BAB I DEFINISI 1.
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. 2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3. 3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya. 4. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya. 5. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3 6. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3 7. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit. 8. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak 9. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran. 10. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
1
BAB II RUANG LINGKUP 1.
2.
Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan limbahnya bagi pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Pademangan. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya d a n b e r a c u n peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan dengan menggunakan bahan kimia 1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan tentang : 1 Identifikasi B3 2 Pengadaan B3 3 Penyimpanan B3 4 Penanganan tumpahan B3 5 Penanganan terpapar B3 pada kulit 6 Penanganan terpapar B3 pada mata 7 Pemasangan simbol dan label B3 8 Pembuangan limbah B3 2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Ruangan-ruangan antara lain : 1. Unit Farmasi 2. Ruang Rawat Inap 2. Instalasi Rawat Darurat 3. Ruang/Poli Rawat Jalan 4. Radiologi 5. Unit Kesling 6. IPSRS 7. Gudang
2
BAB III TATA LAKSANA Tata laksana kelola B3 adalah meliputi fungsi – fungsi sebagai berikut:
system manajemen pengelolaan B3 kegiatan
A. Identifikasi B3 1. Tata laksana mengidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.74 / Tahun 2001, sebagai berikut: a. Mudah meledak (explosive); b. Pengoksidasi (oxidizing); c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable); d. Sangat mudah menyala (highly flammable); e. Mudah menyala (flammable); f. Amat sangat beracun (extremely toxic); g. Sangat beracun (highly toxic); h. Beracun (moderately toxic); i. Berbahaya (harmful); j. Korosif (corrosive); k. Bersifat iritasi (irritant); l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment); m. Karsinogenik (carcinogenic); n. Teratogenik (teratogenic); o. Mutagenik (mutagenic). 2. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam lampiran PP. No. 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi : a. mudah meledak; b. mudah terbakar; c. bersifat reaktif; d. beracun; e. menyebabkan infeksi; dan f. bersifat korosif. B. Pengadaan B3 Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb : 1. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya
3
2. 3.
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa, yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APB Barang termasuk didalamnya adalah Perbekalan Farmasi) Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari penyedia barang Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang/Jasa Rumah Sakit Umum Daerah Pademangan
C. Penyimpanan dan Penyaluran B3 1. Panduan Umum Tempat Penyimpanan Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi penyimpanan bahan berbahaya dan beracun a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang b. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter; c. Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus: 1) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya; 2) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m; 3) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m; 4) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m. d. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan. e. Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb : 1) Keamanan Fasilitas 2) Pencegahan Terhadap Kebakaran 3) Pencegahan tumpahan 4) Penanggulangan Keadaan Darurat 5) Pengujian peralatan; dan 6) Pelatihan karyawan. 2. Penyimpanan Umum B3 a. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam & lingkungan : 1) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik 2) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman 3) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll) b. Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb : 1) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas 2) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak roboh dan rapi 3) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
4
4) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan yg aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka dll) c. Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan Keselamatan) d. Sarana K3 disiapkan dan digunakan e. Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD f. Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd atasan. g. Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi, safety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama. 3. Penyimpanan B3 golongan gas Medis Memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pewadahan dan penandaan Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya b. Kondisi ruangan 1) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir 2) Pengaturan suhu/panas/ cahaya a) Suhu sejuk dan kering b) Hindari cahaya langsung matahari c) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas d) Hindarkan kenaikan suhu 3) Pengaturan udara Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan tetap optimal c. Tata penyimpanan 1) Wadah disimpan pada posisi tegak 2) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah 3) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya 4) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi 5) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya d. Kesiapan penanggulangan 1) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas Medik 2) Tersedia alat pemadam kebakaran 3) Tersedia P3K dan antidotum 4) Tersedia alat komunikasi e. Lokasi 1) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa tiupan angin kuat 2) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat f. Penanganan tekhnis pada bongkar muat Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya g. Penanggulangan kasus bahan berbahaya h. Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban langsung dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
5
4. Penyimpanan B3 Explosif a. Pewadahan dan penandaan Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti sesuai dengan macam dan tingkat bahaya b. Kondisi ruangan 1) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan ledakan, tahan api, tahan gempa 2) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu 3) Kedap air 4) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci 5) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal petir 6) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan pemberitahuan dilarang merokok 5. Penyimpanan B3 Gas Mampat a. Pewadahan dan penandaan Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar & akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya b. Kondisi ruangan 1) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir a) Pengaturan suhu / panas / cahaya suhu sejuk dan kering hindari cahaya langsung matahari hindarkan instalasi litrik, sumber panas Hindarkan kenaikan suhu b) Pengaturan udara Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan tetap optimal 6. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala a. Pewadahan dan penandaan 1) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap saluran dari luar 2) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas isinya 3) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel b. Kondisi ruangan 1) Bahan & konstruksi bangunan : 2) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi) 3) Mempunyai ventilasi secukupnya 4) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala c. Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya 1) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik 2) Mencegah terjadinya gangguan mekanik 3) Mencegah kotak langsung dengan B3 4) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan 7. Penyimpanan B3 Beracun a. Pewadahan dan penandaan Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya 6
b.
Kondisi ruangan 1) Bahan dan konstruksi bangunan 2) Tahan terhadapB3 yang disimpan 3) Kedap air 4) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar 5) Tertutup rapat dan dapat dikunci
D. Penggunaan B3 1. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam penggunaan B3 harus memperhatikan sbb : a. Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahayanya, Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup b. Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang c. Peralatan kerja harus layak pakai d. Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif e. Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll) 2. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP 3. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal yang tidak aman 4. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3 hingga aman. 5. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut E. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3 1. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah : a. Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah , sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan mengetahui teknik aman penanganannya. b. Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu). c. Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman dilakukan. d. Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS) e. Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi. f. Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat asam dan g. Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa. h. Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur i. Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya. j. Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety Data Sheet” (MSDS). 2. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3 a. Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk penanganan lebih lanjut b. Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
7
c. d.
Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia. Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung) 3. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit a. Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja, Bila Terkena Kulit dan Rambut b. Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang terkontaminasi c. Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat petunjuk gambar d. Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada e. Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi diri dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya) f. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh g. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit melalui Poli Pegawai 4. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata a. Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja, bila Terkena Mata : 1) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang terkontaminasi 2) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15–20 menit 3) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai mata sebelahnya 4) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di sekitar kulit, alis dan kelopak mata 5) Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya 6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai dan Instalasi Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit melalui Poli Pegawai F. Pemasangan simbol B3 1. Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya. 2. Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi simbol B3. 3. Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal berwarna merah. Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan 4. Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan, yaitu: a. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive)
8
Simbol ini menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC, 760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
b.
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing)
c.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan udara pada temperature ambien 2) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api 3) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal
9
d.
e.
4) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab 5) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 00C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 350C 6) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 00C – 210C 7) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 600C (1400F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode ”ClosedUp Test” 8) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (250C dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uaair atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 400C 9) Aerosol yang mudah menyala 10) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau 11) Peroksida organik Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau 2) Sifat bahaya toksisitas akut. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful) Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalu inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu
10
f.
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant) Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan; 2) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau pusing; 3) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau 4) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata
g.
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive) Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit; 2) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55oC; dan/atau 3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
11
h.
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment) Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls)
i.
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic)
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut: 1) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker; 2) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio; 3) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genética; 4) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik; 5) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau 6) gangguan saluran pernafasan.
12
j.
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas) Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran
G. Pembuangan limbah B3 Limbah B3 dikirim ke pihak ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari KLH. Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu dimasukkan kedalam drum kemudian dilakukan solidifikasi dimana dilakukan pengecoran dengan spesi semen dan pasir. Panduan tentang pembuangan limbah B3 : 1. Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil proses yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau tempat sampah khusus B3 2. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang. Untuk zat2 logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan aman tidak lebih ambang 3. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan 4. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar 5. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai. Hatihati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb
BAB IV DOKUMENTASI Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3, penyimpanan, penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3.. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa
13
Rumah Sakit Umum Daerah Pademangan melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dengan baik. Dokumentasi yang disiapkan antara lain: 1. SPO Pengelolaan B3 2. Kartu Stok 3. Simbol B3 4. Label B3
14