Olahraga Prestasi.docx

  • Uploaded by: apanyasih akulupa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Olahraga Prestasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,114
  • Pages: 12
A. OLAHRAGA PRESTASI Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, bahkan Harsono (1988 : 98) mengemukakkan bahwa, “prestasi olahraga yang dibayangkan orang sukar atau mustahil akan dapat dicapai, kini menjadi hal yang lumrah, dan jumlah atlet yang mampu untuk mencapai prestasi demikian kini semakin banyak”. Pada prinsipnya pengembangan olahraga berpijak pada tiga orientasi, yaitu olahraga sebagai rekreasi, olahraga sebagai kesehatan, dan olahraga untuk prestasi. Dalam Undang – Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dijelaskan bahwa pembinaan olahraga nasional tidak terlepas dari peran pendidikan. Sementara pasal 27 Ayat 4 menyatakan bahwa “Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah serta menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan”. Menurut Lutan (1997 : 125) system pembinaan olahraga prestasi tidak bisa diabaikan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal dari suatu perfoma diperlukan adanya Sistem Pembinaan Olahraga Nasional yang meliputi sepuluh pilar kebijakakan, antara lain : 1. dukungan dana (finansial) 2. lembaga olahraga terdiri dari struktur dan isi kebijakan olahraga terpadu 3. pemasalan (partisipasi) 4. pembinaan prestasi, (promosi dan identifikasi bakat) 5. elit atau prestasi top (sistem penghargaan dan rasa aman) 6. fasilitas latihan 7. pengadaan dan pengembangan pelatih 8. kompetisi nasional 9. riset, dan 10. lingkungan, media dan sponsor. Dana atau finansial merupakan faktor yang tidak terbantahkan untuk mencapai tujuan, lebihlebih dalam olahraga prestasi yang syarat dengan berbagai kepentingan dan motivasi. Seperti

pendapat Mock (dalam Hermawan 2012 : 6) mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah “application of skills in the manipulation, use, and control of funds”. Dengan kata lain bagaimana organisasi berhubungan dengan masalah keuangan. Selain itu ketersediaan sarana-prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi olahraga. tanpa adanya fasilitas yang memadai, meraih prestasi mungkin hanya sekedar mimpi (Hermawan, 2012 : 8). Pada zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini, peralatan latihan (fasilitas) bukan lagi menjadi penghalang bagi pelaksanaan latihan di klub atau lembaga olahraga. Apalagi lembaga olahraga yang memiliki reputasi cukup baik, karena atlet binaannya sudah mencapai prestasi, bukannya hanya tingkat daerah bahkan tingkat provinsi. Karena itu, segala macam keperluan latihan yang dibutuhkan harus diberikan Universitas. Salah satu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan subyek didik dengan pengarahan, bimbingan, pengawasan (aktivitas) stimulasi dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah pembinaan sepakbola (Hidayat, 1978 : 26). Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh setiap kalangan masyarakat (Scheunemann, 2008 : 8). Sampai saat ini sepakbola dianggap sebagai olahraga yang populer, ini terbukti dengan banyaknya kejuaraan yang di gelar di berbagai daerah baik tingkat sekolah, tingkat daerah, nasional maupun internasional. Pembinaan prestasi sepakbola mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung telah memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pembangunan dan kemajuan olahraga di Universitas Lampung, hal ini dibuktikan dengan perolehan prestasi para atlet pada cabang sepakbola pada berbagai kejuaraan baik Kejuaraan Daerah (Kejurda) dan Liga Bandar Lampung (2014 - 2015). Untuk mencapai pembinaan prestasi sepakbola yang baik di samping usaha mengajar dan melatih yang teratur, terarah dan kontinu hendaknya pembinaan prestasi tersebut diarahkan kepada minat dan motivasi sebagai faktor yang dominan terhadap keberhasilan dalam meraih prestasi puncak.

B. OLAHRAGA REKREASI Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi.Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan. Secara umum rekreasi dapat dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation). Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Rekreasi adalah “kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi.” Meyer, Brightbill, dan Sessoms. Berdasarkan peninjauan secara terminologi keilmuan, REKREASI berasal dari dua kata dasar yaitu RE dan KREASI, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya pikir untuk mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion). Olahraga menurut para pakar adalah suatu aktivitas yang dapat menyehatkan diri dari dalam maupun luar tubuh atau yang biasa disebut sehat jasmani dan rohani. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit Gitamedia Press, kata olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “Aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri”. Sedangkan di dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) mengartikan olahraga adalah keikutsertaan dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat). Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Jika menurut Dewan Eropa, merumuskan olahraga sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”. Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for All” dan di Indonesia tahun

1983, “Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat” (Rusli dan Sumardianto, 2000: 6). Banyak sekali manfaat olahraga bagi kesehatan kita. Hanya dengan meluangkan 5 % waktu yang kita miliki setiap hari untuk olahraga dapat membuat mental menjadi lebih sehat, mengurangi stress, pikiran menjadi jernih, dan memicu timbulnya perasaan bahagia. Selain itu manfaat olahraga bagi kita membuat peredaran darah menjadi lebih lancar, membakar lemak dan kalori, membentuk otot, serta mengurangi risiko darah tinggi dan obesitas.

C. OLAHRAGA REHABILITASI Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik, artinya olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Strukturanatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul pada siswa yang aktif mengikuti kegiatan pendidikan jasmani olahraga dibanding siswa yang tidak aktif mengikuti pendidikan jasmani olahraga tersebut. Menurut Cholik Mutohir (2009: 1), olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Selain itu menurut Faizati Karim (2002: 5), olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga juga merupakan bentuk perilaku gerak manusia yang spesifik, arah dan tujuan orang berolahraga termasuk waktu dan lokasi kegiatan dilaksanakan sedimikian beragam sehingga sebagai bukti bahwa olahraga merupakan fenomena yang relevan dengan kehidupan sosial dan juga ekspresi budaya berkarya pada manusia (KDIKeolahragaan, 2000: 7).

Adapun macam olahraga menurut Faizati Karim (2002; 8) yaitu, olahraga aerobik dan anaerobik. Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh, misalnya, jogging, senam, renang dan bersepeda. Sedangkan olahraga anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya, angkat besi, lari sprint 100 m, tenis lapangan, bulu tangkis dan lain-lain. Jika melihat dari tujuannya, olahraga menurut KDI-Keolahragaan (2002: 10-11) dapat diklasifikasikan menjadi olahraga pendidikan, olahraga kesehatan, olahraga rekreatif, olahraga rehabilitatif dan olahraga kompetitif yang diuraikan sebagai berikut: 1. Olahraga pendidikan adalah proses pembinaan yang menekankan penguasaan ketrampilan dan ketangkasan berolahraga. Nilai-nilai kependidikan melalui pembekalan pengalaman yang lengkap sehingga yang terjadi adalah proses sosialisasi melalui dan ke dalam olahraga. 2. Olahraga kesehatan adalah jenis kegiatan olahraga yang lebih menitik beratkan pada upaya mencapai tujuan kesehatan dan fitness yang tercakup dalam konsep wellbeing melalui kegiatan berolahraga. 3. Olahraga rekreatif adalah jenis kegiatan olahraga yang menekankan pencapaian tujuan yang bersifat rekreatif atau manfaat dari aspek jasmaniah dan sosial-psikologis. 4. Olahraga rehabilitatif adalah jenis kegiatan olahraga atau latihan jasmani yang menekankan pada tujuan yang bersifat terapi atau aspek psikis dan perilaku. 5. Olahraga kompetitif adalah jenis kegiatan olahraga yang menitik beratkan pada peragaan perfoma dan pencapaian prestasi maksimal yang lazimnya dikelola oleh organisasi olahraga formal, baik nasional maupun internasional. Melihat uraian dari macam olahraga di atas, maka dapat diketahui bahwa setiap orang yang melakukan olahraga mempunyai tujuan dan maksud tertentu dalam upaya meningkatkan kualitas gerak yang berdampak pada meningkatnya kesehatan baik secara fisik maupun mental. Selain itu menurut Faizati Karim (2002: 8-9) olahraga juga mempunyai manfaat diantaranya: 1.

Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan:

a.

Denyut nadi istirahat menurun.

b.

Isi sekuncup bertambah.

c.

Kapasitas bertambah.

d. Penumpukan asam laktat berkurang. e.

Meningkatkan pembuluh darah kolateral.

f.

Meningkatkan HDL Kolesterol.

g.

Mengurangi aterosklerosis.

2.

Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada:

a.

Pada anak: mengoptimalkan pertumbuhan.

b.

Pada orang dewasa: memperkuat masa tulang dan menurunkan nyeri sendi kronis.

3.

Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.

4.

Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat

badan ideal. 5.

Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti:

a.

Tekanan darah tinggi: mengurangi tekanan sistolik dan diastolik.

b.

Penyakit jantung koroner: menambah HDL-kolesterol dan mengurangi lemak tubuh.

c.

Kencing manis: menambah sensitifitas insulin.

d. Infeksi: meningkatkan sistem imunitas. 6.

Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan

tubuh. 7.

Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan

pengaturan kekebalan tubuh. 8.

Hasil penelitian Kavanagh, latihan aerobik 3 kali seminggu selama 12 minggu:

a.

Meningkatkan pembuluh darah kolateral.

b.

Meningkatkan HDL kolesterol. Menurut Houglum (2005:13-15), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip-prinsip

dasar seperti misalnya: tidak memperburuk keadaan, dilakukan sesegera mungkin, Semakin cepat pasien memulai porsi latihan, semakin cepat dapat kembali ke aktivitas sepenuhnya. Setelah cedera, istirahat memang diperlukan, namun demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak istirahat akan memperlambat pemulihan. Dikatakan bahwa imobilisasi seminggu pertama setelah cedera, 3%-4% kekuatan otot berkurang setiap harinya. Beberapa studi menemukan bahwa laju pemulihan jauh lebih lambat daripada laju kehilangan kekuatan otot. Penemuan tersebut mengindikasikan pentingnya memulai program terapi latihan sesegera mungkin setelah kondisi memungkinkan. Kepatuhan dan individualisasi juga merupakan prinsip rehabilitasi cedera. Perbedaan psikologis dan kimiawi mempengaruhi respon spesifik terhadap cedera. Program rehabilitasi cedera dimulai dengan latihan fleksibilitas dan range of motion (ROM), latihan kekuatan dan daya tahan otot, serta latihan proprioseptif, koordinasi, dan kelincahan. Lebih dari itu harus juga diperhatikan dan dipertahankan kebugaran kardiovaskuler seperti sebelum cedera. Menurut Viljoen (2000: 54), rehabilitasi cedera meliputi pencegahan cedera, penilaian cedera, dan manajemen cedera. Pencapaian fleksibilitas lebih awal dalam terapi latihan diperlukan karena parameter lain ditentukan oleh fleksibilitas daerah cedera dan efek dari proses penyembuhan. Jaringan yang sembuh dari cedera meninggalkan jaringan penyembuhan yang dapat menyebabkan kontraktur. Selama masa penyembuhan, ada kesempatan emas untuk mengubah jaringan sikatrik tersebut. Kekuatan dan daya tahan otot saling mempengaruhi. Saat kekuatan otot meningkat, daya tahan juga meningkat dan sebaliknya. Melihat dari berbagai macam penjelasan di atas, maka olahraga rehabilitasi dapat diberikan setelah proses peradangan berkurang, yaitu kurang lebih satu minggu setelah mengalami cedera. Setelah itu, latihan pertama yang dilakukan adalah dimulai dari hal sederhana yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan luas gerak sendi tubuh yaitu dengan melakukan peregangan dengan menggunakan beban tubuh selama 1, 5 bulan. Setelah mengalami peningkatan, maka peregangan tersebut ditambahi dengan beban alat. Misal menggunakan thera band untuk melatih fleksibilitas sendi dan meningkatkan kekuatan otot selama 1, 5 bulan. Setelah 3 bulan maka dapat diberikan latihan pembebanan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot.

D. OLAHRAGA KESEHATAN Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan! Karena itu syukurilah nikmat sehat karunia Allah ini dengan memelihara serta meningkatkan derajat sehat dinamis Anda melalui gerak, khususnya melalui Olahraga Kesehatan. Pemeliharaan dan peningkatan derajat sehat merupakan bagian dari upaya mencegah yang terdiri dari upaya mencegahan kepada faktor lingkungan dan upaya mencegah langsung kepada faktor manusianya. Olahraga merupakan bagian dari upaya pencegahan langsung terhadap faktor manusia dan merupakan upaya pemeriharaan dan pencegahan yang terpenting, termurah dan paling fungsional (fisiologis). Menurut konsep sehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengemukakan bahwa sehat adalah kesejahteraan jasmani, sejahtera rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat maupun kelemahan. Konsep tersebut dinamakan sehat paripurna (sejahtera seutuhnya). Pada hakikatnya semua lembaga pemerintah maupun swasta, yang membina maupun yang menggunakan sumber daya manusia yang bergerak dibidang apapun, sadar maupun tidak sadar , dalam kegiatannya selalu terkandung tujuan memelihara / membina mutu sumber daya manusia. Pembinaan mutu sumber daya manusia ini tujuan utamanya yaitu meningkatkan derajat kesejahteraan dan produktifitas mereka untuk menuju kesejahteraan paripurna. Pengacu kepada tiga aspek diatas yaitu sejahtera jasmani, rohani dan sosial maka, berikut adalah kegiatan kegiatan yang dapat mengacu untuk meningkatkan kesejahteraan paripurna : 1.

Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan jasmaniah dilakukan dengan upaya untuk meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat dalam gerak) melalui berbagai bentuk olahraga, khususnya olahraga kesehatan, yang akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

2.

Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rihaniah dilakukan dengan upaya dan menyadarkan posisi dirinya dalam hubungan dengan Al Khalik beserta seluruh ciptaannya di alam semesta ini, sehingga mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi menyelenggarakan interaksi yang dapat melestarikan lingkungan dengan sebaik baiknya disertai percaya diri yang tinggi namun rendah hati.

3.

Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dapat juga diperoleh melalui kegiatan

olahraga

kesehatan

yang

memang

dilakukan

secara

berkelompok. Berkelompok merupakan rangsangan dan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, oleh karena masing masing individu akan bertemu dengan sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada olahraga akan sangan mencairkan kelakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intelektual dan kondisi sosioekonomi para pelakunya.

A. Olahraga Kesehatan Olahraga Kesehatan adalah Olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk meningkatkan derajat Kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (Sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/ atau mengatasi keadaan gawat-darurat. Olahraga Kesehatan meningkatkan derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga Sehat Statis (Sehat dikala diam), tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga dapat mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat. Malas berolahraga dapat mengundang penyakit. Tidak berolahraga hanya menelantarkan diri. Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam kehidupan Duniawi, sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat mengundang berbagai penyakit noninfeksi (penyakit bukan oleh karena infeksi), di antaranya yang terpenting adalah penyakit jantung-pembuluh darah (penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke). Hal ini banyak dijumpai pada kelompok usia madya, tua dan lanjut, khususnya yang tidak melakukan Olahraga dan/ atau tidak menjalankan pola hidup sehat. Olahraga adalah kebutuhan hidup bagi orang yang mau berpikir. Bukan Allah menganiaya manusia, tetapi manusia menganiaya dirinya sendiri, Bila olahraga sudah menjadi kebutuhan, maka mereka akan merasa rugi manakala tidak dapat melakukan Olahraga, misalnya karena hujan.

Konsep Olahraga Kesehatan adalah: Padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, massal, mudah, murah, dan meriah (bermanfaat dan aman). Massaal yaitu Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang komunikasi sosial, Jadi Olahraga Kesehatan membuat manusia menjadi sehat Jasmani, Rohani dan Sosial yaitu Sehat seutuhnya sesuai konsep Sehat WHO. Adekuat artinya cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit tanpa henti) dan cukup dalam intensitas. Dalam hal olahraganya berbentuk berjalan, maka intensitas berjalannya hendaknya seperti orang yang berjalan tergesa-gesa, tetapi tentu sesuai dengan kemampuan masing-masing. Menurut Cooper (1994), intensitas Olahraga Kesehatan yang cukup yaitu apabila denyut nadi latihan mencapai 65-80% DNM sesuai umur (Denyut Nadi Maximal sesuai umur = 220-umur dalam tahun). Sehat Dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri khususnya melalui kegiatan Olahraga (Kesehatan). Hukumnya adalah : Siapa yang makan, dialah yang kenyang! Siapa yang mengolah-raganya, dialah yang sehat! Tidak diolah berarti siap dibungkus! Klub Olahraga Kesehatan adalah Lembaga Pelayanan Kesehatan (Dinamis) di lapangan. Olahraga kesehatan dapat dilaksanakan secara massaal misalnya : jalan cepat atau lari lambat (jogging), senam aerobik, senam pernafasan dan olahraga-olahraga massaal lain yang sejenis. Senam aerobik sangat baik oleh karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, di samping juga merangsang otak untuk berpikir, karena Peserta harus memperhatikan dan segera menirukan gerak instruktur yang selalu berubah tanpa pola, sehingga gerakangerakannya tidak dapat dihafalkan! Bila Peserta sudah hafal, maka rangsangan terhadap proses berpikir menjadi berkurang. Olahraga Kesehatan memang dapat dilakukan sendiri-sendiri, akan tetapi akan lebih menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah) apabila dilakukan secara berkelompok.

Berkelompok

merupakan

rangsangan

dan

sarana

untuk

meningkatkan

kesejahteraan Sosial, oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intelektual dan sosial-ekonomi para Pelakunya. Dampak psikologis yang sangat positif dengan diterapkannya Olahraga Kesehatan adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan di antara sesama Pelaku, oleh karena mereka semua merasa dapat dan mampu melakukan Olahraga Kesehatan dengan baik secara bersama-sama.

B. Ciri Olahraga Kesehatan Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat di atas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk keperluan pelaksanaan tugas kehidupan sehari hari. (Blair, 1989 dalam cooper, 1994). Oleh karena itu olahraga mempunyai dosis olahraganya masing masing. Berikut adalah ciri olahraga kesehatan secara teknis-fisiologik yaitu : 1. Gerakan mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh peserta pada umumnya (missal) 2. Intensitasnya sub maksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan ekplosip maksimal. 3. Terdiri dari satuan-satuan gerak yang dapat(secara sengaja) dibuat untuk menjangkau seluruh seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan kontinyu (tanpa henti). Adanya satuan gerakan merupakan faktor penting untuk dapat mengatur dosis dan intensitas olahraga kesehatan secara bertahap. 4. Bebas stress (non kompetitif = tidak untuk dipertandingkan) 5. Diselenggarakan 2-5x/ minggu (minimal 2x/minggu). 6. Dapat mencapai intensitas antara 65-80 % denyut nadi maksimal (DMN) sesuai umur. DNM sesuai umur = 220 – umur dalam tahun. Sebaiknya tiap peserta mengetahui cara menetapkan dan menghitung denyut nadi latihan masing-masing. Bila seseorang melakukan olahraga dengan tujuan kesehatan tetapi lalu ia menjadi sakit , maka dapat dipastikan ia telah salah dalam melaksanakan olahraga kesehatannya. Pelatihan olahraga kesehatan harus dilakukan secara bertahap, oleh karenanya pentahapan adalah prosedur keamanan.

C. Sasaran Olahraga Kesehatan 1.

Memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada. Misalnya orang yang

terikat dengan kursi roda sekalipun, harus memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada pada semua persendiannya, serta memelihara fleksibilitas dan kemampuan koordinasi, melalui gerakan gerakan. 2.

Meningkatkan kemampuan otot untuk dapat meningkatkan kemampuan geraknya lebih

lanjut. Latihan dilakukan dengan mengisi gerakan gerakan yang dilakukan dengan cepat dan

antagonis, sehingga terjadi tambahan bebang yang ditimbulkan oleh adanya gaya kinetik (gaya sentakan) yang harus diatasi. 3.

Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau meningkatkan untuk mencapai

kategori sedang. Perlu ditekankan kembali bahwa olahraga kesehatan adalah gerak olahraga dengan takaran sedang, bukan olahraga berat. jadi olahraga tersebut dilakukan dengan tidak adanya kekurangan dan tidak juga kelebihan. Artinya berolahraga dengan secukupnya, jangan tidak berolahraga karena kalau tidak berolahraga menjadi mudah sakit, sebaliknya jika melakukan olahraga secara berlebihan dapat menyebabkan sakit.

Related Documents

Olahraga Stres.pptx
November 2019 16
Tugas Olahraga
July 2020 9
Sejarah Olahraga
June 2020 7
Olahraga Prestasi.docx
December 2019 11
Kliping Olahraga
October 2019 24

More Documents from ""

Bab Vi.docx
December 2019 7
Olahraga Prestasi.docx
December 2019 11