Navigation Performance Parameter And Requirements

  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Navigation Performance Parameter And Requirements as PDF for free.

More details

  • Words: 1,589
  • Pages: 14
NAVIGATION PERFORMANCE PARAMETER DEFINITIONS AND REQUIREMENTS

Oleh

HERMAN IRSADI, S.Si.T. ATS Quality Assurance Specialist – Hasanuddin Airport

BANDAR UDARA INTERNASIONAL HASANUDDIN – MAKASSAR 2008

EXECUTIVE SUMMARY

Untuk mengukur performance suatu sistem diperlukan parameter. Dalam sistem navigasi, parameter yang diukur adalah integrity, accuracy, availability, continuity, dan coverage. Coverage merupakan area dimana layanan peralatan navigasi memenuhi keempat parameter integrity, accuracy, availability, dan continuity. Sesuai definisi SKEP/284/X/1999 disebutkan bahwa serviceability juga memuat tuntutan untuk memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku. Karena itu dalam perhitungan serviceability perlu memasukkan unsur kualitas layanan. Untuk memasukkan unsur kualitas layanan dalam perhitungan serviceability, perlu dibuatkan standard kualitas layanan. Penulis menyarankan untuk menggunakan parameter coverage dalam pengukuran serviceability peralatan navigasi karena merupakan gabungan parameter secara keseluruhan. Walau secara khusus tulisan ini membahas sistem navigasi, namun tidak menutup kemungkinan digunakan juga untuk fasilitas komunikasi dan surveillance.

1

A. PENDAHULUAN 1. GENERAL PERFORMANCE PARAMETERS Untuk mengukur performance suatu sistem diperlukan parameter. Dalam sistem navigasi, parameter yang diukur adalah sebagai berikut: a. Integrity (integritas) Integrity atau integritas digambarkan sebagai kemampuan dari suatu sistem untuk menyediakan peringatan yang tepat waktu ke para pemakai ketika sistem harus tidak digunakan untuk tujuan bernavigasi. b. Accuracy (akurasi) Secara umum akurasi berarti derajat kesesuaian antara hasil pengukuran dengan keadaan sebenarnya. Akurasi dalam navigasi adalah derajat kesesuaian antara hasil pengukuran atau perkiraan suatu posisi dengan posisi yang sebenarnya. Dalam peralatan navigasi menggunakan radio umumnya menggunakan ukuran statistik tentang kesalahan sistem (sistem error). Jenis akurasi dapat dibedakan dalam 3 (tiga) tipe: 1). Predictable. Ketelitian dari suatu posisi dalam hubungan dengan ilmu bumi atau geodesik koordinat bumi. 2). Repeatable. Ketelitian dengan mana seorang pemakai dapat kembali ke suatu posisi koordinat yang telah diukur sebelumnya dengan peralatan yang sama. 3). Relative. Ketelitian dengan mana seorang pemakai dapat mengukur posisi sehubungan dengan dari posisi pemakai lain dari sistem navigasi yang sama pada waktu yang sama.

2

c. Availability (ketersediaan) Availability atau ketersediaan adalah kemampuan sistem menyediakan fungsi dan performa yang sesuai persyaratan untuk operasional yang diinginkan. Availability juga merupakan indikasi kemampuan sistem menyediakan layanan yang dapat digunakan dalam coverage yang telah ditentukan. Faktor yang terkait dengan availability adalah system capacity dan reliability. System capacity menunjukkan jumlah user yang dapat dilayani dalam satu satuan waktu. Sedangkan reliability adalah tingkat frekuensi banyaknya terjadi kegagalan (failure) dalam suatu sistem. Reliability merupakan tingkat kemungkinan (probability) sistem dapat berfungsi sesuai dengan performa yang disyaratkan dalam suatu periode waktu tertentu. Umumnya reliability dihitung sebagai 1 (satu) dikurang kemungkinan (probability) kegagalan sistem.

d. Continuity (kesinambungan) Kesinambungan adalah kemampuan sistem total untuk melaksanakan fungsinya

tanpa

gangguan

sepanjang

operasi

yang

diharapkan.

Kesinambungan juga adalah kemungkinan bahwa sistem akan ada tersedia untuk jangka waktu dari suatu tahap operasi. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan (availability) juga mempengaruhi kesinambungan.

e. Coverage (Jangkauan pemenuhan) Coverage adalah hasil gabungan dari 4 (empat) faktor; integrity, accuracy, availability, dan continuity. Coverage adalah area geografis dimana

3

peralatan radio navigasi dapat memenuhi parameter integrity, accuracy, availability, dan continuity sesuai persyaratan tertentu pada suatu waktu. Persyaratan tertentu misalnya persyaratan RNP 3, RNP 10, dan seterusnya. Keadaan permukaan bumi, tingkat signal power, sensitivitas receiver, dan keadaan atmosfir merupakan faktor yang mempengaruhi coverage.

2. LEVEL OF SERVICE Penentuan

level

of

service

menggunakan

Keputusan

Ditjen

Perhubungan Udara No. SKEP/284/X/1999. Indikator pelayanan VOR dan DME yang digunakan adalah “serviceability” dengan tolok ukur 95%. Dalam pasal 2 disebutkan Tingkat Pelayanan (Level of Service) adalah tingkat pelayanan untuk jasa kebandarudaraan yang diterima oleh pengguna jasa yang variabel-variabelnya meliputi aspek keselamatan, keamanan, kelancaran

dan

kenyamanan

penyelenggaraan

jasa

kebandarudaraan.

Sedangkan Serviceability adalah kemampuan peralatan dalam memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama periode tertentu. Di Makassar untuk Serviceability digunakan istilah “Performance”. Performance peralatan navigasi di Makassar dilaporkan secara bulanan bersama dengan peralatan lain dalam laporan bulanan. Rumus yang dipakai untuk mengukur performance peralatan navigasi adalah sebagai berikut: PERFORMANCE = ((60 menit x 24 jam x 30 hari) - Morning US - Noon US - Night US) / ( 60 menit x 24 jam x 30 hari) Catatan : US = unserviceability.

4

Hasil angka “performance” tersebut dipakai sebagai acuan penentuan level of service sesuai SKEP/284/X/1999. Data unserviceability dalam laporan diambil antara lain dari “logbook”, atau laporan langsung dari teknisi.

B. PERMASALAHAN Unserviceability hanya dihitung jika terjadi Full Unserviceability atau peralatan tidak berfungsi sepenuhnya. Perhitungan belum memasukkan faktor penurunan kualitas peralatan yang mengakibatkan peralatan beroperasi kurang dari persyaratan yang ditentukan (Partial Unserviceability).

C. PEMBAHASAN Peralatan navigasi yang ada di Makassar dalam wilayah ACC I adalah VOR/DME MKS, KDI, PAL, MWB, AMN, SOG, BIK, TMK, JPA, BDM, BPN, PKN, TRK, dan PKY. VOR/DME dalam wilayah ACC II adalah KPG, BLI, dan SBR. Misalnya VOR MKS dalam bulan April 2008 mati 1 jam = 60 menit. Maka performance VOR MKS menurut sistem pelaporan adalah = ((60 menit x 24 jam x 30 hari) - Morning US - Noon US - Night US) / ( 60 menit x 24 jam x 30 hari). = ((60 x 24 x 30) – 60) / (60 x 24 x 30) = ((43200) – 60) / (43200) = 99.86 % Angka performance 99.86% tersebut dijadikan angka level of service yang dilaporkan. Permasalahan adalah angka 99.86 % hasil rumus di atas hanya menggambarkan “ketersediaan” layanan dan tidak menggambarkan “kualitas”

5

layanan. Misalkan selama 3 hari dalam periode bulan April tersebut coverage VOR MKS hanya 90 NM. Periode 3 hari tersebut tetap dihitung sebagai periode serviceability walaupun terdapat penurunan kualitas layanan. Sesuai definisi SKEP/284/X/1999 disebutkan bahwa serviceability juga memuat tuntutan untuk memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku. Dalam wilayah FIR Ujung Pandang penggunaan VOR untuk keperluan separasi hanya dalam radius 130 nm, sesuai dengan ICAO Doc. 9426 ATS Planning Manual Part 3 Chapter 2. Jika kualitas layanan dengan coverage 90 NM dibandingkan dengan tuntutan coverage 130 NM tentunya akan menimbulkan angka ratio yang kurang dari 1. Artinya secara matematis bahwa layanan yang dihitung sebagai 99.86 % tadi sebenarnya kurang dari angka tersebut. Penulis membuat persamaan matematis yang memasukkan unsur kualitas layanan untuk menghitung kasus tersebut. Kualitas layanan disarankan diukur melalui coverage. Seperti telah disampaikan pada bagian pendahuluan bahwa coverage merupakan gabungan dari parameter – parameter pengukuran performance peralatan navigasi. Pertama penetapan angka skala 100%. Skala 100% serviceability adalah VOR MKS beroperasi secara penuh 24 jam sehari selama 1 bulan dengan coverage lebih dari atau sama dengan 130 NM. Terdapat 2 (dua) variable dalam penentuan skala tersebut, yaitu variable waktu dan variable coverage. Kedua penetapan persamaan

matematis

dengan

dua

variable

tersebut.

Maka

persamaan

matematisnya adalah : UNSERVICEABILITY = VARIABLE WAKTU x VARIABLE COVERAGE = (PUS / PL ) x ( (CP – CT) / CP)

6

PUS

= Periode waktu unserviceability

PL

= Periode waktu pelaporan

CT

= Coverage Tersedia

CP

= Coverage Persyaratan

SERVICEABILITY =

(1 – UNSERVICEABILITY) x 100%

Dalam contoh kasus di atas ada 2 (dua) hal yang membuat serviceability kurang dari 100%, yaitu: a. Periode waktu unserviceability secara penuh atau coverage tersedia (CT) = 0 selama 1 jam = 60 menit. b. Periode waktu kualitas layanan kurang dari ketentuan, coverage tersedia (CT) = 90 NM selama 3 hari = 3 x 24 x 60 = 4320 menit.

Unserviceability merupakan jumlah dari unserviceability a dan b. Periode laporan adalah bulanan = 30 hari = 43200 menit. Coverage persyaratan (CP) untuk VOR adalah 130 NM. Unserviceability point a: Unserviceability = (PUS / PL ) x ((CP – CT) / CP) = (60 / 43200) x ((130 – 0) / 130) = (60 / 43200) x 1 = 0.0014

(a)

7

Jika point a saja yang dihitung maka: Serviceability

= (1 – unserviceability) x 100% = (1 – 0.0014) x 100% = 99.86 %.

Menghitung unserviceability point b: Unserviceability = (PUS / PL ) x ( (CP – CT) / CP) = (4320 / 43200) x ((130 – 90) / 130) = 0.10 x 0.307 = 0.0307

(b)

Unserviceability = a + b

(secara keseluruhan)

= 0.0014 + 0.0307 = 0.0321

Serviceability

= (1 – unserviceability) x 100% = (1 – 0.0321) x 100 % = 96.79%

Dengan memasukkan unsur kualitas pelayanan maka terdapat selisih serviceability sebesar 99.86 % - 96.79% = 3.07%.

8

D. KESIMPULAN 1.

Penentuan level of service menggunakan Keputusan Ditjen Perhubungan Udara No. SKEP/284/X/1999. Indikator pelayanan VOR dan DME yang digunakan

adalah

“serviceability”.

Definisi

serviceability

menurut

SKEP/284/X/1999 tersebut serupa dengan definisi availability. 2. Penentuan serviceability berdasar SKEP/284/X/1999 di Makassar hanya dihitung jika terjadi unserviceability secara penuh (unserviceability 100%), dan belum memasukkan perhitungan jika terjadi penurunan sebagian “kualitas layanan”. Terdapat selisih hasil perhitungan antara sebelum dan sesudah dimasukkan faktor kualitas layanan. 3. Untuk menentukan performance fasilitas navigasi perlu ditentukan parameter. Parameter yang dipakai adalah integrity, accuracy, availability, dan continuity. Keempat parameter tersebut dapat digabungkan dalam satu istilah yaitu coverage.

E. SARAN

1. Serviceability tetap digunakan sesuai dengan Keputusan Ditjen Perhubungan Udara No. SKEP/284/X/1999 dan sekaligus mengandung pengertian availability. 2. Penghitungan serviceability perlu memasukkan unsur kualitas layanan. 3. Parameter penghitungan standard kualitas layanan menggunakan coverage karena sudah mewakili parameter integrity, accuracy, availability, dan continuity.

9

4. Penghitungan untuk mendapatkan serviceability dengan memasukkan kualitas layanan adalah: RUMUSAN: SERVICEABILITY

= (1 – UNSERVICEABILITY) x 100%

UNSERVICEABILITY = VARIABLE WAKTU x VARIABLE COVERAGE = (PUS / PL ) x ((CP – CT) / CP)

PUS

= Periode waktu unserviceability

PL

= Periode waktu pelaporan

CT

= Coverage Tersedia

CP

= Coverage Persyaratan

Jika terjadi bebeapa kali unserviceability, maka unserviceability adalah jumlah keseluruhan unserviceability.

10

DAFTAR PUSTAKA

ICAO Doc. 9426 – ATS Planning Manual Laporan bulanan Divisi Ops LLP Makassar. Synopsis of the Evaluation of Loran-C’s Ability to Meet the Requirements for Aviation, Marine, Time, and Other User Communitie.

11

LAMPIRAN

Gambar 1. VOR Coverage dengan asumsi radius 130 NM.

12

Gambar 2. VOR Coverage dengan asumsi radius 90 NM.

13

Related Documents