PANCASILA SEBAGAI SUMBER FILSAFAT NEGARA
A. Pengertian filsafat. Pancasila merupakan falsafah bangsa Indonesia, yang dimiliki bangsa Indonesia. Tetapi sebelum dipahami lebih lanjut pengertian filsafat maka dipandang penting untuk terlebih dahulu memahami istilah dan pengertian pancasila sebagai suatu sistem. Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu “philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau “kebijkasanaan”. Jadi istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan. Filsafat pertama kali lahir dari Negara Yunani dengan tokoh utama seorang filsafat Yunani bernama Thales. Seseorang yang berfilsafat dapat di ilustrasikan sebagai orang yang ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemesta alam, jadi manusia dalam kehidupan pasti memilih apa pandangan dalam hidup yang dianggap paling benar, paling baik dan membawa kesejahteraan dalam kehidupannya. Dalam arti praktis filsafat mengandung makna alam berfikir, sedangkan berfilsafat adalah berfikir secara mendalam atau radikal, sebagai pengetahuan yang bersifat dinamis dan pendidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asa-asas, hukum dan sebagainya dari segala sesuatu yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu.
B. Pancasila Sebagai Suatu Sistem. Pancasila terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Sistem adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Suatu kesatuan bagian-bagian Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi-fungsi sendiri Saling berhubungan, saling ketergantangan Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
Pancasila
1
5. Terjadi dalam lingkungan yang kompleks Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila,, setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri untuk tujuan tertentu,yaitu suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Isi sila-sila pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat Negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan asas peradaban. Setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan pancasila. Maka dasar filsafat Negara Indonesia, pancasila merupakan suatu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal (majemuk yang artinya jamak) (tunggal artinya satu ). Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila yang lainnya. Pancasila sebagai suatu system juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia , dengan masyarakat bangsa yang nilainilainya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan suatu system dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana system filsafat lainnya antara lain, matrealisme, idealisme, rasionalisme, iberealisme, sosialisme dan sebagainya. Kenyataan pancasila yang demikian itu yang disebut kenyataan objektif. Kenyataan objektif yang ada dan terletak pada pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas dan berbeda dengan system-sistem filsafat yang lainnya, misalnya liberalisme, matrealisme, komunisme, dan aliran filsafat yang lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khas secara objektif (Notonagoro, 1975:14). Sebagai analogi, misalnya kita mengamati jenis-jenis logam tertentu emas, perak, tembaga dan lain sebgainya. Kesemua logam tersebut memliki cirri khas dan karakter tersendiri, antara lain meliputi berat jenis, warna, sifat molekulnya dan sebagainya yang kesemuanya itu merupakan suatu sifat objektif yang dimilki oleh logam-logam tertentu sehingga disebut emas, perak, maupun tembaga. Jadi cirri khas yang dimiliki oleh sesuatu itu akan menunjukkan jati diri, atau sifat yang khas dan khusus yang tidak dimiliki oleh sesuatu yang lainnya. Oleh karena itu pancasila sebagai suatu system filsafat akan member cirri-ciri yang khas, khusus, yang tidak terdapat pada system filsafat lainnya. C. Sistematika Filsafat.
Pancasila
2
Secara filosofis pancasila sebagai suatu kesatuan system filsafat memiliki beberapadasar yang merupakan 3 hal utama yaitu dasar ontologis, dasar epistomologis, dan dasar aksiologis, yang akan membedakan dengan system filsafat yang lainnya. 1. Dasar Ontologi. Bidang ontologis adalah bidang filsafat yang menyelidiki hakikat dasar dari realita yang ada. Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pendukung pokok sila-sila pancasila adalah manusia. Demikian juga jika kita pahami dari segi filsafat negara bahwa pancasila adalah dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jika dalam filsafat pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-sila pancasila manusia.
Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga, jiwa jasmani, dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia sebagai mahkluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai mahkluk Tuhan inilah maka secara hierarkhis sial pertama Ketuhanan yang Maha Esa, yang mendasari dan menjiwai keempat silasila pancasila yang lainnya. Hubungan keseuaian antara Negara dengan landasan sila-sila pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat yaitu Negara sebagai pendukung hubungan dan Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan. Landasan sila-sila pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil sebagi sebab, adapun Negara adalah sebagai akibat. 2. Dasar Epistemologi. Bidang epistemologis adalah suatu bidang filsafat yang membahas sumber, batas, proses, hakikat, dan validasi pengetahuan. Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas, alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidupserta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila seperti yang
Pancasila
3
demikian ini telah menjadi suatu system cita-cita atau keyakinan yang menyangkut praksis, karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam bidang kehidupan. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideologi (Abdulgani, 1998). Sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki tiga unsure pokok agar dapat menarik loyalitas dari pendukungya yaitu : Logos yaitu rasionalitas atau penalarannya, pathos, yaitu penghayatannya, dan ethos yaitu kesusilaannya ( Wibisono, 1996:3). Sebagai suatu system filsafat serta ideologi maka pancasila harus memiliki unsur rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan. Dasar epistemologi pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologinya. Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat pancasila. Oleh karena itu dasar epistemologis pancasila tidak dapa dipisahkan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Kalau manusia merupakan basis ontologis dari pancasila , maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemology, yaitu bangunan epistemologi yang ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia. 3. Dasar Aksiologi. Bidang Aksiologi adalah suatu bidang filsafat yang menyelidiki nilai, terutama nilai-nilai normatif.Nilai itu dalam kenyataannya ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah bilamana dibandingkan satu dengan yang lainnya. Sejalan dengan pandangan tersebut, nilai di samping bertingkat juga berdasarkan jenisnya ada yang bersifat material dan nonmaterial. Dalam hubungan ini manusia memiliki orientasi nilai yang berbeda tergantung pada pandangan hidup dan filsafat hidup masing-masing. Ada sekelompok orang mendasarkan kepada orientasi nilai material namun ada juga yang berorientasi dengan nilai nonmaterial . Bahkan sesuatu yang nonmaterial itu mengandung nilai yang bersifat mutlak bagi manusia. Nilai-nilai material lebihmudah diukur yaitu dengan mnggunakan indara maupun alat pengukur lainnya seperti berat, panjang, lebar, luas dan sebagainya. Sedangkan dalam menilai hal-hal yang bersifat rohaniah yang menjadi alat ukur adalah hati nurni manusia yang dibantu oleh indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan manusia.
Pancasila
4
Dan nilai-nilai pancasila termasuk kedalam nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan demikian nilai-niali pancasila yang tergolong kedalam nilai kerohanian itu juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan atu estetis, nilai kebaikan atau nilai moral maupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik, hierarkhis, dimana sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa sebagai basisnya dan sampai dengan sila Keadilan sosial sebagai tujuannya. D. Cabang-Cabang Filsafat. Yang dimaksud dengan cabang adalah bagian yang termasuk dalam ilmu filsafat dan memiliki konsep dasar filsafat tersendiri, yaitu :
Metafisika cabang filsafat yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi dibalik
fisik. Epistemologi cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalahan hakikat ilmu
pengetahuan. Metedologi cabang filsafat yang membahas persoalan hakikat metode atau metologi ilmu
pengetahuan. Logika cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan cara berfikir. Estetika cabang filsafat yang berkaitan dengan permasalahan pemecahan konsep-konsep
yang mengandung nilai kejndahan dalam hal-hal yang bersifat estetik. Etika cabang filsafat yang berkaitan dengan moralitas tingkah laku manusia.
Kegunaan teoritik bahwa dengan mempelajari filsafat kita akan menambah pengetahuan dan mampu mempelajari segala sesuatu dengan cara yang baik, mendalam dan lebih luas.
E. Falsafah Hidup Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia dari jaman kemerdekaan sudah mempunyai pandangan dan tujuan hidup sendiri. Suatu tujuan hidup yang sudah dirumuskan pada satu landasan dasar yaitu Pancasila. Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Pancasila
5
Pada saat sebelum pancasila menjadi dasar falsafah hidup bangsa yaitu sebelum 18 Agustus 1945, pancasila menjadi nilai luhur budaya Indonesia. Sesudah tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila sah menjadi landasan dan dasar Negara Republik Indonesia, sah secara yuridis konstitusional . Disinilah pancasila menjadi stat fundamental yang setiap orang atau warga negara memiliki nialai pribadi yang dilandasi oleh norma atau hukum tertulis dan tidak tertulis. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bangsa Indonesia . Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, filsafat pancasila dapat diartikan sebagai kemampuan rohani bangsa Indonesia melakukan pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kebenaran pancasila sebagai landasan falsafah kehidupan bangsa Indonesia sehingga hasilnya adalah memperoleh suatu kebenaran yang sesungguhnya dan hakiki dari arti nilai-nilai pancasila. Bagi bangsa Indonesia filsafat pancasila sangat berguna bagi manusia sebagai perseorangan juga sebagai warga suatu masyarakat bangsa dalam mendukung cita-cita ataupun tujuan nasional, karena filsafat pancasila adalah landasan dasarnya , juga landasan dasar berfikir segenap bangsa dan negara Indonesia. Disamping itu secara khusus bangsa Indonesia berani mempertahankan eksistensi pancasila bagi nusa dan bangsa serta akan menjaga kelestarian kelangsungan hidup bangsa Indonesia dalam membela kebenaran dan kepentingan demokrasi bagi kehidupan bersama yang dilandasi oleh nilai persatuan dan kesatuan.
F. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Moral Dan Etika. Moral dan etika sangat berkaitan dengan nilai tatan ataupun nilai norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang menjadi ukuran menilai manusia untuk berbuat dan bertingkah laku. Kemudian menurut Prof. Dr. Drs. Notonagoro, sh, falasafah dasar negara sebagai sumber nilai di bagi menjadi tiga bagian yaitu nilai material, nilai vital dan nilai kerohanian. Nilai moral dan etika dalam arti system pancasila adalah nilai-nilai yang bersumber kepada kehendak atau kemauan manusia untuk berbuat sesuatu tetapi berlandaskan kepada unsure kemauan yang baik
Pancasila
6
dan positif, disamping adanya unsur pembenar perbuatan yang bersumber kepada akal manusia. Selain itu dalam perbedaan dengan nilai-nilai yang lain, moaral dan etika masih berkaitan dengan perasaan estetika, perasaan diri dan sosial, serta perasaan religius dari budaya manusia yang memiliki tingkah maju dan tinggi. Berikut m,acam-macam teori nilai menurut Notonagoro :
Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia
ataupun kebutuhan ragawi manusia. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas. Nilai kerohaniahan, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kebeutuhan rohani manusia.
Adapun nilai kerohaniahan meliputi : Nilai kebenaran yang bersumber pada akal manusia (rasio, budi, cipta). Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan manusia. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak manusia (karsa). Nilai religius (agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan seisinya selallu memberikan petunjuk dalam membantu mengatasi hal yang baik dan yang buruk didalam kehidupan, termasuk mendapatkan estetis kehidupan manusia yang selalu dalam bimbingannya. Tak ada suatu tindakan yang dilakukan manusia tanpa pertolongan tuhan.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA A. Dasar Filosofis. Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat , hirarkhis dan sistematis . Dalam pengertian inilah maka sila-sila pancasila merupakan suatu system filsafat , maka kelima sila buka terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri-sendiri, melainkan memiliki esensi makna yang utuh.
Pancasila
7
Pancasila merupakan suatu sosio budaya bangsa, memberikan dasar kehidupan bangsa dalam peran sebagai negara ,maupun penyelenggara pemerintah negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, segenap tindakan dan langkah-langkah yang diambil, termasuk keputusan kenegaraan yang penting harus selallu memedomani serta mempertimbangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dasar-dasar pemikiran filosofis dari sila-sila pancasila sebagai filsafat bangsa mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarka nilai-nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Seperti dalam pembuatan hukum-hukum negara dan sebagainya. Adapun negara yang didirikan oleh manusia berdasarkan pada kodrat bahwa manusia sebagai warga dari negara menjadi persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama). Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai mahkluk Tuhan yang Maha Esa, pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang berbudaya atau mahkluk yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk terwujudnya suatu negara sebagai organisasi hidup manusia maka harus memebentuk persatuan ikatan hidup bersama sebagai suatu bangsa (hakikat sila ketiga). Terwujudnya persatuan dalam suatu negara akan melahirkan rakyat sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatu wilayah negara tertentu, sehingga dalam hidup kenegaraan itu haruslah mendasarkan pada nilai bahwa rakyat asal mula kekuasaan negara. Suatu keharusan bahwa negara harus bersifat dekmokratis haka serta kekuasaan rakyat harus dijamin baik sebagai individu maupun secara bersama (hakikat sila keempat). Untuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama dari seluruh warga negaranya maka dalam hidup kenegaraan harus mewujudkan jaminan perlindungan kepada seluruh warganya sehingga untuk mewujudkan seluruh warganya harus dijamin berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama, kehidupan sosial (hakikat sila kelima). Nilai-nilai inilah yang merupakan suatu nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan yang dimiliki bangsa Indonesia dengan pancasila sebagai landasannya. Dalam kehidupannya sebagai sumber segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia, pancasila meupakan hukum dasar nasional menurut pasal 1 ayat (3) ketetapan MPR RI No.
Pancasila
8
lll/MPR/2000, menjadi landasan dan pedoman bagi segenap peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara menjadi dasar, pedoman, maupun landasan bernegara repupblik Indonesia aka memudahkan dalam memberikan jaminan atas setabilitas dan kelestarian jalannya pemerintah negara republik Indonesia, serta memberikan jaminan akan kesetabilan dan tatanan hukum sehingga dapat mengawasi dan mendeteksi terhadap kemungkinan terjadinya peyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pembangunan nasional, termasuk programprogram yang telah digariskan dalam pencapaian sasaran. Kesemua hal tersebut akan dapat mendukung pengembalian kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap terlaksananya pemerintahan yang baik dan setabil serta tegaknya tatanan hukum dalam negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara dapat memberikan motivasi atas keberhasilan serta tercapainya suatu cita-cita atau tujuan nasional yang merupakan cita-cita proklamasi kemerdekaan republic Indonesia yaitu suatu masyarakat yang adil dan makmur, hidup berdampingan dengan negara-negara didunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
B. Nilai-Nilai pancasila Sebagai Dasar Negara. Nilai – nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah laku dan pengambilan keputusan para penyelenggara negara dan pelaksana pemerintah harus selalu berpedoman pada Pancasila . Pancasila sebagai sumber nilai menunjukan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai- nilai kemanusian yang luhur, hal ini menandakan bahwa dengan Pancasila bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, penindasan, dan kekerasan antara satu sama lain. Nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan bebangsa bagi seluruh rakyat Indonesia , Pancasila juga sebagai paradigma pembangunan, maksudnya sebagai kerangka pikir, sumber nilai, orentiasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu. Pancasila sebagai paradigma
Pancasila
9
pembangunan mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber nilai, sebagai dasar, arah dan Pancasila sebagai sumber nilai, sebagai dari proses pembangunan. Pancasila mengarahkan pembangunan agar selalu dilaksanakan demi kesejahteraan umat manusia dengan rasa nasionalisme. Pembangunan disegala bidang selalu mendasar pada nilai – nilai pancasila. Di bidang Politik misalnya, Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan politik, dan dalam prakteknya menghindarkan praktek – praktek yang bermoral dan tak bermartabat sebagai bangsa yang memiliki cita- cita moral dan budi pekerti yang luhur. Nilai Pancasila menjadi landasan dalam pembentukan hukum yang aspiratif. Pancasila menjadi sumber nilai dan sumber norma bagi pembangunan hukum .Dalam pembaharuan hukum yang berkedudukan sebagai peraturan yang paling mendasar di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila menjadi sumber dari tata tertib di Indonesia. Pancasila menentukan isi dan bentuk peraturan perundangan di Indonesia. Pancasila sebagai sumber hukum dasar nasional. Sebagai sumber hukum dasar , Pancasila juga mewarnai penegakan hukum di Indonesia. Di bidang Sosial Budaya, Pancasila merupakan sumber normatif dalam pengembangan aspek sosial budaya yang mendasar pada nilai – nilai kemanusian, nilai Ketuhanan dan nilai keberadaban. Pembangunan di bidang sosial budaya senantiasa mendasar pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Pembangunan bidang sosial budaya menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab. Pembangunan bidang sosial budaya menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab, dan tidak manusiawi, sehingga dalam proses pambangunan haruslah selalu mengangkat nilai- nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri sebagai nilai dasar yaitu nilai Pancasila. Dalam pembangunan sosial budaya perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya malu, dan budaya keteladanan. Di bidang ekonomi , Pancasila juga menjadi landasan nilai dalam pelaksanaan perkembangan ekonomi . Pembangunan Ekonomi yang berdasarkan atas nilai-nilai Pancasila selalu mendasar pada nilai kemanusiaan artinya pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan umat manusia, pembangunan ekonomi semata melainkan demi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa.
Pancasila
10
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
A. Pengertian Ideologi. Ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ideologi terbagi dua yaitu ideologi secara fungsional dan ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional adalah seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional terbagi menjadi dua yaitu ideologi yang doktoriner dan ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktoriner bagaimana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan pelaksananya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintahan. Contohnya adalah komunisme. Sedangkan ideologi pragmatis apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci. Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama, dan sistem politik. Kesimpulan ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang memiliki ciri:
Mempunyai derajat yang tinggi Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara.
Pancasila
11
B. Pentingya Ideologi Bagi Suatu Negara. Ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan. Fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama juga berfungsi mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.
C. Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu adalah: 1. 2. 3. 4.
Ketuhanan yang Maha Kemanusiaan yang adil dan berada Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore. Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Mentri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa
Pancasila
12
Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer di Jawa dan Madura) No. 23. Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia. Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. BPUPKI mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945. Sidang Kedua pada tanggal 10 – 16 Juli 1945. Pada tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengusulkan 5 Dasar Negara secara lisan : 1. 2. 3. 4. 5.
Peri Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri Ketuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan Rakyat
Usulan Muhammad Yamin secara tertulis : 1. 2. 3. 4.
Ketuhanan Yang Maha Esa Persatuan Indonesia Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
Perwakilan 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengusulkan 5 dasar negara : 1. 2. 3. 4. 5.
Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia) Internasionalisme (Perikemanusiaan) Mufakat atau Demokrasi Kesejahteraan Sosial Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini diberi nama Pancasila oleh Ir.Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh sebab itu, setiap tanggal 1 Juni 1945 diperingati hari lahirnya Pancasila.
Pancasila
13
Selesai sidang pertama, para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Adapun anggota panitia kecil adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ir.Soekarno Ki Bagus Hadikusumo K.H. Wachid Hasyim Mr.Muh. Yamin M.Sutardjo Kartohadikusumo Mr.A.A Maramis R.Otto Iskandar Dinata Drs.Muh.Hatta
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil dari rapat tersebut adalah dibentuknya panitia sembilan. Anggotanya adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Ir. Soekarno Drs. Muh. Hatta Mr. A.A Maramis K.H. Wachid Hasyim Abdul Kahar Muzakkir Abikusno Tjokrosujoso H. Agus Salim Mr. Ahmad Subardjo Mr. Muh. Yamin
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar yang lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”. Sidang BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 – 16 Juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan Undang-Undang Dasar (UUD). Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah PPKI. Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sejak saat itu, Indonesia kosong dari kekuasaan. Waktu tersebut dimaanfatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus 1945, diumumkan bahwa Indonesia merdeka. Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang dengan acara :
Pancasila
14
Mengesahkan Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaan). Memilih Presiden dan Wakil Presiden.
D. Nilai – nilai Pancasila sebagai Ideologi. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerayakyatan dan Keadilan. Nilai ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan , kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang didalamnya terkandung nilai lainnya secara lengkap dan harmonis , baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran(kenyataan) , nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif Nilai – nilai Pancasila bersifat objektif maksudnya :
Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang mendasar
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia itu sendiri. Hal itu dapat dijelaskan karena
Nilai –nilai Pancasila itu timbul dari bangsa Indonesia. Nilai- nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung nilai- nilai kerohanian.
Nilai – nilai Pancasila didalamnya merupakan nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia . Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan Undang – Undang dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah , penyelenggara negara termasuk pengurus partai dan golongan fungsional untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang luhur. E. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional.
Pancasila
15
Ideologi yang sama dalam perjalanan hidup yang cukup panjang, bisa berubah tipe. Ideologi komunis yang pernah bersifat revolusioner sebelum berkuasa, menjadi sangat konservatif setelah para pendukungnya berkuasa. Ideologi Nasional Bangsa Indonesia tecermin dan terkandung dalam pembukaan UUD 1945 adalah ideologi perjuangan yaitu sarat dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan. F. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka. Pancasila merupakan idologi yang terbuka, bukan ideologi tertutup. Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka karena :
Nilai-nilai bersumber dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai dari pancasilatidak bersifat operasional dan langsung diterapkan dalam kehidupan.
Menurut Dr. Alfian, seorang ahli politik Indonesia pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka yang sifatnya luwes dan tahan terhadap perubahan zaman didalamnya memenuhi tiga dimensi ideologi, yaitu : 1. Dimensi Realitas. Nilai-nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup didalam masyarakat Indonesia. Kelima nilai dasar pancasila itu kita temukan dalam suasana atau pengalaman kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekeluargaan, gotong royong atau kebersamaan. 2. Dimensi Idealis. Suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila merupakan nilai-nilai yang di cita-citakan dan ingin diwujudkan.
Pancasila
16
3. Dimensi Normalitas. Artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atau aturanyang harus dipatuhi dan ditaati yang sifatnya positif. 4. Dimensi Fleksibelitas. Nilai dasar pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan perubahan.
Terimakasih.
Pancasila
17