Pai Kel 7.docx

  • Uploaded by: Gita
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pai Kel 7.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,348
  • Pages: 8
BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang H.A.R. Gibb menyatakan bahwa Islam itu lebih dari sekedar sistem teologi, tetapi mencakup unsur kebudayaan yang sempurna. Demikian juga Sidi Gazalba menyatakan bahwa Islam bukan sekedar agama tetapi mencakup juga kebudayaan. Meskipun pendapat ini ditentang oleh Endang Syaifuddin Anshari, sebagai seorang muslim yang

komited dengan

keislamannya, kita meyakini bahwa Islam disamping mengatur aspek ibadah mahdhah,

mengatur pula aspek ibadah

gairu mahdah

atau

kebudayaan.

Di dalam kebudayaan, ada

cultural universals,

yang meliputi

bidang sosial, politik, ekonomi, iptek, filsafat dan seni. Dengan demikian setidaknya kesenian juga mendapat perhatian dalam Islam. Menurut Gazalba, seni atau kesenian adalah manifestasi dari budaya manusia yang memenuhi syarat estetika. Inti dari seni adalah usaha untuk mencipatakan bentuk-bentuk yang menyenangkan (indah), baik dalam bidang seni sastra, seni musik, seni tari, seni rupa maupun seni drama.

Di dalam Dictionary of Sociology and Related Science, dijelaskan bahwa keindahan adalah kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok.

Ada beberapa petunjuk Al-Quran tentang kesenian, antara lain : 1.

Islam adalah agama fitrah, agama yang sesuai dengan fitrah manusia (Q.S.30:30). Kesenian bagi manusia adalah termasuk fitrahnya.

1

Kesanggupan berseni pulalah yang membedakan manusia dari makhluk Tuhan lainnya. 2. Allah itu mempunyai sifat-sifat yang baik, seperti Jamal (Maha Indah), Jalal

(Maha Agung) dan

Kamal (Maha Sempurna), manusia

mengemban misi sebagai wakil Tuhan, yang harus merealisasikan sifatsifat Tuhan , sebatas kemampuannya. Di sini manusia bertemu dengan kesenian.

Dengan berpegang pada dua prinsip di atas, kesenian pada dasarnya (menurut hukum Islam) adalah mubah dan jaiz. Seni pada dasarnya netral. Karena netral, maka seni bisa dijadikan sebagai sarana untuk mencapai kebaikan (amal salih), sekaligus bisa pula diarahkan kepada kerusakan. Islam memandang kesenian sebagai ibadah, jika dilakukan dalam kerangka etika.

1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apa pengertian ilmu pengetahuan teknologi dan seni? 1.2.2. Apa sajakah syarat-syarat ilmu? 1.2.3. Darimanakah sumber ilmu pengetahuan? 1.2.4. Bagaimana integritas iman, ilmu, amal dan ilmu pengetahuan dalam Islam? 1.2.5. Apa saja keuntungan dari orang berilmu? 1.2.6. Apa saha tanggung jawab ilmuan terhadap alam dan lingkungan?

1.3. Tujuan Mengetahui pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni dalam islam

1.4.

Manfaat Lebih memahami islam dari segi ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni

2

Bab II Kajian Pustaka

2.1.

Definisi Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Menurut perspektif filsafat ilmu, ilmu dan pengetahuan memiliki makna yang berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tahapan panca indra, intuisi, dan firasat. Sedangkan ilmu adalah

pengetahuan

yang

sudah

diklasifikasikan,

diorganisasi,

disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif sudah teruji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Berdasarkan pengertian tersebut menurut pengertian barat, ilmu dilahirkan melalui riset yang dilahirkan manusia, melewati serangkaian proses dan tahapan dalam penelitian yang akhirnya melahirkan konsepkonsep, teori-teori dan penjelasan yang disebut ilmu (science). Oleh karena itu, ilmu dibarat tergantung pada fakta-fakta empiris. Ia sama sekali menafikkan campur tangan Allah, karena menganggap ilmu adalag ciptaan manusia. Adapun menurut pandangan timur yang diwakili Al-Ghazali, ilmu didefinisikan sebagai cahaya dalama hati (Al-ilmu Nurun fil Qulbi). Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Ia menjadi bagian dari kebudayaan dan peradaban (culture of civilitation). Disamping banyak mendatangkan manfaat, teknologi

yang pada dasarnya

memiliki

karakteristik objektif dan netral, juga mempunyai potensi untuk merusak dan menghancurkan lingkungannya. Oleh karena itu teknologi diimbangi dengan ilmu maka sesungguhnya ia merupakan aktivitas atau produk dari iman, yaitu hasil dari amaliyah bil arkan. Dalam persepektif Al-Quran teknologi dilahirkan tidak sebagai ambisi pribadi atau kelompok. Namun tetapi, dilahirkan karena adanya kesadaran untuk melahirkannya.

3

Sementara itu, seni adalah hasil ungkapan dan budi manusia dengan segala prosesnya. Ia merupakan ekspresi jiwa seseorang, yang kemudian berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan, sedangkan keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sana yaitu keabadian. Menurut Sabda Nabi, ”Innallaha jamilun wa yuhibbul Jamaal”, Allah itu indah dan menyukai keindahan.

2.2.

Syarat-Syarat Ilmu Dari sudut pandang filsafat, ilmu lebih khusus dari pengetahuan. Suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu jika memenuhi tiga unsur pokok, yaitu: 1. Ontologi, yaitu suatu bidang studi yang memiliki objek studi yang jelas. Objek studi tersebut harus dapat diidentifikasikan, diberi batasan, diuraikan, dan sifat-sifatnya essensial. 2. Aksiologi, yaitu seuatu bidang studi yang memiliki nilai guna atau kemanfaatan. Ia dapat menunjukkan nilai-nilai teoritis, hokum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum dan kesimpulan-jesimpulan logis, sistematis dan koheren. 3. Epistimologi, yaitu suatu bidang studi yang memiliki metode kerja yang jelas. Ada dua metode kerja bidang studi, yaitu deduksi dan induksi. Dalam pemikiran sekuler, sains mempunyai tiga karakteristik, yaitu objektif, netral dan bebas nilai. Sedangkan dalam pemikiran Islam sains tidak boleh bebas dari nilai-nilai, baik nilai local maupun nilai universal.

4

2.3.

Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu, yaitu wahyu dan akal. Keduanya saling menguatkan dan tidak boleh saling dipertentangkan. Akal menurut Muhammad Abduh adalah suatu daya yang hanya dimiliki oleh manusia yang dengan akal membedakan manusia dengan mahluk lain. Atas dasar itu ilmu dan pemikiran Islam ada yang bersifat abadi dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak karena bersumber dari wahyu Allah. Disamping itu ilmu juga ada yang bersifat perolehan dan tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative).

2.4.

Integrasi Iman, Ilmu, Amal dan IPTEKS Dalam perspektif Islam, antara iman, ilmu, amal, iptek dan seni tidak bisa dipisahkan dan terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsure pokok, yaitu aqidah, syariah, dan akhlaq atau dengan kata lain iman, ilmu dan amal shalih. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Hal ini tergambar jelas dalam keutuhan inti ajarannya yang terintegrasi dalam sebuah system yang disebut Dinul Islam. Tauhid sebagai kunci pokok dalam Islam tidak mengakui adanya pemisahan antara iman dan sains. Segala sesuatu dalam alam merupakan bukti atau tanda akan kehadiran Allah.pengetahuan tentang alam adalah suatu bentuk amal shaleh yang dapat mendekatkan diri manusia kepada Allah. Islam juga tidak membuat pemisahan yang ketan antara bermacam-macam ilmu, seni dan keimanan. Itulah sebabnya dunia Islam dalam sejarahnya pernah banyak memiliki ilmuan jenius dan ensiklopedik.

5

2.5.

Keutamaan Orang Berilmu Manusia adalah satu-satunya makhluk Allah yang diberi anugerah akal oleh Allah. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika manusia berkewajiban untuk menggunakan dan mengoptimalkan potensi dengan sebaik-baiknya. Al-Quran membedakan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu dalam QS Az-Zumar 39:9, menyatakan : ”Katakanlah, adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang barakallah orang yang dapat menerima pelajaran”. Al-quran juga menegaskan dalam QS Al-Mujadilah 58:11 ”bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu apabila orang tersebut beriman”. Disamping itu Rasullulah SAW banyak memberikan perumpamaan tentang keutamaan orang yang berilmu dengan sabdanya ”Carilah ilmu walaupun di negeri Cina, mencari ilmu itu wajib bagi kaum muslim laki-laki dan perempuan sejak dari ayunan sampai ke liang lahat”.

2.6.

Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam dan Lingkungan Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi tidak dipungkiri telah mengantar manusia kepada kemudahan, efektivitas dan efisiensi hidup. Dengan ilmu pengetahuan teknologi manusia telah mampu meraih apa yang dulu di anggap sebagai suatu yang mustahil. Namun, disisi lain kemajuan ilmu pengetahuan lingkungan juga telah membawa akses yang negative dan destruktif yang merugikan dan mengancam kelangsungan hidup umat manusia dan lingkungannya. Dalam QS. Ar-Rum 45 menyebutkan ”Telah timbul kerusakan di darat dan di lautan karena ulah tangan manusia”.Untuk itu ilmuan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dari kelompokkelompok perusak (ya’juj dan ma’juj). Ilmuan harus mempunyai tanggung jawab karena diberi amanah Allah untuk berbuat baik terhadap lingkungan

6

Bab III Penutup

3.1. Kesimpulan Dalam perspektif islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan hasil pengembangan potensi manusia yang diberikan Allah berupa akal dan budi. Prestasi yang gemilang dalam pengembangan ipteks, pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menemukan bagaimana proses sunatullah itu terjadi di alam semesta ini, bukan merancang atau menciptakan suatu hukum baru diluar sunatullah. Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan tersebut tidak dibangun dia atas nilai nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Ilmu yang dikembangkan dan ketaqwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya.

7

Daftar Pustaka

http://www.e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/tajdid/article/view/695

8

Related Documents

Pai Kel 7.docx
June 2020 16
Pai Kel 1.docx
December 2019 22
Pai
June 2020 28
Pai
June 2020 29
Pai
June 2020 25
Pai
October 2019 54

More Documents from ""