1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian air susu ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental, oleh karena itu pemberian ASI perlu mendapat perhatian yang serius oleh para ibu agar kebutuhan nutrisi bayi dapat terpenuhi terutama diawal masa kehidupannya. (Nurmiati & Besral, 2008) Pentingnya pemberian ASI eksklusif terlihat dari peran dunia WHO (World Health Organization) mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan di seluruh dunia yang isinya adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun. Sejalan dengan peraturan yang di tetapkan oleh WHO upaya untuk mendukung peningkatan pemberian ASI eksklusif dapat dilihat dari telah dikeluarkannya berbagai pengakuan atau kesepakatan baik yang bersifat global maupun nasional yang bertujuan melindungi, mempromosi, dan mendukung pemberian ASI.Dengan demikian, diharapkan setiap ibu di seluruh dunia dapat melaksanakan pemberian ASI dan setiap bayi diseluruh dunia memperoleh haknya mendapat ASI.(WHO,2011) Sesuai dengan tujuanSustainable Development Goals (SDGs) ke-3 target ke-2 yaitu pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup
1
2
United Nation International Children’s Emergency Fund (UNICEF) menyebutkan bahwa anak-anak yang mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan dibandingkan
anak
yang
tidak
disusui.Menyusui
juga
mendukung
kemampuan seorang anak untuk belajar dan membantu mencegah obesitas dan penyakit kronis dikemudian hari. Penelitian terbaru di Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan penghematan besar dalam layanan kesehatan karena anak yang mendapat ASI jatuh sakit jauh lebih jarang daripada anak yang tidak disusui.(UNICEF,2011) Di negara-negara berkembang
malnutrisi
merupakan
masalah
kesehatan. Hampir 800 juta orang dengan sebagian besar dari negara negara berkembang. Proporsinya 70% di Asia, 26% di Afrika dan 4% diAmerika Latin dan Caribbean. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yangmelahirkan mampu untuk menghasilkan air susu ibu dalam jumlah yangcukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahanbahkan ibu yang gizinya kurang baikpun dapat menghasilkan ASI cukuptanpa makanan tambahan. Kementerian Kesehatan RI menargetkancakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80%. Demikian sangat sulit untukdicapai bahkan tren prevalensi ASI eksklusif masih jauh dari target Kebijakan pemerintah menurunkan angka kematian bayi di Indonesia adalah meningkatkan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, yang diatur didalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian AirSusu Ibu Eksklusif. Menyusui eksklusif selama enam bulan serta tetap memberikan ASI sampai 6 bulan, dapat menurunkan kematian balita sekitar
3
13%. Sekitar 16% kematian neonatal dapat dicegah apabila bayi disusui sejak hari pertama kelahiran dan bayi yang menyusu dalam satujam pertama dapat menurunkan risiko kematian sekitar 22%. Namun angka cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi cenderung menurun, indonesia menargetkan renstra yaitu 39% Pemerintah sudah berupaya dalam pemberian ASI eksklusif yaitu salahsatu programnya Pekan ASI Sedunia (PAS) pada bulan agustus 2016 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya ASI bagi bayi,pekan ASI sedunia tahun 2016 bertujuan untuk memberi informasi yang benar tentang ASI dan manfaatnya agar anak sehat dan cerdas,dengan mengajak berbagai pihak untuk ikut berperan serta mendukung ibu menyusui,pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun memerlukan dukungan dari berbagai pihak pemerintah,swasta,dunia dan berbagai lapisan masyarakat,dengan mendukung setiap ibu agar sukses menyusui akan berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.Adapun kegiatan penyelenggaraan PAS diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5.
Seminar,workshop,talkshow Kampanye ASI melalui media media sosial Penyebaran materi KIE (leaflet,flyer/banner) Talkshow di media elektronik Kegiatan lainnya yang mendukung PAS Cakupan keberhasilan pemberian ASI secara ekskusif di Jawa barat
tahun 2015 masih rendah. Kendala informasi menjadi faktorpertama penyebabnya. Informasi pentingnya ASI ekslusif belum tersampaikan pada masyarakat utamanya di wilayah pedesaan. Informasi rata-rata bisa diterima melalui komunitas dan media sosial. Capaian pemberian ASI ekslusif di Jawa
4
barat dari 35,3 persen dari jumlah ibumenyusui (Sumber Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI 2016) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun 2016 cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Cianjur tahun 2012 yaitu 85,5% dari 43,975 jumah bayi terjadi penurunan hingga tahun sekarang dan
pada
kenyataannya tiap tahun cendrung menurun masih banyak bayi usia 0-6 bulan yangtidak diberi ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan. Berdasarkan data yang di dapat di Puskesmas Gekbrong pada tanggal 15 Oktober 2018 Desa Gekbrong sasaran bayi 174 pencapaiannya 103 atau 59,20% Desa Langensari sasaran 127 pencapaian 104 atau 81,89% Desa Cisarua sasaran 124 pencapaian 76 target 61,29% sasaran 157 pencapaian 71 atau 45,22%, setelah dilakukan wawancara terhadap 10 orang ibu yang tidak ASI eksklusif di
mereka mengatakan karena ada yang kurang tahu tentang
manfaat ASI , ada yang sibuk bekerja,ada yang faktor umur dan sebagian besar mereka pendidikannya hanya tamatan sekolah dasar. Oleh sebab itu maka peneliti mengambil judul faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur Tahun 2018 1.2 Identifikasi Masalah Menyusui eksklusif selama enam bulan serta tetap memberikan ASI sampai 6 bulan, dapat menurunkan kematian balita sekitar 13%. Sekitar 16% kematian neonatal dapat dicegah apabila bayi disusui sejak hari pertama kelahiran dan bayi yang menyusu dalam satujam pertama dapat menurunkan risiko kematian sekitar 22%. Berdasarkan data yang di dapat di Puskesmas Gekbrong masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dari 157
5
ibu hanya 71 yang memberikan ASI eksklusif yang disebabkan oleh beberapa faktor. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian sebagai berikut: Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Gekbrong Kabupaten CianjurTahun 2018?
Wilayah Kerja
6
1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asi eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong 1.4.2 Tujuan Khusus 1) Diketahuinya hubungan antara faktor pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur Tahun 2018 2) Diketahuinya hubungan antara faktor pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur Tahun 2018 3) Diketahuinya hubungan antara faktor umur dengan pemberian ASI eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten
Cianjur Tahun 2018 4) Diketahuinya hubungan antara faktor pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur Tahun 2018 1.5 Hipotesis Penelitian Terdapat hubungan antara faktor pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur Tahun 2018.
7
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis 1. Manfaat Bagi Peneliti Dapat mengaplikasikan teori yang di dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan sehingga menambah pengetahuan pengetahuan dan pengalaman dalam proses pembelajaran 2. Manfaat Bagi Institusi Sebagai kerangka acuan agar dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan untuk penelitian selanjutnya 1.6.2 Manfaat praktis 1. Manfaat Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini akan menambah informasi dan masukan yang positif bagi pengembangan kesehatan dan peningkatan wawasan 2. Manfaat Bagi Responden Sebagai wahana menambah wawasan baru yaitu pengetahuan ibu bayi tentang pentingnya ASI eksklusif dan hasilnya dapat dirasakan oleh responden
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Konsep ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI eksklusif merupakan sumber gizi yang ideal karena komposisinya
seimbang
secara
alami
dan
sesuai
dengan
pertumbuhan dan perkembangan bayi,sehingga ASI eksklusif merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi kualitas dan kuantitasnya,disamping
murah,mudah
didapat
dan
juga
pemberiannya bisa dilakukan setiap hari makanan pertama yang terbaik dan paling sempurna untuk bayi.kandungan gizinya yang tinggi dan adanya zat kebal di dalamnya ,membuat ASI eksklusif tidak tergantikan oleh susu formula yang paling hebat dan mahal sekalipun,selain itu ASI eksklusif juga tidak pernah basi,selama masih dalam tempatnya.terkait itu ada satu hal yang disayangkan yakni
rendahnya
pemahaman
ibu,keluarga
dan
masyarakat
mengenai pentinggnya ASI eksklusif bagi bayi.Akibatnya program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal (Yuliarti, 2010) Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya di beri ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,jeruk,madu,air tehdan air putih,serta tanpa tambahan
8
9
makanan padat seperti pisang,pepaya,bubur susu,biskuit,bubur nasi dan
nasi
tim
kecuali
vitamin
dan
mineral
dan
obat
(prasetyono,2009) ASI adalah sumber gizi sehat untuk bayi.Pemberian ASI eksklusif didefinisikan WHO yaitu menyusui bayi dengan ASI selama 6 bulan pertama dalam kehidupan bayidan terus memberikan ASI tersebut hingga 2 tahun (WHO,2009). Menyusui eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat, bayi harus sering disusui serta tanpa batasanwaktu (Suradi Rulina dan Utami Roesela,2008). Bayi hanya diberi ASI saja secara eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu diberi makanan padat pendamping yang cukup dan sesuai. Sedangkan ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih. 2. Manfaat Asi a. Untuk Bayi 1) Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya 2) Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi,
10
perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) 3) Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. 4) ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi 5) Komposisi ASI ideal untuk bayi 6) Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi 7) Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI 8) Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI. 9) ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas 10) Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
11
11) Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. 12) Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur. 13) Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis. 14) IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula. 15) Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain. b. Untuk Ibu 1) Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan
12
2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali 3) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara. 4) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb 5) ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb 6) ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya 7) ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril 8) Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional 9) ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui c. Untuk Keluarga 1) Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
13
2) Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit. 3) Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif. 4) Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat. 5) Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia. 6) Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll. d. Untuk Masyarakat dan Negara 1) Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya. 2) Bayi sehat membuat negara lebih sehat. 3) Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit. 4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian. 5) Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya. 6) ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru. (http://asuh.wikia.com/wiki/Manfaat_ASI Komposisi Zat Gizi Kolostrum, ASI dan PASI). e. Komposisi Asi 1) Karbohidrat 2) Lemak 3) Protein 4) Viitamin & Mineral 5) Kalsium Fosfat 6) Zat Anti infeksi
14
Kolostrum adalah asi yang keluar pertama kali ,berwarna jernih kekuningan ,kaya akan zat antibodi: 1) Faktor bifidus Faktor pemicu pertumbuhan laktobasilus bifidus ,bakteri yang dianggap dapat mengganggu kolonisasi bakteri pathogen didalam saluran cerna . 2) Secretori imonoglobulin A (sIgA) Mengikat protein asing bermolekul virus,bakteri
dan
zat
toksik
yang
besar
seperti
bertujuan
untuk
penyerapan sehingga tidak membahayakan bayi . 3) Laktoferin Protein pengikat zat besi agar tidak dapat digunakan oleh bakteri untuk bertumbuh kembang 4) Lizozim Enzim yang bekerja menghancurkan bakteri dengan jalan merobek dinding sel yang secara langsung meningkatkan keefektifan antibodi 5) Leokosit Mencegah Enterokolitis Nekrotikan ,penyakit mematikan yang lazim menyakiti bayi berberat badan rendah 6) Makrofag Selain menyekresi sIgA dan Interferon juga berfungsi untuk memangsa organisme lain 7) Komplemen ,Laktoferidase,Antistreptokokus Faktor pertahanan yang membantu menurunkan insidensi penyakit 8) Protein pengikat B12 (Dr.Arrisman,MB.2007) F. Pengelompokan ASI 1) ASI stadium I
15
Asi stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan atau disekresi oleh kelenjar payudara pada empat hari pertama setelah persalinan. Komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan.
Kolostrum
berwarna
kuning
keemasan
disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mikonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi sering defekasi dan feces berwarna hitam. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 56 Kal /100 ml kolostrum Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur, Sedangkan
kandungan
karbohidratnya
lebih
rendah
dibandingkan ASI matur. 2) ASI stadium II ASI stadium dua adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari kelima sampai hari kesepuluh. jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, Hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena
16
aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil. 3) ASI stadium III ASI stadium 3 adalah ASI matur. Yaitu ASI yang desekresi pada hari kesepuluh sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai enam bulan. Setelah enam bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping selain ASI (http://www.parentsguide.co.id/smf/index.php?topic=616) 4) Produksi air susu sejak melahirkan Dalam buku menyusui oleh Jane moody tahun 2007, volume ASI akan berbeda tiap harinya.
Usia bayi Hari ke-1 (0-24 jam) Hari ke-2 (24-48 jam) Hari ke-3 (48-72 jam) Hari ke-4 (72-96 jam) Hari ke-5 (96-120 jam) 3 bulan
Volume setiap hari Kisaran Rata-rata 7-123 ml 37 ml
Rata-rata
Acuan
7
1,3,5
44-3345 ml
84 ml
14
3
98-775 ml
408 ml
38
1,2,3
375-876 ml
624 ml
58
1,3
452-876 ml
700 ml
70
1,3
609-837 ml
750 ml
-
4
17
6 bulan
800 ml
-
-
5) Alasan / faktor ibu tidak memberikan ASI pada bayinya Keputusan untuk menyusui atau tidak menyusui bayinya adalah keputusan yang sangat pribadi dari ibu sendiri. Keputusan ini dipengaruhi oleh gaya hidup ibu, kedaan keuangan ibu, kepercayaan dan faktor sosial budaya. Berkurangnya jumlah ibu yang menyusui bayinya dimulai di kota-kota terutama pada keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar ke pedesaan. Menurut Syahmien Moehyi, 2010 ada beberapa alasan mengapa jumlah ibu yang menyusui bayinya cenderung menurun. a) Semakin banyaknya ibu yang bekerja mencari nafkah cenderung untuk tidak menyusui bayinya. Mereka dapat melakukan tersebut ketika berada di rumah, yaitu sebelum berangkat dan setelah pulang dari bekerja. Di beberapa perusahaan atau kantor ada yang menyediakan tempat penitipan bayi, sehingga pada waktu ibu istirahat, ibu dapat menyusui bayinya di tempat penitipan. b) Tersedianya bermacam-macam susu/makanan bayi tidak dapat terpenuhi banyaknya produk susu dari pabrik makanan bayi sudah dalam bentuk siap pakai (instant milk) sangat memudahkan ibu untuk menggunakannya.
18
Akan tetapi sebaliknya telah diuraikan terdahulu, seberapa pun baiknya susu sapi olahan, ASI tetap merupakan makanan yang paling memenuhi syarat untuk bayi. c) Iklan yang menyesatkan yang mempromosikan produk susu, perusahaan promosi yang menyatakan produk susu suatu pabrik sama baik dengan ASI sering dapat menggoyahkan keyakinan ibu, sehingga tertarik untuk mencoba menggunakan susu instant itu sebagai makanan bayi. d) Ada
anggapan
menyusui
adalah
lambang
keterbelakangan budaya. Memberi susu botol dianggap sebagai lambang budaya modern dan sebaliknya menyusui dianggap sebagai lambang keterbelakangan sesungguhanya adalah salah. Dewasa ini di negara maju seperti di Eropa dan Amerika justru dilakukan gerakan “Kembali ke air susu ibu” atau “Back to breast freding”. e) Alasan estetika, yaitu ibu akan menjadi cepat tua, khawatir akan hilang kecantikannya dan ibu akan tampak kelihatan tua sungguh tidak beralasan. Menjadi tua adalah proses alami yang tidak dapat dihindari, yang harus dilakukan ialah memelihara kebugaran tubuh, makan makanan yang bergizi, olahraga disamping memelihara kecantikannya, jadi tidak ada hubungannya dengan menyusui.
19
6) Emosi yang mempengaruhi produksi air susu Manurut Kartono, 2007 bahwa aktivitas sekresi kelenjar-kelenjar susu itu senantiasa berayun-ayun (berubahubah) oleh pengaruh-pengaruh psiklis/kejiwaan tertentu, dengan kata lain, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh macam-macam
emosi
yang
tengah
dialami
atau
mempengaruhi dirinya. a) Interelasi antara ibu dan anak bayinya itu bisa terganggu apabila ibu tersebut mengalami kecemasan-kecemasan, ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik batin serius. Peristiwa ini biasanya ditandai oleh tangis bayi yang berlangsung lama. b) Ibunya tidak suka atau kurang suka menerima peranan dirinya sebagai seorang ibu dan tidak senang menerima kehadiran/kelahiran anaknya. Hal ini biasanya ditandai dengan bayi menjerit-jerit kesakitan dengan tangis sangat memilukan. c) Berkembanganya perasaan-perasaan
ketakutan
dan
kecemasan kalau ia ditinggalkan atau ditelantarkan suaminya, hal ini disebabkan kebudayaan di Afrika timur wanita yang tidak mampu menyusui anaknya, akan kehilangan cinta kasih suaminya, dan suaminya berhak untuk mencari wanita lian yang memiliki payudara
20
penuh dengan air susu. Semua bentuk kecemasan secara langsung bisa mengganggu kelancaran keluarnya ASI.
2.1.2 Konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI 1. Perubahan Sosial budaya a. Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya b. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memerikan susu botol c. Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya 2. Faktor psikologis a. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita b. Tekanan batin 3. Faktor fisik ibu a. Ibu sakit, misalnya mastitis, panas dan sebagainya 4. Faktor kekurangan petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. 5. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. 6. Penerangan yang salah justru datang dari petugas kesehatan sendiri yang
menganjurkan
pengganti
ASI
dengan
susu
kaleng
(Soedjiningsih, 2008).
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif Banyak faktor yang menyebabkan para ibu tidak menganggap penting dan enggan untuk memberikan ASI kepada bayi mereka, secara garis besar ada 2 faktor: (Baskoro, 2008). 1. Faktor Internal a. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan tidak terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
21
objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian Rogers (2008) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu: 1) Awarness (kesadaran) di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengatahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2) Internest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul. 3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik
dan
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini seperti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5) Adaption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogens menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melawan tahap-tahap tersebut di atas (Notoatmodjo, 2008). Pengetahuan adalah berbagai gejala yang akan diperoleh manusia melalui pengamatan (Indrawati,2007), setelah muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk
22
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, Indrawati, 2007). http://id.wikipedia.-org/wik/pengetahuan/ Skala pengukuran pengetahuan menurut Arikunto,Wawan Dan Dewi (2010): 1) Baik (76%-100%) 2) Cukup (56%-75) 3) Kurang (<56%) b. Pendidikan Pendidikan berhubungan dengan pembangunan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan berkaitan dengan transmisi, pengetahuan sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek kelakuan yang lain. Pendidikan adalah proses dan mengajar. Pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat (Rini, 2008). Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurang pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah,terutama dalam pemberian ASI eksklusif.pendidikan ini di peroleh baik formal maupun informal .sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat
pengetahuan
tinggi,umumnya
terbuka
menerima
perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatan (Depkes RI 2013) pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu,mencari pengalaman sehingga informasi yang di terima akan menjadi pengetahuan (Azrul, 2014)
23
Pendidikan
diperkirakan
akan
kaitannya
dengan
pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif hal ini dihubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah (notoatmodjo,2008) Skala
pengukuran
jenjang
pendidikan
berdasarkan
tingkatan menurut Dinas Pendidikan adalah 1) Rendah 2) Menengah 3) Tinggi c. Perilaku
: SD : SMP :SMA
Hasil output yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan, di sini adalah perlaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang kondusif ini mengandung berbagai dimensi berikut ini: 1) Perubahan perilaku : perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, atau diri perilaku negatif, perilaku yang positif. Perilaku-perilaku yang merugikan kesehatan yang perlu diubah misalnya : ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya, ibu menyusui yang tidak memberikan ASI pada bayinya.
24
2) Pembinaan perilaku, pembinaan disain diajukan pada perilaku masyarakat yang mempunyai perilaku hidup sehat (healthy style) tetap dilanjutkan Misalnya
olahraga
teratur,
atau dipertahankan.
membuang
sampah
pada
tempatnya dan sebagainya. 3) Pengembangan perilaku, yaitu ibu akan menjadi cepat tua, kekhawatiran akan hilangnya kecantikan dan ibu tampak kelihatan tua, sungguh tidak beralasan, menjadi tua adalah proses alami yang padat dihindari, yang harus dilakukan ialah memelihara kebugaran tubuh, makan makanan yang bergizi, olahraga di samping memelihara kecantikan, jadi tidak ada hubungan dengan menyusui. d. Umur Umur yaitu usia individu yang terhitung mulai saat kelahiran sampai berulang tahun.Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan pengetahuan seseorang akan lebih matang dalam berfikir maupun bekerja (Nursalam,2011) Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan,persalinan serta dalam membina bayi yang di lahirkan (Depkes,2014) Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan,
penyelidikan
epidemiologi,
angka-angka
kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan
25
menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membaca dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjang interval di dalam pengelompokkan cukup, untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian
dan
apakah,
pengelompokkan
umur
dapat
dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian orang lain. Pada masyarakat pedesaan yang kebanyakan buta huruf hendaknya memanfaatkan sumber informasi seperti catatan petugas agama, guru, lurah, dan sebagainya. Hal ini ditentukan tidak menjadi soal yang berat di kala pengumpulan keterangan
umur
bagi
mereka
yang
telah
bersekolah
(Notoatmodjo, 2010). Skala pengukuran umur berdasarkan tingkat kematangan berfikir menurut Worthington et al, (2009)terbagi menjadi 2 kategori yaitu: 1) <30 tahun 2) >30 tahun e. Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya (Nursalam, 2011) Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI
26
eksklusif. Pengetahuan responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena semua ibu yang bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki aksses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI eksklusif (Depkes,2014) Menurut Roesli (2009),bahwa bekerja merupakan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan ,meskipun cuti hamil hanya 3 bulan .Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui ,adanya perlengkapan dalam memeras ASI dan dukungan lingkungan kerja seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif. Pengukuran kategori pekerjaan seseorang dilihat dari status pekerjaan diantaranya: 1) Bekerja 2) Tidak bekerja 2. Faktor Eksternal Faktor ini memberikan gambaran kepada kita bahwa begitu banyaknya varian-varian yang seharusnya tidak terjadi seandainya faktor yang pertama yaitu faktor internal dapat dipenuhi para ibu. (Baskoro, 2008). Di bawah ini adalah beberapa penyebab ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayi yang berkaitan dengan sosial budaya: a. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
27
Faktor ini juga tidak luput dari kurangnya pengetahuan dari para ibu, tidak sedikit dari apa ibu yang bekerja akan tetapi tetap memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya selama 6 bulan. Pada ibu cara lain untuk tetap dapat memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya adalah dengan memberikan ASI peras. (Baskoro, 2008). b. Faktor ketidak mengertinya ibu tentang kolostrum ASI yang keluar pada hari pertama sampai dengan hari ke lima bahkan pada hari ke 7 dinamakan kolostrum atau susu awal yang biasanya bersifat cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur atau protein dalam kadar yang tinggi, zat daya tahan tubuh dalam kadar yang tinggi dari pada susu madu yaitu air susu ibu yang telah berumur tiga hari (Baskoro, 2008). c. Ibu beranggapan ASI ibu kurang gizi atau tidak memiliki cukup ASI Merupakan alasan utama mengapa wanita menyerah untuk menyusui. Kurangnya keyakinan akan persediaan ASI membuat nada khawatir bahwa anda tidak cukup memberi makanan si bayi dan komentar orang lain tentang menyusui juga menciptakan keraguan dalam pikiran anda (Heather, Welford, 2008:). d. Meniru teman
28
Biasanya para ibu enggan memberikan asi karena ibu ikutikutan atau terpengaruh dengan tetangga yang terkemuka yang memberikan susu botol pada anaknya (Soetjiningsih, 2009). e. Merasa ketinggalan jaman Ibu akan merasa ketinggalan jaman jika ibu menyusui secara eksklusif pada bayinya (Soetjiningsih,2009).
2.1.4 Konsep Yang Mempengaruhi Pengeluaran ASI 1. Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi menyebabkan daya isap berkurang karena bayi mudah merasa kenyang bayi akan malas menghisap puting susu, dan akibatnya produksi prolaktin dan oksitosin akan berkurang dan merangsang hormon LH dan GNRH semakin meningkat sehingga terjadi proses pematangan sel telur yang mengakibatkan cepat terjadinya ovulasi dan kemungkinan hamil. 2. Perasaan ibu dapat menghambat atau meningkatkan pengeluaran oksitosin, seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitosin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI, sebaliknya perasaan ibu yang berbahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium, dan mendengar bayinya menangis, atau perasaan bangga, dapat menyusui bayinya akan meningkatkan pengeluaran ASI. 3. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seseorang ibu untuk menyusui.
29
4. Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting ibu yang sangat kecil hal ini akan membuat produksi hormon oksitosin dan hormon prolaktin akan terus menerus dan ASI akan berhenti. 5. Cara menyusui yang tidak tepat tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar, dan akhirnya akan menurunkan produksi ASI. (Sri Purwanti Hubertin, 2010) 2.1.5 Cara Penyimpanan ASI Perah 1. ASI tahan disimpan dalam suhu ruangan sampai 6 jam 2. Dalam termos yang diberi es batu bisa tahan 24 jam 3. Disimpan dalam kulkas dapat bertahan hingga 2 minggu dengan suhu kulkas yang bervariasi 4. Disimpan di freezer yang tidak terpisah dari kulkas dan sering dibuka bisa bertahan 3-4 bulan 5. Pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan (http:asi.blagsome.com/2009/r/)
2.1.6 Cara Memeras ASI 1. Cara Alami Bersihkan tangan dengan sabun ,kemudian tekan bagian sinuses kedalam yang berada dibalik areola ,tempatkan ujung ibu jari dan jari disisi belakang areola ,tempatkan ujung ibu jari dan jari disisi belakang areola (tepatnya di pinggiran kulit yang berwarna gelap yangmengitari putting dengan kulit normal )tekan jari dan ibu jari kedalam dengan posisi yang nyaman lalu tekanlah dengan perlahan bersama-sama. 2. Pompa Payudara
30
Alat
pompa
payudara
sangat
sederhana
,mudah
penggunaannya dan tidak terlalu mahal ,benda itu terbuat dari karet yang terbentuk seperti bola yang dipakai untuk memompa ,pada bagian depannya terbuat dari kaca yang berbentuk seperti corong pompa ini sangat praktis dan efisien.
31
2.2 Kerangka Teori Bagan 2.1 Kerangka Teori
ASI
Konsep ASI Eksklusif
Faktor-Faktor
Pengertian Kandungan Manfaat ASI Eksklusif Pengelompoka n ASI
Faktor internal Pengetahuan Pendidikan Perilaku Umur Pekerjaan
Faktor eksternal Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya Faktor ketidak mengertinya ibu tentang kolostrum Ibu beranggapan asi ibu kurang gizi atau tidak memiliki cukup asi Meniru teman Merasa ketinggalan zaman Pemberian ASI
Eksklusif : memberikan
Tidak Eksklusif : tidak
ASI selama enam bulan
memberi ASI selama
makanan/ Sumber : Pearl et all (2008); tanpa Dee (2008); William (2012) minuman tambahan
enam bulan tanpa makanan/minuman tambahan
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan survey analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena dapat terjadi. Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif analitik dengan analisis bivariat. Desain penelitian menggunakan metode kuesioner dengan pendekatan cross sectional. Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).(Soekidjo,2010) Dalam penelitian mengungkapkan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong
Kabupaten CianjurTahun 2018 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang akan diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan .(Notoatmojo,2012). Untuk memudahkan dalam penelitian ini penulis membuat kerangka konsep sebagai berikut ; Bagan 3.1 KerangkaKonsep Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 34 Variabel independent Variabel Dependent 1. 2. 3. 4.
Faktor pengetahuan ibu Faktor pendidikan ibu Faktor umur ibu Faktor pekerjaan
34
35
Pemberian ASI Eksklusif Keterangan : : diteliti : hubungan 3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian tertentu. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dansebagainya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2, yaitu variable bebas dan variable tak bebas.(Soekidjo,2010) 3.3.1 Variabel Indenpent (Variabel Bebas) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependent. (Soekidjo,2010) Variabel independen dalam penelitian
ini adalah Faktor
pengetahuan ibu,faktor pendidikan ibu,faktor umur ibu, faktor pekerjaan. 3.3.2 Variabel Dependent (VariabelTerikat) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau independen. (Soekidjo,2010) Variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ASI Eksklusif di Desa
Gekbrong
Kabupaten Cianjur Tahun 2018
Wilayah Puskesmas
Gekbrong
36
3.4 Definisi Operasioanal Variabel .Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau phenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan paramenter yang dijadikan ukuran dalam penelitian(A. Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Limbagan Wilayah Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur2018 No
Varibel
1
Faktor pengetahua n
2
Faktor pendidikan
Definisi operasional Segala sesuatu yang diketahui dengan ASI Eksklusif diantaranya: -manfaat ASI untuk ibu -manfaat ASI untuk bayi Jenjangpendidikan formal yang ditempuhresponde nsampaitamat
Cara ukur Wawancar a
Alat ukur Kuesion er
Wawancar a
Kuesion er
Kategori
Skala
1. Baik (76%100%) 2. Cukup (56%75) 3. Kurang (<56%) (arikunto,wawan dan dewi 2010): 1. SD = Rendah 2. SMP = Menengah 3. SMA = tinggi (Dinas Pendidikan)
Ordina l
Ordina l
37
No
Varibel
3
Faktor umur
4
Faktor pekerjaan
5
Pemberian ASI Eksklusif
Definisi operasional Lama hidup responden dari lahir sampai saat dilakukan penelitian
Cara ukur Wawancar a
Alat ukur Kuesion er
Kegiatan yang dilakukan didalam atau diluar rumah untuk membantu penghasilan keluarga Pemberian Asi saja kepada bayi berumur 0-6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain
Wawancar a
Wawancar a
Kategori
Skala
1. <30 tahun 2. >30 tahun (worthington et al,2009)
Nomin al
Kuesion er
1. Bekerja 2. Tidak bekerja (prasetyono,2009 )
Nomin al
Kuesion er
1. Ya 2. Tidak
Nomin al
40
3.5 Populasi, Sampel, Dan Tekhnik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. (Notoatmodjo,2009) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayiumur diatas 6 bulan sampai 2 tahun sebanyak 157 ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur tahun 2018 3.5.2 Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini.berpendapat bahwa sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasinya(Notoatmodjo,2009) Sampel peneltian ini adalah ibu yang mempunyai bayi diatas umur 6 bulan sampai sampai 2 tahun sebanyak 61 orang. Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik random sampling. Pengambilan sampel secara random atau acak disebut random sampling, dan sampel yang diperoleh disebut sampel random. Teknik random sampling ini hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat homogen atau diasumsikan homogen. Hal ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu yang mempunyai bayi umur diatas 6 bulan sampai 2 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong
40
41
Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah
sempel
dalam
penelitian
ini
menggunakan rumus Slopin dengan tingkat penyimpangan 10% atau (0,1) sebagai berikut.
Keterangan N n d
: Besar Populasi : Besar Sampel : Tingkat Kepercayaan (10%=0,1) Dari besar sampel tersebut diperoleh jumlah besar sampel seluruh
populasi jumlah ibu bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong
Kabupaten Cianjuryaitu:
Jadi besar sampel yang di ambil yaitu 61 ibu yang mempunyai bayi diatas 6 bulan sampai 2 tahun dari keseluruhan populasi.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Dan Prosedur Penelitian 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data dalam penelitian
ini yaitu dengan
menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung dari responden dengan
menggunakan
kuesioner
yang
diberikan
pengumpulan data dilakukan peneliti dengan cara :
responden.
Metode
42
1. Peneliti memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan serta menunjukan surat ijin dari pihak yang terkait yang menerangkan bahwa peneliti akan melakukan pengambilan data 2. Menanyakan kesediaan responden, jika bersedia maka menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. 3. Jika responden menolak, peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak-haknya. 4. Setelah responden terpilih, peneliti membagikan kuesioner kepada responden satu persatu. 5. Kemudian, setelah kuesioner dibaca dan diisi oleh responden, kuesioner itu diambil kembali oleh peneliti pada hari yang sama. 6. Peneliti melakukan cek ulang lembar kuesioner, apakah semua pertanyaan sudah terjawab dengan lengkap.
3.6.2 Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan : Melakukan studi pendahuluan dengan membagikan kuisoner data pribadi sebagai data awal untuk mengetahui angka kejadian di tempat tersebut, merumuskan masalah, menyususn proposal penelitian dan seminar proposal penelitian. 2. Tahap pelaksanaan : a. Setelah terkumpul sampel yang diinginkan dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi b. Peneliti membagikan kuesionar kepada responden 3. Tahap akhir : Peneliti melakukan penyusunan laporan penelitian, penyajian hasil penelitian, sidang hasil laporan penelitian dan melakukan penggandaan hasil penelitian. 3.7 Pengelolaan dan Analisis Data
43
3.7.1 Pengelolaan Data Data yang telah dikumpulkan merupakan data mentah sehingga harus diolah kembali agar dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik sehingga mudah untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan. Dalam melakukan analisa, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis. Langkah langkah dalam pengelolaan data adalah sebagai berikut: 1. Editing (pemeriksaan data) Tahapan ini dilakukan setelah data terkumpul melalui observasi kemudian diperiksa satu persatu untuk menjaga kualitas data apakah data tersebut sudah di isi dengan cara check list atau belum. Langkah ini dimaksudkan
untuk
melakukan
pengecekan
kelengkapan
data
kesinambungan data dan keseragaman data. 2. Coding (pemberian kode) Untuk memudahkan dalam memasukan data dan pengolahan data, maka pertanyaan yang telah diajukan tanda/kode 3.
Tabulating (penyusunan data) Dilakukan dengan mengelompokan data sesuai dengan variabel yang diteliti, guna memudahkan dalam analisis
4.
Entry (pemasukan data)
44
Yaitu memasukan data yang telah ditabulasi sehingga dapat 3.7.2
diketahui jumlah frekuensi dalam kelompok tersebut. Analisa Data
3.7.2.1 Analisa Univariat Analisa
univariat
bertujuan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel. Tujuan dari analisis ini adalah memaparkan secara sederhana sehingga dapat dibaca dan dianalisis secara sederhana. Pengolahan data yang dilakukan peneliti dengan cara tabulasi, kemudian di tentukan persentasenya. Keuntungan menggunakan persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi, pembaca laporan penelitian akan mengetahui seberapa jauh sumbangan tiap-tiap bagian didalam keseluruhan konteks permasalahan yang sedang dibicarakan. Adapun rumus persentsenya adalah :
Keterangan : P= Persentase f= Jumlah nilai indicator N=Jumlah frekuensi maksimal atau frekuensi seluruhitem/pengamatan 3.7.2.2 Analisa Bivariat Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen maka Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang berhubungan atau berkolerasi, tujuan uji kolerasi adalah untuk menguji apakah variabel bebas dan
45
variabel terikat mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak signifikan, cara untuk menentukan metode pengukuran dari penelitian yaitu harus di ketahui jenis hipotesis yang di gunakan. Jenis hipotesis dari penelitian ini adalah hipotesis korelasi, dengan variabel pengukuran kategorik dengan skala ordinal bisa disebut dengan istilah korelatif kategorik karena varibel 1 dan variabel 2 memiliki skala pengukuran yang sama dan Penelitian inimenggunakan uji non parametrik. Uji non parametrik digunakan untuk keadaan sebagai berikut 1. Jika masalah pengukuran variabel adalah kategorik (ordinal dan nominal) 2. Jika data dengan masalah skala pengukuran numerik tetapi tidak memenuhi syarat untuk uji parametik, maka dilakukan uji nonparametrik yang merupakan alternatif dari uji parametriknya. Maka metode pengukuran koefisien
korelasi non parametrik yaitu
kolerasi berjenjang Karl Spearman. Metode ini pertama dikenalkan oleh Karl Spearman tahun 1904, dimana variabel-variabel yang di teliti tidak mempunyai distribusi normal dan perbedaan kondisi diketahui tidak sama. Disamping itu korelasi berjenjang karl spearman (rs) hanya efektif jika datanya sekitar 10 sampai dengan 30 data berpasangan. Rumus kolerasi berjenjang Karl Spearman sebagai berikut:
Keterangan di = Analisis setiap pasang rengking ke-1
46
n = bayak pasangan rangking
3.8
Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian akan dilaksanakan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur 2. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2018
DAFTAR PUSTAKA
Azrul, 2014 Pengantar Epidemiologi, Binarupa Aksara,Jakarta Indrawati, 2007 . Besar dan Metode Sampel pada Penelitan Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Laporan kesehatan Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur Tahun 2018 Notoatmodjo, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Nurmiati & Besral, 2008 Pemberian air susu ibu ASI 2008. Susu Formula dan Angka Kematian Bayi. Available online at http://www.korantempo.com (diakses tanggal 014 Maret 2010). Nursalam, 2011 Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam.
2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Penelitian
Ilmu
Soedjiningsih, 2008. Tumbuh Kembang Anak. Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak. UNAIR. Surabaya, hal 6 Soetjiningsih, 2009. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta: Buku Sugiyono, 2007 Statistik Untuk Penelitian. Badung : Alfabeta Sumber Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI 2016 WHO, 2011Pemberian ASI Eksklusif. Edisi 2. Jakarta: EGC Depkes, 2012. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif. http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf diakses 16 maret 2018
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEKBRONG KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018 Kode Responden Tanggal Pengisian Umur Pendidikan Pekerjaan
: : : : :
Pengetahuan ibu tentang ASI Isilah sesuai ibu yang ketahui 1.
Menurut ibu air susu ibu yang keluar pertama kali dari payudara ibu setelah melahirkan yang berwarna kekuningan disebut,
(
)
a. Air susu matang b. Air susu peralihan c. Air susu jolong/kolostrum 2.
Menurut ibu,sampai umur berapa bayi sebaiknya diberikan ASI saja
3.
tanpa makanan lain?.............bulan ( ) Menurut ibu,apa manfaat menyusui bagi bayi ibu? a. b. c. d.
4.
)
Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit Selalu dalam keadaan steril Mencegah kanker payudara Meningkatkan kecerdasan
Menurut ibu, manfaat pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi adalah ( a. b. c. d.
5.
(
)
Mencegah kanker payudara Melindungi terhadap penyakit infeksi Menghemat pengeluaran keluarga untuk membeli susu formula Membantu mengecilkan rahim pada masa nifas
Menurut ibu berapa kali sehari bayi sebaiknya di beri ASI? a. b. c. d.
5 kali sehari Sesering mungkin/tidak terjadwal 1-2 kali sehari 3-4 kali sehari
(
)
6. Jika dalam satu hari setelah bayi lahir ASI sebelum keluar banyak,menurut ibu apa yang harus ibu lakukan?
(
)
a. Bayi tidak disusukan dan diberikan madu b. Bayi tetap disusukan tanpa diberikan makanan lain c. Bayi diberikan susu formula 7. Menurut ibu bagaimana pemberian ASI jika ibu bekerja?
(
)
a. Dengan memeras terlebih dahulu ASI di rumah dan diberikan pada bayi yang ditinggalkan di rumah b. Dengan membawa ASI ke tempat kerja c. Memeras ASI di tempat kerja,menyimpan ASI ditempat dingin ASI di bawa pulang untuk diberikan kepada bayi d. Lain-lain,sebutkan 8. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif ?
(
)
a. Memberikan ASI sebanyak-banyaknya b. Memberikan ASI saja kepada bayi pada usia 0-6 bulan c. Memberikan ASI kepada bayi dengan tambahan makanan lain seperti susu formula,jeruk,pisang,madu 9.
Memberikan ASI eksklusif dapat melindungi bayi dari penyakit,...........kecuali
(
)
a. Diare b. ISPA c. Radang otak 10. Zat-zat dibawah ini yang harus di makan ibu saat menyusui :
(
a. Karbohidrat,protein,air,mineral dan lemak b. Karbohidrat,lemak,vitamin,protein,mineral,air c. Tidak tahu 11. Zat dalam ASI yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit diare adalah (
)
a. Kolostrum b. Antibiotik c. Tidak tahu 12. Faktor yang tidak mempengaruhi kualitas ASI,kecuali
(
)
13. Faktor yang mempengaruhi kuantitas/jumlah ASI,kecuali (
)
a. Asupan giziyang baik b. Pengaruh obat-obatan c. Ibu bekerja
)
a. Isapan bayi yang kering b. Pengalaman ibu c. Ibu yang sering olahraga 14. Semakin banyak ibu makan dan minum maka
(
)
a. Tidak berpengaruh pada jumlah ASI b. Jumlah ASI yang di hasilkan semakin banyak c. Jumlah ASI semakin sedikit 15. ASI akan lancar diproduksi,jika
(
)
a. Posisi ibu saat menyusui benar b. Ibu banyak bekerja c. Banyak makan dan minum 16. Perangsangan ASI dapat sering dilakukan,jika bayi
(
)
a. Dirawat satu ruanga dengan ibu b. Diberi dot atau kempeng c. Diberi susu formula 17. Apabila ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya maka dampak bagi bayi adalah a. Bayi kekurangan gizi b. Tidak masalah c. Bayi tetap gemuk
(
)
18.
Hal yang dapat terjadi jika tidak memberikan ASI eksklusif, kecuali ( a. Kematian b. Mudah sakit c. Tidak mempengaruhi kesehatan bayi d. Dukungan petugas kesehatan
)
KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEKBRONG KABUPATEN CIANJURTAHUN 2018 Kuesioner Pemberian ASI Eksklusif Petunjuk Singkat 1. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan 2. Isilah dengan tanda checklist () pada kolom yang disediakan 3. Isi dengan jawaban yang sebenar-benarnya No. Responden Umur Pekerjaan Pendidikan
: : : :
No 1 2 3 4
Pertanyaan Apakah pemberian ASI Eksklusif hanya 6 bulan saja Pemberian ASI lebih bagus dari pada susu formula ASI hanya bermanfaat bagi bayi saja ASI Eksklusif sangat penting bagi bayi berumur 2 tahun
5 6 7 8 9 10
lebih Ibu harus memberikan ASI dua kali sehari Pemberian ASI hanya di berikan pada usia 6 bulan saja Bolehkah ASI yang di peras di simpan di kulkas Bolehkah ASI di campur dengan susu formula Pemberian ASI dilakukan sesering mungkin ASI juga bermanfaat sekali bagi ibu sebagai antibiotik
Ya
Tidak