SIMULASI PERFORMANCE PROSES GULA TEBU Pada kilang gula rakyat close pan technology (Kapasitas 50 ton tebu/hari)
Page 1 of 23
Ringkasan. Simulasi “performance proses” gula tebu kegiatan yang mendasari
sebagai
bagian dari
pengembangan rancang bangun dan sebagai
tolok ukur kinerja yang diinginkan, simulasi proses menitik beratkan kepada performance equipment pada masing masing tahap proses , sehingga nilai nilai parameter proses dapat diidentifikasi
untuk dasar optimalisasi,
sedangkan “performance equipment” dari masing masing proses meliputi strenght kalkulasi , pemilihan system, material
dll dalam simulasi dan
perhitungan tersendiri. Dari simulasi peformance proses akan didapat gambaran yang lebih jelas atas tiap tahap proses sehingga dapat pula digunakan untuk melacak penyimpangan yang mungkin terjadi, melacak kehilangan gula selama proses
pada
masing
masing
tahap
proses,
melacak
terjadinya
penyimpangan kwalitas dll. Simulasi performance proses dimulai dari simulasi ektraksi untuk mengetahui tingkat ektraksi pada sistem ektraksi yang direncanakan, purifikasi dengan perhitungan effisiensi sistem , penguapan dan masakan untuk mengetahui neraca masa dan neraca uap ,serta proses separasi dll. Neraca masa hasil simulasi dengan satuan berat dan volume digunakan sebagai acuan perhitungan kapasitas equipment, sehingga akan didapat suatu rangkaian equipment proses yang harmoni. Banyaknya variable dalam proses produksi gula mulai keheteroginan bahan olah (kemasakan, kandungan sabut dll), setting equipment dll membuat simulasi sebenarnya menhasilkan nilai dalam sebaran batas bawah dan batas atas, namun untuk kemudahan simulasi beberapa parameter diambil sebagai angka asumsi yang memang lazim digunakan. Pada akhirnya simulasi akan memberikan prediksi berapa tingkat gula yang dapat direcovery dari tebu, suatu pertanyaan yang selama ini agak sulit untuk dijelaskan.
Page 2 of 23
I.SIMULASI GILINGAN Untuk simulasi unjuk kerja dari proses ektraksi tebu harus diketahui dan ditetapkan beberapa variable awal antara lain : Parameter yang dapat diketahui melalui pengukuran dan penentuan adalah: Kadar sabut dalam batang tebu/ fibre content dlm % Berat jenis fibre (Mc = 0%) Berat jenis tebu Brix rata rata dari tebu (bawah - tengah - atas) Kandungan gula dalam batang tebu (Pol) Lebar bukaan gilingan atau work opening Putaran dari mollen roll Dimensi dari mollen roll (panjang dan diameter) Imbibisi level % thd berat ampas/fibre Parameter yang merupakan angka tebaan atau dugaan/ coba coba adalah Compaction faktor (Co) Filling Ratio (Cf) Brix distribution Coeffisien (Ic) Reabsorbsion faktor (k) A. BAHAN BAKU (TEBU) 1.Fibre content thd tebu Kandungan sabut dalam batang tebu bervariasi tergantung dari varitas tebu dll, sabut dalam tebu dalam kisaran 10-17% dalam simulasi diambil kadar sabu f=15%
f
0.15
Page 3 of 23
2. Berat jenis sabut (fibre density) Berat jenis sabut dapat diukur dan ditentukan melalui lab analisis , dalam simulasi diambil df= 95.5 lb/cuft (1.52 gr/ml). df
95.5
3. Berat jenis tebu (cane density) Berat jenis tebu (no void density of cane) dapat diukur dan ditentukan melalui lab analisis , dalam simulasi diambil do = 70.5 lb/cuft (1.13 gr/ml)
do
70.5
4.Brix tebu (Bxc) Brix tebu dapat diukur dengan menggunakan brix weigher atau refractometer dari batang bawah - tengah dan atas.Tinggi rendahnya Brix ada korelasi dengan kemasakan tebu dan kwalitas tebu, ideal Brix > 18%
Bxc
0.17
5.Kandungan gula dlm tebu (Pol) Pol tebu dapat diukur dengan menggunakan Polarimeter Tinggi rendahnya Pol ada korelasi dengan kemasakan tebu dan kwalitas tebu,
dan akan
menentukan tingkat rendemen gula yang dikutip . Pol
B. DIMENSI GILINGAN. 1. Panjang roll gilingan Panjang roll gilingan dalam simulasi dinyatakan dalam feet (panjang roll 400 mm) didapat L = panjang roll (feet)
Page 4 of 23
400
L
25.4. 12
L = 1.312
2. Diameter roll gilingan Diameter roll gilingan dalam simulasi dinyatakan dalam feet (diameter roll 300 mm) didapat D = diameter roll (feet)
300
D
25.4. 12
D = 0.984
C. KONDISI OPERASI. 1.Work Opening (Wo) Work opening atau lebar bukaan roll dinyatakan dalam feet Wom = lebar bukaan dalam "mm" yang ditentukan dikonversi menjadi Wo = Lebar bukaan dalam "feet" Wom
2.5
Wom
Wo
25.4. 12
Wo = 8.202 10 3
2 .Putaran Roll Gilingan (n) Putaran Roll Gilingan dinyatakan dalam Rpm, dinotasikan sebagai “n”
n
12
Page 5 of 23
3. Kecepatan Linear Roll (S) Kecepatan linear dari roll adalah perkalian dari keliling roll dengan Putaran Roll S = feet/minute 3.14. D . n
S
S = 37.087
4. Imbibisi level (IL). Ratio dari berat air imbibisi diberikan thd berat sabut tiap satuan waktu .
Il
1.5
5. Density Air Imbibisi (di). Berat jenis air imbibisi dinyatakan dalam lb/cuft, untuk imbibisi air berarti brix = 0 (air tidak mengandung padatan terlarut)
di
63
6. Kapasitas giling. Kapasitas Giling ditentukan untuk disimulasikan performance nya (ton/jam), dinotasikan “Wcj”
Wcj
2.5
Ic1
1.05
D. PARAMETER DUGAAN . 1.Brix distribibution coeffisien
Page 6 of 23
2.Reabsorbsion faktor
k1
1.25
PERFORMANCE GILINGAN. Performance gilingan meliputi kapasitas giling persatuan waktu (ton tebu/jam) dan tingkat ektraksi dari brix yang didapatkan, kapasitas sangat mungkin ditingkatkan dengan mem - perbesar bukaan roll tetapi akan menurunkan tingkat ektraksi, begitu pula untuk menda- patkan ekstraksi tinggi dengan memperkecil lebar bukaan tetapi berakibat turunnya kapa sitas giling dan naiknya daya yang diperlukan, simulasi diharapkan mendapatkan kondisi pendekatan ideal antara kapasitas giling dan tingkat ekstraksi yang dihasilkan . E. GILINGAN 1. Kapasitas Giling Lb/menit (Wc). Kapasitas giling untuk simulasi dalam satuan Lb/menit , dari ton/jam dikalikan 2240 (1 ton = 2240 lb) dan dibagi dengan 60 menit.
Wc
Wcj .
2240 60
Wc = 93.333
2. Compaction faktor Dihitung dengan rumus dibawah .
Co
Wc . . S L Wo . do
Co = 3.316
Page 7 of 23
3. Filling ratio (Cf)
f . Wc . df Wo . L . S
Cf
Cf = 0.367
4. Extraksi brix gilingan no 1 - E1bx.
k1 . . do f Cf df
1
E1bx 1
f.
do df
E1bx = 0.701
5. Extraksi brix gil no 1x Brix Dist Coeff
Ebx
E1bx. Ic1
Ebx = 0.736
6. Brix dalam batang tebu ton/jam (Bx) Jumlah/ berat padatan total dalam tebu adalah derajat brix tebu (Bxc) dikalikan berat tebu digiling perjam
Bx
Bxc . Wcj
Bx = 0.425
Page 8 of 23
7. Brix dalam ampas gilingan no 1 -ton/jam (Bxb) Adalah 100 % berat padatan dalam tebu dikurangi dengan persen padatan yang terektraksi .
Bxb
(1
Ebx ) . Bx
Bxb = 0.112
8. Brix dlm Juice - ton/jam (BxJ) Adalah total padatan (gula dan non gula) didalam juice, brix total tebu dikurangi dengan Brix dalam ampas gilingan 1
Bxj
Bx
Bxb
Bxj = 0.313
F.Perhitungan Juice Ektraksi. 1. Compaction faktor Co = 3.316
2. Juice Extration k1
1
Ej 1
f
Co . do df
Ej = 0.701
3.Berat juice terektraksi (ton/jam)
Wje
Ej . ( 1
f ) . Wcj
Wje = 1.489
Page 9 of 23
4. Berat ampas gilingan 1 (ton/jam)
Wb
Wcj
Wje
Wb = 1.011
5. Brix extraktion gilingan no 1 (Ebx1) Ic1. Ej
Ebx1
Ebx1 = 0.736
6. Brix dalam ampas gil no 1 (ton/jam)
Bxb1
Ebx1 ) . Bx
(1
Bxb1 = 0.112
7. Brix dalam juice (ton/jam)
Bxj
Bx
Bxb1
Bxj = 0.313
8. Brix Extraxtion %
Brix
Bxj . Bx
100
Brix = 73.57
Page 10 of 23
9. Derajad Brix Juice Gilingan 1 Bxj .
Bxo1
Wje
100
Bxo1 = 21
10.Sabut % ampas gilingan 1 f . Wcj .
fb
Wb
100
fb = 37.089
11. Derajad Brix Ampas gilingan 1
Bxob
Bxb1 . Wb
100
Bxob = 11.11
12.Moisture % ampas gil 1
Mcb
100
fb
Bxob
Mcb = 51.801
G. Gilingan nomor 2 1. Berat tebu (lb/jam)
Wcjlb
Wc . 60
Wcjlb = 5.6 103
Page 11 of 23
2. Berat Sabut (lb/jam) f . Wcjlb
Wf
Wf = 840
3. Filling Ratio Gilingan 2 Lebar bukaan gilingan nomor 2 ditetapkan 3 mm (Wo_2m). Wo_2 adalah lebar bukaan dalam feet f = 0.15
Wc = 93.333
Wo_2m
Wo_2
3
Wo_2m 25.4. 12
Wo_2 = 9.843 10 3
Cf2
f.
Wc
df . Wo_2 . L . S
Cf2 = 0.306
4. Reabsorbsion Faktor
k2
1.253
Page 12 of 23
5. Brix Distribution Coefisien
Ic2
1.1
6. Volume Ampas gil 1 (cuft/jam) k2 . Wf Cf2 df
Vb
Vb = 36.014
7. Density ampas gil 1 (lb/cuft) Wb . 1000. 2.24
db_1
Vb
db_1 = 62.887
8. Berat air imbibisi (lb/jam)
Wi
Il . Wf
Wi = 1.26 103
9. Extraksi Gilingan no 2
E2bx
1
1
df . 100 fb . db_1
Il . df di
E2bx = 0.424
Page 13 of 23
1
. k2 Cf2
1
10. Extraksi Gilingan no 2 dikalikan Brix Distribution Coeffisien Ic2. E2bx
E2Bxi
E2Bxi = 0.466
11. Brix dalam ampas gilingan no 2 (ton/jam)
Bxb2
E2Bxi ) . Bxb1
(1
Bxb2 = 0.06
12. Densitas juice dlm ampas 2(lb/cuft)
d2jb
64.410
13.Derajad Brix ampas 2 Bxb2
Bxjb2
k2 Cf2
d2jb . 1 . Wf df
Bxjb2 = 3.422 10 5
14. Berat ampas gil 2 (ton/jam)
Wb2
k1 Cf
d2jb 1 . df
Wb2 = 0.983
Page 14 of 23
1 . f . Wcj
15. Persen ampas gil 2 thd tebu Wb2 .
Wb2_p
Wcj
100
Wb2_p = 39.319
16. Berat Juice extraksi gil 2 (ton/jam)
Wj2
Wb
Wi 2.24. 1000
Wb2
Wj2 = 0.591
17. Berat Brix terektraksi (ton/jam)dari gil no 2 Bxj2
Bxb
Bxb2
Bxj2 = 0.052
18. Derajad Brix Juice Gilingan 2
Bxj2_o
Bxj2 Wj2
Bxj2_o = 0.089
19. Berat Mixed Juice (ton/jam) Wj
Wje
Wj2
Wj = 2.08
Page 15 of 23
20. Persen mixed juice thd tebu Wj . 100 Wcj
Wj_p
Wj_p = 83.181
21.Total Brix Mix Juice (ton/jam)
Tbx
Bxj
Bxj2
Tbx = 0.365
22. Derajad brix nira campur
Bx_mix
Tbx . Wj
100
Bx_mix = 17.553
23. Over all brix extraksi
Total_ext
Tbx Wcj . Bxc
Total_ext = 0.859
Page 16 of 23
24. Fibre content % Ampas gil 2 Wf . 100 . Wb2 1000. 2.24
f2
f2 = 38.149
25.Derajad Brix Ampas gil 2
Bxa2
Bxb2 . Wb2
100
Bxa2 = 6.103
26. Moist Content Ampas Gil 2 (%)
Mca2
Bxa2
100
Mca2 = 55.748
F.Checking Extraction. 1.Reabsorbsion faktor k
0.0052. S
1.06
k = 1.253
2.Extraction Juice
1
Ej_c 1
k Co f . do
Ej_c = 0.7
Page 17 of 23
df
f2
3.Extraction Juice kali Brix Distribution Coeff
Ej_i
Ej_c. Ic1
Ej_i = 0.735
G. HASIL SIMULASI EKTRAKSI 1.Tingkat ektraksi (%) Total_ext = 0.859
2.Berat mixed juice (ton/jam) Wj = 2.08
3.Berat Brix terektraksi (ton/jam) Tbx = 0.365
4.Derajat brix raw juice Bx_mix = 17.553
5.Berat ampas akhir (ton/jam) Wb2 = 0.983
6.Kadar air ampas akhir (%) Mca2 = 55.748
Page 18 of 23
II.SIMULASI PURIFIKASI 1. Clear Juice persen thd raw juice
Cj_p
.90
2. Berat clear juice (kg/jam)
W_clear
Wj . 1000. Cj_p
W_clear = 1.872 103
III. SIMULASI EVAPORASI 1. Derajat brix syrup ditentukan
Bx_syrup
60
2. Berat syrup (kg/jam)
W_syrup
Bx_mix . W_clear
Bx_syrup
W_syrup = 547.513
3. Berat air diuapkan di evaporator (ton/jam)
Wa_evap
W_clear
W_syrup
Wa_evap = 1.324 103
Page 19 of 23
4. Laju penguapan single effect kg/m2hs
L_1e
30
5. Kebutuhan luas panas (m2) Luas panas evaporator untuk menguapkan clear juice menjadi syrup
HS_e
Wa_evap L_1e
HS_e = 44.135
6. Densitas syrup (tabel Baikov)
d_syrup
1.28873
7.Volume syrup (l/jam) V_syrup
W_syrup d_syrup
V_syrup = 424.847
IV. SIMULASI PAN MASAKAN 1. 1. Laju penguapan pan masakan (kg/m2.jam)
L_p1
8
2. Derajat brix masecuite A(tabel Baikov)
Bx_mas1
93.26
Page 20 of 23
3. Berat massecuite A Hasil penguapan syrup dalam pan no 1 Bx_syrup .
W_mas1
Bx_mas1
W_syrup
W_mas1 = 352.249
4. Berat air diuapkan di pan 1(kg/jam)
Wa_pan1
W_syrup
W_mas1
Wa_pan1 = 195.263
5. Luas panas pan masakan 1 (m2) Luas panas yang dibutuhkan untuk menguapkan syrup menjadi massecuite
HS_pan1
Wa_pan1 L_p1
HS_pan1 = 24.408
6. Densitas massecuite A(tabel Baikov)
d_mas1
1.50524
7. Volume massecuite A (liter/jam) Berat massecuite A dibagi densitasnya
V_mas1
W_mas1 d_mas1
V_mas1 = 234.015
Page 21 of 23
V. SIMULASI SEPARASI 1. Sugar Recovery Persen bagian gula dalam Massecuite A
Sr1
.45
2. Berat Gula Putih Bagian padat hasil pemisahan massecuite A dgn centrifugal separator adalah GULAPUTIH
W_gula
W_mas1 . Sr1
W_gula = 158.512
3. Rendemen Gula Putih Berat gula putih yang dihasilkan persen terhadap berat tebu
Rendemen1
W_gula Wcj . 10
Rendemen1 = 6.34
4. Berat Tetes A (Molasse A) Bagian cairan hasil pemisahan massecuite A dengan centrifugal separator
W_tts
W_mas1
W_gula
W_tts = 193.737
Page 22 of 23
VI. SIMULASI PAN MASAKAN 2 1. Berat produk gula merah Sisa padatan dalam tetes A diuapkan sampai fraksi air app 11%, untuk kemudian diturunkan kedalam mixer dan dicetak sbg GULAMERAH
W_glmerah
W_tts
W_glmerah = 193.737
2. Rendemen gula merah Berat gula merah persen terhadap berat tebu
Rendemen2
W_glmerah Wcj . 10
Rendemen2 = 7.749
VII. TOTAL RENDEMEN. Adalah jumlah rendemen gula putih dan rendemen gula merah dalam %
T_rend
Rendemen1
T_rend = 14.09
Page 23 of 23
Rendemen2