NUTRISI UNTUK USIA LANJUT
USIA LANJUT
•TAHAP AKHIR DARI PROSES PENUAAN
BATASAN USIA LANJUT Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
• ASPEK BIOLOGI, ASPEK EKONOMI, DAN ASPEK SOSIAL
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
• • • •
Kementerian Kesehatan RI
(MIDDLE AGE) 45-59 TAHUN (ELDERLY) 60-74 TAHUN (OLD) 75-90 TAHUN (VERY OLD) > 90 TAHUN
• PRA LANJUT USIA (45-59 TAHUN) • LANJUT USIA (60-69 TAHUN) • LANJUT USIA RESIKO TINGGI (>70 TAHUN ATAU USIA >60 TAHUN
PERUBAHAN PADA LANJUT USIA STRESOR PSIKOSOSIAL
PENDIDIKAN PENY. INFEKSI DEGENERATIF
KONSUMSI
FAKTOR INTERNAL
PROSES MENUA
HYGIENE SANITASI
SOS-BUDAYA FAKTOR BIOLOGI
KELUARGA/PEN GASUH EKONOMI
LINGKUP PERGAULAN KELOMPOK MASYARAKAT
FISIOLOGIS • Pada umumnya pada masa lanjut usia orang mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik.
SALURAN PENCERNAAN • Terjadi perubahan-perubahan pada kemampuan digesti dan absorbs sebagai akibat hilangnya opioid endogen dan efek kolesistokin yang berlebihan.
RONGGA MULUT
• Pada masa lanjut usia, seseorang lazim memiliki masalah pada rongga mulut. Biasanya terjadi pada bagian gigi, gusi, dan ludah
• Pada lanjut usia, reseptor pada esofagus kurang sensitif dengan adanya makanan. Hal ini menyebabkan kemampuan paristaltik esofagus mendorong makanan ke lambung ESOFAGUS menurun sehingga pengosongan esofagus terlambat
• Di atas usia 60 tahun, sekresi HCL dan pepsin berkurang. Akibat yang ditimbulkan adalah penyerapan vitamin dan zat besi berkurang LAMBUNG
USUS
SISTEM ENDOKRIN
SISTEM PERNAFASAN
• Pada masa lanjut usia, usus halus akan menampung kolonisasi bakteri dengan gastritis atrofi yang dapat menghambat penyerapan vitamin B.
• Perubahan pada endoktrin menyebabkan perubahan kecepatan dan jumlah sekresi, respon terhadap stimulasi dan struktur kelenjar endoktrin.
• Terjadi pembesaran pada diameter anteroposterior paru sehingga menimbulkan “barrel chest”.Hal ini disebabkan oleh osteoporosis yang progresif dan kifosis.
SISTEM HAEMATOLOGI Sistem hematopoetik yang menua mengakibatkan berbagai kelainan hematologi dapat terjadi pada usia lanjut. Ditemukan bukti bahwa sumsum tulang mengalami involusi dan cadangan sumsum tulang pada usia lanjut menurun
KOMPOSISI TUBUH Status gizi dan tingkat kebugaran jasmani merupakan penentu dari komposisi tubuh. Akibat penuaan, massa otot menjadi berkurang sedangkan massa lemak semakin bertambah
MASALAH GIZI PADA USIA LANJUT PROBLEM LIKE DEPRESSION KEMISKINAN
PENYAKIT KRONIS
OSTEOPOROSIS
TULANG NYERI
TUJUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA USIA LANJUT a. Terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani, sosial dan psikologis lanjut usia b. Terlindunginya lanjut usia dari perlakuan yang salah c. Terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermakna bagi lanjut usia. d. Terpeliharanya hubungan yang harmonis antara lanjut usia dengan keluarga dan lingkungan.
e Terbentuknya keluarga dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pelayanan terhadap lanjut usia. f. Melembaganya nilai-nilai penghormatan terhadap lanjut usia. g. Tersedianya pelayanan alternative diluar pelayanan panti sosial bagi lanjut usia.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEADAAN NUTRISI PADA USIA LANJUT 1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan 2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. 3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. 4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. 5.Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. 6. Penyerapan makanan di usus menurun
KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA USIA LANJUT ENERGI
Kebutuhan energi pada masa menua akan menurun. Hal ini karena jumlah sel-sel otot menurun dan sel-sel lemak meningkat karena aktivitas yang berkurang. Keseimbangan antara asupan dan keluaran energi akan seimbang jika seorang lanjut usia memiliki ukuran dan komposisi tubuh yang ideal dan tetap dalam waktu yang lama.
KARBOHIDRAT Dalam karbohidrat terdapat senyawa dari
molekul hidrogen, karbon, dan oksigen. Sebagai salah satu zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Sumber karbohidrat yang dimaksud biasa terdapat pada nasi, roti, mie, bihun, kentang, makaroni dan gula. Seorang lanjut usia harus membatasi mengonsumsi makanan tersebut, apalagi jika menunjukkan tanda-tanda peningkatan kadar gula sebagai gejala awal kencing manis.
PROTEIN Sumber energi selanjutnya adalah protein,
yang tidak perlu dikurangi pada lanjut usia. Protein dibutuhkan untuk mengganti sel-sel yang rusak, seperti otot, tulang, enzim, dan sel darah merah. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi dari yang bernilai biologis tinggi seperti telur, ikan, dan protein hewani lainnya karena kebutuhan asam amino esensial meningkat pada usia lanjut
LEMAK Di antara sumber energi lainnya (karbohidrat
dan protein), lemak merupakan penyumbang energi terbesar pergramnya. Konsumsi lemak jenis ini sebaiknya secukupnya saja. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan akan berakibat pada tingginya kolesterol dalam darah.
TABEL KEBUTUHAN ZAT GIZI LAKI-LAKI
PEREMPUAN
ZAT GIZI 55-64
>/65
55-64
>/65
ENERGI
2250 KALORI
2050 KALORI
1750 KALORI
1600 KALORI
PROTEIN
60 gr
60 gr
50 gr
50 gr
LEMAK
50 gr
45,5 gr
39 gr
36 gr
KARBOHIDRAT
400 gr
350 gr
285 gr
248 gr
PERHITUNGAN ENERGI UNTUK USIA LANJUT MODEL PERSAMAAN
KECUKUPAN ENERGI (Kal)
LAKI-LAKI USIA LANJUT EB= (11,5xBB) + (541xTB)- 256 KET: PA = 1.0 (SANGAT RINGAN) PA = 1.11 (RINGAN) PA = 1.25 (AKTIF)
(EB x PA) + (0.1xTEE)
PEREMPUAN USIA LANJUT EB = (8.52xBB) + (421xTB)+10,7 KET: PA = 1.0 (SANGAT RINGAN) PA = 1.12 (RINGAN) PA = 1.27 (AKTIF)
(EBxPA) + (0.1xTEE)
PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL
BMI = BB : (TBxTB) KET: BB = BERAT BADAN (kg) TB = TINGGI BADAN (m2).