Neuropathy Fix.docx

  • Uploaded by: bram
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Neuropathy Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 983
  • Pages: 5
TUGAS IMM Neuropathy

Oleh: A. A Ngr Brahmandika .C (14700055)

TAHUN AJARAN 2015/2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

1

Definisi Neuropati secara luas diklasifikasikan menjadi 2 yakni perifer dan sentral. Pasien mungkin mengalami rasa sakit yang timbul dari berbagai penyebab , termasuk mekanisme nya , baik dari perifer maupun pusat. Hal ini mungkin juga bagi pasien untuk mengalami nosiseptif dan nyeri neuropatik secara simultan. (Westaway et al , 2014) Neuropatik adalah komponen umum dari berbagai keadaan nyeri yang paling sering dikaitkan dengan beberapa bentuk kerusakan saraf. Neuropati diabetes

dan neuralgia pasca-herpes adalah bentuk yang paling umum.

Neuropatik juga mencakup radiculopathy, termasuk linu panggul, serta nyeri pasca operasi, nyeri anggota badan, nyeri pasca stroke akut dan kronis dan beberapa jenis rasa sakit sekunder. Penyembuhan penyakit neuropatik ini sulit disembuhkan ,oleh karena itu neuropatik sering memiliki dampak negatif yang besar pada kualitas hidup penderitanya. Beban sakit pada pasien, ketidak pastian mereka tentang memburuknya rasa sakit atau tidak pernah merasa sembuh dari rasa sakit dapat meningkatkan perasaan ketakutan, putus asa , kesedihan dan kemarahan. Akibatnya, depresi, gangguan tidur dan kecemasan dapat terjadi pada penderita neuropatik. (Westaway et al , 2014) Etiologi Penyakit neuropati ini disebabkan oleh keturunan dari mutasi gen SCN9A, yang mengkode saluran sodium (Dib-Hajj et al., 2010). Pada penyakit ini, rasa sakit nya tidak membuat kulit memerah namun itu adalah gejala terpenting yang tidak bisa ditentukan. Genetik lain yang hilang juga menyebabkan

nyeri

neuropatik, misalnya, rasa sakit dari gangguan paroksimal, channelopathies yang terkait dengan serabut kecil neuropati atau nyeri yang bertahap (episodik) . (Finnerup et al., 2012) Beberapa gangguan /penyakit yang menyebabkan Neuropati yakni : Gangguan pada saraf perifer , Polineuropati (diabetes dan non-diabetes) , Neuralgia pasca-herpes , Neuralgia trigeminal , Cedera pada pleksus brakialis , Amputasi anggota tubuh , Neuralgias pasca-bedah dan pasca-trauma , Nyeri pada

2

sindrom kompleks regional , Radiculopathy , gangguan pada saraf pusat , Nyeri pasca stroke , Cedera saraf tulang belakang , multiple sclerosis.(Westaway et al , 2014) Gejala Pada gejala neuropati , beberapa sensasi yang di deskripsikan yakni terbakar, menyengat atau panas, dingin, mati rasa, kesemutan, seperti tertembak (seperti tersengat listrik) , menusuk dan seperti diremukkan. Sensasi ini tidak hanya mempengaruhi sistem sensorik tetapi juga suasana hati pasien yakni : pikiran dan konsentrasi.(Gilron et al , 2015) Gejala umum pada beberapa tipe neuropati 1. Allodynia yaitu nyeri diawali atau diperburuk oleh sentuhan atau stimulus yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. 2. Hyperalgesia yaitu nyeri hebat dari rangsangan atau sentuhan yang biasanya hanya akan menyebabkan sedikit ketidaknyamanan. 3. Hypoalgesia nyeri berkurang atau mati rasa dari rangsangan yang menyakitkan 4. Paraesthesia yaitu rasa sakit atau ketidaknyamanan ketika tidak ada rangsangan atau sentuhan sama sekali. 5. Hypoesthesia yaitu penurunan sensitivitas terhadap benda hangat atau dingin 6. Dysaesthesia yaitu sensasi abnormal yang spontan .(Westaway et al , 2014) Imunopatologi Pada Saraf Perifer Sel-sel pertama yang bereaksi terhadap kerusakan saraf perifer adalah sel Schwann dan sel imun seperti sel mast dan makrofag. Sinyal yang belum diketahui pada akson yang rusak di aktivasi terkait dengan sinyal - ekstraseluler (ERK) dari mitogen activated protein kinase (MAP) jalur sinyal di sel Schwann . Ini adalah salah satu peristiwa paling awal yang memicu rangsangan pada mediator inflamasi dan mengikut sertakan sel imun ke saraf yang rusak. (Ellis and Bennett , 2013) Sel mast melepaskan mediator inflamasi, termasuk histamin, serotonin, faktor pertumbuhan saraf, dan leukotrien , yang dapat membantu nosiseptor dan juga berkontribusi terhadap pengerahan neutrofil,yaitu

sel-sel pertama yang

3

masuk ke sel jaringan yang mengalami kerusakan . Sel Mast dengan natrium kromoglikat mengurangi infiltrasi neutrofil ke saraf yang terluka dan menekan perkembangan hipersensitivitas termal dan mekanik, yang menjadi pentingnya awal respon imun pada nyeri neuropatik . Neutrofil melepaskan mediator yang mampu meningkatkan kepekaan nosiseptor, dan makrofag merekrut sel T pada daerah yang terkena cedera . Infiltrasi makrofag akan bersama-sama dengan selsel Schwann, untuk menurunkan fagositosis akson pada selubung myelin. Sel T ditandai dengan perubahan molekul permukaan dan dikelompokkan menjadi sel T-helper atau sel - T sitotoksik. Sel T-helper, tergantung pada kelas mereka yaitu melepaskan sitokin pro-inflamasi seperti IL-1, TNF-a, dan IL-17, dan juga sitokin anti-inflamasi seperti IL-4 dan IL-10. ((Ellis and Bennett , 2013). Pada Saraf Pusat Berbeda dengan saraf perifer sumsum tulang belakang dilindungi oleh pembatas saraf tulang belakang (blood – spinal cord barrier ), yang berguna untuk mencegah masuknya sel-sel imun dari sirkulasi ke sumsum tulang belakang setelah cedera saraf. Namun, laporan yang muncul menunjukkan bahwa cedera saraf perifer dapat mengakibatkan gangguan pada pembatas(barrier) tulang belakang yang memungkinkan masuknya sel-sel kekebalan perifer, efek ini dibuktikan

dimediasi oleh monosit chemoattractant protein-1 (MCP-1, juga

disebut sebagai CCL2 ) . Selain itu, ada respon pada pusat inflamasi yang melibatkan jenis sel imunitas bawaan ke sistem saraf pusat (SSP) (yaitu mikroglia dan astrosit).Ada sekitar 70% sel glia pada populasi total sel otak dan sumsum tulang belakang. Peran SSP glia adalah sebagai salah satu dukungan neurotropik untuk perlindungan kekebalan tubuh. Dan perkembangan nyeri yang menetap . Mikroglia sering dianggap makrofag sebagai sel imunitas bawaan pada SSP karena sifat mereka sama dengan makrofag fagositik. (Ellis and Bennett , 2013) Dalam kondisi fisiologis normal, mikroglia bertindak untuk menstabilkan SSP untuk stimulus dan perubahan yang mungkin menunjukkan ancaman terhadap homeostasis fisiologis dari sistem seperti trauma, iskemia, dan infeksi. Setelah cedera saraf perifer, perubahan fenotipe mikroglial akan menjadi sangat motil dan fagositosis, dan juga mengaktifkan reseptor baru (contoh : ion ligand P2X4), dan melepaskan mediator pro-inflamasi. (Ellis and Bennett , 2013).

4

DAFTAR PUSTAKA

Westaway Kerrie P, Alderman Christopher P, Frank Oliver R, Husband Alan J, Rowett Debra, Le Blanc Tammy. 2014. Optimising Therapy for Patients with Neuropathic Pain (online),(http://jppr.shpa.org.au/lib/pdf/2014_03/Westaway_GT. Pdf, diakses 27 Desember 2015)

Ellis A. and Bennett D. L. H.. 2013. Neuroinflammation and the generation of neuropathic pain, (online),(http://bja.oxfordjournals.org/content/111/1/26.full.pdf, diakses 27 Desember 2015)

Gilron Ian, Baron Ralf, and Jensen Troels. 2015. Neuropathic Pain: Principles of Diagnosis and Treatment,(online) , (http://www.mayoclinicproceedings.org/article /S0025-6196(15)00105-6/pdf, diakses 27 Desember 2015)

Finnerup N.B. et al.2012. Neuropathic pain needs systematic classification ,(online),(https://www.researchgate.net/publication/234824430_Neuropathic_pain _needs_systematic_classification.diakses 27 desember 2015)

5

Related Documents


More Documents from ""