Herba Meniran (Phyllanthi niruri L) A. DESKRIPSI SIMPLISIA Meniran hijau (Phyllanthus niruri L.) merupakan jenis tumbuhan herba yang mudah ditemukan disekitar tempat tinggal kita. Tumbuhan meniran memiliki karakteristik seperti herba pada umumnya, namun tumbuhan ini sekilas memiliki penampakan yang mirip dengan herba putri malu (Mimosa pudica). Perbedaannya adalah dapatnya ditemukan buah kecilkecil, biasanya berwarna hijau kadang agak kekuningan pada bagian ketiak daunnya, buah ini juga dapat tumbuh menjadi bunga. Mudahnya meniran hijau tumbuh lalu didapatkan pada lingkungan sekitar membuatnya jarang mendapat perhatian apalagi dilakukan budidaya atas tanaman tersebut. Masyarakat juga menganggapnya sebagai gulma karena tumbuh secara tidak diinginkan pada lahan area tumbuhnya tanaman lain. Sehingga seringkali diabaikan begitu saja hingga dibasmi karena menjadi gulma. Walaupun tidak secara luas diketahui dan tidak sepopuler tanaman obat lain secara umumnya, meniran hijau sebenarnya merupakan tanaman dengan unsur local indeginous dan dimanfaatkan oleh banyak masyarakat (utamanya masyarakat etnik) dalam pengobatan tradisional di berbagai daerah Indonesia dan beragam negara di dunia. Pemanfaatan ini mendorong banyak ahli dan peneliti terutama dari aspek etnobotani dan farmakologi untuk mengkajinya secara mendalam. 1. Klasifikasi Phyllanthi niruri L Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Magnoliopsida
Subclassis
: Caryophyliidae
Ordo
: Euphorbiales
Familia
: Euphorbiaceae
Genus
: Phyllanthus
Species
: Phyllanthus niruri L.
Nama Indonesia : Meniran Nama Daerah
: Jawa
: Meniran, Daun gendong anak,
Ternate
: Gasau madungi,
Makassar
: Camba-camba sibokoi
Sunda
: Memeniran
Polman
: Camba – camba
Sumatera
: Ba’me tano, sidukung anak
Sulawesi
: Bolobungo
Maluku
: Belalang berbiji
2. Morfologi Tumbuhan Tumbuhan meniran adalah tanaman semusim, tumbuh tegak, tinggi 50 cm – 1 m.bercabang berpencar,cabang mempunyai daun tunggal yang berselin dan tumbuh mendatar dati batang pokok, batang berwarna hijau,pucat atau kemerahan,diameter 3 mm,daun majemuk, berseling,anak daun 1524,berwarna hijau.bentuk daun bundar telur sampai bundar memanjang,panjang daun 5mm-10mm,lebar 2,5mm-5mm,permukaan daun bagian bawah berbintik-bintik kelenjar,tepi rata,ujung tumpul,pangkal membulat,bunga berwarna putih tungga,bunga keluar dari ketiak daun,bunga jantan teletak di bawah ketiak daun,berkumpul 2-4 bunga,gagang bunga 0,5mm-1mm,helai mahkota bunga berbentuk bundar,telur terbalik,panjang 0,75mm-1mm berwarna merah pucat,bunga betina dibagian atas ketiak daun,gagang bunga 0,75-1mm. helai mahkota bunga berbentuk bundar memanjang,tepi berwarna hijau muda, panjang 1,25-2,5mm.buah kotak,bulat diameter 2mm,berwarna hijau,keunguan,licin,panjang gagang buah 1,52mm,biji kecil,keras dan berwarna coklat.
3. Manfaat Empiris Di gunakan untuk mengobati : Penyakit kuning Kencing nanah(gonorrhea ) Gangguan pencernaan, Diabetes Luka pada kulit Diare Radang hati Penambah nafsuh makan. sengatan tawon kurap kudis kutil.
B. Proses Pembuatan Simplisia 1. Pengumpulan sampel Tujuan : Untuk membuat simplisia waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif pada bagian tanaman yang akan di panen.Tumbuhan diambil secara manual di sawah dan halaman rumah Desa Ritaya kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, diambil semua bagian dari tumbuhan meniran yang diatas permukaan tanah, tumbuh tegak, bercabangcabang dipanen pagi hari saat fotosintesis dan diambil tumbuhan yang telah dewasa.
2. Sortasi basah Tujuan: Yaitu dimaksudkan untuk membersihkan simplisia dari benda asing dari luar (tanah, debu, dan sebagainya), dan memisahkan bagian tanaman yang ikut tercabut seperti rumput.
3. Pencucian Tujuan: Pencucian dilakukan dengan air mengalir dan dalam waktu yang sesingkat mungkin bertujuan untuk menghilangkan pengotor, namun tidak menghilangkan zat berkhasiat simplisia tersebut.
4. Perajangan Tujuan: Perajangan di lakukan untuk mempermudah proses pengeringan,pengepakan dan penyerbukan. Tanaman meniran yang baru di ambil jangan langsung di Rajang tetapi di jemur terlebih dahulu selama satu hari.perajangan dapat di lakukan dengan menggunakan pisau,gunting atau alat lainnya. Semakin tipis bahan yang dikeringkan,semakin cepat penguapan air,sehingga mempercepat waktu pengeringan.
5. Pengeringan Pengeringan dilakukan dengan cara dikering anginkan atau tidak terkena cahaya matahari langsung atau pada suhu kamar ±25⁰C. Pengeringan ini berlangsung ± 6 hari.
6. Sortasi kering Tujuan: untuk memisahkan bagian simplisia yang tidak kering atau masih basah.Sortasi kering dilakukan untuk memisahkan bagian-bagian simplisia yang masih basah dan rusak sebelum dan sesudah pengeringan agar hanya didapatkan simplisia yang benar-benar baik dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.
7. Pengawetan Tujuan: Simplisia harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba dengan silika gel, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.
8. Penyimpanan/pewadahan Tujuan: untuk menyimpan simplisia. Wadah adalah tempat penyimpanan produk dan dapat berhubungan langsung atau tidak langsung dengan Produknya. Wadah primer adalah wadah yang langsung berhubungan dengan produknya sepanjang waktu.Contoh wadah primer
adalah botol, tube, dan tutupnya..Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan langsung dengan produk disebut wadah sekunder.
Wadah dan tutupnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi. Wadah tertutup baik: harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi. C. Penyerbukkan simplisia
CaraKerja: Simplisia diserbukkan dengan cara diblender lalu setelah diblender diayak dengan ayakan derajat halus 100 mesh lalu disimpan dalam wadah. Organoleptik 1. Bentuk
: Serbuk halus
2. Warna
: Hijau kecoklatan
3. Bau
: Khas aromatic simplisia herba meniran
4. Rasa
: pahit
D. Pemeriksaan Makroskopik Tujuan dari pemeriksaan makroskopik ini adalah unruk mengetahui bentuk, ukuran, dan keadaan fisik lainnya yang spesifik dari simplisia serta organoleptik yaitu warna, bau, dan rasa. Serbuk simplisia berbentuk serbuk kering, bau khas, rasa pahit. Pada tanamannya batang berbentuk bulat dan berwarna hijau, daun kecil dan bentuk bundar telur sampai bundar memanjang; bunga dan buah terdapat pada ketiak daun atau terlepas; buah bentuk bulat berwarna hijau kekuningan sampai kuning kecokelatan. E. Identifikasi Senyawa Pada percobaan indentifikasi senyawa disiapkan terlebih dahulu simplisia serbuk. Adapun cara untuk mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam serbuk herba meniran yaitu: Senyawa
Cara kerja
Parameter
Saponin
Sebanyak 0,5g serbuk Tidak simplisia, dimasukkan terbentuk buih kedalam tabung reaksi+10ml air panas. Didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat. Jika mengandung saponin akan terbentuk buih 110cm dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2N buih tidak hilang
Keterangan -
Flavoniod
Larutan uji: 1 g serbuk simplisia ditambahkan 10ml metanol dan 5 ml petroleum eter,dikocok dan diamkan. Diambil lapisan metanol,diuapkan pada suhu 40c, sisa larutan ditambahkan 5ml etil asetat p,disaring
Larutan uji 1ml diuapkan hingga kering, sisanya dilarutkan dalam 1.2ml etanol (95%), ditambahkan 0,5g serbuk seng P dan 2 ml HCl 2N,didiamkan. Ditambahkan 10 tetes asam klorida 2N, jika terjadi warna merah intensif menunjukkan adanya flavonid.
alkaloid
Larutan uji: 1g simplisia + 1ml HCl 2N dan 9ml air, dipanaskan selama 2 menit, didinginkan dan 1. Endapan disaring coklat 1. Larutan uji+ bauchardat LP,
+
-
2. Tidak ada endapan 2. Larutan mayer LP
uji+
3. Endapan jingga 3. Larutan uji+ 2 coklat tetes Dragendroff LP
+
Glikosida
Larutan uji:1g ekstrak disari dengan 3ml pelarut (7 bagian etanol 95%p dan 3 bagian air) selama 10 menit, didinginkan dan disaring, sisa ditambahkan 2ml methanol P 1. Diuapkan 0,1ml larutan uji, sisa ditambahkan 5ml asam asetat anhidrat p, + 10 tetes Asam Sulfat p
Terbentuk endapan hijau
Tidak 2. 0,1ml larutan uji terbentuk didalam tabung reaksi endapan diupkan. Sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes molish LP + 2ml Asam Sulfat P
+
-
F. Susut pengeringan Tujuan: Pada percobaan ini dilakukan uji susut pengeringan yang bertujuan untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia cukup aman bila mempunyai kadar air tidak boleh lebih dari 10%. 1. Prosedur kerja penetapan kadar air a) Dioven krus porselin+tutup dan cawan selama 25-30 menit b) Didinginkan. Dimasukkan kedalam eksikator kurang lebih 15 menit
c) Ditimbang krus porselin kosong+tutup dan cawan. Dicatat berat awal d) Ditimbang krus porselin dan cawan +zat sebanyak 5 gram e) Dioven kurang lebih 30 menit. Dimasukkan kedalam eksikator. Kemudian ditimbang berat akhir f) Dihitung berat konstan dari sampel 2. Perhitungan kadar air Diketahui: 1. Berat cawan kosong 2. Berat cawan+sampel (awal) 3. Berat sampel 4. Berat akhir 5. Susut pengeringan
: 58,2718 : 63,3216 : 63,3216-58,2718 = 5,0498 : 62,9409 :
Berat awal− berat akhir 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 63,3216−62,9409 63,3216 0,3807 5,0498
× 100%
× 100%
× 100%
: 7,5389%
1. 2. 3. 4.
Berat krus kosong Berat krus+sampel (awal) Berat sampel Berat akhir
5. Susut pengeringan
: 23,4754 : 23,4754+5,0814 = 28,5568 : 28,5568-23,4754 = 5,0814 : 28,1485 :
Berat awal− berat akhir 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 28,5568−28,1485 28,5568 0,4083 5,0814
× 100%
× 100%
× 100%
: 8,0351%
Selisih
: 8,0351%-7,5389% =
0,4692% 7,787%
× 100% = 6,3721% <
10% Kesimpulan: Jadi, hasil susut pengeringan dari simplisia herba meniran yaitu 6,3721% dan memenuhi persyaratan pada Farmakope herbal yaitu tidak melebihi 10%
G. Pemeriksaan Mikroskopik a) Tujuan Tujuan pemeriksaan mikroskopik yaitu untuk mengetahui fragmen spesifik dari simplisia agar dapat di bedakan dengan simplisia lainnya pada saat di amati di bawah mikroskop. b) Cara Kerja 1. Diambil sampel simplisa secukupnya lalu di taburkan di atas objekglass. Diratakan secara tipis – tipis. 2. Di teteskan dengan pelarut lalu di tutup dengan degglass. Pelarut yang di gunakan adalah air. 3. Di amati sampel di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x100. c) Hasil Frakmen pengenal adalah epidermis atas dengan Kristal kalsium oksalat bentuk roset,epidermis atas dengan Kristal kalsium oksalat bentuk prisma di palisade,epidermis bawah dengan stomata, kulit buah dengan dinding tangensial serupa serabut sklerenklim dan kulit biji tampaktangensial .