New Case Faisal Obsgyn.docx

  • Uploaded by: Saisabela
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View New Case Faisal Obsgyn.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,701
  • Pages: 33
CASE REPORT G1P0A0 PARTURIENT PRETERM GRAVIDA 33-34 MINGGU KALA 1 FASE LATEN DENGAN PEB DAN GEMELI

Penulis : Faisal Gani Putra Arlond 1102014089

Pembimbing : dr. Isnaina Perwira, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD ARJAWINANGUN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI PERIODE 28 JANUARI 2019 – 7 APRIL 2019

PENDAHULUAN Kehamilan kembar atau kehamilan multifetus merupakan salah satu masalah terpenting dalam pelayanan kesehatan. Penyebabnya karena kehamilan kembar merupakan kehamilan dengan resiko tinggi. Kehamilan kembar dapat menimbulkan dampak negatif atau komplikasi bagi ibu dan anak yang dikandungnya. Komplikasi bagi ibu dapat berupa hidramnion, perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta), preeklampsi, anemia, dan perdarahan post partum. Sedangkan komplikasi bagi anak adalah meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas yang disebabkan gangguan pertumbuhan intrauterin dan prematuritas. Hal ini menyebabkan meningkatnya angka kematian perinatal, dimana 70% - 80% terjadi sebelum usia kehamilan 32 minggu, pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram, atau pada keadaan dimana terjadi anastomose pembuluh darah plasenta dan kemudian terjadi aliran darah fetus yang tidak merata atau disebut sebagai twin-to-twin transfusion syndrome. Pada lebih dari 50% bayi yang lahir dari kehamilan kembar di Indonesia, memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan intrauterin yang terganggu, mungkin dapat berhubungan dengan kegagalan mencapai pertumbuhan mental dan fisik yang maksimal. Pada tahun 1972, di Indonesia, tercatat bahwa kehamilan kembar menyebabkan problem neurologi mayor, seperti disfungsi otak (25%), EEG abnormal tanpa kejang (60%), dan defisit bicara (30%). Kehamilan kembar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kehamilan kembar monozigot yang terjadi apabila terdapat fertilisasi dari 1 ovum, dan kehamilan kembar dizigot, apabila fertilisasi terjadi pada 2 ovum. Frekuensi kembar dizigot lebih banyak yaitu 70% dari seluruh kehamilan kembar, dan kembar monozigot 30% dari seluruh kehamilan kembar. Insidensi kehamilan kembar terus meningkat, hal ini mungkin disebabkan pengaruh peningkatan pemakaian obat-obat peningkat fertilitas, disamping ras, herediter, usia, dan paritas. Oleh karena itu, sangat diperlukan diagnosis dini, perawatan prenatal, intrapartum, dan neonatal yang intensif, penurunan komplikasi maternal, serta penurunan angka morbiditas dan mortalitas perinatal. Preeklampsia merupakan suatu penyakit multi organ yang dijumpai pada kehamilan diatas 20 minggu. Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi pada ante, intra, dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklamsia dapat dibagi menjadi preeklamsia dan preeklamsia berat. Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan

adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg dengan pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kemudian, dinyatakan terjadi proteinuria apabila terdapat 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau sama dengan ≥ 1+ dipstick. Preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam disebut sebagai preeklampsia berat (PEB). Beberapa tanda dan gejala dari preeklampsia berat antara lain nyeri epigastrium, sakit kepala dan gangguan penglihatan akibat edema serebral. Penyakit hipertensi mempersulit 5 hingga 10 % kehamilan. Diagnosis preeklamsi ditegakkan pada 3,9 % kehamilan. Di negara maju 16% persen dari 3201 kematian ibu terjadi akibat komplikasi hipertensi terkait kehamilan. Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%). Wanita nulipara dan wanita yang lebih tua memiliki resiko lebih besar mengalami hipertensi dalam kehamilan. Kehamilan dengan hipertensi akan meningkatkan resiko kelahiran bayi prematur, IUGR, serta mortalitas dan morbiditas perinatal. Preeklampsia merupakan penyakit sistemik yang tidak hanya ditandai oleh hipertensi, tetapi juga disertai peningkatan resistensi pembuluh darah, disfungsi endotel difus, proteinuria, dan koagulopati. Pada 20% wanita preeklampsia berat didapatkan sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet Count) yang ditandai dengan hemolisis, peningkatan enzim hepar, trombositopenia akibat kelainan hepar dan sistem koagulasi. Angka kejadian sindrom HELLP ini sekitar 1 dari 1000 kehamilan. Sekitar 20% sindrom HELLP mengalami koagulasi intravaskuler diseminata, yang memper buruk prognosis baik ibu maupun bayi.

BAB I LAPORAN KASUS

I.

Identitas Pasien

Nama

: Ny. J

Usia

: 25 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Pegagan.

Tanggal masuk RS

: 18 Februari 2019 (Jam: 20.10 WIB)

II.

Anamnesis

Keluhan utama: Mules – mules sejak jam 09.00 WIB pada tanggal 18 Februari 2019

Riwayat penyakit sekarang: Pasien G1P0A0 merasa hamil 8 bulan, merasa mules-mules sejak jam 09.00 WIB tapi masih jarang, belum keluar air-air, belum keluar lendir dan darah. Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan, Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil, rahim terasa lebih cepat membesar. Pasien juga mengeluh pusing, tapi tidak ada pandangan kabur maupun nyeri ulu hati. Tidak ada edema ekstremitas. Pasien juga mengeluhkan tensi tinggi dalam 7 hari SMRS. Pasien serta suami pasien memiliki riwayat keturunan kembar. Riwayat menstruasi: Menarche

: 11 tahun

Siklus

: Teratur, 28 hari

Lama haid

: 7 hari

Keluhan saat haid

: Disangkal

HPHT

: 4 Juli 2018

HTP

: 11 April 2019

Riwayat Obstetri: 1. Hamil sekarang Riwayat Penggunaan Kontrasepsi: Tidak pernah memakai kontrasepsi, karena ingin segera hamil

Riwayat Pernikahan: 1 kali, usia pernikahan hampir 1 tahun

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat Penyakit Keluarga:



Hipertensi (-),



Hipertensi (-),



Diabetes Melitus (-),



Diabetes Melitus (-),



Asma Bronkial (-),



Asma Bronkial (-),



Tuberkulosis (-)



Tuberkulosis (-)



Alergi (-),



Alergi (-),



Penyakit Jantung (-),



Penyakit Jantung (-),



Penyakit Infeksi (-)



Penyakit Infeksi (-)

Pemeriksaan Fisik 

Status Pasien Keadaan Umum

: Tampak Sedang

Kesadaran

: Composmentis

Tekanan Darah

: 140/90 mmHg

Nadi

: 87 x/menit

Pernafasan

: 24 x/menit

Suhu

: 36,7 oC

Tinggi Badan

: 163 cm

Berat Badan

: 62,5 kg

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Thorax

:

Jantung

: BJ 1 & 2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Paru

: VBS kanan=kiri, Rhonki (-), Wheezing (-)

Iktus kordis

: 2 cm di lateral linea mid clavicula sinistra, kuat anggkat (+), melebar (+)

Abdomen

: normal

Genitalia

: normal

Ekstremitas

: Edema ekstremitas bawah +/+, akral hangat +/+.

Status Obstretikus Abdomen Inspeksi :

Membuncit sesuai usia kehamilan Linea Mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+) Sikatrik (-)

Palpasi

:

Leopold I : Teraba 2 bagian bulat, lunak difundus, kesan bokong. TFU : 30 cm Leopod II : Janin Pertama; teraba 1 bagian besar memanjang disebelah kanan, rata,

keras kesan punggung Janin Kedua; teraba 1 bagian besar memanjang disebelah kiri, rata, keras kesan punggung Leopold III : teraba 1 bagian besar, keras, kesan kepala Leopold IV : Janin masuk PAP 4/5, Station -2 HIS: Auskultasi :

Denyut Jantung Janin : Janin I: DJJ(+) 134 x/ menit dan Janin II: DJJ(+) 140 x/menit

Genitalia :

inspeksi

: tidak tampak kelainan

Pemeriksaan Dalam V/V

: tidak ada kelainan

Pembukaan

: 2 cm, Ketuban (+)

Portio

: Tebal lunak

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan Laboratorium (18/2/2019). Darah Lengkap Hemoglobin

: 10,6

gr/dl

(L)

Hematokrit

: 32,4

%

(L)

Leukosit

: 16.000

/ul

(H)

Trombosit

: 149.000

/ul

(L)

Eritrosit

: 4.38

mm3

MCV

: 74,0

fl

(L)

MCH

: 24,3

pg

(L)

MCHC

: 32,8

g/dl

RDW

: 17,7

%

MPV

: 9,7

fl

Eosinofil

: 0.2

%

Basofil

: 1.8

%

Segmen

: 78,8

%

(H)

Limfosit

: 15,2

%

(L)

Monosit

: 3,9

%

Luc

:0

%

Golongan darah

:O+

Index Eritrosit

Hitung Jenis (Diff)

Koagulasi Waktu pembekuan (CT)

: 3 menit

Waktu perdarahan (BT)

:1 menit

Imunologi HBsAg

: 0,01 (negatif)

Anti HIV

: Non Reaktif

Kimia klinik Glukosa sewaktu

: 67

mg/dL

(L)

SGOT

: 18

SGPT

:3

Protein Protein urin 

: 3+

(H)

USG (dr. Ubed Tanggal 19/02/2019, Jam 10.20 WIB)



Janin I

Janin II

Anak letak kepala, DJJ +

Anak letak kepala, DJJ +

Usia 33-34 minggu

Usia 31-32 minggu

Taksiran berat badan janin: ± 2297

Taksiran berat badan janin: ± 1576

gram

gram

Plasenta di fundus uteri

Plasenta di fundus uteri

Ketuban +; cukup

Ketuban +; cukup

EKG (Tanggal 18/02/2019, Jam 20.20)

Diagnosis Klinis G1P0A0 gravida 33-34 minggu kala I fase laten dengan PEB dan Gemeli Penatalaksanaan IVFD RL 20 tpm MgSO4 4 gr (10 cc MgSO4 40% dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl/RL)  diberikan selama 15-20 menit atau ± 50 tpm Nifedipin 10mg (per oral = 3 x 1 Tab) Dexametason 5mg/ml (IM = 3 x 1 ) Rencana 

Observasi -

Protap PEB

-

Pematangan Paru



Periksa kandungan dengan USG



Rawat HCU VK



Sectio caesario jika tidak lahir hingga besok  (pada pasien ini dilakukan SC).

Laporan Operasi Lengkap  Dilakukan tindakan a dan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya  Dilakukan Insisi pada linea mediana inferior abdomen sepanjang ± 10 cm  Setelah peritoneum dibuka, tampak dinding depan uterus  Kandung kemih dibersihkan ditarik kebawah dan ditahan dengan refraktor abdomen.  Segmen bawah rahim disayat konkaf, dibagian tengah di tembus dengan jari penolong dan diperlebar ke kiri dan kanan  Jam 13.15 WIB : lahir bayi pertama dengan melaksir kepala B B : 2 2 0 0 g r a m PB : 45 cm , Lingkar Kepala : 33 cm , Lingkar dada : 30 APGAR Score = 7-8  Melakukan amniotomi  Jam 13.17 WIB :lahir bayi perempuan dengan melaksir kepala B B : 1 9 0 0 g r a m , PB : 43 cm, Lingkar Kepala : 32 cm, Lingkar dada : 28 cm APGAR Score= 6-7  Disuntikkan oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik  Jam 13.18 WIB : lahir plasenta pertama dengan tarikan ringan pada tali pusat  Jam 13.19 WIB : lahir plasenta kedua dengan tarikan ringan pada tali pusat  Eksplorasi uterus untuk membersihkan sisa plasenta dan bekuan darah  Segmen bawah rahim dijahit lapis demi lapis ; lapis pertama dijahit jelujur interloking.  Lapisan kedua dijahit jelujur  Perdarahan dirawat  Setelah yakin tidak ada perdarahan, rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah  Fascia dijahit dengan PGAno 1, kulit dijahit secara subkutikuler  Luka jahitan ditutup dengan kassa steril dan plester anti air

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI Waktu

Follow Up

18/02/2019

S/ Gerak janin masih dirasakan oleh ibu (+)

Jam 23.30

O/

Ruang VK



Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 140/90 mmHg , HR: 87x/menit , RR: 23x/menit , T:36,9 0C



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen TFU : 37 cm Presentasi Kepala sudah masuk 4/5 PAP, Station -2 , PUKA dan PUKI DJJ 1: 142x/menit DJJ 2: 132x/menit HIS : 1x/10 menit durasi 45 detik



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (+/+)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

VT: Pemeriksaan Dalam V/V

: tidak ada kelainan

Pembukaan : 2 cm, Ketuban (+) Portio 

: Tebal lunak

Hasil Lab

Protein urin +3 A/ G1P0A0 gravida 33-34 minggu kala I fase laten dengan PEB dan Gemeli

P/ IVFD RL 20 tpm MgSO4 6 gr (15 cc MgSO4 40% dilarutkan ke dalam 500 cc NaCl/RL)  diberikan selama 6 jam atau ± 30 tpm Nifedipin 10mg (per oral = 3 x 1 Tab) Dexametason 5mg/ml (IM = 3 x 1 )

19/02/2019

S/ Gerak janin masih dirasakan oleh ibu (+), mules-mules sering.

Jam 07.30

O/

Ruang VK



Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 120/80 mmHg , HR: 80x/menit , RR: 20x/menit , T:37,0 0C



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen TFU : 37 cm Presentasi Kepala sudah masuk 4/5 PAP, Station -2 , PUKA dan PUKI DJJ 1: 148x/menit DJJ 2: 126x/menit HIS : 1-2x/10 menit durasi 45 detik



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (+/+)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

VT: Pemeriksaan Dalam V/V

: tidak ada kelainan

Pembukaan : 3 cm, Ketuban (+)

Portio 

: Tebal lunak

Hasil Lab

Protein urin +3 A/ G1P0A0 gravida 33-34 minggu kala I fase laten dengan PEB dan Gemeli P/ IVFD RL 20 tpm MgSO4 6 gr (15 cc MgSO4 40% dilarutkan ke dalam 500 cc NaCl/RL)  diberikan selama 6 jam atau ± 30 tpm Nifedipin 10mg (per oral = 3 x 1 Tab) Dexametason 5mg/ml (IM = 3 x 1 ) Cek USG ulang lapor ke dr. Husny, SpOG 19/02/2019 Jam 10.20 Ruang VK

S/ Gerak janin masih dirasakan oleh ibu (+), mules2 lebih sering O/ 

Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 120/80 mmHg , HR: 80x/menit , RR: 20x/menit , T:37,0 0C



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen TFU : 37 cm Presentasi Kepala sudah masuk 4/5 PAP, Station -2 , PUKA dan PUKI DJJ 1: 150x/menit DJJ 2: 132x/menit HIS : 2-3x/10 menit durasi 30 detik



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (+/+)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

VT: Pemeriksaan Dalam V/V

: tidak ada kelainan

Pembukaan : 3 cm, Ketuban (+) Portio 

: Tebal lunak

Hasil USG Janin I Anak letak kepala, DJJ + Usia 33-34 minggu Taksiran berat badan janin: ± 2297

gram

Plasenta di fundus uteri Ketuban +; cukup Janin II Anak letak kepala, DJJ + Usia 31-32 minggu Taksiran berat badan janin: ± 1576 gram Plasenta di fundus uteri Ketuban +; cukup

A/ G1P0A0 gravida 33-34 minggu kala I fase laten dengan PEB dan Gemeli P/ IVFD RL 20 tpm MgSO4 6 gr (15 cc MgSO4 40% dilarutkan ke dalam 500 cc NaCl/RL)  diberikan selama 6 jam atau ± 30 tpm Nifedipin 10mg (per oral = 3 x 1 Tab) Dexametason 5mg/ml (IM = 3 x 1 ) Jawaban konsul dr. Husny, SpOG via Telvon = -Pindah Nifas Selesaikan pematangan paru.

19/02/2019

S/ Gerak janin masih dirasakan oleh ibu (+), mules2 lebih sering

Jam 12.10

O/

Ruang VK



Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 120/80 mmHg , HR: 80x/menit , RR: 20x/menit , T:37,0 0C



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen TFU : 37 cm Presentasi Kepala sudah masuk 3/5 PAP, Station -1 , PUKA dan PUKI DJJ 1: 146x/menit DJJ 2: 134x/menit HIS : 3-4x/10 menit durasi 30 detik



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (+/+)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

VT: Pemeriksaan Dalam V/V

: tidak ada kelainan

Pembukaan : 7 cm, Ketuban (+) Portio

: Tipis lunak

A/ G1P0A0 gravida 33-34 minggu kala I fase aktif dengan PEB dan Gemeli P/ -IVFD RL 20 tpm -MgSO4 6 gr (15 cc MgSO4 40% dilarutkan ke dalam 500 cc NaCl/RL)  diberikan selama 6 jam atau ± 30 tpm -Nifedipin 10mg (per oral = 3 x 1 Tab)

-Dexametason 5mg/ml (IM = 3 x 1 ) -Jawaban konsul dr. Husny, SpOG via Telvon = -

SC Sekarang

Cek USG ulang 19/02/2019

S/ -

Jam 14.00

O/

Ruang OK



Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 120/70 mmHg , HR: 80x/menit , RR: 20x/menit , T:36,5 0C



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen : Luka bekas SC tertutup kassa steril rapih



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (+/+)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

A/ P1A0 Partus Imaturus Sectio Caesarea atas indikasi PEB dan Gemeli P/ Pindah ruang rawat dewi sartika Ranitidin 3x1 amp (IV) IVFD MgSO4 6 gr dalam 500 cc RL 20 tetes/ menit

S/ 20/02/2019

-Nyeri luka bekas operasi SC

Jam 08.00

-ASI belum keluar

Ruang

-Flatus (+)

Dewi Sartika

O/

(NIFAS)



Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 130/90 mmHg , HR: 80x/menit , RR: 18x/menit , T:37 0C



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen : Luka bekas SC tertutup kassa steril rapih, TFU: sepusat



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (-/-)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

A/ P1A0 Partus Imaturus Sectio Caesarea hari I atas indikasi PEB dan Gemeli P/ IVFD MgSO4 6 gr dalam 500 cc RL 20 tetes/ menit Cefotaxime 2 x 1 gr (IV) Kalnex 3x 500 mg (IV) Ketorolac 3 x 1 amp (IV) Ranitidin 2 x 1 amp (IV) Dopamet 3x250 mg (oral) Livron 2x1 tab (oral)

S/ 21/02/2019

-Demam

Jam 07.30

-Nyeri luka bekas operasi SC

Ruang

-ASI (+/+)

Dewi Sartika

-Mobilisasi (+)

(NIFAS)

-Flatus (+), BAB (+) O/ 

Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 140/90 mmHg , HR: 70x/menit , RR: 20x/menit , T:38,4 0C



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen : Luka bekas SC kering, TFU: 2 jari ↓ pusat



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (-/-)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

A/ -P1A0 Partus Imaturus Sectio Caesarea hari II atas indikasi PEB dan Gemeli -Febris hari I P/ IVFD MgSO4 6 gr dalam 500 cc RL 20 tetes/ menit Paracetamol 3x1000mg (IV) Cefotaxime 2 x 1 gr (IV) Kalnex 3x 500 mg (IV) Ketorolac 3 x 1 amp (IV) Ranitidin 2 x 1 amp (IV)

Dopamet 3x250 mg (oral) Livron 2x1 tab (oral) Lepas DC

S/ 22/02/2019

-Demam

Jam 07.15

-Nyeri luka bekas operasi SC

Ruang

-ASI (+/+)

Dewi Sartika

-Mobilisasi (+)

(NIFAS)

-Flatus (+),BAB (+), BAK (+) -Sesak nafas O/ 

Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 150/90 mmHg , HR: 108x/menit , RR: 26x/menit , T:37,8 0C, SpO2: 89% tanpa O2



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (+/+), weezhing (-/-)



Abdomen : Luka bekas SC kering, TFU: 2 jari ↓ pusat



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (-/-)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

A/ -P1A0 Partus Imaturus Sectio Caesarea hari III atas indikasi PEB dan Gemeli -Febris Hari II P/

IVFD RL 20 tetes/ menit O2 Nasal Canule 3-4 lpm Furosemide 2 x 1 (IV) Meropenem 3x1 gr (IV) Asam Tranexamat 3x500 mg (IV) Paracetamol 3x1000mg (IV) Ketorolac 3 x 1 amp (IV) Ranitidin 2 x 1 amp (IV) Dopamet 3x250 mg (oral) Livron 2x1 tab (oral)

S/ 23/02/2019

-Demam

Jam 07.30

-Nyeri luka bekas operasi SC

Ruang

-ASI (+/+)

Dewi Sartika

-Mobilisasi (+)

(NIFAS)

-Flatus (+),BAB (+) -Sesak nafas O/ 

Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 140/80 mmHg , HR: 88x/menit , RR: 22x/menit , T:37,4 0C, SpO2: 96% dengan O2 nasal kanul 2-3 lpm



Kepala : CA -/- SI -/-



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (+/+), weezhing (-/-)



Abdomen : Luka bekas SC kering, TFU: 2 jari ↓ pusat



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (-/-)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

A/ -P1A0 Partus Imaturus Sectio Caesarea hari IV atas indikasi PEB dan Gemeli -Febris Hari III P/ IVFD RL 20 tetes/ menit O2 Nasal Canule 2-3 lpm Furosemide 2 x 1 (IV) Meropenem 3x1 gr (IV) Asam Tranexamat 3x500 mg (IV) Paracetamol 3x1000mg (IV) Ketorolac 3 x 1 amp (IV) Ranitidin 2 x 1 amp (IV) Dopamet 3x250 mg (oral) Livron 2x1 tab (oral)

S/ 24/02/2019

-Demam

Jam 06.45

-Nyeri luka bekas operasi SC

Ruang

-ASI (+/+)

Dewi Sartika

-Mobilisasi (+)

(NIFAS)

-Flatus (+),BAB mencret 1x , ampas (+), lendir dan darah (-) O/ 

Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 140/90 mmHg , HR: 98x/menit , RR: 20x/menit , T:38 0C, SpO2: 96% tanpa O2



Kepala : CA -/- SI -/-, lidah pucat



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (+/+), weezhing (-/-)



Abdomen : Luka bekas SC kering, TFU: 2 jari ↓ pusat



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (-/-)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan

A/ -P1A0 Partus Imaturus Sectio Caesarea hari V atas indikasi PEB dan Gemeli -Febris Hari IV Susp. Typhoid Fever P/ IVFD RL 20 tetes/ menit Furosemide 2 x 1 (IV) Meropenem 3x1 gr (IV) Asam Tranexamat 3x500 mg (IV) Paracetamol 3x1000mg (IV) Ketorolac 3 x 1 amp (IV) Ranitidin 2 x 1 amp (IV) Dopamet 3x250 mg (oral) Livron 2x1 tab (oral) Periksa Tubex Test dan darah lengkap serta diff.count Periksa Ro Thorax

S/ 25/02/2019

-Demam

Jam 07.30

-Nyeri luka bekas operasi SC berkurang

Ruang

-Flatus (+),BAB mencret 3x , ampas (+), lendir dan darah (-)

Dewi Sartika

-Mual dan muntah 2x

(NIFAS)

O/ 

Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 160/80 mmHg , HR: 110x/menit , RR: 20x/menit , T:38,4 0C, SpO2: 94% tanpa O2



Kepala : CA -/- SI -/-, lidah pucat



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen : Luka bekas SC kering, TFU: 2 jari ↓ pusat



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (-/-)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan



Hasil Lab : Tubex test (+4) dan Protein urin (-)



Hasil Ro Thorax: Pembesaran Jantung tanpa bendungan paru

A/ -P1A0 Partus Imaturus Sectio Caesarea hari VI atas indikasi PEB dan Gemeli -Typhoid Fever P/ IVFD RL 20 tetes/ menit Furosemide 2 x 1 (IV) Asam Tranexamat 3x500 mg (IV) Paracetamol 3x1000mg (IV) Ketorolac 3 x 1 amp (IV) Ranitidin 2 x 1 amp (IV) Dopamet 3x250 mg (oral) Livron 2x1 tab (oral) Konsul ke bagian penyakit dalam

S/ 26/02/2019

-Demam

Jam 07.45

-Nyeri luka bekas operasi SC berkurang

Ruang

-Flatus (+),BAB mencret 2x , ampas (+), lendir dan darah (-)

Dewi Sartika

-Mual dan muntah 1x

(NIFAS)

O/ 

Keadaan Umum: sedang



Kesadaran : compos mentis



TD: 150/90 mmHg , HR: 15x/menit , RR: 20x/menit , T:38 0C, SpO2: 96% tanpa O2



Kepala : CA -/- SI -/-, lidah pucat



Leher : JVP 5+2 cm (N)



Toraks Kardio : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-) Ictus cordis teraba 2 cm lateral dari MCS Paru : VBS kanan=kiri, ronkhi (-/-), weezhing (-/-)



Abdomen : Luka bekas SC kering, TFU: 2 jari ↓ pusat



Ekstremitas : oedem pada tungkai bawah (-/-)



Genitalia Inspeksi

: tidak tampak kelainan



Hasil Lab : Tubex test (+4) dan Protein urin (-)



Hasil Ro Thorax: Pembesaran Jantung tanpa bendungan paru

A/ -P1A0 Partus Imaturus Sectio Caesarea hari VII atas indikasi PEB dan Gemeli -Typhoid Fever P/ IVFD RL 20 tetes/ menit Furosemide 2 x 1 (IV) Asam Tranexamat 3x500 mg (oral) Paracetamol 3x1000mg (IV)

Ketorolac 3 x 1 amp (IV) Ranitidin 2 x 1 amp (IV) Dopamet 3x250 mg (oral) Livron 2x1 tab (oral) Asam Mefenamat 3x500 mg (oral) Cefixime 2x200 mg (oral) Jawaban dr. Sulis, SpPD -Candesartan 1x8 mg (oral) -Amlodipin 1x10 mg (oral) -Alih rawat ke bagian penyakit dalam

BAB II PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN PERMASALAHAN 1. Apakah sudah tepat diagnosis diatas? 2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat? 3. Apakah tindakan terminasi kehamilan pada kasus ini sudah tepat? PEMBAHASAN 1. Diagnosis pada pasien ini sudah tepat, yaitu a. Diagnosis PEB berdasarkan Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan / diatas usia kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan organ. Jika hanya didapatkan hipertensi saja, kondisi tersebut tidak dapat disamakan dengan peeklampsia, harus didapatkan gangguan organ spesifik akibat preeklampsia tersebut. Kebanyakan kasus preeklampsia ditegakkan dengan adanya protein urin, namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu: 1.

Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg.

2.

Proteinuri ≥2 g/24 jam atau ≥ 2+ dalam pemeriksaan dipstik

3.

Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter

4.

Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,2 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar

5.

Kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya

6.

Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya

7.

Nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen

8.

Edema Paru

9.

Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus

10. Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent orreversed end diastolic velocity (ARDV) 11. Adanya “HELLP Syndrome”

Dari paparan diatas pasien ini bisa didiagnosis deng PEB karena:  Mengalami hipertensi saat usia kandungan diatas 20 minggu  Protein urin 3+ b. Diagnosis Gemeli

Pasien ini didiagnosis gemeli berdasarkan: 1. Dari hasil pemeriksaan antenatal sebelumnya 2. Terdapat 2 denyut jantung janin 3. Terdapat 3 bagian besar janin yang teraba saat pemeriksaan leopold 4. Dari hasil pemeriksaan USG didapatkan 2 janin hidup 5. Pasien dan suami pasien, memiliki keturunan kembar

Tipe gemeli pada pasien ini adalah gemeli tipe Dichorionic Diamnionic, dikarenakan pada saat operasi SC didapatkan 2 ketuban, 2 korion dan 2 plasenta.

2. Tatalaksana pada pasien ini sudah tepat. Penatalaksanaan PEB  Perhatikan pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena).  MgSO4 preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang). Cara pemberian:



Obat hipertensi Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan perlu mendapat terapi anti hipertensi. Pilihan anti hipertensi didasarkan terutama pada pengalaman dokter dan ketersediaan obat. Beberapa jenis anti hipertensi yang dapat digunakan misalnya:

3. Apakah tindakan terminasi kehamilan pada pasien ini sudah tepat?

Pada pasien ini langkah yang diambil untuk melakukan tindakan terminasi kehamilan merupakan langkah yang tepat, hal ini karena pasien mengalami PEB, sudah ada mules-mules, langkah terminasi kehamilan yang diambil adalah langkah operasi SC dikarenakan umur kehamilan <34 minggu disertai PEB dan sudah selesasinya pematangan paru dan lamanya pematangan serviks sehingga tidak dimungkinkan untuk persalinan pervaginam.

BAB III KESIMPULAN

KESIMPULAN 

Pasien ini didiagnosis gemeli berdasarkan: 1. Dari hasil pemeriksaan antenatal sebelumnya 2. Terdapat 2 denyut jantung janin 3. Terdapat 3 bagian besar janin yang teraba saat pemeriksaan leopold 4. Dari hasil pemeriksaan USG didapatkan 2 janin hidup 5. Pasien dan suami pasien, memiliki keturunan kembar Tipe gemeli pada pasien ini adalah gemeli tipe Dichorionic Diamnionic, dikarenakan pada saat operasi SC didapatkan 2 ketuban, 2 korion dan 2 plasenta.



Komplikasi bagi ibu pada kehamilan gemeli atau multifetus dapat berupa hidramnion, perdarahan antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta), preeklampsi, anemia, dan perdarahan post partum. Sedangkan komplikasi bagi anak adalah meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas yang disebabkan gangguan pertumbuhan intrauterin dan prematuritas



Diagnosis pada pasien ini sudah tepat. Pasien di diagnosis PEB dikarenakan  Hipertensi diatas kehamilan 20 minggu  Protein urin +3



Operasi SC dikarenakan umur kehamilan <34 minggu disertai PEB dan sudah selesasinya pematangan paru dan lamanya pematangan serviks sehingga tidak dimungkinkan untuk persalinan pervaginam.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Rouse, D.J., Spong, C.Y., 2018. Williams Obstetrics. 25th ed. USA: The McGraw-Hills Companies, Inc. Mirtha R. 2015. Penatalaksanaan tekanan darah pada preeklampsia. Vol.42. No.4. Surakarta. Diambil

dari:

http://www.kalbemed.com/Portals/6/08_227Penatalaksanaan%20Tekanan%20Darah%20pa da%20Preeklampsia.pdf . Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI). 2016. Diagnosis dan Talaksanaan Preeklampsia.Jakarta Wiknjosastro H. 2016. Ilmu Kebidanan Edisi IV,cetakan lima. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirogardjo.. Jakarta.

Related Documents

Faisal
June 2020 10
Faisal Punya.docx
December 2019 26
Faisal Bank
June 2020 11
Faisal C.v
December 2019 19

More Documents from ""

August 2019 96