Panduan Perencanaan Instalasi Cctv.docx

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Panduan Perencanaan Instalasi Cctv.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,260
  • Pages: 12
Panduan Perencanaan Instalasi CCTV Panduan Perencanaan Instalasi CCTV Tujuan Instalasi Sistem CCTV Sistem keamanan CCTV bermanfaat untuk investigasi kriminal dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Desain yang tepat sangat penting untuk memastikan sistem pengawasan CCTV memenuhi kebutuhan pengguna, memberikan manfaat yang nyata dan memberikan keselamatan dan keamanan yang lebih luas bagi publik. Artikel ini bertujuan untuk membantu anda memahami sistem CCTV yang diperlukan untuk mencapai solusi pengawasan keamanan yang efektif.

Definisi Sistem CCTV Sistem CCTV adalah sistem yang terdiri dari peralatan kamera, media penyimpanan, pemantauan, transmisi dan pengendalian. Pengertian perusahaan CCTV adalah sebuah organisasi yang menyediakan layanan untuk desain, instalasi, pemeliharaan atau pemantauan sistem pengawasan CCTV. Istilah perusahaan CCTV ini digunakan untuk merujuk kepada sebuah organisasi yang menyediakan salah satu atau semua layanan diatas kepada pengguna. Pengawasan atau Surveillance adalah tindakan observasi atau pemeriksaan orang/tempat untuk tujuan keamanan. Beberapa singkatan istilah CCTV yang sering digunakan adalah sebagai berikut:  CCTV – Closed Circuit Television  HD – High Definition  IP – Internet Protocol  ONVIF – Open Network Video Interface Forum  PAL – Phase Alternating Line (TV encoding system)  PoE – Power over Ethernet  PTZ – Pan-Tilt-Zoom  SXGA+ – Super Extended Graphics Array Plus

Alur Kerja Proses Pemasangan CCTV 1. 2. 3. 4.

Perencanaan Disain Instalasi Operasi dan Pemeliharaan

Perencanaan Sistem CCTV Langkah-langkah perencanaan instalasi CCTV yaitu: 1.

Memahami kebutuhan pengguna

Penggunaan sistem kamera CCTV harus selalu untuk memenuhi kebutuhan keamanan yang mendesak. Ini adalah tanggung jawab pembeli untuk mengidentifikasi dan mencatat tujuan dari penggunaan sistem pengawasan CCTV. Perusahaan CCTV dalam melakukan

perencanaan instalasi harus menangkap informasi sebanyak mungkin dari klien untuk memastikan bahwa desain yang akan dibuat dapat menghasilkan solusi yang cocok untuk pengguna tersebut. Ketika merencanakan sistem CCTV adalah penting untuk diingat bahwa satu perencanaan yang cocok untuk suatu klien belum tentu cocok digunakan pada klien lain walaupun memiliki karakteristik yang hampir sama. Setiap lokasi akan memiliki kebutuhan yang berbeda karena banyak faktor lokal seperti kondisi tempat, lokasi geografis, lingkungan lokal, dan sejarah. Demikian pula setiap pengguna akan memiliki harapan tentang apa yang bisa sistem berikan untuk mereka seperti mencegah terjadinya tindakan kriminal, meningkatkan deteksi kejahatan, pemantauan karyawan dan lain-lain. Tidak ada yang mengetahui kebutuhan dan harapan pengguna selain mereka sendiri. Oleh karena itu penting untuk melibatkan mereka dalam perencanaan untuk mengetahui masalah, pengalaman dan harapan mereka dari sistem CCTV yang akan dipasang. Ini akan membantu memberikan gambaran yang lebih lengkap untuk elemen perencanaan selanjutnya. 2.

Analisa Ancaman, Kerentanan dan Risiko

Penilaian ancaman, kerentanan dan risiko harus dilakukan untuk memastikan desain sistem instalasi mampu mengatasi ancaman yang mungkin timbul dan mengurangi risiko keamanan. Hasil kegiatan ini harus dicatat menjadi suatu proposal desain sistem namun dalam beberapa kasus pemilik sistem dapat memilih untuk membatasi akses penilaian lengkap dan hanya memberikan kesimpulan kepada Perusahaan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap kamera CCTV atau perangkat keamanan lainnya yang akan dipasang memadai dan relevan dengan kebutuhan dan harapan. Untuk mengidentifikasi tingkat keamanan yang diperlukan, penilaian terhadap faktor-faktor yang mungkin ikut berperan juga diperlukan. Banyak definisi dan perhitungan untuk Ancaman, Kerentanan dan Risiko yang umumnya berdasarkan Health & Safety. Dinilai dari perspektif keamanan elemen ini biasanya berupa: Ancaman (Siapa)

Ancaman biasanya akan didefinisikan sebagai usaha perlindungan dari orang atau peristiwa tertentu. Tingkat ancaman akan sangat bervariasi tergantung pada tujuan, tekad, kemampuan pelaku, akal, dll seperti: o Pencuri oportunis seperti pengutil. Aksi kejahtan ini sering tidak direncanakan, hanya membutuhkan sedikit keterampilan dan biasanya dilakukan tanpa kekerasan. o Pencuri profesional. Ciri-ciri pencuri profesional adalah direncanakan, mempunyai target yang jelas, membutuhkan keahlian sedang dan juga tanpa kekerasan. o Kejahatan Terorganisir. Memiliki rencana dan target, membutuhkan keterampilan tinggi dan mungkin terjadi tindak kekerasan.

o

Aksi Massa. Contohnya adalah demonstrasi aktivis Hak Hewan, aktivis lingkungan dll. Memiliki ciri-ciri direncanakan, ada target pada peristiwa tertentu. Biasanya sangat terampil dan memiliki tekad yang kuat. Umumnya menghindari kekerasan namun mungkin secara aktif menolak penangkapan. Pada perspektif yang lebih luas, ancaman juga dapat didefinisikan sebagai non-spesifik atau tidak memiliki target untuk pengawasan kondisi lingkungan misalnya pemantauan banjir. Kerentanan (Apa / Dimana)

Kerentanan biasanya akan menjadi perhatian yang membutuhkan perlindungan. Tingkat kerentanan akan ditentukan oleh berbagai faktor seperti keinginan pada objek di tempat tersebut, kemudahan akses, jam operasional lingkungan, tingkat paparan daerah apakah terbuka di daerah ramai atau terpencil. Faktor-faktor ini perlu referensi silang untuk mengatasi ancaman karena akan berbeda sifatnya berdasarkan tekad dan keterampilan. Misalnya oportunis dapat dicegah cukup oleh pintu biasa yang terkunci baik, namun kelompok kejahatan terorganisir dapat mudah menghancurkan pintu tersebut. Risiko

Risiko adalah konsekuensi dari suatu peristiwa atau aksi intrusi. Tingkat risiko ini dapat luas dan bervariasi dan tidak segera diketahui. Dampak dari setiap risiko yang diidentifikasi biasanya akan bervariasi tergantung pada lokasi. Risiko dapat mencakup: o Kerugian materi secara langsung: diketahui langsung dari nilai barang yang hilang. o Kerugian Keuangan yang sedang berlangsung: Peningkatan premi asuransi, waktu untuk kembali untung. o Keselamatan pribadi: Terjadinya luka atau cedera pada staf dan atau anggota masyarakat yang terlibat dalam insiden kekerasan. o Stres : moral pekerja menurun, dan mungkin karyawan berhenti karena alasan keamanan. o Kerugian non-material: Mungkin termasuk hilangnya kekayaan intelektual, data perusahaan atau sejenisnya. Biasanya sistem keamanan tidak dapat mengubah ancaman teridentifikasi atau risiko, tetapi langkah-langkah keamanan yang dilakukan dengan baik akan secara signifikan mengurangi kerentanan. Hal ini akan membantu mengurangi kemungkinan risiko yang terjadi. Faktor-faktor ancaman, kerentanan dan risiko setelah diidentifikasi harus digunakan untuk menentukan spesifikasi atau tingkat peralatan yang akan digunakan. Misalnya situasi ancaman rendah rendah di daerah kerentanan terbatas dan sedikit atau tidak ada risiko mungkin hanya memerlukan peralatan Kelas 1. Sementara daerah yang diidentifikasi sebagai ancaman tinggi dengan kerentanan dan berisiko tinggi mungkin memerlukan peralatan keamanan kelas 4. 3. Menetapkan kebutuhan operasional dan persetujuan dengan pelanggan

Kebutuhan operasional harus didokumentasikan dengan jelas untuk mendefinisikan kebutuhan dan harapan dari sistem CCTV dan relevansinya terhadap penilaian ancaman, kerentanan dan risiko di atas serta menangkap kebutuhan pengguna. Dokumen tersebut harus mencakup informasi berikut: o Definisi area pengawasan o Batasan pengawasan. Hal ini mungkin termasuk setiap peraturan perundangundangan lokal atau masalah privasi o Aktivitas yang akan diambil. Mendefinisikan target dan mengkategorikan tingkat pengamatan target (misalnya mendeteksi, mengenali, atau mengidentifikasi) o Kualitas gambar / video. Kualitas gambar akan menentukan tingkat detil yang dapat dilihat oleh operator o Waktu operasi o Kondisi lokasi. Kondisi spesifik pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pandangan kamera seperti kabut, pergerakan kendaraan besar dan kondisi pencahayaan o Ketahanan. Misalnya kebutuhan untuk pasokan listrik cadangan dll o Media penyimpanan dan pemantauan. Hal ini dapat berupa kualitas perekaman gambar pada waktu normal dan saat ada peristiwa tertentu, periode retensi (berapa lama gambar harus disimpan), serta di mana dan siapa yang harus memantau. o Mengekstrak / Mengekspor gambar. Termasuk prosedur, siapa dan di mana dapat dilakukan, media, lama dan kuantitas data yang akan diekspor. o Respon operasional. Yaitu orang yang bertanggung jawab untuk merespon, prosedur dan waktu respon. o Training. Pelatihan yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai elemen dari sistem keamanan misalnya pemantauan rutin, ekspor gambar dll. Juga perlu dijelaskan jumlah orang yang membutuhkan pelatihan tersebut. o Kemungkinan ekspansi atau upgrade sistem di masa depan seperti penambahan kamera, lokasi dan integrasi dengan sistem pemantauan lain. Idealnya dokumen harus diajukan oleh pengguna atau perwakilan resmi mereka (seperti konsultan keamanan) dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem yang diperlukan dan tes kinerja berikutnya. 4. Target Sasaran dan Detil Gambar Penting untuk mempertimbangkan tingkat detail gambar yang diperlukan sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini harus didiskusikan dengan klien. Dengan demikian tingkat detil gambar akan diketahui apakah klien membutuhkan kamera dengan sudut pandang luas atau sempit.Tingkat detail dapat dicapai apakah dengan menggunakan kamera PTZ atau dengan menggunakan kamera biasa beresolusi tinggi adalah hal yang harus disepakati.

Tingkat detail gambar CCTV berdasarkan tujuan pemantauan

1. Memantau (12,5 piksel/meter – Nilai piksel per meter pada jarak target) Agar operator mengetahui kehadiran orang di suatu lokasi. Serta mengetahui jumlah, arah dan kecepatan pergerakan orang di wilayah yang luas. 2. Mengidentifikasi (25 piksel/meter) Untuk memungkinkan operator secara pasti mudah menentukan apakah ada atau tidak target (orang atau kendaraan). 3. Mengamati (62,5 piksel/meter) Untuk mengetahui karakteristik individu. seperti jenis dan warna pakaian khas untuk dilihat. Juga memungkinkan untuk mengetahui aktivitas di sekitar pada saat terjadi suatu peristiwa. 4. Mengenali (125 piksel / m) Untuk memungkinkan operator menentukan dengan tingkat kepastian yang tinggi apakah individu yang ditampilkan adalah sama dengan orang yang sudah mereka lihat sebelumnya. 5. Mengidentifikasi (250 piksel / m ) Untuk memastikan identifikasi seseorang tanpa keraguan lagi. 6. Memeriksa (1000 pixel / m) Untuk mengetahui rincian karakteristik individu, seperti detil pakaian yang dikenakan, juga memungkinkan pandangan aktivitas di sekitarnya yang lebih jelas. Perlu dibedakan antara live operation dan playback/review ketika mempertimbangkan kebutuhan ukuran gambar. Misalnya dalam situasi pemantauan langsung di mana penilaian cepat dari situasi mungkin diperlukan, maka tingkat detail layar yang lebih tinggi mungkin diperlukan agar sistem menjadi lebih reaktif. Sementara bila interaksi

langsung hanya sedikit atau tidak ada maka perekamanan peristiwa dapat ditinjau dalam waktu yang lebih lambat. 5. Pertimbangan Lingkungan Pertimbangan jugaharus diberikan untuk kebutuhan peralatan spesifik atau teknik instalasi khusus yang diperlukan pada lingkungan tertentu. Misalnya pertimbangan untuk kebutuhan peralatan pada lingkungan daerah berpotensi terjadinya ledakan seperti petrokimia, peralatan anti korosi di pabrik kimia atau berlokasi di dekat laut. Peralatan harus sesuai dengan setiap standar yang berlaku untuk lingkungan tersebut. Pertimbangan khusus juga harus diberikan untuk instalasi CCTV di daerah yang memiliki cuaca ekstrim panas atau dingin untuk memastikan bahwa kondisi tersebut tidak memiliki efek buruk pada sistem operasi. Beberapa pertimbangan juga harus diberikan kepada hal tertentu misalnya jika sistem penyimpanan hard disk yang akan menaikkan suhu memerlukan metode pendinginan buatan seperti AC untuk membantu memastikan umur peralatan yang lebih lama. 6. Peraturan hukum yang relevan dengan CCTV Penggunaan sistem kamera CCTV harus memperhitungkan dampaknya pada privasi individu untuk memastikan penggunaannya tetap dibenarkan. Sebaiknya harus ada transparansi dalam penggunaan sistem kamera pengintai termasuk nomor kontak untuk mengakses informasi dan menyampaikan keluhan. Ada banyak persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku ketika memasang CCTV termasuk yang tercantum di sini. Ini adalah tanggung jawab pemilik, pemasang, perusahaan yang melakukan pemeliharaan dan operator untuk memastikan peraturan tersebut sesuai dengan aktivitas dan lokasi mereka. Pertimbangan juga harus diberikan berdasarkan hukum pemerintah lokal yang akan bervariasi dari daerah ke daerah.

Panduan Cara Merawat Sistem CCTV Panduan Pemeliharaan dan Pengoperasian Sistem CCTV Pemeliharaan & Perawatan CCTV Pemeliharaan dan perawatan CCTV yang efektif dan teratur sangat penting untuk memastikan bahwa sistem tetap dapat bekerja setiap saat. Pemeliharaan rutin oleh perusahaan CCTV dan laporan bila ada masalah pada sistem oleh pengguna, akan memungkinkan potensi masalah dapat diidentifikasi pada tahap awal sehingga tindakan yang tepat dapat segera diambil. Perjanjian pemeliharaan harus disepakati antara perusahaan CCTV dan pengguna dengan mencakup hal-hal sebagai berikut:  Kunjungan perawatan sistem CCTV untuk pencegahan masalah yang dilakukan secara teratur sesuai jadwal.  Pemeliharaan korektif untuk memperbaiki bila ada masalah pada sistem.  Perawatan dan pemeliharaan oleh pengguna yaitu tanggung jawab dasar dari pengguna untuk merawat sistem CCTV.

Operasi Sistem CCTV Alur Kerja Operasi CCTV

1. Pemantauan Kebutuhan pemantauan sistem CCTV akan sangat bervariasi tergantung pada banyak faktor seperti kebutuhan untuk melihat gambar langsung dan atau direkam, apakah pemantauan dilakukan secara lokal atau jarak jauh, kompleksitas sistem CCTV dan jenis respon diperlukan, operator. 2. Ruang Kontrol Jika sistem CCTV membutuhkan pemantauan langsung, kontrol kamera, sistem manajemen, atau aktivitas manusia yang intensif lainnya, ruang kontrol akan diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi ini. Ruang kontrol CCTV bisa berupa workstation tunggal, atau ruang pusat operasi yang besar. Pencahayaan dalam ruang kontrol perlu diperhatikan dengan baik. Jika ruangan memiliki jendela, maka cahaya matahari akan mempengaruhi kemampuan operator untuk memonitor sistem. Oleh karena itu perlu dperhatikan tata letak ruang kontrol atau anda bisa menambahkan tirai pada jendela. Untuk penyajian gambar dapat digunakan analog kamera atau digital IP camera.  Operator harus mampu memantau banyak CCTV. Misalnya seorang operator harus dapat memantau 8 kamera dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengannya.  Tampilan kamera yang dipantau harus disajikan pada ukuran yang cukup untuk memungkinkan operator mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan mampu secara otomatis atau manual merubah fokus penayangan. Misalnya jika operator diberikan tugas identifikasi, tetapi ia ternyata hanya diberikan tugas memantau 4 kamera pada sebuah layar kecil resolusi rendah saja maka tugas tersebut tidak akan dijalankan secara optimal.  Operator juga harus berada pada posisi yang ideal dan tidak terlalu jauh dari layar agar mereka dapat melihat informasi di monitor CCTV dengan baik. Jarak ideal untuk pantauan yang lebih baik bagi operator CCTV adalah sekitar 0,5 – 1,5 meter. Mereka juga harus ditempatkan sehingga operator dapat dengan mudah mengubah posisi duduk mereka untuk menghadapi display. Akan lebih baik jika ruang kontrol memiliki 2-4 buah monitor CCTV. Operator dapat melihat gambar CCTV pada layar utama dan menggunakan display yang berdekatan untuk menampilkan fokus pada kamera tertentu atau rincian sistem dan setting. Tergantung pada kebutuhan, akan lebih baik jika anda memiliki beberapa operator untuk membagi beban kerja selama masa sibuk. Misalnya selama acara event tertentu di mana mungkin muncul beberapa insiden yang terjadi secara bersamaan. Bila tampilan CCTV dapat dipasang pada dinding maka pemantauan akan lebih baik karena banyak kamera dapat dipantau secara bersamaan. Sebuah ruang kontrol sebaiknya dirancang dengan spesifikasi berikut:  Terletak dalam bangunan khusus atau berada di ruang dalam bangunan  Selalu tetap terkunci, baik ketika sedang digunakan maupun bila terjadi kondisi darurat  Bila memungkinkan, memiliki fasilitas terpisah untuk penyegaran dan beristirahat  Harus memiliki sarana untuk komunikasi langsung dengan aparat penegak hukum

  

Akses pemantauan CCTV harus dikontrol dengan ketat, termasuk saat pergantian shift operator Semua pengunjung dan kontraktor yang memasuki ruang kontrol harus mengisi data pengunjung Ruang kontrol harus dirancang sesuai dengan standar ergonomis yang baik

3. Pelatihan operator untuk penggunaan yang efektif Operator terlatih akan membantu memberikan kontribusi penggunaan sistem CCTV yang efektif. Kebutuhan operasional akan membantu dalam menentukan siapa yang membutuhkan pelatihan dan hingga tingkat mana. Pelatihan harus didokumentasikan dan dicatat dan dapat diberikan oleh perusahaan CCTV selama acara serah terima. Pelatihan operator CCTV juga bisa diberikan oleh karyawan lama yang berpengalaman saat melatih operator baru atau bila diperlukan pelatihan ulang. Di luar negeri, operator CCTV memiliki persyaratan tertentu dan harus lulus seleksi dan pelatihan personil. Persyaratan ini harus diikuti agar sistem mampu dipantau sesuai dengan standar yang ditetapkan. Di Inggris misalnya, seorang operator CCTV ruang publik harus memiliki lisensi SIA (Security Industry Authority). 4. Prosedur untuk perlindungan data dan otorisasi akses Sistem CCTV yang dioperasikan oleh perusahaan dan organisasi yang secara rutin merekam gambar individu harus mematuhi persyaratan dan prinsip-prinsip dari Undang-Undang Perlindungan yang berlaku di daerah tersebut. Undang-undang setempat tersebut berisi kewajiban untuk organisasi, juga memberikan hak-hak individu, seperti hak untuk mendapatkan akses dan untuk mengklaim kompensasi ketika mereka menderita kerugian. 5. Respon bila terjadi Insiden Lokal prosedur yang disepakati harus merinci tindakan yang akan diambil bila terjadi hal insiden seperti:  Tindakan yang akan diambil  Siapa yang harus merespon  Skala waktu respon  Waktu di mana pengamatan harus dilakukan  Kriteria untuk respon sukses Operator CCTV harus membuat catatan dari semua insiden. Prosedur harus mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab untuk merespon bila terjadi insiden. Tergantung pada jenis insiden itu, maka yang akan bertanggung jawab adalah:  Lembaga penegak hukum  Staf keamanan / security (satpam)  Manager toko  Pemegang Kunci  Dewan Direksi

Skala waktu respon Waktu di mana insiden itu dilaporkan kepada aparat yang berwenang harus didokumentasikan. Kebijakan dan prosedur harus menunjukkan waktu di mana pengamatan dan / atau rekaman diperlukan dan mungkin sebagai berikut:  Segera setelah terjadinya insiden  Sampai terjadi penangkapan pelaku  Selama kejadian, dipicu oleh alarm  Tidak ada insiden terkait, misalnya; kehilangan video, kegagalan detektor dll  Untuk periode tertentu Hasil suksesnya respon bila terjadi insiden Indikator keseluruhan respon yang sukses saat insiden adalah operasi sistem CCTV berhasil memenuhi tujuannya, yaitu:  Mengembalikan ketenangan  Mengendalikan situasi  Pencegahan atau minimalisasi tingkat cedera dan kerusakan  Pengurangan kejahatan dan gangguan, untuk meningkatkan keselamatan dan meyakinkan publik  Identifikasi tersangka  Mengumpulkan informasi yang relevan untuk membantu dalam menangkap pelaku  Penangkapan tersangka dengan bukti  Keselamatan publik melalui evakuasi yang efektif  Arus lalu lintas kembali normal Kualitas rekaman dan waktu penyimpanan Materi direkam harus bisa digunakan sebagai bukti yang diperlukan oleh pengadilan jika ingin diterima sebagai bukti kejahatan. Oleh karena itu penting untuk mempertahankan integritas bukti material rekaman setiap saat. Teknologi modern memungkinkan data direkam dan disimpan pada berbagai media. Langkah-langkah keamanan yang tepat harus diambil untuk mencegah akses tidak sah untuk merubah, membocorkan isi rekaman, merusak, menghancurkan, atau menghilangkan materi rekaman. Data tidak boleh diberikan ke organisasi selain pemilikan sistem CCTV, selain untuk tujuan mengidentifikasi tersangka pelaku atau saksi. Salinan rekaman tidak boleh dilakukan rutin. Bila ada maka orang yang membuatnya harus bertanggung jawab bila salinan tersebut diambil sesuai dengan prosedur. Idealnya setiap salinan harus diberikan nomor unik dan dicatat. Penggunaan media, penyimpanan dan pembuangan Materi rekaman harus disimpan dalam lingkungan yang aman, sehingga integritas media terjaga. Ini termasuk materi rekaman yang telah diminta oleh lembaga penegak hukum atau berisi insiden yang telah diketahui. Akses pada tempat penyimpanan rekaman harus terkendali dan ketat dijalankan. Data yang akan dibuang harus dihancurkan di bawah operasi yang terkontrol. Material Rekaman

Dalam sistem CCTV digital, pencatatan harus menunjukkan umur media pada semua tahap kepemilikan agar ia berguna untuk mengevaluasi skema CCTV. Catatan harus mencakup sebagai berikut:  Nomor unik referensi peralatan  Waktu / tanggal / nama orang yang mengambil peralatan dari penyimpanan untuk digunakan  Waktu / tanggal / nama orang yang mengembalikan peralatan ke penyimpanan setelah digunakan  Kolom keterangan untuk menjelaskan poin tambahan (misalnya menghapus / menghancurkan / diserahkan kepada lembaga penegak hukum / dihapus dari mesin rekaman)  Waktu dan tanggal pengiriman ke lembaga penegak hukum, serta identitas petugas lembaga penegak hukum yang bersangkutan  Dalam hal terjadi penghapusan data sistem non-otomatis, maka perlu dicatat waktu, tanggal serta orang yang bertanggung jawab melakukan penghapusan dan atau perusakan 7. Database Setiap informasi yang digunakan untuk mendukung sistem kamera CCTV maka database yang digunakan untuk keperluan pencocokan harus akurat dan terus up to date. Sumber informasi harus dinilai ketepatan akurasinya sebelum digunakan. Database harus mematuhi semua peraturan yang relevan termasuk kepatuhan dengan Undang-Undang Perlindungan Data. Contoh database terkait adalah pengenalan wajah. 8. Mengekspor rekaman Ketika mengekspor rekaman CCTV maka prosedur berikut harus diikuti:  Operator membuat catatan operator dari peralatan yang akan memungkinkan manajer untuk menngetahui siapa yang mengoperasikan peralatan pada waktu tertentu.  Merekam tanpa gangguan, bila memungkinkan. Setiap adanya gangguan harus dicatat. Ekspor data harus sesuai dengan prosedur Digital Imaging dan persyaratan kepolisian setempat mengenai operasi sistem CCTV. 9. Review kebutuhan operasional Pemilik sistem harus melakukan review secara berkala yang tidak melebihi 12 bulan untuk:  Memastikan setiap perubahan persyaratan operasional dari sistem pengawasan CCTV diidentifikasi.  Mengidentifikasi perbaikan sistem yang dapat meningkatkan kemampuan sistem untuk memenuhi kebutuhan operasional. Disarankan bahwa perusahaan memberikan masukan desain dan atau pemeliharaan sistem yang terkait dalam review dan etiap perubahan diidentifikasi dicatat bersamaan dengan rincian pekerjaan yang akan dilakukan. Contoh hal yang harus dipertimbangkan selama review meliputi:  Perubahan untuk menggunakan properti

     

Perubahan di lingkungan sekitar (misalnya sinar matahari yang mempengaruhi, bayangan, kemungkinan pejalan kaki atau gerakan kendaraan) Pertumbuhan vegetasi (tanaman yang menghalangi pandangan, bayangan, hewan, tanaman yang dapat menjadi tempat bersembunyi bagi penyusup, dll) Perubahan ancaman Perubahan dalam kemampuan pemantauan (misalnya staf operator) Peningkatan teknologi detektor, kamera dan perekaman Perubahan dalam undang-undang (misalnya undang-undang Perlindungan Kebebasan, Undang-Undang Hak Asasi Manusia, dll).

Tinjauan dari kebutuhan operasi sistem CCTV mungkin didasarkan pada upaya untuk mengukur efektivitas sistem. Perawatan harus diambil ketika meninjau sistem kebutuhan operasional. Misalnya selama 1 tahun setelah sistem pengawasan CCTV dipasang ada penjahat tertangkap. Namun pada tahun 3 tidak ada penjahat yang tertangkap. Ini tidak berarti bahwa kamera CCTV tidak lagi efektif karena mungkin kejahatan berkurang karena efektivitas kamera yang ada.

Related Documents