Pak Maci

  • Uploaded by: Abdul majid sinaga
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pak Maci as PDF for free.

More details

  • Words: 2,456
  • Pages: 18
Pehitungan link budget komnikasi satelit “carrier”2mbps antara stasiun bui di Jakarta dan surabaya Disusun Oleh NIM

:Dodik irwanto :

Diringkas Oleh NIM

: Abdul majid : 0709310042

AKADEMI TELEKOMUNIKASI INDONESIA GEMILANG JURUSAN TEKNIK KOMUNIKASI JAKARTA 2009

ABSTRAK

Pemberlakuan UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi terhitung sejak September 2002 menandai dibukanya era baru sector telekomunikasi di tanah air. Hak monopoli yang sebelumnya dinikmati perusahaan tertentu segera berakhir karena diberlakukannya UU No. 36 Tahun 1999 yang anti monopoli dan mengubah tatanan industry telekomunikasi nasional. Untuk segera masuk ke era kompetisi dan non-monopoli, pemerintah meluncurkan blue print atau cetak biru industry telekomunikasi Indonesia. Diantara isi blue print itu, pemerintah berinisiatif memulai era kompetisi dengan duopoly yaitu antara dua perusahaan terbesar di sector telekomunikasi, Telkom dan Indosat. Dengan dihapusnya monopoli, pemerintah dan dua perusahaan tersebut sepakat mengadakan terminasi dini terhadap hak eksklusivitas yang semula manjadi milik masing-masing operator dalam rangka restrukturisasi. Dengan diberikan ijin oleh pemerintah kepada Indosat sebagai penyelenggara telepon tetap dan sambungan langsung jarak jauh ( SLJJ ), maka pada system duopoly ini pemerintah menetapkan kode akses baru untuk Telkom dan Indosat berdasaran SK Menhub No. 4 Tahun 2004, 13 Mei 2004. Pemerintah menetapkan perubahan nomor akses panggilan SLJJ yang efektif berlaku mulai 1 April 2005, maka untuk Telkom kode akses “017” dan untuk indosat “011”.

DATAR ISI Bb I Pendahuluan………………………………………………………………………… …………… 1.1Latar belakang…………………………………………………………… …………... 1.2maksud & Tujuan………………………………………………………… …………. 1.3Pokok permasalahan…………………………………………………… …………. 1.4Batasan masalah………………………………………………………… ………….. 1.5Landasan Teori…………………………………………………………… …………. 1.6Sistematika penulisan………………………………………………… …………... Bab II Pengenalan komunikasi satelit……………………………………… …………... 2.1 Defenisi komunikasi Satelit…………………………………………… ………… 2.1.1 Arsitektur komunikasi satelit……………………………………… ………… 2.1.1.2 Istilah dalam komunikasi satelit……………………………… …………..

2.2 Jaringan SPCS (Single carrier per channel)……………………… ……….. 2.3 Pembahasan Perhitungan l;ink budget…………………………… ………… 2.4beberapa maca redaman yang mempengaruhi komunikasi… ……… 2.4.1 Redaman ruang bebas……………………………………………… ……………. 2.4.2 Redaman Hujan…………………………………………………… …..................... 2.5 Perhitungan link power satellite…………………………………… …………… 2.5.1 Perhitungan secara umum………………………………………… …………… 2.5.2 Perhitungan up Link………………………………………………… …………….. 2.5.3 Perhitungan Down Link……………………………………………… ………….. 2.5.4 Perhitungan C/N Total……………………………………………… …………… Bab III Perhitugan Link Power & parameter-parameter yang Berpengaruh……………………………………………………………………… ………………… 3.1 Data teknik Satelit Telkom 2………………………………………… …………… 3.2 Data tentang Stasiun Bumi Jakarta & Surabaya………………… ………… 3.3 Data tentang sinyal Carrier…………………………………………… …………....

Bab IV Analisa perhitungan Link Budget & Link margin Antara keadaan Clear Sky, Up Fade,Up Fade & Down FRade……………… ………… 4.1 Analisa perhitungan…………………………………………………… ……………… 4.2 Link Margin……………………………………………………………… ……………....... Bab V Kesimpulan dan saran…………………………………………………… ……………… 5.1 Kesimpulan……………………………………………………………… …………………

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Stelit TELKOM-2 adalah setelit milik TELKOM yang diluncurkan pada tanggal 16 November 2005 di kaurou,Guyana,Prancis.Satelit TELKOM-2 diluncurkan untuk mengganti Satelit Palapa B4 yang sudah habis masa pakainya pada Maret 2005 Satelit Telkom 2 memiliki 24 transponder, 14 transponder akan dipakai oleh pihak Telkom sendiri dan sisanya akan disewakan kepada pihak lain. Satelit Telkom 2 terletak di orbit Geostationer dan pada 118 drajat BT. Satelit Telkom 2 adalah satelit ke-7 milik Telkom yang dikendalikan oleh PT Telkom melalui master kontroinya atau pusat pengendaliannya yang berada di cibinong. Satelit Telkom 2 menggunakan standart C –Band yang merupakan prekuensio yang cocok untuk daerah tropis karena prekuensini lebih tahan terhadap redaman yang diakibatkan oleh hujan.

maksud dan tujuan

Maksud dantuuan proyek akhir ini adalah membahas tentang pnghitungan Link budget antara stasiun Bumi diJakarta dan Surabaya sehingga diketahui daya yang di perlukan untuk mengirim informasi baik berupa Voice,Data ataupun gambar agar dipenerima informasi yang di kirimkanbaikdan lengkap.

Pokok permasalahan Masalah pokok yang dibahas dalam proyek akhir ini adalah perhitungan Link budget antara stasiun Bumi yamg berada di Jakarta dan Surabaya.Perhitungan SSPA akan dilakukan saat stsiun pemancar berada di Jakarta dan penerima di Surabaya demikian sebaliknya. Batasan masalah

Dalam proyak akhir ini penulis hanya membatasi perhitungan Budget antara daerah Jakarta dan Surabaya.Akan dibahas juga tentang parameter tentang perhitungan Link power Budget yang meliputi perhitungan sudut elevasi stasiun Bumi,sudut Azimuth stasiun Bumi,dan jarak antara stasiun bumi dan satelit juga perbandingan carrier to noice,carrier to intermodulasi,perbandingan Eb/No dan lainnya.

1.5 Landasan teori Landasan teorinya adalah pengetahuan tentang komunikasi setelit,pada penyusunan proyak akhir ini perhitungan di sentralkan pada stasiun Bumi.Dalam perhitungan Ling Budget ini diperlukan data-data yang gain antenna Stasiun Bumi dan Satelit,EIRP,C/N untuk space segmen,dan parameter carriernya.Sbagian data-data ini didapatkan dari studi literature di stasiun pengendali pusat yang berada diciinong milik PT Telkom dan untuk perhitungan rumus dan cara perhitungan di dapat darti ilmu perkuliahan. 1.6 Sistematika penulisan Sistematika penulisan proyek akhir ini adalah sebagai berikut : Bab I :meliputi tentang latar belakang penulisan proyek akhir ini serta pokok permasalahan yang dibahas adalah pembatasan permasalahan,landasan teori yang di pakai, dan sistematika penulisan proyek akhir. Bab II :Pembahasan tentang dasar masalah yang di bahas,meliputi pembahasan tentang dasar komunikasi sateli,defenisi komunikasi satelit,arsitektur komunikasi satelit,istilah istilah yang dipakai dalam komunikasi satelit.dll Bab III : pembahasan tentang perhitungan Link budgetantara stasiun Bumi yang berada di Jakarta dan Stasiun bumi yang berada di Surabaya menggunakan satelit Telkom 2. Diawali dengan perhitungan sudut elevasi dan azimuth stasiun Bumi,perhitungan redaman,peritungan jarak antara stasiun Bumi dan satelit perhitungan C to N di stasiun penerima.

Bab IV : membahas tentang analisa dan perhitungan yng dilakukan sebelumnya dengan ata yang sebenarnya yang didapat dari PT Telkom,akan diperoleh margin antara perhitungan dengan data yang sebenarnya,ika Link margin masih dapat di tolelir maka perhitungan daoat di pertanggung jawabkan,tetapi jika terlalu Link maka ada perhitungan yang masih salah. Bab V : berisi penutup,terutama ara

BABII Pengenalan komunikasi satelit 2.1Defenisi komunikasi satelit Dalam penukaran informasi jika jarak yang terlalu jauh maka antara pengirim (transmisi) dan penerimr (resifer) dapat secaralangsung bertukar informasi,tanpa menggunakan prantaraan sebagai penghubung.Dalam dunia telekomunikasi ada yang disebut REPEATER berfungsi sebagai penguat.Repeater ini ada yang terletak pada Bumi yang kita sebut dengan komunikasi teresterial,dan jika repeater ini terletak di angkasa (satelit)maka ini kita sebut dengan komunikasi satelit.Repeater yang berada di angkasa ini diebut juga dengan satelit,satelit berada pada orbit Geostationer lebih kurang 360.000 kmdiatas permukaan Bumi.Orbit geostationer adalah suatu wilayah dimana bila ditempatkan suatu benda maka benda itu tidak akan tertarik jatuh ke Bumi maupun keluar angkasa.Pada orbit ini satelit akan selalu berada tepat diatas converge areanya.satelit brfungsi swbagagaii pemantul (revlector) disamping itu dia juga menguatkan (Amplifier) sinyal yang diterima.

2.1.2 istilah dalam komunikasi Satelit Dalam komunikasi stelit jenis gelombang yang di pancarkan dengan membawa gelombang informasi adalah gelombang microwave (GHz)/(Gelombang dengan frekuensi sangat tinggi).

Gelombang yang dikirim dari stasiun Bumi menuju swtelit disebut dengan Up Link,sedangkan gelombang dari satelit yang menuju kestasiun Bumi disebut dengan Down Link.Dalam komunikasi satelit untuk memisahkan frekuensi yang sangat besar itu maka frekuensifrekuensi itu dibagi menjadi beberapa frekuensi Uplink dan downlink dalam setip frekuensi yang berada ini ditempatkan daam suatu transfonder.jai satu X-Der memiliki cakupan frekuensi yang berbedabeda disesuaikan dengan posisi stasiun Bumi. Jaringan SCPC (single carrier perchannel)

Jaringan SCPC dirtikan bahwa satu terminal hajya dapat digunakan untuk mengirimkan satu sinyal carrier saja secara berganti tanpa ada penghubung dari beberapa kanal informasi (Multiflex).Sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu DAMA (Demand Assigment Multi access) DAMA artinya tiap terminal akan dilayani dalam pengiriman informasi sesuai dengan permintaan.Jens ini harus didahului dengan proses signaling.pada proses ini memungkinkan suatu terminal untuk mengirimkan sinyal informasi dengan Band yang cukup besar dalam trefik masih kosong dan sedikirt rekuensi yang dipakai stasiun Bumi yang lainnya,tiap frekuensi bebas digunakan sesuai dengan permintaan setiap stasiun bumi yang akan mengirimkan sinyal informasi PAMA (Permanen assigmen Multi Access) Artinya tiap terminal telah disediakan suatu Bandwith sehingga dipakai ataupun tidak bandwith itu akan menjadi miliknya dan tidak dapat dipakai oleh stasiun Bumi lain.Proses ini menggunaakan pembagian frekuensi untuk stasiun Bumi tidak dapat dipakai oleh stasiun Bumi lain Pembahasan perhitungan power budget Dalam perhitungan power budget antara stasiun pemancar dan stasiun penerima harus diketahui dahulu data-data tentang : sudut elevasi,sudut azimuth,jarak antara satelit dan stasiun Bumi.Untuk mencari parameter-parameter di atas dirumuskan seperti dibawah in

Dimana : ς’=sudut azimuth sudut azimuth ( ς’)

λ=BT satelit BT

stasiun BUMI

Lfs (dB) =92.45 + 20 log (km) + 20 log f (GHz)

Keterangan: Les

=Loss free space(Reaman ruang bebas)

d

=Jarak antara Bumi dan satelit

=Frekuensi UpLink & Down Link stasiun Bumi/satelit

2.4.2 Redaman hujan Dalam perhitungan redaman hujan perlu diperhatikan sebelumnya adalah: a.Menentukan curah hujan dla mili meter perjam sebagai fungsi probabilitas terjadinya hujan b.menghitung edaman dengan menggunakan parameter curah hujan,sudut elevasi dan koordinat stasiun Bumi.

Redaman hujan dapat dicari dengan rumus

Ar= σ .L.r

Keterangan: =Spesifik redaman……………................................................................ (dB/Km) Rp =Curah hujan……………………………………………………(mm/hr)(Lampiran 1) L

=Panjang lintasan………………………………………………….(Lampiran2)

R

=Faktor redukasi………………………………………………………….

Dalam perhitungan ini untuk polarisasi horizontal,vertical dan sirkular nilai koefisien redaman(a,b)berbeda-beda.Umtuk nilai a dan b didapat dari table yang telah disediakan (Hannya untuk polarisasi vertikaldan horizotal).Dari table untuk polarisasi Horizontal dilambangkan dengan ah & bh,sedangkan untuk polarisasi vertical dilambangkan dengan av & bv, nilai a dan bsirkular dirumuskan dengan

Ac =

Untuk perhitungan panjang (L) yang di ukur dari ketinggian beku (Nol derajat isotherm):

Keterangan: hr =Ketinggian titikbeku hs =Ketinggian stasiun Bumi di atas permukaan laut Ѳ =Suduet elevasi stasiun Bumi Ketinggian titik beku (hr) menurut ketentuan CCIR Rep.564 yaitu: a)4.0 ioka 0< 0 < 36° Hr (Km)= b)4.0-0.075 (Ѳ -36) jika Ѳ ≥ 36° contoh lintng stasiun Bumi 45°, maka nilai hr (km)=4.0-0.075 (45-36) =3.32 Menghitung panjang lintasan:

=3.325

Untuk menghitumng r lebih dahulu kita mencari nilai LG LG = L.cosѲ

2.5Perhitungan Link satelit Pada perhitungan ini lebih ditekankan pada perbandingan antara nilai carrier to noise (C/N).nilai Eb/No.sehingga akan didapat nilai daya SSPS/TWTA

all) x 1000-kℓ Dimana: =nilai carrier to noise

(dB)

EIRP

=Effective Isotropic Radiated Power

Ls

=Redaman ruang bebas Dengan temperature

K

=konstanta Boltzman



=Pointing loss

(dBW)

(dB/°K)

(-22,6/°K) dB

Dalam perhitungan ada hal yang baru yaitu C/Im. C/IM adalah perbandingan antara carrier denagn intermodulasi yang terjadi pada satelit.C/iadj adalah perbandingan antara nilai carrier dengan nilai interferensi sinyal diserkitanya (disediakan dalam table) Dalam menghitung nilai carriaer to Noice aa beberapa keaaan yang mempengeruhi yaitu keadaan Up Fade (Adanya redaman hujanantara stasiun dengan satelit yang mempengaruhi komunikasi satelit).Down Fade(Adanya redaman hujan antra stasiun satelitdengan penerima).up fade & Down Fade (Gabunagan antara UP Fade & Down Fad),Clear Sky (Tidak adanya hujan yang menyebabkan terjadinya redaman).Jika ada redaman maka Ls harus ditambahkan dengan Lf(redaman hujan)sehingga akan muncul redaman total yang dirumuskan: - 10 Log Bw(all)x 1000-k ℓ

BAB III PERHITUNGAN LINK POWER DAN PARAMETER-PARAMETER YANG BERPENGARUH 3.1Data teknis satelit TELKOM 2 Satelit Telkom 2 iorbitken pada posisi 118° Bt.Daerah cakupannya adalah wilaya Asia tenggera,Guam & wilayah India.Satelit Telkom 3 memiolioki frekuensi Up link 5925 MHz – 6425 MHz & untuk Down link 3700 MHz – 4200 MHz.satelit Telkom 2 adalah buatan orbital SCIENCE corporation (USA) memiliki bentuk there Axis Stabilization satelit ini mempunyai nilai EIRP maximum 43 dBW.satelit ini memiliki 24 transponder terdiri dari 12 transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi liner Vertikal .Tiap transponder memiliki 36 MHz sebeleh kanan dan sebelah kiri. 3.2 Data tentang stasiun Bumi di Jakarta dan Surabaya Perhitungan power pada pembahasan ini lebih di titik beratkan pada antara Stasiun pemancar di Jakarta dan Stasiun penerima di Surabaya.posisi stasiun Bumi di Jakarta adalah 106.7° BT dan 6.13° LS.Sedangkan posisi geok rafis dari stasiun Bumi di Surabaya adalah 112.75°BT dan 7.23° LS diameter antara pemancar adalah 10 m,dan antenna penerima berdiameter 5m.jenis dari lomunikasi ini menggunakan SCPC (Single Channel per Carrier) DEngan kecepatan informasi 2048 Mbps.Jenis modulasi yang di gunakan bermacam-macamtetpi yang akan digunakan adalah jenis modulasi QAM(Quadrature amplitude modulation). 3.3 Data tentang Carrier(Sinyal pembawa) Untuk perhitungan link budget diperlukan informasi tentang sinyal carrier(pembawa) yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi.beberapa informasi carrier yang dibutuhkan adalah a) Info rate (Rt) yang digunakan dalam mengirim sinyal informasi baik untuk Uplink maupu Downlink Inforate dalam perhitungan ini telah di terapkan yaitu 2048 Mbps b) Transmisi rate(tr)yaitu kece peten sinyal informasi yang di transmi si k an mellaui antenna dengan menambah beberapa byte pelengkap

c) FEC (Forward Error conection) adalah suatu byte tambahan yang kita namakan redundandt Nilai FEC bida ½ ¼ artinya artinya dari 2 byte yang dikirimkan terdapat 3byte sebagi cadangan jadi kalau terjadi error pada data yang dikirimkan kembali seluruh bit informasi. d) Jenis modulasi yang dikirimkan dalam pengirima informasi dalam perhitungan disini akan digunakan: Mdulasi BPSK dengan koefisiensi QPSK,dengan koefisiensi m=2 8-PSK,dengan koefisiensi modulasi m=4 Bab IV Analisa perhitungan link budget dan link margin antara keradaan clear Sky,up Fade,Down Fade,Up Fade & Down Fade 4.1 Analisa perhitungan Dalam pehitunagan daya yantg dibutuhkan SSPA/TWTA pada stasiun Bumi yang ada di Jakarta adalah a) Clear sky, keadaan dimana saat Uplink dari stasiun pemancar Jakarta kesatelit Telkom 2 tidak ada redaman hujan,dan saat Downlink darisatelit menuju kesetasiun penerima di Surabaya juga tidak terdapat redaman hujan.Daya yang dibutuhkan SSPA stasiun pamancar adalah 173,6476 Watt b) Up Fade,artinya saat Up link antara stasiun Bumi Jakarta dengan satelit Telkom 2 terjadi hujan yang menyebabkan munculnya redaman hujan.Daya yang diperlukan stasiun Bumi adalah 178.6224 Watt c) Down fade adalah keadaan dimana saat Uplink tidak ada redaman hujan,Daya yang dikeluarkan SSPA adalah 175.2544 Watt d) Up fede & Down Feda dimana saat UP Link dan Down Link dipengaruhi oleh adanya redaman hujan.Daya yang di butuhkan SSPA adalah 179.8606 Watt

4.2 Link margin Link margin adalah selisih daya pada SSPA/TWTA pada beberapa kondisi yaitu Clear sky,Up Fade,Down fade,Up Fade & Down Fade yang menjadi acuan untuk mendapatkan Link margin adalah kondisi Clear sky

4.2.1 Link margin (Lm) Clear sky Lm = Daya SSPA Clear sky-Daya SSPA Clear sky = 173.6476 Watt – 173.6476 Watt = 0 Watt Jadi Link margin Untuk keadaan Clear sky adalah 0 Watt 4.2.2 Link margin (Lm) Up Fade Lm = EDaya SSPA Up Fade – Daya SSPA Clear sky = 178.6224 Watt – 173.6476 Watt = 4.9748 Watt Jadi Link margin untuk keadaan Up fade adalah 4.9748 Watt 4.2.3 Link margin (Lm) Down Fade Lm = Daya SSPA Down fade – Daya SSPA Clear sky = 175.2544 Watt – 173.6476 Watt Jadi Link margin untuk keadaan Up Fade adalah 4.9748 Watt 4.2.4 Link Margin untuk keadaan Up Fade adalah 1.6068 Watt Lm = Daya SSPA Up Fade & Up Fade = 179.8606 Watt – 173.6476 Watt = 6.213 Watt

Tabel 4.1 Link Margin Clear sky

Up Fade

Down Fade

Up Fade & Down Fade

Link margin

0 Watt

4.9748 Watt

1.6068 Watt

6.213 Watt

Bab V Kesimpulan dan saran 5.1 Kesimpulan 1. Dari perhitungan didapat beberapa daya yang diperlukan untuk memancarkan atau mentransmisikan sinyal informasi dengan kecepatan 2 Mbps FEC 7/8 dan dengan modoulasi QAM (Quad ratura Amplitudo modulation) 2. Diperlukan daya yang berbeda beda untuk mentransmisikan sinyl informasi pada beberapa keadaan (Clear sky,Up Fade,Down Fade,Up fade & Down Fade). 3. Untuk adanya redaman hujan saat Up link ataupun Down link akan berpengaruh pada daya yang dibutuhkan oleh pemancar,dari perhitungan daya yang akan dipancarkan akan semakin besar bila saat Up Link maupun Downlink terjadi hujan. 4. Nilai redaman hujan sangat kecil sekali,jadi penambahan daya bila terjadi hujan tidak terlalu besar

5.2 Saran 1. Perlu di buktikan hasil perhitungan dengan keadaan yang sebenarnaya pada transmisi satelit antara stasiun pemancar Jakarta denagan stasiun Penerima Surabaya Denagan repeater satelit Telkom 2. 2. Parameter yang digunakan kurang lengkap sehingga perhitungan masih kurang tepat,tapi mendekati benar

Related Documents

Pak Maci
May 2020 13
Maci
May 2020 1
Maci
October 2019 5
Maci Manual.pdf
October 2019 17
Pak
November 2019 67
Pak
July 2020 40

More Documents from "AksilOulac"

Abdul Majid
June 2020 23
Ptk.6.05
May 2020 16
Pak Maci
May 2020 13
Pa
June 2020 33
Surat-undangan.docx
December 2019 18