BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang modern ini masih saja banyak masalah kesehatan yang di timbulkan oleh serangga, salah satunya adalah masalah yang di timbulkan oleh nyamuk. Nyamuk merupakan salah satu vector penyakit yang dapat di katakan berbahaya dikarenakan ada jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit yang berdampakkan kematian pada manusia. Nyamuk adalah organisme hidup yang terdapat melimpah di alam hampir semua tempat, dianggap merugikan karena gigitannya mengganggu kehidupan manusia, yaitu menyebabkan dermatitis dan menularkan berbagai penyakit. Nyamuk dapat berkembang biak dengan baik apabila lingkungan sesuai dengan kebutuhannya. Kepentingan manusia dalam mengelola lahan pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan akan dimanfaatkan untuk perkembangan larva nyamuk, sehingga berpengaruh terhadap kepadatan maupun perilaku nyamuk di suatu tempat. Nyamuk dapat berkembang biak di tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat perkembangbiakannya beda pula jenis nyamuk yang ada. Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembang biakannya. Telah banyak penyakit-penyakit yang di temukan pada manusia yang di sebabkan oleh nyamuk, beberapa di antaranya adalah demam berdarah, malaria dan filarial. Bahkan telah mewabah pada saat musim hujan dan sangat menggangu kesehatan manusia sendiri. Spesies nyamuk yang dapat menjadi penular penyakit, diantaranya genus Anopheles, Culex, Aedes, dan Manosonia yang menularkan malaria, filariasis, demam berdarah japanese encephalitis dan lainnya. Penyebab malaria ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya Agent, Host (Penjamu) dan lingkungan yang saling mendukung Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang ada dan mengidentifikasinya dengan melihat ciri-ciri yang ada pada bagian tubuh nyamuk tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana morfologi dari jentik nyamuk Aedes ? 1.3 Tujuan Praktikum Untuk mengetahui morfologi dan bentuk dari jentik nyamuk Aedes. 1.4 Manfaat Praktikum Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dan bentuk dari jentik nyamuk Aedes.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Nyamuk Nyamuk (Diptera: Culicidae) merupakan vektor beberapa penyakit baik pada hewan maupun manusia. Banyak penyakit pada hewan dan manusia dalam penularannya mutlak memerlukan peran nyamuk sebagai vektor dari agen penyakitnya, seperti filariasis dan malaria. Sebagian pesies nyamuk dari genus Anopheles dan Culex yang bersifat zoofilik berperan dalam penularan penyakit pada binatang dan manusia, tetapi ada juga spesies nyamuk antropofilik yang hanya menularkan penyakit pada manusia (Bela Kusuma Dewi. 2016). Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbedabeda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. (Haris Ahmad.2016). Kebiasaan nyamuk makan cukup unik karena hanya nyamuk betina dewasa yang menusuk manusia dan hewan lainnya. Sedangkan Nyamuk jantan hanya makan nektar tanaman..Beberapa nyamuk betina memilih untuk makan hanya satu jenis binatang.Nyamuk betina mengigit manusia, hewan peliharaan, seperti sapi, kuda, kambing, dan sebagainya; semua jenis burung termasuk ayam; semua jenis binatang liar, termasuk rusa, kelinci, dan mereka juga mengigit darah ular, kadal, katak, dll. Kebanyakan nyamuk betina harus mendapatkan
darah
yang
cukup
untuk
makan
sebelum
ia
dapat
mengembangkan telur. Jika mereka tidak mendapatkan makanan darah ini, maka mereka akan mati tanpa meletakkan telur. (Haris Ahmad.2016). 2.2 Morfologi Nyamuk Ukuran nyamuk ini kecil sekali dan halus 4-13 mm.Pada kepala terdapat probosis halus dan panjang yang melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betina probosis dipakai pada alat tusuk dan pengisap darah, sedang pada yang jantang dipakai pada pengisap cairan tumbuh-tumbuhan,buah-buahan dan
keringat.Dikiri dan kanan probosis terdapat palpus yang terdiri dari 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri dari 15 segmen.Antena pada nyamuk jantang berambut lebat disebut plumose dan pada betina rambutnya jarang disebut pilose (Haris Ahmad.2016). Bagian thoraks yang kelihatan yaitu mesonotum sebagian besar ditutup dengan bulu halus. Bulu ini mungkin berwarna putih atau kuning dan membentuk gambaran yang khas untuk masing-masing feses. Bagian posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang berbentuk pada: 1. Anophelini, melengkung (rounded) 2. Culicini, mempunyai 3 lengkungan (trilobus) Nyamuk mempunyai sayap yang panjang dan langsing mempunyai vena yang permukaannya ditutupi dengan sisik sayap(wing scales) yang terletak mengikuti vena.Pada pinggir sayap terdapat deretan rambut yang disebut fringe. Abdomen berbentuk silinder yang terdiri dari 10 segmen. Dua segmen terakhir berubah menjadi alat kelamin (Haris Ahmad.2016). 2.3 Siklus Hidup Nyamuk Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, , Aedes,. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa
.
1. Telur Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir
dalam waktu yang sama. Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan menjadi larva nyamuk 2. Larva Larva nyamuk memiliki kepala yang berkembang dengan baik. Larva bernapas melalui spirakel yang terletak pada segmen perut kedelapan, atau melalui siphon, dan karena itu harus sering muncul ke permukaan. Larva
menghabiskan
sebagian
besar
waktu
mereka
untuk
makan ganggang , bakteri , dan mikro-organisme lain. Mereka menyelam di bawah permukaan hanya bila terganggu. Larva berenang dengan gerakan tersentak-sentak dari seluruh tubuh. Larva berkembang melalui empat tahap, atau instar , setelah itu mereka bermetamorfosis menjadi kepompong. Pada akhir setiap instar, yang berganti bulu larva, exoskeleton shedding mereka, atau kulit, untuk memungkinkan pertumbuhan lebih lanjut. 3. Pupa Setelah berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan. Kepala
dan dada digabung
menjadi cephalothorax dengan
perut
melengkung di bawahnya.. Seperti halnya larva, pupa harus datang ke permukaan sering untuk bernapas, yang mereka lakukan melalui sepasang terompet pernafasan pada cephalothorax tersebut. Selama tahap ini pupa tidak makan. Setelah beberapa hari, pupa naik ke permukaan air, nyamuk dewasa muncul. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuh permukaan air. 4. Dewasa Nyamuk
memiliki mulut yang
disesuaikan
untuk
menembus
kulit
tumbuhan dan hewan. Sementara laki-laki biasanya nektar dan jus tanaman, wanita perlu mendapatkan gizi dari menghisap darah sebelum dia dapat menghasilkan telur.
Durasi dari telur menjadi dewasa bervariasi antara spesies dan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan.. Nyamuk dapat berkembang dari telur menjadi dewasa dalam sebagai hanya lima hari, tetapi biasanya 10-14 hari dalam kondisi tropis. Variasi ukuran tubuh nyamuk dewasa tergantung pada kerapatan populasi larva dan suplai makanan di dalam air. Panjang dewasa bervariasi tetapi jarang lebih besar dari 16 mm (0,6 in) , dan berat sampai dengan 2,5 mg. Semua nyamuk memiliki tubuh langsing dengan tiga bagian: kepala , dada dan perut. Nyamuk betina juga akan memakan sumber gula untuk energi tetapi biasanya
memerlukan
darah untuk
pengembangan telur. Setelah
menghisap darah, nyamuk betina akan beristirahat selama beberapa hari untuk pematangan telur. Proses ini tergantung pada suhu, namun biasanya berlangsung 2-3 hari dalam kondisi tropis.. Kepala memiliki mata, banyak-tersegmentasi antena . antena ini untuk mendeteksi
bau
host.
Pada
nyamuk
betina,
bagian
mulutnya
memiliki probosispanjang untuk menembus kulit untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain (Isna N. 2013). 2.4 Jenis-jenis Spesis Nyamuk 1. Nyamuk Culex Culex adalah genus nyamuk yang berperan sebagai vector pada beberapa penyakit. Nyamuk ni termasuk ordo dipteral, family culicidae dan sub family culicinae. Nyamuk Culex sp terdapat pada daerah tropis dan sub tropis di seluruh dunia dalam garis lintang 35oLU dan 35oLS, dengan ketinggian wilayah kurang dari 1000m diatas permukaan laut (Haris Ahmad.2016)
a. Morfologi Adapun Morfologi Nyamuk Culex sp y yaitu: Telur berwarna coklat, panjang dan silinder, vertical pada permukaan air, tersementasi pada susunan 300 telur.Panjang susunan biasanya 3 – 4 mm dan lebarnya 2 – 3 mm Telur.Telur culex diletakkan secara berderet- deret rapi seperti kait dan tanpa pelampung yang berbentuk menyerupai peluru senapan. Pada stadium jentik nyamuk Culex mempunyai siphon yang mengandung bulu- bulu siphon (siphonal tuft) dan pekten, sisir atau comb dengan gigi- gigi sisir (comb teeth), segmen anal dengan pelana tertutup dan tampak tergantung pada permukaan air. Stadium pupa Culex mempunyai tabung pernafasan yang bentuknya kelihatan sempit dan panjang, digunakan untuk pengambilan oksigen. Ciri-ciri yang dimiliki oleh nyamuk ini adalah memiliki warna hitam dan kadang-kadang juga ada yang berwarna cokelat. Nyamuk ini terlihat biasa dan tidak ada cirri-ciri khusus seperti nyamuk aedes aegypti yang memiliki warna belang hitam putih. Satu lagi keunikan dari nyamukculex sp adalah postur tubuhnya yang tidak menukik namun cenderung mendatar. Inilah yang membedakan nyamuk jenis culex sp dengan nyamuk lainnya. Nyamuk ini juga bisa menyebabkan penyakit apabila menggigit seseorang. Penyakit yang diberikan oleh nyamuk ini adalah penyakit kaki gajah. Penyakit yang satu ini cukup bisa membuat anda menderita dan anda tidak akan bisa melakukan aktivitas sehari-hari anda dengan baik (Kasmawati Tahir. 2015).
b. Klasifikasi Adapun klsifikasi nyamuk culex sp yaitu sebagai berikut: a) Kingdom
: Animalia
b) Phylum
: Arthropoda
c) Class
: Insecta
d) Ordo
: Diptera
e) Family
: Culicidae
f) Genus
: Culex
g) Spesies
: Culex sp
c. Perilaku nyamuk Nyamuk Culex mempunyai kebiasaan mengisap darah pada malam hari. Jarak terbang biasanya pendek mencapai jarak rata- rata beberapa puluh meter saja. Umur nyamuk Culex baik di alam maupun di laboratorium sama seperti Anopheles, biasanya kira- kira dua minggu (Frahara Safran.2017). d. Dampak negative bagi kesehatan Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese Encephalitis, dan demam Chikungunya. Japanese encephalitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini disebarkan melalui tusukan nyamuk Culex (Frahara Safran.2017). e. Cara penularan Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese Encephalitis, dan demam Chikungunya. Japanese encephalitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini disebarkan melalui tusukan nyamuk Culex (Frahara Safran.2017). 2. Nyamuk Anopheles sp Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka menusuk dalam posisi menungging alias posisi badan, mulut, dan jarum yang dibenamkan ke kulit manusia dalam keadaan segaris. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya. Pada saat ini nyamuk vektor
malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak20 spesies dari genus Anopheles.
Empat di antaranya adalah Anopheles Aconitus,
Anopheles Sundaicus, Anapheles Maculatus dan Anopheles Barbirostris (Haris Ahmad.2016).
a. Morfologi Nyamuk Anopheles sp mempunyai ukuran tubuh yang kecil yaitu 413 mm dan bersifat rapuh. Tubuhnya terdiri dari kepala, dada (toraks) serta perut (abdomen) yang ujungnya meruncing. Bagian kepala mempunyai ukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pada bagian dada (toraks) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala ada sepasang antena berada dekat mata sebelah depan, Antena ini terdiri dari beberapa ruas berjumlah 14-15 ruas Antena pada nyamuk jantan mempunyai rambut yang lebih panjang dan lebat (tipe plumose) dibandingkan nyamuk betina yang lebih pendek dan jarang. Bagian
mulut
memanjang
ke
depan
membentuk
probosis
Pada Anopheles sp betina struktur bagian mulut dapat berkembang dengan baik sehingga membantu untuk mengisap darah dan melukai kulit hospesnya. Sehingga hanya nyamuk betina saja yang mengisap darah dan berperan langsung dalam penyebaran penyakit malaria. Pada nyamuk jantan probosis hanya berfungsi untuk mengisap bahan-bahan cair seperti cairan dari tumbuh-tumbuhan. buah-buahan serta keringat (Agus Herdiana. 2016).
b. Klasifikasi a) Kingdom
: Animalia
b) Filum
: Arthropoda
c) Kelas
: Insecta
d) Ordo
: Diptera
e) Famili
: Culicidae
f) Sub family : Anophelini g) Genus
: Anopheles
h) Spesies
: Anopheles sp.
c. Perilaku Berkembang Biak. Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam program pemberantasan (Frahara Safran.2017). d. Dampak negative bagi kesehatan Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka menusuk dalam posisi menungging alias posisi badan, mulut, dan jarum yang dibenamkan ke kulit manusia dalam keadaan segaris. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya. Pada saat ini nyamuk vektor malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak20 spesies dari genus Anopheles.Empat di antaranya adalah Anopheles
Aconitus,
Anopheles Sundaicus,
Anapheles
Maculatus dan Anopheles Barbirostris (Frahara Safran.2017).
e. Pengendalian vector Untuk pemberantasan malaria ini dapat dilakukan berbagai cara, antara lain: a) Mengobati penderita sampai sembuh hingga tidak ada sumber penularan. b) Mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara manusia dengan nyamuk anophelini dengan cara: Memasang kawat kasa di bagian-bagian rumah yang terbuka seperti jendela, pintu dan ventilasi lainnya.
Penggunaan kelambu.
Melindungi dari gigitan nyamuk dengan repellent. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan pemusnahan tempat perindukan nyamuk. (Frahara Safran.2017). 3. nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota (Haris Ahmad.2016).
a. Mofologi Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family Culicidae. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang. Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Nyamuk memiliki sepasang antena berbentuk filiform berbentuk panjang dan langsing serta terdiri atas 15 segmen. Antena dapat digunakan sebagai kunci untuk membedakan kelamin pada nyamuk dewasa. Antena nyamuk jantan lebih lebat daripada nyamuk betina. Bulu lebat pada nyamuk jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk
betina
yang
jumlahnya lebih sedikit
(Ekasaputri.2014). b. Klasifikasi a) Kingdom
: Animalia
b) Filum
: Arthropoda
c) Kelas
: Insecta
d) Ordo
: Diptera
e) Famili
: Culicidae
f) Genus
: Aedes
disebutpilose
g) Spesies
: Aedes aegypti
c. Perilaku Berkembang Biak 1. Nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti : Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari : bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak menara (Tower air) yang tidak tertutup, sumur gali. 2. Wadah yang berisi air bersih atau air hujan : tempat minum burung, vas bunga, pot bunga, ban bekas, potongan bambu yang dapat menampung air, kaleng, botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat menampung air meskipun dalam volume kecil. 3. Telur diletakkan menempel pada dinding penampungan air, sedikit di atas permukaan air. 4. Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar 100 butir telur dengan ukuran sekitar 0,7 mm per butir. 5. Telur ini di tempat kering (tanpa air) dapat bertahan sampai 6 bulan. 6. Telur akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 2 hari terendam air. 7. Jentik nyamuk setelah 6 – 8 hari akan tumbuh menjadi pupa nyamuk. 8. Pupa nyamuk masih dapat aktif bergerak didalam air, tetapi tidak makan dan setelah 1– 2 hari akan memunculkan nyamuk Aedes Aegypti yang baru. (Frahara Safran.2017). d. Dampak negative bagi kesehatan Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary
vector) dan bersama Aedes albopictusmenciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota (Frahara Safran.2017). e. Pengendalian vektor Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor. Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur. Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp.Predator larva Aedes sp.ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue. Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari (Frahara Safran.2017). 2.5 Perbedaan nyamuk Aedes, Culex dan Anopheles
Nyamuk culex mempunyai tubuh berwarna kecokelat-cokelatan, proboscis berwarna gelap dengan sisik yang pucat, scutum berwarna cokelat, dan sisik yang berwarna emas keperakan. Sayap nyamuk culex berwarna gelap, kaki belakangnya dilengkapi femur yang berwarna pucat, serta seluruh permukaan kakinya berwarna gelap kecuali pada bagian persendian. Sementara itu, nyamuk anopheles mempunyai warna yang beragam mulai dari kehitam-hitaman sampai hitam dengan bercak-bercak putih. Kekhasan dari nyamuk ini yaitu selalu hinggap dalam posisi menukik membentuk sudut. Sedangkan nyamuk aedes memiliki warna hitam kecokelatan bercampur garis-garis putih keperakan di sekujur tubuh dan tungkainya. Pada bagian punggung tubuhnya juga seringkali terdapat garis melengkung vertikal di sisi kiri dan kanannya (Hade Handu. 2016).
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat Berdasarkan praktikum yang telah adapun alat-alat yang digunakan adalah mikroskop, dispo dan objek glass. 3.2 Bahan Berdasarkan praktikum yang telah adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sampel nyamuk dewasa dan kloroform 3.3 Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan. 2. Bius nyamuk dengan larutan klorofom menggunakan dispo. 3. Letakan di atas objek glas dan lakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x dan 40 x.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Adapun hasil yang di dapatkan pada saat melakukan pengamatan sabagai berikut : Gambar
Keterangan
Di dapatkan nyamuk jantan dengan ciri-ciri tidak memiliki alat penghisap, ukuran tubuh lebih kecil dari betina serta antena berbulu
4.2 Pembahasan Nyamuk adalah organisme hidup yang terdapat melimpah di alam hampir semua tempat, dianggap merugikan karena gigitannya mengganggu kehidupan manusia, yaitu menyebabkan dermatitis dan menularkan berbagai penyakit. Nyamuk dapat berkembang biak dengan baik apabila lingkungan sesuai dengan kebutuhannya. Spesies nyamuk yang dapat menjadi penular penyakit, diantaranya genus Anopheles, Culex, Aedes, dan Manosonia yang menularkan malaria, filariasis, demam berdarah japanese encephalitis dan lainnya. Penyebab malaria ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya Agent, Host (Penjamu) dan lingkungan yang saling mendukung..
Pada praktikum ini melihat pebedaan morfologi dari nyamuk jantan dan nyamuk betina. Berdasarkan hasil praktikum di dapatkan nyamuk jantan dengan ciri-ciri tidak memiliki alat penghisap, ukuran tubuh lebih kecil dari betina serta antena berbulu Nyamuk terkenal karena menggigit orang dan menularkan berbagai penyakit. Anehnya, jenis kelamin hama ini benar-benar memainkan peran penting dalam perilaku itu. Dari segi tampilan, antena nyamuk jantan dan betina adalah cara termudah untuk membedakannya. Nyamuk jantan memiliki antena berbulu yang membantu mereka merasakan sayap potensial pasangan mereka.Sebaliknya, nyamuk betina terutama memiliki antena polos. Mereka juga memiliki mulut yang unik, karena belalai wanita dibangun untuk menembus kulit manusia. Dari segi ukuran, nyamuk betina umumnya lebih besar dari pada jantan. Nyamuk jantan tidak mengisap darah karena mereka tidak bertelur dan nyamuk jantan biasanya hanya mengisap sari bunga atau keringat hewan dan bukan darah. Nyamuk betina membutuhkan darah untuk dapat menghasilkan telur. Untuk mematangkan telur nyamuk betina membutuhkan zat gizi yang terkandung dalam darah. Nyamuk Anopheles sp mempunyai ukuran tubuh yang kecil yaitu 4-13 mm dan bersifat rapuh. Tubuhnya terdiri dari kepala, dada (toraks) serta perut (abdomen) yang ujungnya meruncing. Bagian kepala mempunyai ukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pada bagian dada (toraks) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala ada sepasang antena berada dekat mata sebelah depan, Antena ini terdiri dari beberapa ruas berjumlah 14-15 ruas Antena pada nyamuk jantan mempunyai rambut yang lebih panjang dan lebat (tipe plumose) dibandingkan nyamuk betina yang lebih pendek dan jarang. Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka menusuk dalam posisi menungging alias posisi badan, mulut, dan jarum yang dibenamkan ke kulit manusia dalam keadaan segaris. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya. Pada saat ini nyamuk vektor malaria di Indonesia
yang ditemukan sebanyak 20 spesies dari genus Anopheles. Empat di antaranya adalah Anopheles Aconitus, Anopheles Sundaicus, Anapheles Maculatus dan Anopheles Barbirostris
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Nyamuk Anopheles sp mempunyai ukuran tubuh yang kecil yaitu 4-13 mm dan bersifat rapuh. Tubuhnya terdiri dari kepala, dada (toraks) serta perut (abdomen) yang ujungnya meruncing. Bagian kepala mempunyai ukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pada bagian dada (toraks) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala ada sepasang antena berada dekat mata sebelah depan, Antena ini terdiri dari beberapa ruas berjumlah 14-15 ruas Antena pada nyamuk jantan mempunyai rambut yang lebih panjang dan lebat (tipe plumose) dibandingkan nyamuk betina yang lebih pendek dan jarang. 5.2 Saran Sebaiknya pada saat melakukan praktikum mikroskop yang digunakan harus dalam kondisi yang baik agar pada saat pengamatan dapat terlihat dengan jelas pengamatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA Agus Herdiana. 2016. Siklus hidup dan morfoligi nyamuk anopheles. (online) http://informasikesling.blogspot.com/2016/05/siklus-hidup-dan-morfologianopheles-sp.html Bela Kusuma Dewi. 2016. Makalah nyamuk aedes aegypti. (online) http://melukisasa.blogspot.com/2014/01/makalah-nyamuk-aedesaegypti.html Frahara Safran.2017. Makalah nyamuk aedes aegypti dan anopheles. (online) http://sarfanprahara.blogspot.com/2017/02/nyamuk-aedes-aegyptianopheles-sp-dan.html Hade Handu. 2016. Perbedaan antara nyamuk culex, anopheles dan aedes. (online)
http://jenis-perbedaan.blogspot.com/2016/02/perbedaan-antara-
nyamuk-culex-anopheles.html Haris Ahmad. 2016. Laporan Praktkum Parasitologi Tentang Identifikasi Telur, Larva, Dan Pupa Nyamuk. (online) http://harrisahmad.blogspot.com/2016/1 1/laporan-praktikum-parasitologi-larva.html Diakses pada 30 oktober 2018 Isna N. 2013. Laporan Praktikum Parasitologi "Larva Nyamuk". (online) http://isnnanurhasanah.blogspot.com/2013/09/laporan-praktkumparasitologi-tentang_4755.html Diakses pada 30 oktober 2018 Kasmawati
Tahir.
2015.
Makalah
nyamuk
culex.
(online)
http://kasmawatitahir.blogspot.com/2015/12/makalah-nyamuk-culex.html