PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM MEMBACA SUKU KATA, KATA-KATA DAN KALIMAT SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA KELAS I SDN TAMBAHREJO 03 BANDAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem Pendidikan Nasional menggariskan bahwa pembangunan di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri, baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam pendidikan formal, pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar di kelas. Pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan pendidikan yang berlandaskan pada falsafah hidup bangsa Indonesia dan pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dan manusia manusia Indonesia seluruhnya, karena itu dalam pembangunan nasional pemerintah dan bangsa Indonesia menyelenggarakan pendidikan nasional. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal dengan komponenkomponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajarnya. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa, sehingga siswa menguasai tujuan pengajaran. Proses pembelajaran ditiap kelas sering dijumpai adanya siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena siswa lambat dalam menerima pembelajaran atau kurang tertarik pada mata pelajaran tersebut. Dengan melihat kenyataan yang ada didapat hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan di bawah nilai KKM yaitu 70. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dalam daftar nilai harian semester ganjil tahun 2011/2012 mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas I yang disajikan dalam tabel 1 di bawah ini. Tabel 1.1 Sebaran Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia*) Siswa Kelas I SDN Tambahrejo 03 No Nilai Frekuensi Prosentase 1. 40 2 9,09% 2. 50 4 18,18% 3. 60 9 40,90% 4. 70 5 22,72%
5.
80
2
9,09% Jumlah 22 Rata-rata 60 Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk tabel 1.1 terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 40 ada 9,09%, yang mendapat nilai 50 ada 18,18%, yang mendapat nilai 60 ada 40,90%, yang mendapat nilai 70 ada 22,72%, yang mendapat nilai 80 ada 9,09% dan hasil ketuntasan belajar pra siklus siswa:
Dari data tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa ada 7 anak yang sudah tuntas dan 15 anak yang belum tuntas karena nilai rata-ratanya 60 dan masih di bawah KKM (70%). Dari hasil belajar di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian yang sangat berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan metode pengajaran ada dua aspek penting yang digunakan untuk mencapai keberhasilan dalam proses pengajaran yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Metode mengajar maupun media pengajaran dapat meningkatkan proses belajar siswa sehingga menarik bagi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Banyak jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Salah satu diantaranya yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media kartu kata. Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran supaya dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Masalah yang penulis kemukakan di atas adalah “Upaya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam membaca suku kata, kata-kata dan kalimat sederhana dengan menggunakan media kartu kata pada siswa kelas I SD Negeri Tambahrejo 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. B. Masalah Penelitian Apakah media kartu dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan membaca suku kata, kata-kata dan kalimat sederhana pada siswa kelas I SD Negeri Tambahrejo 03 Bandar Batang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri Tambahrejo 03 pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca suku kata, kata-kata dan kalimat sederhana dengan menggunakan kartu kata. 2. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Untuk siswa 1) Dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang membaca. 2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Dapat meningkatkan rasa percaya diri. b. Untuk guru 1) Untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. 2) Memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas sebagai guru. 3) Mengembangkan kompetensi profesional baik secara individu maupun institusional.
c. Untuk sekolah 1) Sebagai bahan masukan untuk memberikan latihan dalam membaca. 2) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 3) Untuk meningkatkan prestasi sekolah.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Kartu Kata Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk majemuk atau jamak medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran adalah perangkat yang dapat membantu proses belajar mengajar (Kuswaya Wihardi, 2008: 1.1), sedangkan menurut
Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak didik sehingga mendorong terjadinya pada proses belajar pada diri siswa. Santoso S. Hamidjo dalam Sutrisno (1997: 35) berpendapat bahwa media yaitu bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga gagasan itu sampai pada perantara. Jadi yang dimaksud dengan media adalah perantara yang digunakan komunikator untuk menyampaikan informasi kepada komunikan. Selain itu media merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan berfungsi untuk mempertinggi proses belajar mengajar. Untuk dapat menggunakan media secara maksimal, maka seseorang perlu memahami ciri-ciri media, yaitu: Media pendidikan merupakan medium untuk perantara yang biasa digunakan. Media pendidikan umumnya dapat dilihat dan didengar. Media pendidikan merupakan alat bantu dalam belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas. Media belajar sebagai alat bantu mengajar (Sutrisno, 1997: 38). Dengan ciri-ciri di atas seorang guru dapat mengetahui dan memilih media yang baik dan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Sesuai dengan pengertian yang telah dikemukakan di muka, jadi yang dimaksud dengan media kartu kata adalah sebuah kertas tebal atau kertas buffalo yang kemudian dipotong dengan ukurang panjang sesuai dengan kebutuhan (disesuaikan dengan panjang kata) yang kemudian kertas itu diberi tulisan katak-kata sesuai dengan format yang akan dibuat untuk menyusun kalimat. Contoh bentuk katu kata: Budi bermain bola Kartu kata disusun sesuai kebutuhan supaya menjadi kalimat yang baik, kemudian siswa membacanya. B. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004: 22). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: 一. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain: motivais, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar) Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, hasil belajar yang diperoleh siswa harus semakin tinggi. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, (Nana Sudjana, 2004:22). Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi gurudan siswa (Muslihati, 2005). Menurut Woodworth (dalam Ismiyani, 2000), hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Dari hasil pengukuran hasil belajar inilah akhirnya akan diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan
pengajaran yang telah dicapai. Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. (Winkel dalam Ismiyani, 2000). Dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan. Enak tingkatan tersebut ialah (1) pengetahuan atau ingatan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) sintetis, (5) sintesis dan (6) evaluasi. Adapun ranah psikomotorik terdiri dari lima tingkatan, yaitu: (1) peniruan: menirukan gerak, (2) penggunaan: menggunakan konsep untuk melakukan gerak, (3) ketepatan: melakukan gerak dengan benar, (4) perangkaian: melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar, (5) naturalisasi: melakukan gerak secara wajar. Sedangkan ranah afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu (1) pengenalan (ingin meniru, sadar akan adanya sesuatu), (2) merespon (aktif berpartisipasi), (3) penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu), (4) pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya) dan (5) pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup). Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merlupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai. c. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar. b. Keterampilan dan kebiasaan. c. Pengetahuan dan pengertian. d. Sikap dan cita-cita. Pendapat dari Howard Kingley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa, karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
C. Bahasa Indonesia Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan alat, sarana, media yaitu bahasa. Sejak itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media. Bahasa dalam bahasa Inggris disebut language, berasal dari bahasa latin yang berarti “lidah”. Secara universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya adalah ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan mahluk yang lainnya. Juga dengan ujaran manusia mampu mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni, sistematik, mana suka, ujar, manusiawi dan komunikatif. Disebut sistematik karena bahasa diatur oleh sistem. Setiap bahasa mengandung dua sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna. Bunyi merupakan suatu yang bersifat fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera kita. Tidak semua bunyi dapat diklasifikasikan sebagai simbol sebuah kata. Hanya bunyi-bunyi tertentu yang dapat diklasifikasikan, yaitu bunyi yang dapat digunakan atau digabungkan dengan bunyi lain sehingga membentuk suatu kata. Apabila sebuah tanda fisik diberi makna tertentu atau mewakili makna tertentu atau mewakili makna tertentu maka bunyi itu disebut lambang. Lambang ini menjadi isi yang terkandung dalam panca indera kita sehingga kita beraksi, bunyi yang menimbulkan reaksi inilah yang disebut ujaran. Sebuah arus ujaran dapat menjadi lambang tergantung pada komitmen masyarakat. Setiap kelompok masyarakat bahasa baik kecil maupun besar secara konvensional telah menyepakati bahwa setiap struktur bunyi tertentu akan memiliki arti tertentu pula. Konvensi-konvensi masyarakat bahwa itu akhirnya menghasilkan bermacam-macam satuan struktur bunyi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing mengandung suatu makna tertentu pula. Satuan-satuan arus ujaran yang akan mengandung makna itu secara bersama-sama untuk membentuk perbendaharaan kata. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut: Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota-anggota masyarakat. Berita pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa ataupun elektronik merupakan wujud fungsi bahasa sebagai fungsi informasi. Fungsi ekspresi, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara. Untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang. Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku dan etika masyarakat. Fungsi kontrol bahasa, berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Apabila fungsi ini berlaku dengan baik dan maka kegiatan sosial akan berlaku dengan baik pula. D. Kerangka Berfikir
Pada tahap awal sebelum guru menggunakan media kartu kata, prestasi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SDN Tambahrejo 03 masih rendah. Dengan rendahnya prestasi belajar Bahasa Indonesia tersebut guru berupaya meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan melakukan inovasi pembelajaran yang dilakukan adalah mengemas pembelajarannya dengan menggunakan media. E. Hipotesis Tindakan Diharapkan dengan penerapan media kartu kata dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi membaca suksu kata, kata-kata dan kalimat sederhana di Kelas I SD Negeri Tambahrejo 01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/2012.
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Lokasi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Tambahrejo 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Jumlah siswa di SD Negeri Tambahrejo 03 pada tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 131 anak. Jumlah guru yang mengajar ada 9 orang, dengan rincian 1 orang kepala sekolah, 6 orang guru kelas, 1 orang guru agama, 1 orang guru olahraga dan 1 orang penjaga sekolah. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas I dengan jumlah siswa ada 22 anak, terdiri dari 11 siswa laki-laki, dan 11 siswa perempuan. B. Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dengan rencanga tindakan sebagai berikut: Perencanaan Penetapan materi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan alokasi waktu bulan Agustus – September semester I tahun pelajaran 2011/2012. Tindakan Tindakan meliputi seluruh psoses tindakan belajar mengajar melalui upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan kerja kelompok dan penggunaan alat peraga yang efektif. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran, meliputi aktivitas guru dalam pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta pengembangan materi dan hasil belajar siswa yang melibatkan teman kolaborasi. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan analisis pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada pembelajaran di tiap kelas. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara kolaborasi dengan teman guru (teman sejawat) yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitiannya. C. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah: 一. Observasi, merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. (Abu Ahmadi, 2001: 70). Jadi observasi adalah suatu pengamatan atau penyelidikan yang dilaksanakan secara sistematis dengan cara mencatat segala kejadian yang terjadi atau peristiwa yang diamati. Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan tujuan dari observasi ini kaitannya dengan interaksi dan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. 一. Tes merupakan latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap intelegensi, dan kemauan atau bakat yang dimiliki oleh individu. Tes digunakan pada penelitian pada kegiatan ini untuk mengukur tingkat kemampuan daya serap siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran perbaikan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa serta keterampilan dan kreativitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Disamping itu juga untuk mengetahui perubahan-perubahan yang ada setelah diadakan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga yang efektif dan kreatif. Pada bagian refleksi dilakukan analisa data dalam hal proses. Masalah yang ditemukan atau muncul, dan hambatan-hambatan yang ada, kemudian dilanjutkan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Dalam refleksi dilaksanakan aspek yang penting yaitu evaluasi terhadap keberhasilan siswa. Selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Tambahrejo 03 khususnya kelas I pada semester I, dari hasil evaluasi siswa kelas I mengalami permasalahan dengan hasil evaluasi yang kurang memuaskan dengan jumlah siswa 22 siswa, sebanyak 15 anak (68,18%) mengalami hasil evaluasi di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas yang telah ditentukan yaitu 70. Dan hanya ada 6 anak atau 31,82% yang mendapatkan hasil evaluasi di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil pembelajaran ini maka penulis akan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak 2 (dua) siklus yang akan dilaksanakan dalam 4 (empat) pertemuan dan pelaksanaanya melibatkan dewan guru dan siswa kelas I SD Negeri Tambahrejo 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil evaluasi pada tes semester I tahun pelajaran 2011/2012 banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini berdampak pada perolehan hasil belajar siswa. Banyak siswa yang perolehan nilainya dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 70 sehingga banyak siswa yang mengikuti program remidial. Hasil tes pra siklus pada semester I Tahun pelajaran 2011/2012 dapa dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Nilai Tes Pra Siklus No No. Induk Nilai Keterangan 1 930 40 Tidak tuntas 2 932 60 Tidak tuntas 3 933 70 Tuntas 4 935 60 Tidak tuntas 5 937 60 Tidak tuntas 6 943 60 Tidak tuntas 7 944 70 Tuntas 8 945 60 Tidak tuntas 9 946 60 Tidak tuntas 10 947 50 Tidak tuntas 11 948 50 Tidak tuntas 12 949 60 Tidak tuntas 13 950 70 Tuntas 14 951 60 Tidak tuntas 15 952 50 Tidak tuntas 16 953 50 Tidak tuntas 17 954 80 Tuntas 18 955 60 Tidak tuntas 19 956 70 Tuntas 20 957 70 Tuntas 21 958 80 Tuntas 22 961 50 Tidak tuntas Berdasarkan hasil analisis nilai yang digambarkan pada tabel 4.1 diketahui ada 7 siswa atau 31,82% di atas KKM sedangkan sisanya ada 15 siswa atau 68,18% di bawah KKM. Adapun data ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 di berikut ini: Tabel 4.2 Ketuntasan hasil belajar tes pra siklus pada hari Senin, 25 Juli 2011.
Berdasarkan hasil analisis nilai yang digambarkan pada tabel 4.2 diketahui ada 7 siswa atau 31,82% yang tuntas dalam pembelajaran sedangkan ada 15 atau 68,18% siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran. Dari hasil tes di atas guru melakukan refleksi dan ditemukan beberapa permasalahan seperti cara guru dalam mengajar masih menggunakan model konvensional, kurangnya pemberian penguatan yang diberikan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga pembelajaran kurang menarik dan siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akhirnya berdampak pada prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan. B. Pelaksanaan Tindakan Dari hasil pembelajaran di atas, penulis perlu mengadakan penelitian tindakan kelas yang sangat berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan cara menggunakan media kartu kata dengan beberapa hasil pembelajaran siswa dapat ditingkatkan. Diketahui bahwa guru menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan nilai 70. berdasarkan hasil analisis diketahui ada 7 siswa atau 31,82% yang tuntas dalam pembelajaran, sedangkan sisanya 15 siswa atau 68,18% belum tuntas dalam pembelajaran. Dengan hasil pembelajaran yang kurang baik maka guru perlu mengadakan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar anak, untuk mengatasi hal ini guru perlu mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setelah mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dihadapi maka guru mengadakan penelitian tindakan kelas dengan bantuan observer untuk menganalisis kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tahapan; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang disajikan dalam dua siklus adapun rencana tindakan siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Rencana Tindakan Siklus I pada hari Senin 8 Agustus 2011. Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Mempersiapkan lembar observasi. Menyiapkan alat evaluasi.
Pelaksanaan pembelajaran. Siswa mempraktikkan materi dengan bimbingan guru. Siswa mengerajakan latihan.
Mengamati perilaku siswa dalam KBM. Mengamati antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Mengamati pemahaman anak.
Mencatat hasil observasi. Mengevaluasi. Menganalisis hasil. Memperbaiki kekurangan dan kelemahan untuk siklus berikutnya.
Adapun keterangan dari data tabel 4.3 adalah: Perencanaan Perencanaan dalam siklus I Kegiatan yang dilakukan dalam siklus I adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyiapkan lembar observasi yang akan diisi oleh teman observer dan menyiapkan alat evaluasi yang berupa lembar soal untuk dikerjakan setelah penyampaiaan materi pembelajaran. Tindakan Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut. Siklus I Pertemuan 1 a. Kegiatan Awal (Apersepsi) 10 menit
Motivasi Menyanyikan lagu “Di sini senang di sana senang”. b. Kegiatan Inti (40 menit) 1) Secara klasikal siswa membaca kartu kata sebagai pretest. 2) Secara berkelompok 3 anak menulis suku kata dengan bimbingan guru. 3) Tiap kelompok membacakan di depan kelas. c. Kegiatan Akhir (10 menit) Siswa diberi tugas rumah untuk membuat kalimat dengan sukua kata yang ditentukan oleh guru. Siklus I Pertemuan 2 a. Kegiatan Awal (Apersepsi) 10 menit Motivasi Menyanyikan lagu “Di sini senang di sana senang”. b. Kegiatan Inti (40 menit) 1) Secara klasikal siswa membaca kartu kata sebagai pretest. 2) Secara berkelompok 3 anak menulis suku kata dengan bimbingan guru. 3) Tiap kelompok membacakan di depan kelas. 4) Semua kelompok mengamati hasil dari kelompok lain yang dibacakan, c. Kegiatan Akhir (10 menit) Siswa diberi tugas rumah untuk membuat kalimat dengan suku kata yang ditentukan oleh guru. Observasi Observasi dilakukan oleh teman observer dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan. Dan pelaksanaannya dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun lembar observasi yang dilakukan oleh observer dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Lembar Observer Aspek yang dinilai Kegiatan Guru dan Siswa Siklus I No 1 Persiapan guru dalam membuat rencana pembelajaran. 2 Menata tempat duduk sebelum pembelajaran dimulai. 3 Kesiapan instrumen materi pembelajaran. 4 Kesiapan instrumen untuk mengukur kemampuan awal siswa. 5 Menyampaikan tujuan pembelajaran. 6 Memberikan motivasi kepada peserta didik. 7 Menunjukkan alat peraga pada proses pembelajaran. 8 Kejelasan dalam menyampaikan langkah-langkah kegiatan. 9 Membentuk kelompok secara heterogen dan adil. 10 Keterkaitan antara materi yang disampaikan dengan tujuan pembelajaran. 11 Guru membimbing jalannya diskusi. 12 Memberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kelompok. 14 Pemberian peringatan kepada siswa yang melakukan kegiatan di luar proses kegiatan pembelajaran. 15 Menyusun rangkuman bersama peserta didik. 16 Menyamakan persepsi materi yang dipelajari. 17 Melakukan refleksi. 18 Memberikan umpan balik. Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I diketahui hasil belajar adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Nilai Belajar Siklus I pada Hari Senin, 8 No. Induk Nilai Keterangan Agustus 2011 No 1 930 40 Tidak tuntas 2 932 70 Tuntas 3 933 70 Tuntas 4 935 80 Tuntas 5 937 60 Tidak tuntas 6 943 70 Tuntas 7 944 80 Tuntas 8 945 70 Tuntas 9 946 70 Tuntas 10 947 60 Tidak tuntas 11 948 50 Tidak tuntas 12 949 60 Tidak tuntas 13 950 80 Tuntas 14 951 70 Tuntas 15 952 50 Tidak tuntas 16 953 70 Tuntas 17 954 90 Tuntas 18 955 70 Tuntas 19 956 80 Tuntas 20 957 80 Tuntas 21 958 90 Tuntas 22 961 60 Tidak tuntas Berdasarkan hasil analisis nilai yang digambarkan pada tabel 4.5 diketahui ada 14 siswa atau 60% di atas KKM, sedangkan ada 8 siswa atau 40% di bawah KKM. Adapun data ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini. Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar Tes Pra Siklus pada hari Rabu, 10 Agustus 2011.
Berdasarkan hasil analisis nilai yang digambarkan pada tabel 4.6 diketahui ada 14 siswa atau 63,64% yang tuntas dalam pembelajaran, sedangkan 8 siswa atau 36,36% belum tuntas dalam pembelajaran. Dari tabel di atas juga diketahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan kartu kata datanya dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Tabel Hasil Nilai Pra Siklus dan Siklus I No No. Induk Pra Siklus Siklus I Keterangan 1 930 40 40 Tetap 2 932 60 70 Meningkat 3 933 70 70 Tetap 4 935 60 80 Meningkat 5 937 60 60 Tetap 6 943 60 70 Meningkat
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
944 945 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 961
70 60 60 50 50 60 70 60 50 50 80 60 70 70 80 50
80 70 70 60 50 60 80 70 50 70 90 70 80 80 90 60
Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Tetap Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Keterangan hasil nilai pra siklus dan siklus I 1. Yang meningkat 14 anak = 14/22 x 100% = 63,64% 2. Yang tetap 7 anak = 7/22 x 100% = 31,82% 3. Yang turun 1 anak = 1/22 x 100% = 4,55% Tabel 4.8 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I
Keterangan tabel hasil kenaikan ketuntasan nilai pra siklus dan siklus I. Siswa yang tuntas meningkat dari 7 anak menjadi 14 anak atau 7 anak yang mengalami peningkatan ketuntasan belajar atau: 7/22 x 100% = 31,82%. Berdasarkan hasil tes di atas pada siklus I bahwa anak yang tuntas belajar ada 14 anak atau 63,64% dan anak yang tidak tuntas ada 8 anak atau 36,36%. Dari hasil penelitian pada siklus I terjadi peningkatan hasil pembelajaran yaitu 31,82%, maka penelitian tindakan kelas perlu dilanjutkan pada siklus II untuk lebih meningkatkan hasil pembelajaran siswa khususnya dalam membaca. Adapun data rencana tindakannya adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Rencana Tindakan Siklus I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pelakasnaan pembelajaran dengan menggunakan
Mengamati perilaku siswa dalam KBM. Mengamati
Mencatat hasil observasi. Mengevaluasi. Menganalisis
Mempersiapkan lembar observasi. Memadukan hasil refleksi siklus I agar lebih efektif. Menyiapkan alat peraga.
alat peraga yang telah ditentukan. - Siswa mempraktek kan materi dengan bimbingan guru. - Siswa mengerjakan latihan.
antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. - Mengamati pemahaman anak.
hasil. - Memperbaiki kekurangan dan kelemahan untuk siklus berikutnya.
Keterangan dari tabel 4.9 Perencanaan Perencanaan yang harus dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran II yang telah diperbaharui berdasarkan hasil dari siklus I, menyiapkan lembar observasi dan alat revisi dalam pembelajaran siklus II ini disiapkan alat peraga. Tindakan Pelaksanaan pembelajaran di siklus II ini didalamnya ditampilkan alat peraga, dengan tujuan pembelajaran dapat lebih menarik, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. Siklus II Pertemuan I A. Kegiatan Awal (apersepsi) 10 menit Motivasi Menyanyikan lagu “Oh ibu dan ayah”. B. Kegiatan Inti (40 menit) Secara klasikal siswa membaca kartu kata sebagai pre test. Secara berkelompok 5 anak siswa menulis suku kata tanpa bimbingan guru. Tiap kelompok membacakan di depan kelas. Semua kelompok mengamati hasil dari kelompok lain yang dibacakan. C. Kegiatan Akhir (10 menit) Siswa diberi tugas rumah untuk membuat kalimat dengan suku kata yang ditentukan oleh guru. Siklus II Pertemuan 2 A. Kegiatan Awal (Apersepsi) 10 menit Motivasi Menyanyikan lagu “Oh Ibu dan Ayah” B. Kegiatan Inti (40 menit) Secara klasikal siswa membaca kartu kata sebagai pre test. Secara berkelompok 5 anak menulis suku kata tanpa bimbingan guru. Tiap kelompok membacakan di depan kelas. Semua kelompok mengamati hasil dari kelompok lain yang dibacakan. C. Kegiatan Akhir (10 menit) Siswa diberi tugas rumah untuk membuat kalimat dengan suku kata yang ditentukan oleh guru. Observasi Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan, pelaksanaannya dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung Adapun lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada siklus II dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini. Tabel 4.10 Lembar observer kegiatan guru dan siswa dalam siklus II hari Senin 29 Agustus 2011 No Aspek yang dinilai
1
Persiapan guru dalam membuat rencana pembelajaran. Menata tempat duduk sebelum pembelajaran dimulai. Kesiapan instrumen materi pembelajaran. Kesiapan instrumen untuk mengukur kemampuan awal siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Memberikan motivasi kepada peserta didik.
2 3 4
5 6
Tabel 4.10 (lanjutan) No 7 8 9 10
11 12
13 14
15 16 17 18
Aspek yang dinilai Menunjukkan alat peraga pada proses pembelajaran. Kejelasan dalam menyampaikan langkah-langkah kegiatan. Membentuk kelompok secara heterogen dan adil. Keterkaitan antara materi yang disampaikan dengan tujuan pembelajaran. Guru membimbing jalannya diskusi. Memberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kelompok. Pemberian peringatan kepada siswa yang melakukan kegiatan di luar proses kegiatan pembelajaran. Menyusun rangkuman bersama peserta didik. Menyamakan persepsi materi yang dipelajari. Melakukan refleksi. Memberikan umpan balik.
Refleksi Setelah diladakan pengamatan dan pencatatan hasil observasi, dapat dievaluasi dan dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai pada siklus II, adapun hasil pembelajaran tercantum dalam data di bawah ini. Tabel 4.11 Nilai Hasil belajar Siklus II pada hari Senin 29 No. Induk Nilai Keterangan Agustus 2011 No 1 930 40 Tidak tuntas 2 932 80 Tuntas 3 933 80 Tuntas 4 935 80 Tuntas 5 937 70 Tuntas 6 943 70 Tuntas
7 8 Tabel 4.11 (lanjutan) No 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
944 945 No. Induk 946 947 948 949 950 951 952 953 954 955 956 957 958 961
90 70
Tuntas Tuntas
Nilai 70 70 70 70 80 70 70 80 90 80 90 80 90 70
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan hasil analisis nilai yang digambarkan pada tabel 4.6 diketahui ada 14 siswa atau 63,64% di atas KKM, sedangkan ada 8 siswa atau 36,36% di awah KKM. Adapun data ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini. Tabel 4.12 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil analisis nilai yang digambarkan pada tabel 4.12 diketahui ada 21 siswa atau 94,45% yang tunts dalam pembelajaran sedangkan masih ada 1 siswa atau 4,55% belum tuntas dalam pembelajaran. Dari data di atas juga diketahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan kartu kata pada siklus II, datanya dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan No. Induk Siklus II No 1 930 2 932 3 933 4 935 5 937 6 943 7 944 8 945 9 946 10 947 11 948 12 949 13 950 14 951 15 952 16 953 17 954 18 955 19 956 20 957 21 958 22 961 Keterangan hasil nilai siklus I dan silus II 1. Yang meningkat 12 anak = 12/22 x 100% = 54,55% 2. Yang tetap 10 anak = 10/22 x 100% = 45,45%
Siklus I
Siklus II
40 70 70 80 60 70 80 70 70 60 50 60 80 70 50 70 90 70 80 80 90 60
40 80 80 80 70 70 90 70 70 70 70 70 80 70 70 80 90 80 90 80 90 70
Tabel 4.14 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Keterangan tabel hasil kenaikan ketuntasan nilai silkus I dan siklus II. Siswa yang tuntas meningkat dari 4.14 anak menjadi 21 anak, atau 7 anak yang mengalami peningkatan ketuntasan belajar atau 7/22 x 100% = 31,82%. Setelah diadakan penelitian tindakan kelas pada siklus II maka nilai anak jauh lebih baik daripada hasil belajar yang sebelumnya. Hal ini terbukti pada hasil pembelajaran pada siklus II yaitu anak yang mendapatkan nilai tuntas ada 21 anak atau 95,45% dan anak yang mendapatkan nilai tidak tuntas ada 1 anak atau 4,55% pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar sekitar 31,82%.
Keterangan Tetap Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Tetap Meningkat Tetap Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Tetap Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Tetap Tetap Meningkat
C. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Tambahrejo 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran dengan menggunakan alat peraga adalah sangat memuaskan. Hal ini karena penggunaan media kartu kata sebagai alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran sehingga anak lebih mudah dalam menangkap materi yang diberikan oleh guru. Dari data yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran kegiatan penelitian tindakan kelas hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini. Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No No. Induk Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 930 40 40 40 2 932 60 70 80 3 933 70 70 80 4 935 60 80 80 5 937 60 60 70 6 943 60 70 70 7 944 70 80 90 8 945 60 70 70 9 946 60 70 70 10 947 50 60 70 11 948 50 50 70 12 949 60 60 70 13 950 70 80 80 14 951 60 70 70 15 952 50 50 70 16 953 50 70 80 17 954 80 90 90 18 955 60 70 80 19 956 70 80 90 20 957 70 80 80 21 958 80 90 90 22 961 60 60 70 Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas tentang membaca nyaring suku kata, kata-kata, dan kalimat sederhana dengan bantuan media kartu kata dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri Tambahrejo 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Dari hasil pra siklus anak yang tuntas hanya 31,82% setelah diadakan penelitian tindakan kelas naik menjadi 80%. Data perbandingan nilai rata-rata dan perbandingan peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagaram batang di bawah ini.
Keterangan Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Keterangan 1. Tahap pra siklus: Hasil nilai pembelajaran pada tahap prasiklus dengan jumlah siswa ada 22 anak. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran ini hanya 7 anak atau 31,82% dan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran ini ada 15 anak atau 68,18, nilai rata-rata 61,36. Setelah diidentifikasi diketahui beberapa faktor: a. Tidak menggunakan media dalam pembelajaran. b. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Dari hal inilah menyebabkan kurangnya hasil pembelajaran siswa sehingga guru perlu mengadakan penelitian tindakan kelas yang meliputi siklus I dan siklus II guna meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Dengan mencoba mengatasi faktor-faktor yang dihadapi guru dan guru menggunakan media kartu kata dengan tujuan siswa lebih mudah dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru dan siswa lebih aktif. 2. Tahap perbaikan pada siklus I, pada tahap perbaikan ini dengan jumlah siswa ada 22 anak terdapat peningkatan hasil pembelajaran yaitu sebesar 31,82% dengan jumlah anak yang mendapatkan kenaikan nilai ada 14 anak atau 63,64% dan 8 anak tidak tuntas atau 36,36%. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil pembelajaran 31,82%. Nilai rata-rata 69,09. Penelitian dilanjutkan guna meningkatkan hasil pembelajaran lagi yaitu dengan melaksanakan siklus II. 3. Tahap perbaikan pada siklus II, dari jumlah anak 22 siswa yang tuntas naik menjadi 21 siswa atau 95,45% dan anak yang tidak tuntas turun menjadi 1 anak atau 4,55% dengan diadakannya penelitian tindakan kelas pada siklus ke II terjadi peningkatan hasil pembelajaran sekitar 31,82%, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,45 walaupun masih ada anak yang tidak tuntas dalam pembelajaran, penelitian cukup sampai pada siklus II saja karena waktu yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan siklus berikutnya.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan kelas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil dari Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Tambahrejo 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang dengan materi pembelajaran tentang membaca nyaring suku kata, katakata, kalimat sederhana dengan bantuan media kartu kata dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri Tambahrejo 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, ini dibuktikan pada awal pra siklus siswa yang tuntas dalam pembelajaran ini hanya 7 anak atau 31,82% dan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran ini ada 15 anak atau 68,18, nilai rata-rata 61,36. Pada Siklus I terdapat peningkatan hasil pembelajaran yaitu sebesar 31,82% dengan jumlah anak yang tuntas ada 14 anak atau 63,64% dan 8 anak tidak tuntas atau 36,36%, nilai rata-rata 69,09. Siklus II siswa yang tuntas naik menjadi 21 siswa atau 95,45% dan anak yang tidak tuntas turun menjadi 1 anak atau 4,55%, peningkatan hasil pembelajaran sekitar 31,82%, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,45. B. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut: Guru diharapkan menggunakan metode dan media yang menarik siswa, sehingga siswa akan lebih senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Guru sesering mungkin untuk melakukan penelitian tindakan kelas jika menjumpai masalah dalam pembelajaran. Sekolah hendaknya mendukung setiap guru yang melakukan tindakan kelas sehingga mutu pendidikan akan lebih meningkat. Sekolah hendaknya menyediakan alat peraga yang mendukung dalam mencapai tujuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, 1997, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Anitah Sr, dkk, 2008, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Santoso Puji, dkk, 2008, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Jakarta: Universitas Terbuka. Rosdiana Yusi, dkk, 2008, Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka. Taufik Agus, Puji Lestari P, Hera Lestari M, 2007, Pendidikan Anak SD, Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri, 2000, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, Sri Esti Wuryani, 2002, Psikologi Pendidkan, Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia. Hadi, Sutrisno, 1987, Statistik Jilid II. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Kuswaya, Wihardi, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Sosial, Bandung: PT. Eresco. Nana Sudjana, 2004, Interaksi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Sunarto, 1999, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta. Surya, Mohamad, 2003, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Yayasan Bhakti Winaya. Wardani, Wihardi Kuswaya, Nasution Noehi, (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I Tema : Keluarga Kelas/Semester : I/I Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Standar Kompetensi Bahasa Indonesia : Memahami teks pendek dengan membaca nyaring. Matematika : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. IPA : Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia : Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat. Matematika : Menyelesaikan masalah yang terkait penjumlahan sampai dengan 20. IPA : Membiasakan hidup sehat. IPS : Menceritakan pengalaman. Indikator : Bahasa Indonesia : Mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata-kata dan kalimat sederhana. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Matematika : Memecahkan masalah sehari-hari yang terkait dengan penjumlahan sampai dengan 20. kan masalah sehari-hari yang terkait dengan pengurangan sampai dengan 20. njelaskan keuntungan mencuci tangan sebelum makan. an keuntungan olahraga, beristirahat dan tidur yang teratur agar tubuh sehat dan kuat. IPS : Menceritakan tentang teman main di rumah. Menceritakan peristiwa masa kecil yang paling berkesan. A. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia : Siswa dapat membaca huruf, kata dan kalimat dengan suara nyaring dan lafal yang benar. Matematika : Siswa dapat memecahkan permasalahan sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan hasil sampai 20. IPA : Siswa dapat menjelaskan cara dan keuntungan merawat kebersihan tubuh. IPS : Siswa dapat menceritakan isi serta menjawab pertanyaan seputar isi dongeng. Siswa dapat menyapa teman, guru, orangtua dengan bahasa sederhana dan santun.
B. Materi Pembelajaran sa Indonesia : Membaca nyaring suku kata, kata dan kalimat sederhana. i – bu = ibu a – bu = abu a – ni = ani ba – ni = bani bi – bi = bibi Matematika : Operasi hitung bilangan. IPA : Kebutuhan tubuh untuk tumbuh sehat dan kuat. IPS : Peristiwa masa kecil. C. Metode Pembelajaran 一. Ceramah 一. Tanya jawab 一. Demonstrasi
一. Diskusi 一. Penugasan 一. D. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal (apersepsi) 10 menit a. Membaca doa bersama-sama. b. Mengabsen, mempersiapkan alat peraga. c. Menyanyikan lagu “disini senang disana senang”. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Secara klasikal siswa membaca kartu kata sebagai pretest. b. Guru memberi contoh cara membaca nyaring yang tepat. c. Siswa berulang-ulang kali membaca. d. Secara kelompok 3 anak menulis suku kata, kata dengan bimbingan guru. e. Tiap kelompok membacakan di depan kelas. 3. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Menanyakan kesulitan siswa selama mengikuti pembelajaran. b. Evaluasi dan tindak lanjut. c. Siswa diberi tugas rumah untuk membuat kalimat dengan suku kata yang ditentukan oleh guru. Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal (apersepsi) 10 menit a. Membaca doa bersama-sama. b. Mengabsen, mempersiapkan alat peraga. c. Menyanyikan lagu “disini senang disana senang”. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Secara klasikal siswa membaca kartu kata sebagai pretest. b. Guru memberi contoh cara membaca nyaring yang tepat. c. Siswa berulang-ulang kali membaca. d. Secara kelompok 3 anak menulis suku kata, kata dengan bimbingan guru. e. Tiap kelompok membacakan di depan kelas. 3. Kegiatan Akhir (20 menit) a. Menanyakan kesulitan siswa selama mengikuti pembelajaran. b. Evaluasi dan tindak lanjut dengan mengerjakan LKS. c. Siswa diberi tugas rumah untuk membuat kalimat yang ditentukan oleh guru. E. Sumber Belajar 一. Buku Terampil Berbahasa Indonesia Kelas I, Subagyo, dkk, Bengawan Ilmu, 2004. 一. Buku Pandai Membaca dan Menulis Ia, Tachir Malik, Balai Pustaka, 2004. 一. F. Alat Peraga 一. Kartu kata. 一. Papan panel kartu kata. 一. G. Evaluasi/Penilaian 一. 1. Teknis tes 一. • Tes lisan 一. Keberanian menjawab/menyampaikan pendapat dalam diskusi kecil. 一. Ketepatan jawaban. 一. Keseirusan dan konsentrasi dalam menyimak pertanyaan.
一. • Tes tertulis 一. Isian 一. tes perbuatan 2. Bentuk tes Obyektif tes. Non obyektif tes. 3. Instrumen tes LKS Lembar Observasi 4. Soal I. Susunlah kata-kata di bawah ini menjadi kalimat yang benar! 1. bibi – ani – ini 2. kaki – dua – mama 3. dua – sapi – mata 4. main – bola – musa 5. saya – dua mata II. Isilah titik-titik di bawah ini! 1. Musa main ... 2. Kupu menghisap .... 3. Becak mempunyai roda .... 4. Bunga melati berwarna .... 5. Ikan hidup di .... 5. Kunci Jawaban I. 1. ini bibi ani 2. kaki mama dua 3. mata sapi dua 4. musa min bola 5. dua mata saya II. 1. bola 2. madu 3. tiga 4. putih 5. air Pedoman penilaian I. Betul x 10 = 50 II. Betul x 10 = 50 + Nilai = 100
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS I Nama Sekolah : SDN Tambahrejo 01 Tema : Keluarga Hari/tanggal : Senin, 8 Agustus 2011 Waktu : 10 menit I. Susunlah kata-kata di bawah ini menjadi kalimat yang benar! 1. bibi – ani – ini 2. kaki – dua – mama 3. dua – sapi – mata 4. main – bola – musa 5. saya – dua mata II. Isilah titik-titik di bawah ini 1. Musa main ... 2. Kupu menghisap .... 3. Becak mempunyai roda .... 4. Bunga melati berwarna .... 5. Ikan hidup di ....
LEMBAR OBSERVASI GURU Siklus I (pertemuan 1) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I.I Har/tanggal : Senin, 8 Agustus 2011 Waktu : 2 x 35 menit PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI TAMBAHREJO 03 No Aspek yang dinilai Skor 1. Persiapan guru dalam membuat 1 2 3 4 rencana pembelajaran 2. Menata tempat duduk sebelum 1 2 3 4 pembelajaran dimulai. 3. Kesiapan instrumen materi 1 2 3 4 pembelajaran. 4. Kesiapan instrumen untuk 1 2 3 4 mengukur kemampuan awal siswa. 5. Menyampaikan tujuan 1 2 3 4 pembelajaran. 6. Memberikan motivasi kepada 1 2 3 4 peserta didik. 7. Menunjukkan alat peraga pada 1 2 3 4 proses pembelajaran. 8. Kejelasan dalam menyampaikan 1 2 3 4 langkah-langkah kegiatan. 9. Membentuk kelompok secara 1 2 3 4 heterogen dan adil. 10. Keterkaitan antara materi yang 1 2 3 4 disampaikan dengan tujuan pembelajaran. 11. Guru membimbing jalannya 1 2 3 4 diskusi. 12. Memberikan kesempatan untuk 1 2 3 4 menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 13. Menumbuhkan partisipasi aktif 1 2 3 4 siswa dalam kelompok. 14. Pemberian peringatan kepada 1 2 3 4 siswa yang melakukan kegiatan di luar proses kegiatan pembelajaran. 15. Menyusun rangkuman bersama 1 2 3 4 peserta didik. 16. Menyamakan persepsi materi 1 2 3 4 yang dipelajari. 17. Melakukan refleksi. 1 2 3 4 18. Memberikan umpan balik. 1 2 3 4
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
LEMBAR OBSERVASI GURU Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I/I Har/tanggal : Senin, 8 Agustus 2011 Waktu : 2 x 35 menit Tahap Observasi : Aspek yang diobservasi Skor 1 2 Siswa memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan sungguh-sungguh. Siswa aktif bertanya pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa berani mengemukakan gagasan yang ia miliki. Siswa mau menjelaskan materi yang telah dikuasai pada temannya yang belum bisa. Antusias siswa untuk di depan tinggi. Siswa berani mempresentasikan hasil kegiatan diskusi di depan kelas. Siswa melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk atau arahan dari guru. Siswa membuat catatan rapi selama proses pembelajaran.
3
4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS II Tema : Keluarga Kelas/Semester : I/I Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Standar Kompetensi Bahasa Indonesia : Memahami teks pendek dengan membaca nyaring. ka : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. ngenal anggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya. mahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan Kompetensi Dasar donesia : Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat. ka : Menyelesaikan masalah yang terkait penjumlahan sampai dengan 20. IPA : Membiasakan hidup sehat. IPS : Menceritakan pengalaman. Indikator donesia : Mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata-kata dan kalimat sederhana. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Matematika : Memecahkan masalah sehari-hari yang terkait dengan penjumlahan sampai dengan 20. Memecahkan masalah sehari-hari yang terkait dengan pengurangan sampai dengan 20. njelaskan keuntungan mencuci tangan sebelum makan. Menjelaskan keuntungan olahraga, beristirahat dan tidur yang teratur agar tubuh sehat dan kuat. IPS : Menceritakan tentang teman main di rumah. Menceritakan peristiwa masa kecil yang paling berkesan. A. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia : Siswa dapat membaca huruf, kata dan kalimat dengan suara nyaring dan lafal yang benar. Matematika : Siswa dapat memecahkan permasalahan sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan hasil sampai 20. IPA : Siswa dapat menjelaskan cara dan keuntungan merawat kebersihan tubuh. IPS : Siswa dapat menceritakan isi serta menjawab pertanyaan seputar isi dongeng. Siswa dapat menyapa teman, guru, orangtua dengan bahasa sederhana dan santun.
B. Materi Pembelajaran sa Indonesia : Membaca nyaring suku kata, kata dan kalimat sederhana. budi beli bola ani main boneka saya lagi makan susi minum susu nani anak rajin Matematika : Operasi hitung bilangan. IPA : Kebutuhan tubuh untuk tumbuh sehat dan kuat. IPS : Peristiwa masa kecil. C. Metode Pembelajaran 一. Ceramah 一. Tanya jawab 一. Demonstrasi
一. Diskusi 一. Penugasan 一. D. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal (apersepsi) 10 menit a. Membaca doa bersama-sama. b. Mengabsen, mempersiapkan alat peraga. c. Menyanyikan lagu “Oh ibu dan ayah”. 2. Kegiatan Inti (40 menit) a. Secara klasikal siswa membaca kartu kata sebagai pretest. b. Guru memberi contoh cara membaca nyaring yang tepat. c. Siswa berulang-ulang kali membaca. d. Secara kelompok 3 anak menulis suku kata, kata dengan bimbingan guru. e. Tiap kelompok membacakan di depan kelas. 3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Menanyakan kesulitan siswa selama mengikuti pembelajaran. b. Evaluasi dan tindak lanjut. c. Siswa diberi tugas rumah untuk membuat kalimat. Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal (apersepsi) 10 menit a. Membaca doa bersama-sama. b. Mengabsen, mempersiapkan alat peraga. c. Menyanyikan lagu “Oh ibu dan ayah”. 2. Kegiatan Inti (50 menit) a. Secara klasikal siswa membaca kartu kata sebagai pretest. b. Secara individual siswa menyusun kartu kata tanpa bimbingan guru. c. Semua siswa mengamati hasil dari siswa lain yang dibacakan. 3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Menanyakan kesulitan siswa selama mengikuti pembelajaran. b. Evaluasi dan tindak lanjut dengan mengerjakan LKS. c. Siswa diberi tugas rumah untuk membuat kalimat yang ditentukan oleh guru. E. Sumber Belajar 一. Buku Terampil Berbahasa Indonesia Kelas I, Subagyo, dkk, Bengawan Ilmu, 2004. 一. Buku Pandai Membaca dan Menulis Ia, Tachir Malik, Balai Pustaka, 2004. 一. F. Alat Peraga 一. Kartu kata. 一. Papan panel kartu kata. 一. G. Evaluasi/Penilaian 一. 1. Teknis tes 一. • Tes lisan 一. Keberanian menjawab/menyampaikan pendapat dalam diskusi kecil. 一. Ketepatan jawaban. 一. Keseirusan dan konsentrasi dalam menyimak pertanyaan. 一. • Tes tertulis 一. Isian 一. tes perbuatan
一. 2. Bentuk tes 一. Obyektif tes. 一. Non obyektif tes. 3. Instrumen tes LKS Lembar Observasi 4. Soal I. Berilah tanda silang di depan a, b atau c pada jawaban yang benar! Orang tua kita yang perempuan disebut .... a. nenek b. bibi c. ibu Monyet suka makan ... a. pepaya b. pisang c. jambu Buah semangka rasanya ... a. manis b. asin c. pahit Meong adalah suara ... a. kambing b. ayam c. kucing Rudi mamakai ... di kepala. a. sepatu b. topi c. baju II. Isilah titik-titik di bawah ini! 1. Rajin pangkal .... 2. Tugas anak sekolah adalah .... 3. Kupu menghisap .... 4. Halaman yang kotor harus di... 5. Sapi mempunyai kaki .... 5. Kunci Jawaban I. 1. c 2. b 3. a 4. c 5. b II. 1. pandai 2. belajar 3. madu 4. sapu 5. empat 6. Pedoman penilaian I. Betul x 10 = 50 II. Betul x 10 = 50 + Nilai = 100
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS 2 Pertemuan 2 Nama Sekolah : SD Negeri Tambahrejo 03 Tema : Keluarga Kelas/Semester : I/I Waktu : 10 menit I. Berilah tanda silang di depan huruf a, b, atau c pada jawaban yang benar! 1. Orang tua kita yang perempuan disebut .... a. nenek b. bibi c. ibu Monyet suka makan ... a. pepaya b. pisang c. jambu Buah semangka rasanya ... a. manis b. asin c. pahit Meong adalah suara ... a. kambing b. ayam c. kucing Rudi mamakai ... di kepala. a. sepatu b. topi c. baju II. Isilah titik-titik di bawah ini 1. Rajin pangkal .... 2. Tugas anak sekolah adalah .... 3. Kupu menghisap .... 4. Halaman yang kotor harus di... 5. Sapi mempunyai kaki ....
LEMBAR OBSERVASI GURU Siklus 2 (Pertemuan 1) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I.I Har/tanggal : Senin, 29 Agustus 2011 Waktu : 2 x 35 menit PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI TAMBAHREJO 03 No Aspek yang dinilai Skor 1. Persiapan guru dalam membuat rencana 1 2 3 4 pembelajaran 2. Menata tempat duduk sebelum 1 2 3 4 pembelajaran dimulai. 3. Kesiapan instrumen materi pembelajaran. 1 2 3 4 4. Kesiapan instrumen untuk mengukur 1 2 3 4 kemampuan awal siswa. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 1 2 3 4 6. Memberikan motivasi kepada peserta 1 2 3 4 didik. 7. Menunjukkan alat peraga pada proses 1 2 3 4 pembelajaran. 8. Kejelasan dalam menyampaikan langkah1 2 3 4 langkah kegiatan. 9. Membentuk kelompok secara heterogen 1 2 3 4 dan adil. 10. Keterkaitan antara materi yang 1 2 3 4 disampaikan dengan tujuan pembelajaran. 11. Guru membimbing jalannya diskusi. 1 2 3 4 12. Memberikan kesempatan untuk 1 2 3 4 menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. 13. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa 1 2 3 4 dalam kelompok. 14. Pemberian peringatan kepada siswa yang 1 2 3 4 melakukan kegiatan di luar proses kegiatan pembelajaran. 15. Menyusun rangkuman bersama peserta 1 2 3 4 didik. 16. Menyamakan persepsi materi yang 1 2 3 4 dipelajari. 17. Melakukan refleksi. 1 2 3 4 18. Memberikan umpan balik. 1 2 3 4
No 1.
2. 3. 4.
5. 6. 7.
8.
LEMBAR OBSERVASI GURU Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I/I Har/tanggal : Senin, 29 Agustus 2011 Waktu : 2 x 35 menit Tahap Observasi : Aspek yang diobservasi Skor 1 2 3 Siswa memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan sungguhsungguh. Siswa aktif bertanya pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa berani mengemukakan gagasan yang ia miliki. Siswa mau menjelaskan materi yang telah dikuasai pada temannya yang belum bisa. Antusias siswa untuk di depan tinggi. Siswa berani mempresentasikan hasil kegiatan diskusi di depan kelas. Siswa melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk atau arahan dari guru. Siswa membuat catatan rapi selama proses pembelajaran.
4