekali langkah strategis dan taktis yang dilakukan Gerstner untuk memulihkan bisnis IBM. Salah satu yang paling menarik adalah menyangkut budaya korporat IBM, Gerstner berpikiran bahwa budaya korporat hanyalah satu dari beberapa elemen penting dalam membuat organisasi sukses. Gerstner mengambil peran sentral dengan memberikan contoh langsung perubahan budaya tersebut. Prinsip-prinsip itu merupakan upaya membuat "Keyakinan Dasar" IBM kembali berfungsi efektif. Hasil dari serangkaian strategi perubahan yang dilakukan Lou Gerstner di IBM sungguh luar biasa. Ia sukses membangun budaya berkinerja tinggi di IBM. Dengan strategi yang tepat dan kepemimpinan efisien, ia membawa perubahan signifikan dalam budaya organisasi dan arah bisnis dan mampu mengembalikan IBM menuju stabilitas, berbalik menjadi menguntungkan setelah beberapa kuartal. IBM berhasil melakukan salah satu turnaround terbesar dalam sejarah korporasi dunia. Saat pensiun dari IBM secara total 1 September 2002, kinerja IBM sangat mengkilap kendati tahun 20002001 bisnis teknologi informasi sempat terpukul akibat hancurnya bisnis dotcom. Pendapatan IBM 2001 tercatat US,9 miliar, pendapatan bersih US,7 miliar, harga per saham US,35, dan arus kas dari operasi sebesar US,3 miliar. Hebatnya, harga saham IBM mencapai titik tertinggi US0,96 per lembar dan imbal hasil investasi berdasarkan ekuitas (ROE) tercatat 35,1% (bandingkan dengan minus 35,2% saat ia pertama kali memimpin IBM).
C. Kepemimpinan Gerstner Gerstner termasuk kedalam kategori gaya kepemimpinan yang demokratis. Gerstner merupakan perwujudan dari kompetensi yang paling khas dari seorang pemimpin yang efektif: motivasi, integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, pengetahuan bisnis dan kecerdasan emosional. Kompetensi kunci lainnya
terlihat
termasuk
keuletannya,
keterbukaan,
ketegasan
dan
kepercayaan. Selama di IBM, Gerstner belajar tiga aspek mendasar dari kepemimpinan yang mendefinisikan sebuah perusahaan yang sukses dan eksekutif, yaitu fokus (memenuhi tantangan selama
masa sulit dan
mengalami transformasi, execute (melakukannya, tidak menyusun strategi tapi mengimplementasikan), dan lead (menciptakan budaya kinerja tinggi, menetapkan tujuan, mengukur hasil dan memastikan akuntabilitas). Kepemimpinan Gerstner terlihat dengan kecerdasan emosional yang kuat dan kemampuan untuk memimpin orang-orang dengan semangat dan komitmen. Gerstner mampu beresonansi dengan emosi karyawan dan memiliki keinginan bersama untuk menjadi bagian dari sesuatu yang efektif dan bermakna. Dengan membangun hubungan ini dan menciptakan tim resonan dan budaya, Gerstner mampu berimprovisasi dan mempertahankannya. Sebagai pemimpin dia mampu mempengaruhi hasil kerja dan kinerja organisasi.
BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan Kasus yang dialami oleh IBM merupakan sebuah kasus turnaround yang luar biasa. Sebuah studi kasus yang unik dalam mengelola krisis dan refleksi pemikiran di industry computer dan prinsip – prinsip kepemimpinan. Dalam sejarah bisnis modern, banyak perusahaan telah berubah dari pemimpin industri ke ambang kehancuran. Melalui upaya heroik dari tim manajemen baru,
perusahaan
tersebut
bahkan
berhasil
melakukan resuscitate
(menghidupkan) diri mereka sendiri. Hanya sedikit perusahaan yang telah berada di puncak sebuah industri, mendekati keruntuhan, dan kemudian, di luar dugaan siapa pun, kembali untuk menata agendanya. Itulah yang terjadi pada IBM.
DAFTAR PUSTAKA http://allansetyoko.blogspot.co.id/2013/02/manajemen-perubahan-pendekatanklasik.html http://alphiandaushermawan.blogspot.co.id/2015/10/contoh-kasus-dalamperusahaan.html https://gadingmahendradata.wordpress.com/2010/08/24/ibm-melawankeruntuhan/ http://ilmumanajemenindustri.com/tiga-gaya-kepemimpinan-utama-dalammanajemen/ http://manajemen-strategic.blogspot.co.id/2010/02/ibm-corporate-turnaround.html http://muammarqadafi.blogspot.co.id/2013/10/international-businessmachines.html http://nurhalizazahra.blogspot.co.id/2013/10/manajemen-perubahan.html https://en.wikipedia.org/wiki/Louis_V._Gerstner_Jr. https://id.wikipedia.org/wiki/IBM https://plus.google.com/110166009590804531047/posts/C8fEnT7WSMw Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE – YOGYAKARTA. Robins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2010. Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Erlangga.