BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada dalam dan saling berhubungan dengan orang lain daripada menyendiri. Pada dasarnya orang tidak mampu hidup sendiri, hampir sebagian besar tujuannya hanya dapat terpenuhi apabila yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.(Priyono dalam Bukunya Pengantar Manajemen,2007) Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sistem atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Aktivitas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang temporer atau sesaat saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut-urutan yang dilakukan secara relatif teratur dan berulangulang.Organisasi merupakan keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia yang masing-masing memiliki fungsi dalam mencapai tujuan. Secara sederhana dijelaskan oleh Bayle, et al (1986:10) bahwa : ”organization is a collection of people working together in a division of labour to achieve a common purpose”. Maka dalam definisi ini ada keluasan ragam bentuk perkumpulan orang, di antaranya kelompok persaudaraan, club olah raga, organisasi sukarela, organisasi agama, seperti halnya juga bisnis, sekolah, lembaga pemerintah, rumah sakit, serta lembaga lain yang eksis di masyarakat. Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub system informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar criteria mutu yang telah ditetapkan’. Definisi sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base.
1.2 Rumusan Masalah 1. Menjelaskan kegiatan organisasi & manajerial 2. Menjelaskan orientasi waktu dari informasi manajemen
3. Menjelaskan jenis keputusan manajemen & kebutuhan informasi 4. Menyebutkan jenis-jenis informasi yang diperlukan 5. Menyambut sumber-sumber informasi 6. Membedakan SI & SIM
1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui Menjelaskan kegiatan organisasi & manajerial 2. Mengetahui Menjelaskan orientasi waktu dari informasi manajemen 3. Mengetahui Menjelaskan jenis keputusan manajemen & kebutuhan informasi 4. Mengetahui Menyebutkan jenis-jenis informasi yang diperlukan 5. Mengetahui Menyambut sumber-sumber informasi 6. Mengetahui Membedakan SI & SIM
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Organisasi 2.1.1
Defenisi Organisasi Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sistem atau bagian-bagian yang
saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Aktivitas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang temporer atau sesaat saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut-urutan yang dilakukan secara relatif teratur dan berulang-ulang. (Priyono dalam Bukunya Pengantar Manajemen,2007:48) Organisasi adalah institusi atau wadah tempat orang berinteraksi dan bekerjasama sebagai suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih yang berfungsi mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran.(Wijaya dan Rafa’I dalam Buku Dasar-dasar Manajemen,2016:48) Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian kerja yang akan dilakukan, pembatasan dan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, dan penetapan hubungan diantara elemen organisasi. Jadi, organisasi dalam arti dinamis lebih cenderung disebut organisasi sebagai suatu wadah. Karena dalam organisasi terdapat sekumpulan orang atau kelompok memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama. Melalui organisasi memungkinkan masyarakat meraih hasil atau mengejar tujuan yang sebelumnya tidak bisa tercapai oleh individu-individu secara sendiri-sendiri. Organisasi secara sistemik adalah sistem yang bersifat terbuka, seperti halnya sistem sosial. Sebab organisasi mencakup orang dan tujuan-tujuan yang bergantung atas usaha orang untuk mencapai kinerja, hasil, yang menjadi arah yang benar sebagai sistem sosial. Bahkan melalui perpaduan usaha orang maka organisasi lebih dari sekedar perkumpulan orang belaka. Organisasi juga merupakan usaha orang yang dinamis dengan memanfdaatkan mesin, peralatan, bahan mentah, fasilitas dan uang yang memungkinkan orang-orang menghasilkan sejumlah barang dan pelayanan. Tegasnya dalam organisasi ada sejumlah sumberdaya manusia dan material yang terpadu untuk mencapai tujuan organisasi yang disepakati.(Rafa’I dan fadhli di dalam buku Manajemen Organisasi,2013:59) Organisasi merupakan satu disiplin ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.beberapa ahli telah mendefenisikan organisasi sebagai berikut:
1. Organisasi menurut James D. Mooney (1974) adalah setiap bentuk kerja sama manusia untuk mencapai tujuan bersama. 2. Organisasi menurut Ralp Currier Davis (1951) adalah suatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah satu kepemimpinan). 3. Organisasi menurut Robert V. Presthus (1958) suatu system susunan hubungan-hubungan antar pribadi. 4. Organisasi menurut Michael J. Jucius (1962) adalah suatu kelompok orang yang bekerja dalam hubungan yang saling bergantung ke arah tujuan atau tujuan-tujuan bersama. 5. Organisasi menurut Robbins (1984) adalah kesatuan social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relative terus-menerus untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan kelompok. 6. Organisasi menurut Herbert A. Simon (1958) adalah suatu rencana mengenai usaha kerjasama yang mana setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan kewajibankewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan. 7. Organisasi menurut Daniel E. Griffiths (1959) adalah orangorang yang melaksanakan fungsifungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dan dikoordinasikan agar supaya sebuah tugas atau lebih dapat diselesaikan. 8. Organisasi menurut Harleigh Trecker (1950) adalah Perbuatan atau proses menghimpun atau mengatur kelompok-kelompok yang saling berhubungan dari institusi menjadi satu kesatuan yang bekerja). 9. Organisasi menurut J. William Schulze (1949) adalah penggabungan dari orang-orang, bendabenda, alat-alat, perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang bertalian dengannya, yang dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa. Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang mau bekerja sama untuk pencapaian tujuan bersama yang diikat dengan peraturan yang disepakati bersama dalam satu komando pimpinan melalui pemberdayaan seluruh sumber daya organisasi, berupa Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA) dan sumber daya Modal/Uang. Organisasi berusaha mempermudah manusia dalam menjalani hidup di dunia dengan memanfaatkan segala kelebihan yang terdapat
di organisasi. Untuk menyelesaikan masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah terselesaikan, dibandingkan satu orang yang memikirkannya. Satu demi satu persoalan akan selesai, tatkala dikerjakan secara gotong royong. Tak salah pepatah mengatakan “ berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”.Faktor penentu terbentuknya organisasi adalah manusiasedangkan faktor yang berkaitan dengan kerja adalah kemampuanuntuk bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang laindan kemampuan melaksanakan asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi. .(Wijaya dan Rafa’I dalam Buku Dasar-dasar Manajemen,2016:49-51)
2.1.2 Ciri-Ciri Organisasi Ciri-ciri organisasi menurut Etzioni (1984) adalah: (1) adanya pembagian dalam pekerjaan, kekuasaan, dan tanggung jawab komunikasi merupakan bentuk-bentuk pembagian yang tidak dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-cara tradisional, melainkan sengaja direncanakan untuk dapat lebih meningkatkan usaha mewujudkan tujuan tertentu; (2) adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan berfungsi mengawasi pengendalian usahausaha organisasi serta mengarahkan organisasi mencapai tujuannya, pusat kekuasaan secara kontinu diperlukan menyusun pola-pola baru guna meningkatkan efisiensi; dan (3) penggantian tenaga, dimana tenaga yang dianggap tidak bekerja sebagaimana diharapkan, dapat diganti oleh tenaga lain, dan organisasi dapat mengkobinasikan anggotanya melalui proses pengalihan maupun promosi. Ciri-ciri organisasi ini berlaku bagi organisasi baik pada pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan. (Wijaya dan Rafa’I dalam Buku Dasar-dasar Manajemen,2016)
2.1.3 Unsur-Unsur Pembentuk Organisasi Berdasarkan defenisi di atas, terlihatlah beberapa unsur yang membentuk organisasi secara utuh antara lain: 1. Terdiri dari Sekelompok Orang. Sekelompok orang yang dimaksud adalah terdiri dari dua orang atau lebih. Jika dalam satu rumah tangga, organisasi ini terdiri dari suami dan istri. Beberapa ahli menyebutkan sekurangkurangnya terdiri dari tiga orang atau lebih yakni ketua, sekretaris dan bendahara. 2. Memiliki Tujuan yang Jelas.
Sekelompok orang akan mau bekerja sama, tentunya karena memiliki tujuan yang jelas, dalam artian dapat dicapai melalui kerja sama seluruh pihak. Tujuan ini merupakan hasil dari kesepakatan bersama dengan istilah lain “Visi” 3. Adanya Kerja Sama Untuk mewujudkan visi atau tujuan tersebut diharapkan adanya kerja sama yang dibangun secara baik dengan berbagai keahlian yang dimiliki masing-masing orang yang berada dalam organisasi tersebut. Tanpa kerja sama, maka tujuan yang mulia itu tidak akan tercapai. 4. Punya Peraturan atau Undang-Undang Peraturan dibuat untuk mengikat setiap individu yang berada di dalam organisasi. Peraturan membuat lebih terarah dalam bentuk kerja sama dan pencapaian tujuan. Peraturan tidak membedakan pangkat dan jabatan, masing-masing harus taat dan patuh pada ketentuan yang berlaku di organisasi.
5. Punya Tempat/Sekretariat Bagi setiap organisasi sangat diperlukan tempat atau sekretariat. Sekretariat berfungsi tempat menyusun strategi, perencanaan segala sesuatu, tempat bermusyawarah dan berkerja. Salah satu alat pemersatu yang digunakan dalam berkumpul, bekerja dan tempat bermusyawarah. Seluruh alamat surat akan ditujukan melalui sekretariat. 6. Punya Modal (SDM/SDA atau Uang) Modal juga dianggap penting untuk memajukan sebuah organisasi. Salah satu modal yang sangat berarti adalah Sumber Daya Manusia. Hal ini menjadi nilai jual yang sangat berarti bagi organisasi. Ketika sumber daya lainnya tidak ada, tidak terlalu menyulitkan perkembangan roda organisasi. Contoh, organisasi bergerak di Bidang Jasa. (Wijaya dan Rafa’I dalam Buku Dasar-dasar Manajemen,2016:51-53)
2.1.4 Menurut Handayaningrat (1984) Asas-Asas atau Prinsip-Prinsip organisasi sebagai berikut: 1. Organisasi Harus Memiliki Tujuan yang Jelas Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa tujuan yang jelas benar-benar urgen bagi setiap organisasi agar terarah apa yang dicita-cita orang-orang yang berapa di organisasi tersebut.
2. Skala Hirarki Skala hirarki dapat diartikan sebagai perbandingan kekuasaan di setiap bagian yang ada. Kekuasaan terukur, jika jelas berapa banyak bawahan dan jenis pekerjaan apa saja yang menjadi titik tumpu sebuah organisasi. Artinya, tidak sama antara manajer dengan para bawahan dalam ukuran hirarki kekuasaan. Yang hanya bisa memerintah bawahan adalah atasan. Itu yang menjadi tolak ukur di manapun organisasi itu berdiri. 3. Kesatuan Perintah/Komando Untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah itu terletak di pucuk pimpinan tertinggi. Jika di organisasi, maka manajerlah yang bisa memerintah seluruh komponen organisasi, tetapi untuk desentralisasi, wakil manajer
yang punya peran mengkomandokan bagian
kekuasaannya. 4. Pelimpahan wewenang Dalam hal ini, ada 2 pelimpahan wewenang, yakni: (1) Secara Permanen yang ditandai dengan Surat Keputusan Tetap (SK), dan (2) Secara Sementara yang sifatnya dadakan. 5. Pertanggungjawaban Dalam melakukan tugas, semua bawahan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan hasil kerjanya. Atas juga bertanggung jawab atas kemajuan organisasi kepada bawahannya. Jadi, semua pihak bertanggung jawab pada setiap apa yang dia kerjakan. 6. Pembagian Pekerjaan Pembagian pekerjaan sangat diperlukan untuk menutupi ketidakmampuan setiap orang untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam organisasi. Perlu adanya spesialisasi pekerjaan yang disesuaikan dengan keahlian masing-masing. Kegiatankegiatan itu perlu dikelompokkan dan ditentukan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan organisasi. 7. Jenjang/Rentang Kendali Jenjang atau rentang pengendalian artinya perlu jumlah bawahan dikendalikan oleh seorang atasan secara rasional. Oleh karen itu, tingkat-tingkat kewenangan yang ada harus dibatasi seminimal mungkin sehingga tidak semua merasa menjadi atas. Ada dua rentang pengendalian, yaitu: (a) Rentang pengendalian Sempit yang terdiri dari 4-8 orang, (b) Rentang pengendalian Luas yang terdiri dari 8-15 orang bahkan lebih banyak lagi dari itu. 8. Fungsional
Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerjanya serta tanggung jawabnya dalam pencapaian tujuan organisasi. 9. Pemisahan Bahwa beban tugas dari setiap orang tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Seseorang akan merasa kehilangan harga diri dengan mengerjakan pekerjaan orang lain, kecuali ada hal tertentu diliar kuasa manusia (sakit).
10. Keseimbangan Keseimbangan antara
struktur organsisa
yang efektif dengan
tujuan organisasi.
Keseimbangan antara beban tugas, imbalan, waktu bekerja dan hasil perkerjaan. 11. Flexibelitas Suatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi tergantung pada dinamika kelompok. Keseimbangan penugasan dengan imbalan perlu diperhatikan dengan baik dalam memenuhi tujuan organisasi. 12. Kepemimpinan Kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi. Semua aktivitas dijalankan oleh pemimpin. Pemimpin juga bertanggung jawab atas kemajuan dan kemunduran organisasi. Seluruh fungsi manajemen akan dikendalikan sepenuhnya oleh pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan dianggab sebagai inti dari manajemen. (Wijaya dan Rafa’I dalam Buku Dasar-dasar Manajemen,2016:53-56)
2.2 Sistem Informasi Manajemen 2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen (manajement information system atau sering dikenal dengan singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM (sistem informasi manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan
informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer (computer-based information processing). SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. SIM tergantung dari besar kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut : 1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),menyediakan informasi dari transaksi keuangan. 2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran. 3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information system). 4. Sistem informasi personalia (personnel information systems) 5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems) 6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems) 7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems) 8. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems) 9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems) 10. Sistem informasi teknik (engineering information systems) Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower level management), managemen tingkat menengah (middle level management) dan manajemen tingkat atas (top level management). Top level management dengan executive management dapat terdiri dari direktur utama (president), direktur (vise-president) dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi pemasaran, pembelian, teknik, produksi, keuangan dan akuntansi. Sedang middle level management dapat terdiri dari manajer-manajer devisi dan manajer-manajer cabang. Lower level management disebut degan operating management dapat meliputi mandor dan pengawas. Top level
management disebut juga dengan strategic level, middle level management dengan tactical level dan lower management dengan tehcnical level. Saat ini pengetahuan sistem informasi manajemen begitu penting bagi para pengelola organisasi terutama manajer di dalam perusahaan. Hal ini berkaitan dengan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat kuat yang mengubah lingkungan dunia bisnis yang semakin kompetitif dan lahirnya teknologi digital yang mampu melayani berbagai kegiatan secara cepat dan efisien. Hal yang melatarbelakangi SIM menjadi sangat penting dikarenakan terjadi 4 perubahan kata Kenneth C. Loudon. Perubahan pertama, semakin kuatnya ekonomi global. Perubahan kedua, transformasi masyarakat ekonomi dan industri ke dalam layanan ekonomi yang berbasis pengetahuan dan informasi. Perubahan ketiga, transformasi perusahaan bisnis dan perubahan keempat adalah lahirnya perusahaan digital. Sebenarnya sistem informasi telah digunakan oleh para manajer atau para pengusaha di dalam mengelola organisasi atau perusahaannya terutama dalam pengambilan keputusan, sebelum teknologi komputer ada. Hanya bentuk sistem informasi yang digunakan masih disimpan secara manual dengan menggunakan sistem kearsipan tertentu. Informasi disimpan berupa lembaran-lembaran kertas yang beraneka macam. Jika informasi tersebut diperlukan maka dokumen-dokumen tersebut harus dibongkar. Terkadang dokumen yang diperlukan segera sudah tidak pada tempatnya atau kemungkinan lembaran telah rusak dan cetakannya sudah tidak terbaca. Hal ini memperlambat di dalam pengambilan keputusan dan tidak efisien. Dengan lahirnya teknologi komputer maka merubah pola pengelolaan data untuk menjadi suatu informasi yang lebih cepat dan akurat. Melalui software tertentu, dokumen-dokumen yang berupa lembaran tadi dapat disimpan secara digital dan dengan sekali sentuhan maka seluruh dokumen yang diperlukan dengan mudah tersaji dengan cepat dan efisien. Namun, perubahan ini sering merubah persepsi orang bahwa jika berbicara sistem informasi selalu yang dipahami adalah komputer yang terhubung dengan jaringan dalam sistem komputer tersebut. Oleh karena itu, pada uraian ini dijelaskan mengenai sistem informasi manajemen agar tidak terjadi salah persepsi mengenai hal tersebut. Sistem informasi menurut Tata Sutabri adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Menurut Jogiyanto, sistem
informasi didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedurprosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik. Kenneth C. Laudon, mendefinisikan sistem informasi secara teknis sebagai satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, serta mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sebagai tambahan terhadap pendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kendali, sistem informasi dapat juga membantu para manajer dan karyawan untuk meneliti permasalahan, memvisualisasikan pokok-pokok yang kompleks, dan menciptakan produkproduk baru. Pada dasarnya, di dalam sistem informasi mengandung 3 kegiatan, yakni kegiatan input (masukan), pemrosesan, dan output (keluaran). Ketiga Kegiatan tersebut menghasilkan informasi yang diperlukan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasional, analisis pemecahan masalah, dan menciptakan produk baru. Kegiatan input untuk mendeteksi bahanbahan atau serangkaian data-data yang diperlukan baik dari lingkungan internal maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Kegiatan pemrosesan adalah mengolah dan menganalisis data input yang diperoleh menjadi suatu bentuk yang memiliki arti atau format yang dapat dipahami manusia. Kegiatan output adalah mendistribusikan informasi kepada pihakpihak pemakai atau pengguna. Setelah ketiga kegiatan berjalan, selanjutnya sistem informasi memerlukan umpan balik untuk dipergunakan sebagai evaluasi dan perbaikan dalam pengambilan keputusan berikutnya. Saat ini sistem informasi lebih berfokus kepada sistem informasi yang berbasis komputer dengan harapan semua yang dihasilkan lebih cepat, akurat, dan berkualitas sehingga dalam pengambilan keputusan lebih efisien dan efektif. Namun, perlu dipahami bahwa konsep suatu sistem informasi atau keputusan berdasarkan komputer bukan berarti otomatisasi total karena sistem manusia/mesin menyiratkan bahwa sebagian tugas sebaiknya dikerjakan oleh manusia dan sebagian oleh mesin sehingga membentuk suatu sistem gabungan antara keduanya.
Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu (1) komponen input atau komponen masukan, (2) komponen model, (3) komponen output atau komponen keluaran, (4) komponen teknologi, (5) komponen basis data dan (6) komponen kontrol atau komponen pengendalian. Keenam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk satu-kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data dan tidak dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. (Jogianto, 2005: 46).
2.2.2 Tujuan Sistem Informasi Teknologi informasi banyak membawa perubahan dalam organisasi dan proses bisnis. Teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan bagi organisasi yang dapat membantu kinerja organisasi dan individu. Sistem informasi akan membantu perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan ke dalam bentuk informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga banyak pihak yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi untuk mencapai keunggulan bagi perusahaan. Sistem informasi adalah komponen dan elemen dari suatu organisasi yang menyediakan informasi bagi pengguna dengan pengolahan peristiwa keuangan (Zare, 2012). Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Untuk dapat berguna maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan, tepat waktu dan tepat nilainya atau akurat. Keluaran yang tidak didukung oleh tiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna. Untuk menjadi sistem informasi, maka hasil dari sistem itu harus berupa informasi yang berguna, yaitu harus memenuhi ketiga kriteria: relevan, tepat waktu dan akurat (Usman, 2000). Semua organisasi membutuhkan aliran informasi yang membantu manajer untuk mengambil bermacam keputusan yang dibutuhkan. Aliran informasi ini diatur dan diarahkan dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi berperan dalam proses pengambilan keputusan operasional harian sampai perencanaan jangka panjang. Sebelum komputer ada, sistem informasi sudah menjadi kebutuhan organisasi. Ini berarti sistem informasi tidak selamanya berbasis komputer. Namun dengan berkembangnya fungsi komputer, sistem informasi saat ini umumnya didukung penuh oleh komputer. Sistem informasi organisasi digunakan untuk mendukung
aktifitas-aktifitas organisasi berkembang dari masa-ke masa. Tingkat keterlibata sistem informasi organisasi makin lama makin luas dan dalam.
2.2.3 Komponen-komponen Sistem informasi Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan blok bangunan (building block), yaitu sebagai berikut. 1. Blok Masukan Blok masukan berupa data yang masuk ke dalam sistem informasi termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan seperti dokumen-dokumen dasar. 2. Blok Model Blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan output yang diinginkan. 3. Blok Keluar Produk dari suatu sistem informasi adalah output yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna bagi semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok Teknologi Teknologi merupakan tool box dari suatu pekerjaan sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, penyimpanan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, serta membantu pengendalian dari sistem keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3, yakni brainsware, software, dan hardware. 5. Blok Basis Data Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan pada hardware computer dan digunakan oleh software untuk memanipulasi. Data yang disimpan di dalam database perlu diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan memiliki kualitas. Organisasi database yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Database diakses menggunakan paket software yang disebut database management system (DBMS). 6. Blok Kendali Banyak hal-hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana, temperatur, air, debu kecurangan, kegagalan dari sistem itu sendiri maka blok kendali perlu dirancang dan diterapkan
untuk mencegah kerusakan dari sistem informasi dan bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat diatasi. Dengan demikian, sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh setiap tingkatan manajemen. Untuk lebih memahami mengenai sistem informasi manajemen, di bawah ini dikutip beberapa pengertian dikemukakan para ahli, seperti: Jogiyanto mendefinisikan, sistem informasi manajemen (SIM) sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Raymond Mc. Leod, mengemukakan bahwa SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa Output informasi digunakan oleh manajer maupun nonmanajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah. Sedangkan menurut Komaruddin dalam Effendy, SIM adalah pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberikan eksekutif bantuan informasi yang tepat yang memberikan kemudahan bagi proses manajemen. Gordon B. Davis, mendefinisikan “SIM” adalah sistem manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. Joseph F. Kelly mengemukakan pendapatnya bahwa “SIM” adalah perpaduan sumber daya manusia dan sumber daya yang berbasis computer yang menghasilkan kumpulan penyimpanan, komunikasi, penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efisien serta perencanaan bisnis. Apabila kita menyimak pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, bahwa melihat suatu sistem harus dilihat secara total dari berbagai aspek, baik dari sumber daya manusia sebagai pengolah data, prosedur, metode, perangkat lunak, perangkat keras, model manajemen, keputusan, dan basis data.
2.2.4 Pokok-pokok SIM Sebuah sistem informasi manajemen mengandung elemen-elemen fisik sebagai berikut: 1. Perangkat keras komputer 2. Perangkat lunak
a. Perangkat lunak sistem umum b. Perangkat lunak terapan umum c. Program aplikasi 3. Database (data yang tersimpan dalam media penyimpanan komputer) 4. Prosedur 5. Petugas Pengoperasian Dalam hal penerapan, sebuah subsistem terapan yang lengkap terdiri dari: Program untuk melaksanakan pengolahan komputer Prosedur untuk membuat terapan menjadi operasional (formulir, petunjukuntuk operator, petunjuk untuk pemakai, dan seterusnya). Subsistem terapan dapat diuraikan dalam bentuk fungsi keorganisasian yang mendukung (pemasaran, produksi, dan sebagainya) atau dalam bentuk jenis kegiatan yang tengah dilaksanakan.
2.2.5 Jenis-jenis Informasi Ada bermacam-macam jenis informasi dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Salah satunya melalui kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Jenis informasi untuk kegiatan manusia menurut Soetaminah (1991) terdiri atas halhal berikut. 1. Informasi untuk kegiatan politik. Informasi ini digunakan oleh para politikus dalam melakukan kegiatan politiknya. Misalnya, informasi yang didapat oleh anggota partai politik A mengenai akan adanya reshuffle kabinet. Kemudian, informasi ini digunakan oleh partai politiknya untuk menyusun strategi mendekati kepala negara agar mendapatkan kursi di kabinet. Akan tetapi, oleh partai politik B yang juga mendengar informasi itu, digunakan untuk melemahkan kinerja pemerintahan agar menggoyangkan kabinet yang sedang berjalan dan mereka berusaha menggulingkan pemerintahan. 2. Informasi untuk kegiatan pemerintahan. Informasi ini digunakan para pejabat untuk menyusun rencana, membuat keputusan, dan kebijakankebijakan pemerintah. Misalnya, informasi dari para menteri kepada presiden tentang daerah yang terkena bencana alam. Informasi ini digunakan oleh presiden untuk menyusun strategi membuat kebijakan tentang penanggulangan bencana alam secara menyeluruh.
3. Informasi untuk kegiatan sosial. Informasi ini digunakan oleh pemerintah untuk menyusun rencana-rencana, membuat keputusan dan kebijakan, serta menentukan program kerja, antara lain untuk program-progam kerja kesehatan, pendidikan, atau di luar kegiatan utama dari departemen yang membawahinya. 4. Informasi untuk dunia usaha. Informasi yang dibutuhkan untuk dunia usaha mencakup masalah-masalah: a) pemupukan modal usaha melalui pinjaman dari bank; b) investasi; c) lokasi pabrik; d) berbagai macam hal yang terkait dengan produksi, seperti jenis produksi, kualitas dan kuantitasnya, pemasaran hasil produksi, dan distribusi hasil produksi; e) hubungan perusahaan dengan pemerintahan; serta e) persaingan, alih teknologi, dan lain-lain. 5. Informasi untuk kegiatan militer. Informasi ini diperlukan oleh pejabat militer agar selalu mengikuti informasi kemiliteran yang meliputi perubahan sistem persenjataan, perubahan sistem logistik, perubahan sistem administrasi, perencanaan strategi, dan pembinaan pasukan. 6. Informasi untuk penelitian. Untuk melakukan penelitian, seorang peneliti perlu mengetahui berbagai macam penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain, termasuk hasilnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari duplikasi penelitian. Di samping itu, peneliti perlu mengetahui dari mana sumber-sumber informasi itu diperoleh, misalnya melalui jurnal-jurnal, baik tercetak maupun online. 7. Informasi untuk pengajar. Pengajar, baik guru maupun dosen, membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan mereka. Untuk memperluas cakrawala pengetahuan, mereka dapat membacanya dari bukubuku, majalah, atau hasil-hasil penelitian, baik tercetak maupun elektronik. 8. Informasi untuk tenaga lapangan. Tenaga lapangan, baik penyuluh pertanian maupun penyuluh kesehatan, adalah orang-orang yang bekerja memberikan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, mereka butuh informasi yang praktis dan mudah, misalnya petunjuk bergambar untuk identifikasi hama padi atau petunjuk bergambar untuk membersihkan sarang nyamuk, cara memberantas sarang-sarang nyamuk, dan sebagainya. Petunjuk-petunjuk itu bisa mereka dapatkan dari buku-buku praktis. 9. Informasi untuk individu adalah informasi yang dibutuhkan seseorang sesuai dengan statusnya dalam masyarakat, pendidikannya, dan kegiatannya. Sebagai contoh, seseorang yang membutuhkan informasi untuk membantu kegiatannya dalam dunia perdagangan, misalnya informasi tentang kurs dolar ke rupiah; orang yang ingin bepergian ke Arab Saudi, misalnya kurs
real ke rupiah; atau informasi tentang keberangkatan pesawat terbang, kereta api, dan sebagainya. 10. Informasi untuk pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa membutuhkan informasi guna mengembangkan pengetahuannya. Mereka mencari informasi dari buku teks, buku wajib, majalah, dan sebagainya guna memperoleh tambahan pengetahuan. Dari besar dan banyaknya informasi yang ada di alam ini, hanya sebagian yang berhasil dirasakan, didengar, dilihat, dan direkam oleh manusia. Akan tetapi, informasi yang sempat direkam dalam berbagai bentuk perekaman inilah yang kelak bisa dikembangkan dalam kinerja kehidupan manusia. Informasi terekam ini banyak dicari dan dimanfaatkan oleh manusia sesuai dengan kepentingannya (Yusup, 2002: 91). Terkait dengan hal itu, ada pembagian jenis informasi lain yang terkait dengan dokumentasi, seperti yang disebutkan oleh Pramanto (2004) dalam Wulandari, dkk (2007), yaitu informasi yang terekam dan informasi tak terekam. Informasi terekam adalah informasi yang dapat direkam melalui berbagai alat atau media, antara lain media grafis, media elektronik, dan media audiovisual, tak terkecuali media cetak. Selanjutnya, jenis informasi ini disebut dokumen. Contohnya, informasi tentang suatu artikel tentang suatu subjek tertentu dimasukkan dalam jurnal ilmiah, kemudian disimpan dalam CD-ROM. Sementara itu, informasi yang tak terekam merupakan informasi yang belum atau tidak dapat direkam karena situasi dan kondisi serta nilai kepentingan yang dikandung informasi itu. Misalnya, informasi informal mengenai kecelakaan kereta api atau pesawat.
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan SIM (sistem informasi manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. sistem informasi mengandung 3 kegiatan, yakni kegiatan input (masukan), pemrosesan, dan output (keluaran). Komponen-komponen Sistem informasi 1. Blok Masukan 2. Blok Model 3. Blok Keluar 4. Blok Teknologi 5. Blok Basis Data 6. Blok Kendali