BAB II ISI
A. Industri Obat-obatan/industry farmasi 1. Pengertian Obat Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Pengertian obat secara khusus 1. Obat Jadi yaitu obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku lain yang ditetapkan oleh pemerintah. 2. Obat Paten yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya. 3. Obat Baru yaitu obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai bagian yang berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
2
3
4. Obat Asli yaitu obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional. 5. Obat Esensial yaitu obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyrakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan oleh MenKes. 6. Obat Generik yaitu obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. 7. Obat tradisional yaitu obat yang di peroleh dari bahan alam (mineral, tumbuhan dan hewan) yang di olah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan di wariskan secara turun temurun serta telah di gunakan untuk kesehatan berdasarkan pengalaman a. Penggolongan Obat Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika yang diatur dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000. 1. Obat bebas Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter disebut obat OTC (Over The Counter), Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam
4
2. Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Dulu obat ini disebut daftar W = Waarschuwing (Peringatan),
3. Obat Wajib Apotek OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA a. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita. b. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube. c.
Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
5
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masayrakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit danmata (salep oksitetrasiklin),
antialergi
sistemik
(CTM),
obat
KB
hormonal.
Sesuai Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan: - Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. - Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. - Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. -Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. -Obat dimaksud memiliki khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. 4. Obat Keras Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 02396/A/SKA/III/1986 penandaan obat keras dengan lingkaran bulat berwarna merah dan garis tepi berwarna hitam serta huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain). Obat-obat ini berkhasiat
6
keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan kematian. Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan. Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahkan oleh apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada pemerintah.
5. Obat Psikotropika dan Narkotika Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Jenis–jenis yang termasuk psikotropika adalah Ecstasy dan Sabu-sabu. Sedangkan, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi/timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
7
Macam-macam narkotika, yaitu Opiod(Opiat) seperti {Morfin, Heroin (putaw), Codein, Demerol (pethidina), Methadone} Kokain, Cannabis (ganja) dan lainnya
Contoh peralatan yang biasa digunakan dalam industry obat-obatan:
Sanitasi dan higiene
Manufacturing pharmaceuticals
8
Food processing 2. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) CPOB merupakan suatu konsep dalam industri farmasi mengenai prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu industri farmasi untuk menjamin mutu obat jadi, yang diproduksi dengan menerapkan “Good Manufacturing Practice ” dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan produksi sehingga obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu (BPOM, 2006) Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat yang dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh sangat esensial untuk menjamin konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa, memulihkan kesehatan atau memelihara kesehatan. Ruang lingkup CPOB edisi 2006 meliputi Manajemen Mutu, Personalia, Bangunan dan Fasilitas, Peralatan, Sanitasi dan Hygiene, Produksi, Pengawasan Mutu, Inspeksi Diri dan Audit Mutu, Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali
9
Produk dan Produk Kembalian, Dokumentasi, Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak, serta Kualifikasi dan Validasi. Ada 4 landasan umum dalam CPOB 2006 yaitu : 1. Pada pembuatan obat pengawasan secara menyeluruh adalah sangat essensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Pembuatan obat secara sembarangan tidak dibenarkan bagi obat yang akan digunakan sebagai penyelamat jiwa atau memulihkan atau memelihara kesehatan. 2. Tidaklah cukup apabila obat jadi hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang menjadi sangat penting adalah mutu harus dibentuk ke dalam produk. Mutu obat tergantung pada bahan awal, proses pembuatan dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan yang dipakai, dan personalia yang terlibat dalam pembuatan obat. 3. Untuk menjamin mutu suatu obat jadi tidak boleh hanya mengandalkan hanya pada pengujian tertentu saja. Semua obat hendaklah dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau dengan cermat. 4. CPOB merupakan pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar sifat dan mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan yang dikehendaki.
10
3. Proses pembuatan obat
a. Proses pembuatan obat tablet Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Secara umum tablet dibuat dengan 3 cara atau metode, yaitu granulasi basah (wet granulation), granulasi kering (dry granulation) dan kempa langsung (direct compression). Komponen yang terdapat dalam tablet antara lain bahan aktif dan bahan tambahan. Maksud bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat bahan yang akan ditablet. Macam bahan tambahan : a.
Bahan pengisi (filler)
b.
Bahan pengikat (binder)
c.
Bahan penghancur (disintegrants)
d. Bahan pelicin (lubricant) e.
Zat pewarna (coloring agent)
11
f.
Glidant dan Antiadherent
g.
Pemanis (flavoring agent), khususnya untuk tablet kunyah. Metode kempa langsung digunakan apabila semua bahan pembuat obat
memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang baik. Metode ini paling sederhana, bahan dimixing kemudian langsung di cetak.Sedangkan jika menggunakan metode granulasi digunakan untuk bahan yang sifat alir dan kompaktibilitasnya tidak baik. Tujuan granulasi adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa. Metode granulasi kering digunakan untuk bahan yang tidak tahan pemanasan. Pada metode granulasi basah diawali dari pengambilan bahan baku dari gudang yang telah diluluskan oleh bagian QC. Pengeluaran bahan baku dari gudang untuk proses produksi harus disertai dokumen Raw Material Requisition. Bahan baku yang telah diambil dari gudang ditimbang di dalam ruang timbang. Bahan yang telah ditimbang diberilabel / penandaan dan dimasukkan ke ruang produk antara untuk menunggu proses granulasi dalam pembuatan tablet. Proses selanjutnya adalah proses mixing, hingga terbentuk massa granul basah. Massa granul basah diayak. Granul basah yang diperoleh dikeringkan dengan fluid bed dryer (FBD) hingga diperoleh granul kering. Pada proses ini dilakukan cek kadar air oleh bagian IPC. Granul yang diperoleh dan telah kering dicampur dengan bahan penghancur dan bahan pelicin di dalam mixer, pada proses ini dilakukan pemeriksaan keseragaman kadar zat aktif terhadap granul oleh bagian analisa (laboratorium analisa). Granul selanjutnya dicetak. Tablet yang dihasilkan diperiksa oleh bagian IPC meliputi pemeriksaan keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur Sedangkan untuk pengujian disolusi dan kadar zat aktif dilakukan oleh bagian analisa. Setelah tablet
12
lulus
uji,
dimasukkan
proses stripping. Dilakukan
pada
pengemasan
pemeriksaan
kebocoran
primer strip
yang oleh
meliputi
bagian
IPC.
Selanjutnya dikemas sekunder dan diperiksa penampilan, kelengkapan, dan penandaan oleh QC. Jika lulus uji, dimasukkan ke dalam gudang produk jadi. b. Proses pembuatan obat sirup Proses
pembuatan
sirup
dimulai
dengan
pencucian
botol
dengan
menggunakan aquademineralisata. Botol kemudian dikeringkan dalam oven double door. Proses pencucian botol seluruhnya ditangani oleh bagian pencucian botol. Tahap selanjutnya adalah pembuatan syrupus simplex yang kemudian dicampur dengan bahan aktif dan bahan tambahan lain dalam mixing tank. Pengisian sirup ke dalam
botol
dengan
menggunakan Liquid
Filling
Machine and Cappering
Machine sesuai dengan volume yang dikehendaki. Setelah sirup diisikan, botol ditutup (capping) secara otomatis. Pengawasan mutu pada pembuatan sirup, meliputi : a). Proses mixing/filtrasi, yaitu pemeriksaan pH, viskositas suspensi, kadar zat aktif, homogenitas, dan berat jenis. b). Proses filling yaitu pemeriksaan keseragaman volume. c). Proses capping yaitu pemeriksaan kebocoran. 4. Limbah yang dihasilkan serta pengolahannya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber aktivitas manuusia maupun proses – proses alam atau belum mempunyai nilai ekomoni bahkan dapat menpunyai nilai ekonomi yang negative. Limbah industri adalah salah satu penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), yaitu sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
13
berbahaya atau beracun karena sifat atau konsistensinya dan atau jumlahnya baik secara langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup serta membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya. Adapun limah yang dihasilkan oleh industry farmasi adalah sebagai berikut: a.
Limbah Cair
b.
Limbah Padat
c.
Limbah Gas/Udara
d.
Limdah suara/getaran Sumber Pencemaran/Limbah Industri Farmasi :
1.
Limbah Gas/Pencemaran udara Pencemaran udara adalah masuknya gas dan senyawa asing kedalam udara
sehingga menyebabkan kwalitas udara menurun atau membahayakan kehidupan makhluk hidup atau tidak sesuai lagi peruntukannya. Sumber Pencemaran : 1. Debu selama proses produksi 2. Uap lemari asam di laboratorium 3. Uap solvent proses film coating 4. Asap Steam boiler, generator listrik dan incenerator Upaya Pengelolaan Lingkungan 1.
Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi dgn absorbent
2.
Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
3.
Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector unit
14
4.
Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 meter
2.
Limbah Padat Pencemaran limbah padat adaalha mesuknya benda-bebda padat ke dalam
lingkungan sehingga menyebabkan kualitas lingkungan menurun atau membahayakan kehidupan makhluk hidup atau tidak sesuai lagi dengan peruntukannya. Sumber Pencemaran : a.
Debu/serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector)
b.
Obat rusak/kadaluwarsa/obat sub standart (reject)
c.
Kertas, karton, plastik bekas, botol dan aluminium foil dan sampah Rumah Tangga
d.
Lumpur dari proses Instalasi Pengolahan Air Limbah Upaya Pengelolaan Lingkungan
1.
Sampah domestik dibuatkan tempat sampah
2.
Sisa – sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil dikumpulkan kemudian dijual ke pengumpul sampah (perusahaan daur ulang sampah)
3.
Debu/sisa-sisa serbuk, obat rusak/kaduwarsa serta lumpur dari IPAL di bakar di incinerator
3.
Limbah Suara dan Getaran Pencemaran suara atau kebisingan dan/atau getaran adalah masuknya suara
dan/atau getaran yang tidak diinginkan kedalam limgkungan sehingga kualitas limgkungan menurun atau tidak sesuai dengan peruntukannya.
15
sumber Pencemaran : Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam boiler Upaya Pengelolaan Lingkungan 1.
Untuk menanggulangi kebisingan yg ditimbulkan oleh genset, dibuat ruangan
berdinding dua (double cover) dan dilakukan perawatan mesin secara berkala 2.
Untuk menanggulangi getaran yg ditimbulkan oleh mesin genset dan mesin-
mesin lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang telah dicor beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai) 4.
Limbah Cair Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu kedalam air yang
menyebabakan menurunya kualitasnya atau tidak sesuai dengan peruntukannya. Sumber Pencemaran : 1. Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium 2.. Bekas reagensia di Laboratorium Upaya Pengelolaan Lingkungan 1.
Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah : a.
Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum
b.
Saluran dari kamar mandi/WC dialirkan ke septic tank
c.
Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium dialirkan ke IPAL
2.
Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dilihat berdasarkan diagram
3.
Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan β Laktam : sebelum dicampur dengan limbah non β Laktam, ditambahkan NaOH untuk untuk memecah cincin β Laktam
16
B. Industri Alkohol Alkohol adalah istilah yang dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut “grain alkohol” dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau group alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Industri kimia dengan proses fermentasi bisa dikatakan mempunyai fleksibilitas tinggi terhadap bahan bakunya. Terdapat banyak variasi bahan baku yang dapat digunakan dalam industri fermntasi. Dan hampir semuanya, bahan baku untuk
proses
fermentasi,
baik
secara
langsung
maupun tidak
langsung
menggunakan hasil pertanian seperti : tebu, jagung, kentang dan lain-lain Produksi etanol dengan cara fermentasi bisa diproduksi dari 3 macam karbohidrat, yaitu : 1. Bahan-bahan yang mengandung gula atau disebut juga substansi sakharin yang rasanya manis, seperti misalnya gula tebu, gula bit, molase (tetes), macammacam sari buah-buahan dan lain-lain. Molase mengandung 50-55% gula yang dapat difermentasi, yang terdiri dari atas 69% sakhrosa dan 30% gula inversi. 2. Bahan yang mengandung pati misalnya: padi-padian, jagung, gandum, kentang sorgum, malt, barlrey, ubi kayu dan lain-lain. 3. Bahan-bahan yang mengandung selulosa, misalnya: kayu, cairan buangan pabrik pulp dan kertas (waste sulfire liquor). 4. Gas-gas hidrokarbon
17
Dalam proses fermentasi alkohol digunakan ragi. Ragi ini dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan gas CO2. Ragi merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak berklorofil dan termasuk golongan eumycetes Dari golongan ini dikenal beberapa jenis, antara lain Saccharomyces anamenesis, Schizosaccharomyces pombe dan
Saccharomyces
cereviside.
Masing-masing
mempunyai
kemampuan
memproduksi alkohol yang berbeda. Untuk memperoleh jenis ragi yang mempunyai sifat-sifat seperti di atas, harus dilakukan percobaan-percobaan di laboratorium dengan teliti. Pada umumnya ragi yang dipakai untuk pembuatan alakohol adalah jenis Saccharomyces cerevisalae, yang mempunyai pertumbuhan sempurna pada suhu + 300 C dan pH 4,8. Ragi menurut kegiatan selama fermensi terbatas atas dua bagian, yaitu : 1. Tup yeast (ragi atas) Ragi yang aktif pada permukaan atas media, yang menghasilkan ethanol dan CO2 dengan segera. Jenis ini biasanya dijumpai pada industri alcohol dan anggur. 2. Bottom Yeast (ragi bawah) Yeast yang aktif pada bagian bawah. Biasanya industri penghasil bir yang menggunakan ragi bawah ini yang menghasilkan ethanol sedikit dan membutuhkan waktu yang lama untuk kesempurnaan fermentasi. Pada umumnya sebagai media untuk produksi alkohol secara komersial pada industri fermentasi alkohol di Indonesia dipakai tetas (molase) yang bisa didapatkan secara luas dan murah. Tetes merupakan hasil samping dari industri gula yang didapatkan setelah sakhorasanya dikritalisasai dan disentrifusi dari sari gula dan tebu.
18
Etanol merupakan cairan tak berwarna dan larut dalam air. Jenis alkohol ini sering disebut juga sebaalkohol biji-bijian. Sebenarnya fermentasi dari bahan yang mengandung karbohidrat seperti anggur, molase padi, kentang akan menghasilkan etanol. Etanol (sering disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun, bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industry makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O. Etanol telah digunakan manusia sejak jaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang dtemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari cina bagian utara menunjukan bahwa minuman beralkohol telak digunakan oleh manusia prasejarah pada masa neolitik, Fermentasi adalah Proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen) maupun aerob. Secara umum, Fermentasi adalah Salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat glukosa (C 6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan. Persamaan reaksi kimia yaitu : C6H12O6
2C2H5OH
2CO2
2 ATP (energi yang dilepaskan)
19
Dijabarkan sebagai gula (glukosa,fruktosa dan sukrosa) alkohol
(etanol)+
karbondioksida+ energi(ATP) 1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Timbangan, Timbangan digital, gelas ukur, corong, alkoholmeter, pHmeter, tissue, fermentor masing-masing (3,5 liter), dan aerator (pompa aquarium). Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Tetes tebu/molase, (kadar gula50%), Urea, ragi 0,2% dan Aquades. 2. Proses Pembuatan Alkohol 1. Menyiapkan 24 sampel molase. Sampel tersebut kemudian dibagi kedalam 3 kelompok (masing-masing 8 sampel). 2. Sampel kelompok I dengan berat molase 1,4 kg masing-masing diencerkan dengan 2,1 liter air (pengenceran 1:1,5), Sampel II dengan berat molase 1,16 kg masing-masing diencerkan dengan 2,33 liter air
(pengenceran 1:2) dan
Sampel kelompok III dengan berat molase 1 kg diencerkan dengan 2,5 liter air (pengenceran 1:2,5). 3. Sampel yang telah diencerkan kemudian ditambahkan urea dan ragi dan diisi kedalam jergen (kapasitas 3,5 liter) yang digunakan sebagai cabang fermentor. 4. Proses fermentasi dilakukan selama 25 hari dengan perlakuan aerasi pada awal proses fermentasi. Sebanyak dua sampel dari setiap kelompok pengenceran diberi perlakuan aerasi selama 24, 48, 72, 96 jam. Pengamatan pH dan kadar alkohol pada setiap sampel dilakukan pada hari ke 10, 15, 20,25.
20
3. Pengolahan Air Limbah Industri Alkohol dan IPAL di Industri Alkohol Limbah cair dari proses produksi sering disebut dengan air limbah. Air limbah yang dihasilkan tiap pengrajin alkohol berbeda-beda karena air limbah yang dihasilkan tergantung pada besarnya kapasitas produksi. Untuk pengrajin yang mempunyai kapasitas produksi 15 liter/ hari maka menghasilkan air limbah (Penyulingan 2 dan 3) 25-30 liter/hari, untuk kapasitas produksi 30 liter/hari maka menghasilkan air limbah 40-60 liter/hari, sedangkan dari seluruh anggota peguyuban alkohol Desa Bekonang dengan jumlah pengrajin 65 keluarga, rata- rata membuang air limbah ± 3.600-4.000 liter/hari atau ± 3,6-4 m³.
Pembuangan limbah cair
dilakukan dengan cara mengangkut secara perorangan dari tempat produksi ke lokasi Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) dengan menggunakan gerobag, truk kecil atau pick-up dan dengan dipikul. Waktu pembuangan pada umumnya sekitar jam 11.0016.00 WIB. 4. Manfaat Etanol pada Industri Farmasi 1. Obat-Obatan Etanol digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan obat. Obat-obatan ini disertai dengan petunjuk dokter agar lebih tepat dalam penggunaannya. 2. Pembersih Luka Untuk anda yang pernah mengalami luka pada kulit pasti pernah menggunakan alkohol untuk membersihkannya. Alkohol tersebut juga menggunakan etanol sebagai bahan bakunya. Etanol bisa juga dilarutkan di dalam dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik.
21
5. Struktur organisasi PT.Indofarma
22
C. Integrasi Ayat
Terjemahannya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepadaNya kamu menyembah. (Q.S. Al-Baqarah: 172) Ayat ini menjadi landasan bagi ilmu farmasi untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat, agar selalu menkonsumsi mkanan yang baik, (bersih, bermanfaat, dan tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh).