Oleh

  • Uploaded by: Tasya
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Oleh as PDF for free.

More details

  • Words: 805
  • Pages: 10
Pengukuran sintesis albumin pada babi dengan menggunakan L- [2H5] fenilalanin sebagai pelacak isotop stabil OLEH: Santhi Cintya Dewi (161200105) Tasya Ayu Paramitha (161200106) Putu Elva Dyaz Yunia Putri (161200107) Sabariah Ranjanasti Diliani (161200108) Theopillus Septian Tanri (161200109) I Made Suarjana (161200110) Kadek Niantari Pradnyadewi (161200111) Ni Putu Devy Pradnya Gunawati (161200112) Ni Made Catur Indrawati (161200114) Ni Putu Mega Apriyanti (161200115) Nirvia Aquino (161200116) Ni Nengah Semiari (161200117) I Gusti Ayu Ari Candrawati (161200118) I Gusti Agung Ngurah Baskara Pradipta (161200119)

Outline

Pendahuluan • Konsentrasi albumin plasma tidak selalu mencerminkan sintesisnya oleh hati karena keseimbangan antara sintesis albumin, degradasi dan hilangnya albumin dan mungkin lebih lanjut dipengaruhi oleh perubahan dalam volume plasma. • Oleh karena itu, pengukuran langsung sintesis albumin dengan menggunakan teknologi isotop sangat membantu dalam menafsirkan banyak kondisi gizi, fisiologis dan patologis jaringan. • Ada dua teknik utama, yang disebut sebagai "metode infus konstan" dan "metode flooding," menggunakan isotop baik radioaktif atau stabil berlabel asam amino untuk pengukuran in vivo sintesis protein. • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengadopsi teknik flooding dengan L- [2H5] fenilalanin sebagai asam amino pelacak yang diukur dengan spektrometri massa kromatografi gas (GC-MS) untuk pengukuran sintesis albumin pada babi.

Dasar teori GC-MS GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang m enggunakan dua metode analisis  senyawa  yaitu  kromatografi  gas  (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa  secara  kuantitatif dan  spektrometri massa  (MS) untuk  menganalisis  struktur  molekul  senyawa analit. Gas  kromatografi  merupakan  salah  satu  teknik  spektroskopi  yang  menggunakan  prinsip  pemisahan  campuran  berdasarkan  perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen penyusunnya.  Gas  kromatografi  biasa  digunakan  untuk  mengidentifikasi  suatu  senyawa  yang  terdapat  pada  campuran  gas  dan  juga menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam fase gas. Spektroskopi  massa  adalah  suatu  metode  untuk  mendapatkan  berat molekul dengan cara mencari perbandingan massa terhadap  muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan mengukur jarijari orbit melingkarnya dalam medan magnetik seragam. Penggunaan  kromatografi  gas  dapat  dipadukan  dengan  spektroskopi  massa.  Paduan  keduanya  dapat  menghasilkan  data  yang  lebih  akurat  dalam  pengidentifikasian  senyawa  yang  dilengakapi dengan struktur molekulnya.

Albumin • Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia (+3,4-4,7 g/dl) dan menyusun sekitar 60% dari total protein plasma. • Albumin mempunyai bentuk elips. • Karena massa molekulnya yang relatif rendah (400.000) dan konsentrasinya yang tinggi (0,4-0,5%), albumin diperkirakan bertanggung jawab atas 7580% dari tekanan osmotik pada plasma manusia. • Albumin merupakan protein yang mudah larut dalam air, serta dapat diendapkan dengan penambahan amonium sulfat berkonsentrasi tinggi 70-100% atau pengaturan pH sampai mencapai pH Isoelektriknya. pH Isoelektrik albumin bervariasi antara 4,6 (albumin telur) sampai 4,9 (albumin serum)

Fungsi albumin : mengikat berbagai macam materi, mencakup asam lemak bebas (FFA), kalsium, hormon steroid tertentu, bilirubin dan sebagian triptofan plasma. Di samping itu, albumin memainkan peranan yang penting dalam transportasi tembaga dalam tubuh manusia. Sejumlah obat terikat dengan albumin hal ini tentunya mempunyai implikasi farmakologis yang penting.

Metode • Dua percobaan dengan babi dilakukan untuk mengukur laju sintesis albumin menggunakan [2H5] fenilalanin sebagai pelacak isotop stabil. Dalam percobaan pertama, flooding doses asam amino fenilalanin adalah 45 mg/ kg BB, sedangkan pada percobaan kedua (metode infus konstan) ditingkatkan menjadi 125 mg/kg BB untuk memperhitungkan FSR albumin pada babi.

• Analisis

GC-MS dari t-BDMS-phenylethylamine (albumin enrichment) dan t-BDMS-phenylalanine (precursor enrichment) • Kedua derivatif diukur pada instrumen GC-MS yang sama yang terdiri dari autosampler A200S (CE Instruments) GC 8000 (Fisons Instrumen) dan spektrometer massa quadrupole MD 800 (Fisons Instruments). • Sistem ini dikalibrasi untuk pengukuran enrichment rendah fenilalanin yang terikat albumin dalam kisaran antara 0,01 dan 1,0 MPE. Konversi fenilalanin menjadi phenylethylamine sebelum derivatisasi ditunjukkan untuk meningkatkan sensitivitas GC-MS untuk mengukur dari enrichment yang sangat rendah dari protein yang baru disintesis. • Area puncak pada m/z 183 dan m/z 180 dari contoh dan standar dicatat dalam ion yang dipilih kemudian digunakan untuk analisis rasio isotop. Hubungan antara MPE dihitung dari phenylalanine standards (0,01 - 1 MPE) dan rasio antara daerah puncak di m/z 183 dan m/z 180 sangat linier (r 2 ~ 0,99). • Pengukuran enrichment fenilalanin bebas-plasma tidak memerlukan langkah pra-derivatisasi karena enrichment yang secara substansial lebih tinggi dibandingkan dengan fenilalanin yang terikat albumin memungkinkan suatu perlakuan sampel yang fleksibel yang menyediakan pemantauan rasio isotop yang handal. Rasio antara area puncak pada m/z 239 dan m/z 234 digunakan untuk perhitungan MPE dari fenilalanin bebas plasma.

Kesimpulan Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil FSR albumin tidak berbeda secara signifikan antara kedua percobaan, perkiraan albumin diperkirakan lebih rendah adalah pada Eksperimen 1 (flooding doses). Albumin bervariasi antara 236 dan 405 mg / kg berat badan pada eksperimen 1 dan antara 347 dan 624 mg / kg berat badan di Eksperimen 2. Nilai albumin untuk manusia berkisar antara 120 dan 230 mg / kg berat badan dan untuk babi antara 60 dan 600 mg / kg berat badan, tergantung pada faktor eksperimental yang diperiksa. Dengan demikian, nilai-nilai yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik flooding doses memberikan hasil yang lebih baik dari pada dengan teknik infus konstan.

Related Documents

Oleh
June 2020 26
Oleh
July 2020 20
Oleh
July 2020 17
Oleh
June 2020 17
Oleh:: Citasari
November 2019 24
Oleh Chernyshov.docx
May 2020 11

More Documents from ""

Materi Seduh.docx
May 2020 30
Chapter I.pdf
May 2020 27
Tp Paleontologi Acara 2.docx
December 2019 29
Oleh
July 2020 17