Organ Tubuh.docx

  • Uploaded by: Dwi Nurul Aulia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Organ Tubuh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,433
  • Pages: 16
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makhluk hidup memiliki ciri tertentu yang membeda-bedakannya dengan benda tak hidup. Makhluk hidup melakukan aktivitas bernapas, bergerak, menerima dan menanggapi rangsang, memerlukan makanan, tumbuh dan berkembang biak sedangkan benda tak hidup tidak melakukan aktivitas tersebut. Semua makhluk hidup bernapas untuk memperoleh energi atau tenaga. Semua makhluk hidup membutuhkan makanan (zat makanan) untuk sumber energi, membangun tubuh dan mengatur aktivitas fisiologi lainnya termasuk hewan amphibi (Suyitno, 2005: 1). Amphibi memiliki paru-paru dan melakukan proses respirasi menggunakan kulit dan sebagian besar juga menggunakan insang eksternal yang berbeda dengan insang ikan. Pencernaan makanan oleh amphibi menggunakan bantuan air ludah tetapi sebagian besar amphibi tidak memiliki lidah dan miliki usus panjang pendeknya menunjukkan variasi amphibi (Huda, 2017: 41-43). Amphibi terdiri dari tiga ordo yaitu Caecilia, Caudata dan Anura (katak atau kodok) yang memiliki katak pohon bergaris sebagai salah satu spesiesnya (Addaha, dkk., 2014: 349). Umumnya ukuran bobot katak jantan dewasa yang pernah ditemukan mencapai 900 gram sedangkan katak betina mencapai 100 gram. Panjang badan dari mulut ke dubur katak dewasa mencapai 200 mm dan betina 220 mm. Katak umumnya mencari makanan pada malam hari apabila kelembaban tinggi. Perpindahan dan perkawinan biasanya diakukan apabila hujan mulai turun

1

2

(Hendri, 2015: 75). Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan percobaan untuk mengetahui organ tubuh bagian dalam dan luar pada katak. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana bentuk, warna dan lokasi organ serta hubungannya dengan organ lain pada sistem organ tubuh katak? C. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui bentuk, warna dan lokasi organ serta hubungannya dengan organ lain pada sistem organ tubuh katak.

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Makhluk Hidup Makhluk hidup memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan benda tak hidup, diantaranya bernapas, bergerak, menerima dan menanggapi rangsang, memerlukan makanan, tumbuh dan berkembang biak sedangkan benda tak hidup tidak melakukan aktivitas tersebut. Semua makhluk hidup bernapas untuk menghasilkan energi atau tenaga. Energi diperoleh dari proses pembongkaran zat makanan sumber tenaga di dalam setiap sel yang hidup. Energi digunakan untuk berbagai aktivitas hidup. Pernapasan sel menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh (Suyitno, 2005: 1). Umumnya makhluk hidup melakukan pernapasan sel dengan menggunakan oksigen. Pembongkaran zat makanan dengan oksigen ini disebut pembakaran atau oksidasi. Zat sisa yang dihasilkan umumnya berupa CO2H2O dan panas yang dibuang ke luar tubuh. Keadaan kurang oksigen dalam tubuh sering terjadi pembongkaran zat makanan tanpa zat asam. Zat sisa yang dihasilkan berupa asam laktat. Oksigen dilepas ke udara melalui sistem alat pernapasan. Alat pernapasan dapat berupa paruparu, insang, trakea atau melalui permukaan kulit tubuh. Pada alat pernapasan ini terjadi pertukaran gas terutama oksigen diserap dan CO2H2O dan panas dilepaskan (Suyitno, 2005:1). Setiap makhluk hidup melakukan gerak sebagian atau seluruh bagian tubuhnya dari suatu posisi ke posisi yang lain. Pada hewan kemampuan geraknya lebih besar atau lebih aktif karena telah dilengkapi sistem alat gerak dan atau alat

3

4

tambahan untuk gerak. Alat gerak pada hewan bermacam-macam antara lain berupa kaki, sayap, sirip, kaki perut, bulu cambuk, rambut getar dan kaki semu sedangkan pada tumbuhan gerakannya lebih pasif umumnya hanya gerak bagian tubuh tertentu seperti ujung batang, akar dan bunga (Suyitno, 2005: 1-2). Semua

makhluk

hidup

menerima

dan

menanggapi

rangsang

dari

lingkungannya dengan cara dan kemampuan yang berbeda-beda. Hewan memiliki kemampuan yang lebih besar dalam menerima dan menanggapi rangsang dibanding tumbuhan karena telah memiliki alat penerima rangsang yaitu alat indra dan sistem saraf. Menanggapi rangsang merupakan aktivitas adaptasi suatu makhluk hidup terhadap rangsang dari lingkungannya. Bentuk aktivitas menanggapi rangsang dapat berupa perubahan perilaku, fisiologi maupun penampilan morfologi tubuhnya (Suyitno, 2005: 2). Makhluk hidup membutuhkan makanan (zat makanan) untuk sumber energi, membangun tubuh dan mengatur aktivitas fisiologi lainnya. Jenis (zat) makanan dan cara memperolehnya berbeda-beda tergantung jenis makhluknya. Hewan memperoleh makanan dengan cara memakan mangsa, merampas dari inang atau memakan sisa makhluk. Hewan yang memakan mangsa atau predasi disebut predator. Menurut sumber makanannya hewan predator dikelompokkan dalam beberapa golongan diantaranya herbivora, karnivora dan omnivora. Cara hidup predasi juga terjadi pada hewan

rendah.

Perilaku

makan

sesama

jenisnya

disebut

kanibalisme

(Suyitno, 2005: 2). Jamur dan bakteri memperoleh makanan dari sisa makhluk hidup yang disebut saprotrof atau dari inang yang ditumpanginya disebut parasit. Pola hidup saprotrof merupakan bagian dari makhluk pengurai yang disebut decomposer. Tumbuhan

5

mampu menyusun zat makanannya sendiri (autotroph) melalui fotosintesis. Bahan zat dasar yang diserap tumbuhan berupa gas (CO2 dan O2), garam-garam (mineral) dan air tanah. Sebagian tumbuhan hidup parasit pada tumbuhan lain (Suyitno, 2005: 2). B. Katak Katak sawah merupakan salah satu anggota dari kelas amfibi dan termasuk dalam ordo anura. Katak ini hidup di daerah persawahan, pandai melompat dan memiliki suara yang khas. Katak sawah mengalai metamorfosisdari berudu (aquatik dan bernapas dengan insang) ke katak dewasa (amphibious, bernapas dengan paruparu dan kulit. Kulit katak sawah umumnya selalu basah karena adanya sekresi kulit (kelenjar mucus) yang menghasilkan lender (Sari, 2017: 1).

Gambar 2.1 Katak

Menurut Hendri (2015: 82) klasifikasi ilmiah Rana chalconata sebagai berikut: Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Amphibia Subkelas Lissamphibia Ordo Anura

6

Subordo Neobatrachia Famili Dicloglossidae Genus Fejervarya Bolkay Spesies Fejervarya cancrivora Katak sawah terdiri dari empat bagian yaitu kepala, badan, extremitas posterior dan extremitas interior. Capur berbentuk segitiga dan memiliki beberapa organ yaitu cavum oris, organon visus, membrane tympanicus dan nres externa. Cavum oris berukuran lebar dan tidak berada di ujung kepala tetapi sedikit ke bawah. Cavum oris membelah secara horizontal hampir ke seluruh bagian kepala. Nares externa berukuran kecil, membrane tympanicus berbentuk cincin berwarna coklat kehitam-hitaman (Sari, 2017: 8). Truncus pendek dan kompak, memipih pada bagian distal yaitu daerah yang menempati vertebratae sacrales. Lubang kloaka terletak terminal. Extremitas anterior pendek tetapi bagian-bagian dapat dikenali karena adanya empat buah jari di setiap bagiannya. Extremitas posterior lebih panjang dengan lima buah jari yang di sela-selanya terdapat selaput renang yang membantu katak berenang. Extremitas posterior terdiri dari femur, crus dan pes. Kulit katak dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lender pada epidermis dan salurannya bermuara di permukaan kulit (Sari, 2017: 9). Warna tubuh cokelat muda berbintik hitam. Garis cokelat muda memanjang pada bagian samping tubuh, mulai moncong sampai pangkal kaki belakang. Kulit halus dan licin. Panjang tubuh katak 38-60 mm. putaan gelap tempat di belakang (kecuali di dua), bintik dari melanophores pada permukaan ventral kaki, tenggorokan keputihan dengan bintik gelap. Vomerine gigi berjarak satu sama lain. Jari kaki

7

berjumlah empat seluruhnya berselaput untuk distal subarticular tuberculum; tuberculum metatarsal luar ditinggikan. Jantan dengan bantalan perkawinan keputihan pada jari pertama; vocal kantung bukaan di sudut-sudut lantai mulut; spinuler keputihan pada butiran dari dorsum (Huda, 2015: 82). C. Sistem Pernapasan dan Pencernaan Katak Organ pencernaan katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris), tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus dua belas jari, usus halus, usus besar dan kloaka. Bangunan-bangunan yang berada di dalam rongga mulut adalah gigi dan lidah. Rongga mulut sebelah anterior berpangkal lidah dengan ujung yang bebas di sebelah posterior. Ujungnya berlekuk sehingga tampak bercabang dan oleh karena itu disebut bifida. Lidah dapat dijulurkan keluar dengan cepat yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan mangsanya ke dalam mulut (Sari, 2017: 9). Proses pencernaan makanan katak memerlukan ludah tetapi tidak terlalu memerlukan getah di mulut. Alat tubuh yang menghasilkan getah biasanya dihasilkan oleh amfibia. Organ tubuh tersebut adalah lidah yang berfungsi untuk menangkap makanan. Katak selain menghasilkan getah juga menghasilkan getah intermaksiari yang terdapat di dinding mulutnya. Secara anatomi memiliki ciri yang berbeda, ada yang ususnya pendek dan ada yang panjang karena usus menunjukkan variasi antara amfibi. Kloaka berfungsi untuk ekskresi feses dan perkembangbiakan (Huda, 2017: 43). Sistem pencernaan katak dimulai dari masuknya makanan di rongga mulut dengan cara katak menjulurkan lidahnya untuk menangkap mangsanya. Kemudian diteruskan oleh kerongkongan yang menghasilkan sekresi alkalis menuju lambung. Lambung memiliki dinding yang berfungsi meremas-remas makanan sampai hancur

8

dengan bantuan enzim yang dihasilkan lambung sambil dilakukan gerakan peristaltik. Di dekat lambung ada pankreas yang berwarna kekuning-kuningan yang berfungsi menghasilkan enzim untuk pencernaan. Hati berfungsi untuk mengeluarkan empedu dari kantung empedu yang berwarna kehijauan yang berfungsi menetralisir racun. Dilanjutkan ke usus halus terjadi proses pemecahan nutrisi sari-sari makanan dengan bantuan enzim yang dihasilkan pankreas. Diteruskan ke usus besar yang pada organ ini terjadi penyerapan sari-sari makanan yang telah dipecah oleh usus halus. Pencernaan katak berakhir di rektum atau kloaka yang merupakan muara saluran pencernaan, saluran reproduksi dan urin (Huda, 2017: 41-44). Alat pernapasan pada katak ada dua yaitu menggunakan insang, kulit dan paru-paru. Insang digunakan saat katak masih dalam tahap berudu. Kulit dan paru-paru digunakan oleh katak dewasa. Katak melakukan pernapasan dengan cara pertama-tama masuknya udara ke lubang hidung kemudian udara akan masuk ke dalam rongga mulut katak dan tenggorokan katak mengembang. Saat tenggorokan katak mengembang, hidung akan menutup sehingga udara langsung masuk ke dalam paru-paru. Supaya udara masuk menuju paru-paru dengan mengurangi tekanan udara di paru-paru karena katak tidak mempunyai diafragma seperti manusia, saat bersamaan karbondioksida akan bergerak ke bagian bawah mulut katak sehingga lubang hidung dibuka dan udara yang mengandung karbondioksida akan terdorong keluar karena bagian bawah mulut bergerak (Huda, 2017: 43).

9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Percobaan ini telah dilakukan pada hari Jumat, 23 November 2018 pukul 13.00-16.00 wita bertempat di Laboratorium Biokimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini diantaranya alat bedah, jarum, baki bedah, botol pembius dan sedotan limun. 2. Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini diantaranya kapas, katak sawah dan kloroform. C. Prosedur Kerja Mematikan katak dengan cara mengambil kapas lalu membasahi kapas dengan kloroform kemudian memasukkan kapas yang telah dibasahi ke dalam botol pembius yang berisi katak. Mengeluarkan katak dari botol pembius dan diletakkan di atas baki bedah kemudian diamati organ tubuh bagian luar katak yaitu mengamati mata, kelopak, selaput lendir, lubang hidung bagian luar, membran timpani, alat gerak depan, alat gerak belakang dan permukaan kulit pada katak. Mengamati organ tubuh katak bagian dalam dengan cara melakukan pembedahan dengan hati-hati lalu mengamati letak organ dalam katak kemudian memasukkan dan meniup sedotan limun secara perlahan ke dalam rongga mulut katak untuk mengamati paru-paru lalu

9

10

mengamati seluruh organ dalam katak kemudian menggambar hasil pengamatan dan mengidentifikasi organ pencernaan dan organ pernafasan pada katak.

11

BAB IV HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan 1. Anatomi bagian luar katak

5 6 4 3 2 1

Keterangan: 1. Mata 2. Lubang hidung luar 3. Membran timpani 4. Anggota gerak depan 5. Anggota gerak belakang 6. Permukaan kulit

11

12

2. Anatomi bagian dalam katak

2 5

3 1 4

Keterangan: 1. Lambung

4. Telur

2. Usus

5. Pankreas

3. Paru-paru

13

B. Pembahasan Katak sawah memiliki ciri khusus diantaranya memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar, tidak bersisik luar. Memiliki pasang kaki untuk berjalan dan berenang, berjari empat pada kaki bagian depan dan berjari lima pada kaki bagian belakang. Tidak memiliki sirip dan pernapasannya menggunakan insang ketika masih berbentuk berudu dan menggunakan kulit dan paru-paru ketika telah dewasa. Selain kulit pernapasan juga dilakukan melalui jaringan epithel, mulut, laring, mata dan kelenjar yang menjaga kelembaban mata juga ikut berkembang (Sari, 2017: 10). Untuk mengamati organ luar dan organ dalam katak maka dilaukan dengan cara terlebih dahulu membasahi kapas dengan tujuan untuk mematikan katak. Mengeluarkan katak yang telah mati dari botol pembius dan meletakkan katak di atas baki bedah untuk mengamati organ tubuh bagian luar katak yaitu mengamati mata, kelopak, selaput lendir, lubang hidung bagian luar, membran timpani, alat gerak depan, alat gerak belakang dan permukaan kulit pada katak. Melakukan pembedahan dengan hati-hati lalu untuk mengamati letak organ dalam katak. Memasukkan dan meniup sedotan limun secara perlahan ke dalam rongga mulut katak untuk mengamati paru-paru. Berdasarkan hasil pengamatan, telah terlihat organ dalam pada katak yakni jantung katak berwarna merah bata, pankreas berwarna hijau gelap, lambung berwarna putih, usus dua belas jari berwarna putih, empedu berwarna hijau tua, hati katak berwarna merah gelap, paru-paru katak berwarna bening sedikit orange, usus halus katak berwarna kekuningan, usus besar berwarna putih kehijauan dan terlihat katak ini memiliki banyak telur di dalam perutnya. Pada organ tubuh katak bagian luar, katak ini memiliki organ tubuh bagian luar yang sama dengan katak pada

14

umumnya. Katak ini memiliki membran timpani berwarna hijau kehitaman, kulit berwarna hijau gelap dan seluruh permukaan kulitnya memiliki warna yang merata yaitu berwarna hijau gelap. Organ tubuh katak memiliki fungsi yang berbeda-beda yaitu jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, usus halus merupakan organ pencernaan yang berfungsi sebagai memecah nutrisi dalam makanan yang akan diserap oleh tubuh, usus besar pada katak berfungsi menyerap nutrisi hasil dari proses pemecahan nutrisi makanan di usus halus, lambung berfungsi sebagai organ pencernaan yang menghancurkan makanan sebelum didorong ke usus, usus dua belas jari sebagai organ yang melakukan pencernaan sempurna dimana inti dari pencernaan terjadi di usus dua belas jari yang merupakan bagian dari usus halus, hati pada katak berfungsi mengeluarkan empedu untuk mencerna makanan di usus, pankreas berperan sebagai organ penghasil enzim pencernaan dan paru-paru berfungsi sebagai organ tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida yaitu sebagai tempat terjadinya proses respirasi. Katak sawah terdiri dari empat bagian yaitu kepala, badan, extremitas posterior dan extremitas interior. Capur berbentuk segitiga dan memiliki beberapa organ yaitu cavum oris, organon visus, membrane tympanicus dan nres externa. Cavum oris berukuran lebar dan tidak berada di ujung kepala tetapi sedikit ke bawah. Cavum oris membelah secara horizontal hamper ke seluruh bagian kepala. Nares externa berukuran kecil, membrane tympanicusberbentuk cincin berwarna coklat kehitam-hitaman (Sari, 2017: 8).

15

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini adalah bentuk organ dalam tubuh katak memiliki ukuran yang besar kecilnya menyesuaikan dengan ukuran tubuh katak. Organ dalam tubuh katak memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan pigmen yang dihasilkan masing-masing organ. Letak atau lokasi organ dalam tubuh katak tersusun secara teratur dan terstruktur sesuai dengan fungsinya. Organ berhubungan dengan organ lain sesuai dengan fungsinya misalnya untuk melakukan pencernaan, pernapasan dan ekskresi. B. Saran Saran saya sebaiknya pada praktikum berikutnya yaitu dilakukan percobaan organ tubuh menggunakan kelinci agar dapat dibandingkan dengan katak.

15

16

DAFTAR PUSTAKA

Addaha, Hadi, dkk. Variasi Morfologi Katak Pohon Bergaris Polypedates Leucomystax Gravenhorst, 1829 (Anura; Rhacophoridae) di Sumatra Barat. “Online Journal of Natural Science”. Padang. 4, no.3 (2014): hal. 348-354. Hendry, Wince. Inventarisasi Jenis Katak (Ranidae) sebagai Komoditi Ekspor di Sumatra Barat. “BioCONCETTA”. 1, no. 2 (2015): hal. 27. Huda, Syafa’at Ariful. Jenis Herpetofauna di Cagar Alam dan Tanaman Wisata Alam Pengandaran Jawa Barat. “Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains”. Jakarta. 6, no.1 (2017): hal. 41-46. Khairunnisa, Fadhilah. Klasifikasi Amphibia (Ordo Anura) Berdasarkan Ekstraksi Ciri Suara dengan MFCs Menggunakan Naïve Bayes Classiffier Method. “Studi Kasus: Naïve Bayes Classiffier Method dari Ciri Suara Ordo Anura MFCs”. Bogor. 1, no.3 (2017): hal. 1-8. Sari, Anjar. Anatomi Katak Sawah (Fejervarya Cancrivora). “Laporan Praktikum Struktur Hewan”. Purwokerto. 1, no.1 (2017): hal. 1-5. Suyitno. Ciri-Ciri Makhluk Hidup. Progo. 2005.

Related Documents

Organ Pejantan.docx
May 2020 6
Organ Tubuh.docx
May 2020 3
Organ Tranplantation
July 2020 3
Organ Donor
August 2019 41
Organ Donation
October 2019 34
Organ Reproduksi.docx
December 2019 14

More Documents from "Citra Rahmawati"

Organ Tubuh.docx
May 2020 3
Osmosis.docx
May 2020 1
Focallure.docx
July 2020 6
Kelompok 4.docx
December 2019 7