EVALUASI SISTEM TEKNIK MINE DEWATERING PADA PT. INTERNASIONAL PRIMA COAL KOTA SAMARINDA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
EVALUATION SYSTEM OF MINE DEWATERING TECHNIQUE IN PT.INTERNASIONAL PRIMA COAL SAMARINDA, EAST KALIMANTAN
Yohanes Turnando T.B Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Pejuang Republik Indonesia JL. Biring Romang Baru KM 10 Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
ABSTRAK Penelitian ini di lakukan pada PT. Internasional Prima Coal terletak di Kecamatan Palaran Desa Bentuas Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu pit yang ditambang adalah Pit angel 2, Kegiatan penambangan menggunakan system tambang terbuka dengan menggunakan metode strip mine. Besarnya debit limpasan yang masuk ke area penambangan adalah 0,37 m3/detik. Agar air yang masuk ke dalam tambang tidak mengganggu kegiatan penambangan, maka dibuatlah suatu sumuran dengan dimensi panjang permukaan 37 m, lebar permukaan 27 m, kedalaman 5 m, panjang dasar 33 m, dan lebar dasar 27 m. Dimensi tersebut dapat menampung volume sebesar 4725 m3.Untuk dapat mengeluarkan air dari sump, dibutuhkan waktu selama 11 jam pemompaan. Dimensi kolam pengendapan yang dirancang harus dapat menampung volume air yang dipompa dari sump. Berdasarkan perhitungan, didapatkan dimensi kompartemen 1 yaitu : panjang permukaan 50 m, lebar permukaan 20 m, kedalaman 3 m, panjang dasar 45 m, dan lebar dasar 15 m. Sedangkan untuk kompartemen 2, 3 dan 4 memiliki dimensi : panjang permukaan 20 m, lebar permukaan 15 m, kedalamaan 3 m, panjang dasar 18 m, lebar dasar 13 m. Sehingga volume total yang dapat ditampung oleh keempat kompartemen tersebut adalah sebesar 4915 m3.
Kata Kunci : Evaluasi, Mine Dewatering, Pt Internasional Prima Coal.
ABSTRAK This research was done at PT. International Prima Coal is located in district Bentuas Village Palaran province of East Kalimantan. One of the pit mined was Pit angel 2, mining Activities use quarry open system by using the method of strip mine. The magnitude of runoff discharge into the mining area is 0.37 m3/s. So that water coming into mine does not interfere with the activities of mining, then made a sumuran with dimensions length 37 m surface, surface 27 m width, depth 5 m, 33 m, base length and width of 27 m. Basic Dimensions could accommodate the volume of 4725 m3. To be able to dispense the water from the sump, it takes over 11 hours of pumping. Dimensikolam deposition of designed must be able to accommodate the volume of water being pumped from the sump. Upon calculation, obtained 1 compartment dimensions: length surface 50 m, width 20 m surface, depth of 3 m, 45 m, base length and width 15 m base. As for compartment 2, 3 and 4 has dimensions: length 20 m, width surface surface 15 kedalamaan m, 3 m, a length of 18 m, base width 13 m basic so that the total volume that can be accommodated by the fourth compartment was of 4915 m3.
Keywords: Evaluation, Mine Dewatering, Pt International Prima Coal.
1. PENDAHULUAN Batubara
sangat
potensial
untuk
seperti apa yang dapat dibangun di daerah
dikembangkan dalam pengelolaannya dan
tersebut.
pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan
masalah tersebut maka penulis melakukan
energi dalam negeri maupun ekspor. Agar
penelitian ini dengan judul ”Evaluasi Sistem
kebutuhan dalam negeri maupun ekspor
Teknik
terpenuhi maka pemerintah memberi peluang
PT.Internasional
sebesar-besarnya kepada pengusaha swasta
Palaran Kotamadya Samarinda Kalimantan
maupun asing untuk ikut berusaha dibidang
Timur.
pertambangan batubara. PT Internasional
2. Tinjauan Pustaka
Prima Coal
2.1
yang terletak di Kelurahan
Mine
latar
belakang
Dewatering Prima
Coal
Pada
Kecamatan
Daerah Tangkapan Hujan (Catchmen
Bantuas, Kecamatan Palaran Kotamadya
Area)
Samarinda Kalimantan Timur
Daerah
merupakan
Berdasarkan
tangkapan
hujan
adalah
sebuah perusahaan tambang batubara yang
daerah dimana air hujan yang jatuh akan
ada di Indonesia, dimana saat ini telah
tertampung dan menuju ke suatu tempat
menghadapi
konsentrasi yang sama. Air hujan yang
rintangan
berbagai dalam
bisnisnya.Untuk
tantangan
membangun mencegah
dan usaha
terjadinya
pencemaran dan dampak lanjutan terhadap kelestarian alam maka perlu dicari cara atau metode untuk mengantisipasi genangan air tersebut,
salah
satunya
adalah
dengan
membuat saluran dan kolam pengendapan ( settling pond ) sebagai tempat partikelpartikel lumpur yang ikut bersama air yang bisa
terendapkan
sebelum
dialirkan
ke
sungai. Untuk mengatur aliran air yang akan mempengaruhi maka
perlu
mengetahui
kegiatan dilakukan
seberapa
penambangan, penelitian
besar
untuk
debit
air
tambang yang akan mempengaruhi kegiatan penambangan di daerah tersebut serta perlu dikaji sarana pengaliran dan pengolahan air
mempengaruhi secara langsung suatu sistem drainase tambang adalah air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah (air
permukaan)
pengaruh air tanah.
ditambah
sejumlah
2.2 Curah Hujan
2.3 Intensitas Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh pada satu satuan luas, dinyatakan
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh dalam areal tertentu
dalam millimeter. Curah hujan pada daerah
dalam jangka waktu yang relative singkat,
penelitian
terhadap
dinyatakan dalam mm/det, mm/menit,
sistem drainase. Mengingat hal tersebut
atau mm/jam. Untuk mengetahui nilai
maka diperlukan data-data curah hujan yang
intensitas curah hujan di suatu tempat,
mewakili daerah penelitian. Data curah hujan
maka digunakan alat pencatat curah
yang akan dianalisis adalah data curah hujan
hujan. Intensitas curah hujan biasanya
harian maksimum dalam satu tahun selama
dinotasikan dengan huruf I dengan satuan
sangat
berpengaruh
10. Perhitungan curah hujan menggunakan persamaan Gumbel, sebagai berikut: X= x +k.Sx……………………………………(1)
YYn K = Sn
T Y = - [0,834 - 2,303 Log Log T 1 ] Dimana : X = Curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu (mm)
x
= Curah hujan rata – rata (mm)
K = Faktor frekuensi Sx = Standar deviasi
mm/jam,
yang
artinya
tinggi/kedalam
kedalaman yang terjadi adalah sekian mm dalam periode waktu 1jam, kemudian perhitungan intensitas hujan
satu jam
dilakukan dengan menggunakan rumus mononobe sebagai berikut Rumus Mononabe : I=
R 24 24 24 t
2/3
……………………….(2)
Dimana : I = Intensitas curah hujan (mm/ jam) R24 = Curah hujan 24 jam (mm) t = Waktu konsentrasi (jam) =
Yn = Nilai rata – rata reduce extreme (Tabel 2.2)
L = Panjang pengaliran (km)
Sn = Deviasi standard reduce extreme (Tabel 2.2)
(km/jam)
V=Kecepatan H = 72
perambatan
L V
aliran
0,6
L
H = Beda tinggi antara hulu dan hilir (m)
2.4 Debit Limpasan
hujan yang mengalir dari saluran jenjang,
Limpasan adalah semua air yang
limpasan air permukaan yang langsung
mengalir akibat hujan yang bergerak dari
masuk ke sumuran, luapan air sungai dan
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
air tanah. Sedangkan jumlah air yang
lebih rendah sebelum mencapai saluran.
dipompa
Debit limpasan yang akan masuk ke pit
sebagai debit pompa.
ke
luar
tambang
dianggap
dihitung dengan menggunakan parameter waktu konsentrasi, intensitas curah hujan, koefisien air limpasan dan catchment
Dimensi
Sump
Volume
sump
disesuaikan dengan volume yang dapat ditampung oleh sump, dapat dihitung
area. Untuk mengetahui besarnya debit
dengan persamaan :
air limpasan maka perhitungan debit air
Volume = ((Luas permukaan sump + luas
limpasan
dasar sump) x ) x tinggi ……………………………(4)
menggunakan
persamaan
1 2
rasional : Q = 0,278 × C × I × A…………………...(3) Keterangan:
2.6 Head (Julang) Pompa Head adalah energi yang diperlukan
Q = Debit air limpasan maksimum
untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi
(m3/detik)
tertentu atau energi persatuan berat jenis air.
C = Koefisien limpasan sesuai Tabel 2.1
Semakin besar debit air yang dipompa maka
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
head juga akan semakin besar.
A = Luas daerah tangkapan hujan (km²)
Pada analisis sistem pemompaan sudah tentu harus selalu diperhatikan mengenai
2.5 Sumuran (Sump)
head yang diatasi sehingga dapat menilai
Sumuran adalah suatu wadah yang berfungsi
sebagai
penampung
air
sebelum dipompa keluar tambang dan juga
dapat
berfungsi
untuk
mengendapkan lumpur.Dengan demikian,
apakah sistem yang sudah ada sudah efektif atau belum disesuaikan dengan standar head yang biasa diatasi oleh jenis pompa yang digunakan dalam sistem.Untuk menentukan total dynamic head dapat menggunakan persamaan :
dimensi sumuran akan sangat bergantung dari jumlah air masuk serta keluar dari sumuran. Dimana jumlah air yang masuk ke dalam sumuran merupakan jumlah air
TDH = Hs + Hv +Hf…...............................(5 )
Dimana : Hs
2.8 Evaluasi
Teknik
Sistem
Mine
Dewatering
= Head Statis (m)
Evaluasi terhadap sistem penyaliran yang Hv
= Head Velocity (m)
digunakan pada lokasi penelitian, yaitu
Hf
= Friction Head (m)
sebagai berikut: a. Sistem pemompaan yang digunakan
2.7 Kolam Pengendapan (Settling Pond)
merupakan pemompaan tunggal, dengan
Pada umumnya air dari sistem drainage
jumlah
tambang sedikit atau banyak mengandung
adalah 1 (satu) buah pompa Sykes HH
lumpur,Dalam
160i.
upaya
untuk
memperkecil
unit
pompa
yang
digunakan
pencemaran terhadap sungai, danau, atau laut, maka cara yang ditempuh adalah
b. Selain itu, besarnya nilai head statis
dengan
dapat pula mempengaruhi jumlah debit
membuat
kolam
pengendapan
(settling pond). Untuk menentukan dimensi
yang dihasilkan pompa.
kolam pengendapan (settling pond) dapat
c.
menggunakan rumus :
penambangan
USLE method dan CALM method tetapi dalam penelitian ini, penulis menggunakan persamaan sebagai berikut:
V =Qxt ...........................................(6) V A= .........................................(7) d A P= ............................................(8) l P L= ............................................(9) n Dimana : V =Volume settling pond A =Luas settling Pond P =Panjang settling pond L =lebar tiap zona Q =Debit air limpasan t = Waktu konsentrasi d =Kedalaman yang direncanakan n =Jumlah zona
Tingginya
curah
hujan
mengakibatkan
di
area adanya
genangan air di lantai dasar penambangan yang
berdampak
pada
terhambatnya
produksi tambang.
d.
Kapasitas
sump
yang
tersedia
tidak dapat menampung debit air yang masuk ke dalam tambang. e.
Settling
pond
tidak
mampu
menampung volume air yang dipompa dari sump.
3. Metode Penelitian 3.1 Lokasi Dan Waktu Lokasi penelitian PT. Internansional Prima Coal, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dan pada bulan September sampai Oktober 2018
4. Hasil Dan Pembahasan 4.1.3 Frekuensi
4.1 Hasil 4.1.1 Tangkapan
Air
Hujan
Curah
Hujan Periode 2005 - 2014 Penetuan frekuensi maksimum curah
(Cacthment Area) Berdasarkan
Maksimum
pengukuran
pada
hujan harian didasarkan pada
data-data
peta dengan mengunakan MineScape
curah hujan harian tertinggi yang terjadi pada
maka untuk daerah tangkapan hujan
daerah
(DTH)
Pit
Eagle
Internasional
2
prima
Madhani Coal
PT
secara
keseluruhan sebesar 148400 m2 atau 0,1484 km2 atau 14.84 Ha berdasarkan
pengamatan selama
periode 10
(sepuluh) tahun mulai tahun 2005-2014 yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Data ini diolah dengan menggunakan tiga metode statistik yaitu : Metode Gumbel, Metode Distribusi Normal, dan Metode Log
kondisi topografi daerah di Pit A Eagle 2
Pearson Type III dari ketiga metode tersebut
PT Internasioanal Prima Coal.
didapat curah hujan harian untuk periode ulang (T) = 10 tahun. Dengan curah hujan
4.1.2 Curah Hujan Hujan
tersebut maka dapat dihitung intensitas curah
sebagai
komponen
cuaca
salah yang
satu sangat
hujannya yang selanjutnya dapat dipakai untuk menentukan debit air limpasan di
mempengaruhi kegiatan penambangan
daerah tersebut.
dan sistem penirisan. Hasil pengamatan
Berdasarkan hasil yang didapat dari
curah
hujan
pada
daerah
selama sepuluh tahun
penelitian
2005 – 2014
pengetesan Chi Square dimana hasil
dapat dilihat pada (lampiran 2). Dari data
yang terkecil didapat dari Metode Gumbel
tersebut diketahui bahwa curah hujan
yang
terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 1387.32, mm/tahun dengan jumlah hari
digunakan
untuk
menghitung
intensitas curah hujan, maka digunakan
hujan 124 hari/tahun dan curah hujan
curah hujan rencana dengan periode
maksimum
ulang 10 tahun dari hasil perhitungan
sebesar
283.5
mm/bulan,
sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 2758 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 206 hari/tahun
dengan Metode Gumbel yaitu sebesar 510.2207744 mm.
dan curah hujan maksimum sebesar 534.5 mm/bulan.
4.1.4 Intensitas Curah Hujan (I)
Intensitas
curah
perbandingan
hujan
kenaikan
merupakan limpasan
air
a. Dimensi
Dan
Pengendapan
Bentuk
Kolam
( Settling Pond )
Yang Di Rencanakan Di Area Pit hujan terhadap lamanya waktu hujan pada suatu daerah dan berpengaruh besar
terhadap
perencanaan
sistem
Eagle 2 PT IPC Dari
hasil
perhitungan
debit
air
limpasan dan waktu konsetrasi, maka rencana settling pond yang akan dibuat
penirisan pada lokasi disekitar tambang.
di area Pit Eagle 2 yaitu berbentuk zig –
Dimana
zag
dengan satu kolam pengendapan
dan
di
curah
hujan
rencana
untuk
periode 10 tahun di daerah penyelidikan
bagi
dengan
tiga
zona.
Sedangakan dimensi settling pond yang adalah sebesar 510.2207744 mm/bulan dengan waktu hujan rata-rata 15 hari, maka
curah
hujan
rencana
=
akan di rencanakan yaitu sebagai berikut (Selengkapnya lihat lampiran 9 ) settling pond berbentuk trapesium sebanyak
510.2207744/15 = 34,01 mm/hari.
4
kompartemen
dengan
dimensi sebagai berikut : 4.2 PEMBAHASAN
Kompartemen 1 :
1. Debit Air Limpasan Debit air limpasan adalah besarnya air yang mengalir pada permukaan tanah per satuan waktu. Untuk menghitung atau menentukan besarnya debit air limpasan di
area
Pit
Eagle
2
Madhani
PT
Panjang permukaan : 50 m Lebar permukaan
: 20 m
Panjang dasar
: 45 m
Lebar dasar
: 15 m
Kedalaman
:3m
Internasional Prima Coal, maka dapat
Volume
dihitung dengan menggunakan rumus
Dasar) x ½ x tinggi
rasional (persamaan 3.9) sebagai berikut Q
= (Luas permukaan + Luas
= ((50x20)+(45x15)) x ½ x 3
= 0,278 . C . I . A = 2512 m3
Kompartemen 2-4 :
b. Perencanaan Pompa
Panjang permukaan : 20 m
Pompa yang digunakan yaitu Multiflo
Lebar permukaan
: 15 m
MF-290 dengan kapasitas maksimum 100
Panjang dasar
: 18 m
liter / detik dan head maksimum 85 m.
Lebar dasar
: 13 m
Kedalaman
:3m
Lebar Penyekat
: 2.5 m
Volume
= (Luas permukaan + Luas
c.
Dimensi
Dan Bentuk Saluran
Yang Di Rencanakan Di Area Pit Eagle 2 Madhani PT IPC
dasar) x ½ x tinggi Dalam Perancangan saluran di area Pit = ((20x15)+(18x13)) x ½ x 3 = 801 m3
Eagle 2 Madhani akan di buat rancangan saluran. Dimana saluran ini terletak di daerah pengaruh 1 yang merupakan
Dari hasil perhitungan di atas, maka
saluran yang mengalirkan debit air dari
volume total settling pond adalah :
daerah pengaruh terus ke sungai.
Volume total = 1800 m3 + (3 x 801 m3) = 2512 m3 + 2403 m3
Bentuk
Penampang
Trapesium
adalah bentuk kombinasi antar bentuk penampang segi empat yang paling
= 4915 m3
umum digunakan untuk saluran yang berdinding
tanah
dan
tidak
dilapisi
konstruksi dari bahan tertentu ,sebab kemiringan dindingnya dapat disesuaikan dengan kondisi tanah setempat Dari
hasil
perhitungan
maka
diperoleh dimensi saluran sebagai berikut
Lebar dasar saluran(b)= 0,9091 m
Lebar atas saluran(B)= 2,3121 m
Tinggi air (h)
Kedalaman saluran (d)= 1,225 m
Sudut kemiringan(α)= 60˚
Panjang sisi saluran(a)= 1,078 m
= 0,7892 m
Tinggi jagaan (w) = 0,4367 m
Jari – jari hidrolis(R)= 0,394 m
dibutuhkan waktu selama 11,42 jam
Kemiringan Saluran(Z)= 3,20 % =
pemompaan.
3. Untuk dapat mengeluarkan air dari sump,
4. Dimensi
0,032
dirancang
kolam
pengendapan
harus
dapat
yang
menampung
volume air yang dipompa dari sump. Berdasarkan
perhitungan,
didapatkan
dimensi kompartemen 1 yaitu : panjang permukaan 50 m, lebar permukaan 15 m, kedalaman 3 m, panjang dasar 45 m, dan lebar dasar 10 m. Sedangkan untuk kompartemen
2,
3
dan
4
memiliki
dimensi : panjang permukaan 20 m, lebar
Sumber : Hasil pengolahan data 2014
permukaan 15 m, kedalamaan 3 m,
BAB V
panjang dasar 18 m, lebar dasar 13 m. Sehingga
KESIMPULAN DAN SARAN
volume
total
yang
dapat
ditampung oleh keempat kompartemen tersebut adalah sebesar 4203 m3.
A. Kesimpulan Dari serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan,
maka dapat
ditarik
beberapa
1. Agar
kesimpulan, yaitu : 1. Besarnya debit limpasan yang masuk ke area
penambangan
adalah
0,376
m3/detik.
mengganggu
kegiatan
penambangan, maka dibuatlah suatu sumuran
dengan
dimensi
panjang
permukaan 100 m, lebar permukaan 60 m, kedalaman 5 m, panjang dasar 80 m, dan lebar dasar 40 m. Dimensi tersebut dapat
menampung
18400 m3.
front
penambangan
tidak
digenangi air, maka perlu dilakukan perluasan area sump berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.
2. Agar air yang masuk ke dalam tambang tidak
B. Saran
volume
sebesar
2. Sebaiknya
dilakukan
pemeliharaan
terhadap sump dan settling pond agar tidak terjadi pendangkalan. 3. Sebaiknya dilakukan pengecekan PH air sebelum dialirkan ke sungai
DAFTAR PUSTAKA Dept. Engineering PT. IPC. “Data Curah Hujan 2004 – 2014”. Ersim. (1979). “Hidrologi untuk Insinyur”. Kensaku,
Takeda.
Suryono.
Sosrodarsono, “Hidrologi
(1993)
untuk
Pengairan”. Patabang,Lelang,Juwita. (2017). “Evauasi Teknis Siste Mine Dewatering Pada PT. Sism Jaya Kaltim Batu Kajang Desa Batu Kajang
Kecaman
Sopang
Kabupaten
Paser Provensi Kalimantan Timur”. Sura’,Elifas (2015).”Rancangan Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pada PIT A Eagle 2 PT.Internasional Prima Coal Kecamatan
Palaran
Kota
Samarinda
Kalimantan Timur”. Sayoga,
Gautama
Yudi.
(1993).
“Pengantar Penirisan Tambang”. Institut Teknologi Bandung. Sugiono.
(2013).
“Metode
Kombinasi”. Bandung. Alfabeta.
Penelitian