Nani Lili.docx

  • Uploaded by: herna
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Nani Lili.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,463
  • Pages: 18
A. JUDUL PRAKTIKUM

: LILIOPSIDA

B. TUJUAN 1. Untuk mengidentifikasi spesimen tumbuhan dari kelas Liliopsida. 2. Untuk mengklasifikasikan spesimen tumbuhan dari kelas Liliopsida. 3. Untuk menjelaskan struktur spesimen tumbuhan dari kelas Liliopsida beserta fungsinya. B. MANFAAT 1. Untuk mengidentifikasi spesimen tumbuhan dari kelas Liliopsida. 2. Untuk mengklasifikasikan spesimen tumbuhan dari kelas Liliopsida. 3. Untuk menjelaskan struktur spesimen tumbuhan dari kelas Liliopsida beserta fungsinya. C. DASAR TEORI 1.

Ciri Umum Kelas Liliopsida Kelas Liliopsida sebagian besar berupa tumbuhan herba dan hanya

sedikit yang berkayu, tidak mempunyai kambium sehingga tidak ada pertumbuhan sekunder. Ikatan pembuluh terbuka dan tersebar. Sistem perakarannya adalah perakaran adventitif (serabut). Daun pada umumnya dengan pertulangan daun parallel (sejajar), kecuali pada Araceae sebagian tumbuhan dengan pertulangan daun menjala. Helaian daun seringkali berukuran kecil dengan tangkai yang pendek dan ada pelepah. Bagianbagian bunga pada umumnya kelipatan 3, jarang kelipatan 2 atau kelipatan 4. Embrio biji mempunyai satu kotiledon. Polen biasanya uniaperture (punya satu lubang) dan plastidanya tipe P (berisi protein). Kelas Liliopsida terdiri dari 5 subkelas, 19 ordo, 65 famili dan kurang lebih 50.000 species. Secara evolusioner, tidak ada satu subkelas yang merupakan dasar dari kelas lainnya. Walaupun Alismatidae mempunyai ciri-ciri bunga yang primitif, namun Alismatidae bukanlah moyang dari subkelas

yang

Monocotyledonae

lainnya.

Para

(Liliopsida)

ahli

umumnya

berkembang

sependapat dari

bahwa

Dicotyledonae

(Magnoliopsida). Oleh karena itu, Monocotyledonae muncul lebih belakangan

dibandingkan

Dicotyledonae.

Ada

beberapa

ciri

Monocotyledonae yang menguatkan bahwa Monocotyledanae lebih maju dari Dicotyledonae yaitu: jumlah kotiledon hanya satu, pertulangan daun sejajar, tidak ada kambium dan sistem perakaran adventitif. Ciri-ciri morfologi tersebut menunjukkan ciri reduksi dan fusi. Kelas Liliopsida terdiri dari lima subkelas yaitu : Alismatidae, Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae dan Liliidae. Kelas Liliopsida terdiri dari lima subkelas yaitu : Alismatidae, Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae dan Liliidae. Dugaan hubungan evolusioner antar subkelas digambarkan pada bagan di bawah ini. Ukuran llingkaran menunjukkan jumlah species pada subkelas tersebut, semakin besar ukuran lingkaran, semakin banyak anggota species subkelas tersebut.

Gambar 1. Bagan Subkelas Liliopsida Dari bagan di atas terlihat bahwa subkelas Alismatidae mempunyai anggota species yang palling sedikit, sedangkan subkelas Liliidae mempunyai anggota species yang paling banyak. Sesuai dengan urutan yang ditunjukkan pada bagan di atas berturut-turut dari primitif ke maju adalah : (1) Alismatidae, (2) Arecidae, (3) Commelinidae, (4) Zingiberidae dan (5) Liliidae. 2.

Klasifikasi Liliopsida Kelas Liliopsida terdiri dari lima anak kelas yaitu anak kelas

Alismetidae, Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae dan Liliidae. a. Anak kelas Alismatidae Alismatidae terdiri dari 4 bangsa, 16 suku dan sekitar 500 jenis. Mempunyai karakteristik herba aquatic, yang menempati tempat yang

lembab. Umumnya mempunyai gynoecium yang apokard dan pollen yang trinukleat. Jika buah masak, biji tidak mempunyai endosperm. Terdapat 2 sel tetangga pada sekeliling stoma. Anak kelas Alismatidae masih mempunyai sifat-sifat yang primitive. Catatan fosil menunjukkan bahwa anak kelas ini muncul sekitar 60 juta tahun yang lalu. b. Anak kelas Arecidae Arecidae terdiri dari 4 bangsa, 5 suku dan 5.600 jenis. Bentuk hidupnya bervariasi dari ukurannya yang sangat kecil sampai pohonpohon palm yang besar. Kira-kira 50% dari jumlah jenisnya adalah pohon.

Bunga-bunga

umumnya

kecil,

sering

tersusun

dalam

pembungaan spadix yang dilindungi oleh spatha. Sel tetangga pada stomata umumnya empat, tetapi biasa dua atau tiga. Beberapa jenis mempunyai sifat-sifat yang menyimpang dari sifat khas Liliopsida seperti daun yang lebar, urat daun seperti jala. Semua anggotanya mempunyai pembuluh trakea, kecuali bangsa Arales. Lebih dari setengah jumlah jenisnya adalah anggota bangsa Arecales yang hanya meliputi

satu

suku, yaitu Aracaceae (Palmae). Catatan

fosil

menunjukkan bahwa Arecidae muncul pada periode Kretaseus atas, kira-kira 80 juta tahun yang lalu. c. Anak kelas Commelinidae Commelinidae terdiri dari 6 bamgsa, 16 suku dan kira-kira 16.200 jenis. Umumnya berupa tumbuha herba, habitatnya berkisar antara aquatic sampai terrestrial atau bahkan epifit. Bunga mempunyai sepal dan petal, perhiasan bunga berbentuk sekam atau bulu kasar, atau bahka tanpa

perhiasan

bunga.

Jenis-jenis

yang

masih

primitive,

penyerbukannya dibantu oleh serangga, sedangkan yang lebih maju dibantu oleh angin. Pollen umumnya trinucleate, jarang binucleate. Sekitar 50% jenisnya termasuk dalam suku Poaceae (Gramineae) dan 30% dalam suku Cyperaceae. Fosil yang paling tua umurnya kira-kira 85 juta tahun , sedangkan suku Gramineae, salah satu suku yang dianggap lebih maju, muncul sekiatr 60 juta tahun yang lalu.

d. Anak kelas Zingiberidae Zingiberidae terdiri dari 2 bangsa , 9 suku dan 3.800 jenis. Umumnya jenis-jenis Zingiberidae hidup didaerah tropis, habitatnya terestrial atau berupa epifit. Bunga beraturan (aktinomorf) sampai tidak beraturan (asimetris), mempunyai kelenjar nectar, ovary inferior. Kedua bangsa (Bromeliales dan Zingiberales) dapat dibedakan dengan jelas, dan meskipun disatukan dalam anak kelas ini, nampaknya sifat-sifat utama yang lainnya berkembang secara bebas. Zingiberidae dibedakan dari Liliopsida lainnya dalam hal adanya nectar pada bunga dan bunga yang epigynous. e. Anak kelas Liliidae Liliidae terdiri dari 2 bangsa, 19 suku dan 25.000 jenis. Jenis-jenis dalam anak kelas Liliidae mempunyai gynoecium yang sinkarp dengan perhiasan bunga yang petaloid. Bunga berkembang dengan baik untuk penyerbukan oleh serangga. Umumnya berupa herba dengan habitat terrestrial atau epifit. Daun linearis dengan tulang daun sejajar sampai daun lebar dengan tulang daun seperti jala. Sel tetangga pada stomata biasanya tidak ada, tapi kadang-kadang terdapat 2 atau lebih. Ovary umumnya inferior. Lebih dari 80% jenis-jenisnya dalam suku Liliiaceae dan Orchidaceae pollen baribangsa Liliales yang berupa fosil menunjukkan bahwa jenis-jenis ini mulai muncul pada periode Kretaseus atas, yaitu sekitar 70 juta tahun yang lalu. D. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Alat tulis menulis b. Alat dokumentasi (Kamera dan Handphone) 2. Bahan a.

Limnocnaris flava (Genjer)

b.

Oryza sativa (Padi)

c.

Pandanus amaryllifolius Roxb (Pandan wangi)

d.

Alpinia galanga (L)Willd (Lengkuas/Laos)

e.

Aleo vera (Lidah buanya)

E. PROSEDUR KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Mengamati spesimen tumbuhan: Limnocnaris flava (Genjer), Oryza sativa (Padi), Pandanus amaryllifolius Roxb (Pandan wangi), Alpinia galanga (L)Willd (Lengkuas/Laos) dan

Aleo vera (Lidah buanya) dalam hal

habitus, pola percabangan dan bentuk atau segi penampang. 3. Mengamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya. 4. Mengamati dan membandingkan alat reproduksinya, yaitu letak dan bentuk strobilusnya. 5. Mengamati dan membandingkan letal dan bentuk mikrosporofil dan makrosporofilnya. 6. Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian kedua tumbuhan tersebut, setelah melakukan pengamatan yang telah dijelaskan pada langkah sebelumnya. 7. Menyusun urutan klasifikasi dari tiap spesimen tumbuhan tersebut.

F. HASIL PENGAMATAN 1. Pengamatan Limnocnaris flava (Genjer) Gambar

Keterangan 1. Upih

daun

pelepah

atau daun

(vagina) 2. Tangkai

daun

(petiolus) 3. Helaian (lamina)

daun

2.

Pengamatan Oryza sativa (Padi) Gambar

Keterangan a. Akar serabut b. Helai daun yang panjang c. Batang

3. Pengamatan Pandanus amaryllifolius Roxb (Pandan wangi) Gambar

Keterangan

4. Pengamatan Alpinia galanga (L)Willd (Lengkuas/Laos) Gambar

Keterangan 1. Akar serabut 2. Helai daun yang panjang 3. Batang

5.

Pengamatan Aleo vera (Lidah buaya) Gambar

Keterangan 1.

Akar serabut

2. Helai daun yang panjang 3. Batang

G. PEMBAHASAN 1. Pengamatan Limnocnaris flava (Genjer) Adapun klasifikasi dari Limnocnaris flava (Genjer), yaitu: Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Anak divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Alismatales

Familia

: Limnocharitaceae

Genus

: Limnocharis

Spesies

: Limnocharis flava

Gambar 2. Genjer

Daun merupakan salah satu bagian tumbuhan yang penting, dan pada umumnya setiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain dari tumbuhan. Bagian batang dimana daun itu melekat disebut dengan buku-buku (nodus). Daun biasanya tipis, melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya kebanyakan berwarna hijau, dan dari ciri umum itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu pengambilan zat-zat makanan (resorbsi). Terutama yang berupa zat gas (CO2), pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), penguapan air (transpirasi), pernafasan (respirasi). Batang merupakan

bagian

tumbuhan

yang

sangat

enting

karna

sebagai

percabangannya memperluas bidang asimilasi Tanaman genjer (Limocharis flava) merupakan tanaman yang mempunyai daun yang termasuk kategori daun lengkap. Karena daun genjer mempunyai ketiga bagian-bagian daun itu. Jadi berdasarkan kelengkapan daun, tanaman genjer ini termasuk pada daun lengkap. Pada tanaman ini tidak ditemukan daun tambahan, dan jumlah helaian daun tanaman ini termasuk pada kategori daun tunggal (folium simplex). Berdasarkan susunan tulang daun, tanaman genjer memiliki tulang daun yang melengkung yaitu

daun yang susunan tulang daunnya melengkung. Bagian daun terlebar pada genjer terletak pada bagian tengah helaian daun. Ujung distal helai daun (apex) meruncing (acuminatus). Tunggal, roset akar, bertangkai persegi, lunak, panjang 15-25 cm, helai daun lonjong, ujung meruncing pangkal tumpul, tepj rata, panjang 5-50 cm, lebar 4 25 cm, pertulangan sejajar, hijau. Buah dari tanaman genjer ini termasuk pada buah semu. Biji berkembang

dari

bakal

biji

yang

dibuahi.

Biji

merupakan

alat

perkembangbiakan yang utama, karena pada biji mengandung calom tumbuhan baru (tembaga). Biji dari genjer berbentuk bulat, kecil, dan berwarna hitam. 2. Pengamatan Oryza sativa (Padi) Adapun klasifikasi dari Oryza sativa (Padi), yaitu: Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Poales

Famili

: Poaceae

Genus

: Oryza

Spesies

: Oryza sativa L.

Gambar 3. Padi

Habitat padi ditemukan pada daerah tropis ataupun subtropics. Air yang tersedia haruslah menggenangi lahan tempat pertanaman padi. Daur hidup padi dimuali dari biji yang tumbuh menjadi kecambah. Lalu, kecambah tumbuh menjadi tanaman padi muda. Tanaman padi muda tumbuh menjadi tanaman dewasa, tanaman padi dewasa berbunga, kemudian menghasilkan biji padi seterusnya. Habitus padi berupa perdu dengan pola percabangan simpodial. Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di

dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas. Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batangbatang dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Padi merupakan tanaman padi merupakan tanaman yang banyak di budidayakan di benua asia dan menjadi salah salah satu sektor pendukung ekonomi masyarakat karna merupakan tanaman yang dapat di jadikan sebagai bahan makanan pokok, situlah salah satu manfaat padi. 3. Pengamatan Pandanus amaryllifolius Roxb (Pandan wangi) Adapun klasifikasi dari Pandanus amaryllifolius Roxb (Pandan wangi), yaitu: Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Trachebionta

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Sub kelas

: Arecidae

Ordo

: Pandales

Famili

: Pandanaceae

Genus

: Pandanus

Spesies

: Pandanus amaryllifolius Roxb

Gambar 4. Pandan wangi

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) merupakan tanaman perdu berumput yang dapat tumbuh subur hingga tinggi 2 meter. Tanaman ini dapat dengan mudah untuk ditemukan secara liar ditepi sungai, tempat lembab, dan bahkan rawa-rawa. Daun pandan ini memanjang, yang berbentuk hampir menyerupai daun palem atau rumput, yang memiliki bagian tepi bergerigi, pangkal

ujung merucing, dengan pertulangan yang menonjol memanjang. Daun pandan ini juga tersusun dalam beberapa garis spiral yang mencapai 3-4 garis, pada umumnya daun pandan ini berwarna kehijauan muda hingga tua. Batang tanaman daun pandan ini menjalar, berbentuk bulat, lunak, bercabang dan juga dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang daun pandan ini juga di kenal sebagai batang perdu atau tanaman perdu yang dapat meneduhkan sekitar tanaman daun pandan tersebut. Habitus perdu, pola percabangan simpodial, pertulangan sejajar, bentuk daun majemuk menyiripdan tepian daun bergerigi. Bunga daun pandan ini merupakan bunga yang majemuk, bebentuk dalam tandan atau tongkol yang berwarna putih. Bunga ini terletak pada ketiak daun pelindung dan juga terletak di sekitar ujung bagian batang. Bunga ini biasanya dapat menyerbuk dengan alami maupun dengan bantuan hewan sekitar. 4. Pengamatan Alpinia galanga (L)Willd (Lengkuas/Laos) Adapun klasifikasi dari Alpinia galanga (L)Willd (Lengkuas/Laos), yaitu: Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Super Divisi:

Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Zingiberaceae

Genus

: Alpinia

Spesies

: Alpinia galanga (L.) Sw.

Gambar 5. Lengkuas

Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil daripada yang di tengah. Bentuk daun lanset memanjang dan ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan daun menyirip, panjang daun

sekitar 20- 60 cm, dan lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau. Habitus dari lengkuas berupa perdu, pola percabangan simpodial serta bentuk batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Lengkuas merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan. Ukuran perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas, panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan pangkalnya berwarna hijau. Menurut

Grist

(1960),

lengkuas atau laos (Alpinia

galanga)

merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan

tradisional

yang

banyak

digunakan

adalah

merah (Alpinia purpurata K Schum). 5. Pengamatan Aleo vera (Lidah buaya) Adapun klasifikasi dari Aleo vera (Lidah buaya), yaitu: Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Ordo

: Asparagales

Famili

: Asphodelaceae

Genus

: Aloe L.

Spesies

: Aloe vera L.

Gambar 6. Lidah buaya

lengkuas

Berbeda dengan bagian batang yang sangat sulit ditemukan, bagian daun lidah buaya sangat mudah ditemukan karena merupakan bagian yang paling terlihat dari tanaman ini. Bentuk daun lidah buaya melebar dan pada ujungnya meruncing. Pada sisi daun terdapat duri-duri dan pada pucuk daun juga terdapat duri. Seperti halnya tanaman berkeping satu lainya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan; serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Di daun lidah buaya muda dan anak (sucker) terdapat bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namuntidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna. Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pola percabangan simpodial. Pada umumnya sangat pendek dan hamper tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa spesies yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5m .Species ini dapat dijumpai di gurun Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang ini akan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan. Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 23 cm, berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit berjungkai melingkari ujung tangkai yang menjulang keatas sepanjang sekitar 50-100 cm.

H. KESIMPULAN

I. DAFTAR PUSTAKA Ferial, Eddyman. 2013. Dasar-dasar Botani Tingkat Tinggi. Makassar : FMIPA Universitas Hasanuddin. Kimbal. 1983. Biologi Universitas. Jakarta : Erlangga Minha. 2014. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan pdf. (Online). (www. Praktikum-Fisiologi-Tumbuhan.html.). Diakses pada hari Sabtu, 2 Juni 2018, pukul 20.00).

Related Documents

Nani
May 2020 20
Nani
June 2020 17
Nani
December 2019 24
Nani Lili.docx
November 2019 25
Nani 1(ssb)
November 2019 6

More Documents from ""