Nama : Muhammad Ismail NPM : G1B016055 Metologi Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menganalisis pengaruh faktor keselamatan parsial pada keandalan merancang baja anggota Penilaian keandalan anggota baja didasarkan pada penelitian eksperimental yang luas pada bahan nyata dan karakteristik geometrik dievaluasi oleh sampel yang diperoleh dari produk yang sering diproduksi. Keadaaan desain struktur baja juga tergantung pada parsial nilai faktor keselamatan, yang ditentukan oleh standar desain. Menurut (Kala (2014)) Faktor keamanan parsial adalah indikator dasar, yang mengalangi dimensi struktural tambang dalam kaitannya dengan pembuatan. Probalitas kegagalan dianalisis dalam ketergantungan pada nilai-nilai parsial faktor keamanan material, pemuatan permanen dan pemuatan variabel lama. Pada Realisasi ketidaksempurnaan acak pada daya dukung beban balok baja dan adapun ketidaksempurnaan awal pada perilaku grider berdinding tipis yang dilas elemen pelat ramping. Gelagar juga dapat dimodelkan menggunakan geometris dan material yang varian Non-Linear. Dengan menggunakan metode Analisis sensitivitas dievaluasi pada komputer dengan menerapkan simulasi metode Sampling Hyper Latin (LHS) numerik dan karakteristik statistik. Dengan metode itu gelagar yang ketidaksempurnaan awal acak frekuensi kemunculan yang setara dengan hasil eksperimen disimulasikan secara numerik (Melcher, dkk (2009)). Pembangunan suatu gedung telah mengenal tiga jenis bahan utama yang di gunakan, yaitu : baja, beton dan kayu. Di samping itu, sering juga digunakan baja ringan sebagai konstruksi rangka atap. Konstruksi rangka atap pada umumnya terbuat dari kayu, dan digunakan pada bangunan yang memiliki sistem struktur atap, seperti bangunan sekolah, perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik dan lain lain, dengan bahan penutup atap dari genteng, seng, asbes, ataupun metal sheet. Pemakaian rangka atap baja ringan untuk atap rumah sebagai pengganti kayu saat ini semakin popular. Tetapi anda perlu diperhatikan mengenai hal teknis mendasar sebelum anda memutuskan untuk memakainya, terutama untuk menghindari kesalahan kesalahan yang nantinya dapat merugikan kita sebagai konsumen rangka baja atap ringan. Konstruksi rangka atap baja ringan digunakan pada bentang yang tidak terlalu besar. Pada bangunan dengan bentang kuda-kuda yang besar, tidak direkomendasikan menggunakan rangka atap baja ringan. Berbeda dengan baja konvensional weld mild
steel atau yang lebih dikenal dengan sebutan profil WF dan besi siku yang bisa digunakan untuk bentang kuda-kuda yang besar. Kayu merupakan salah satu bahan kostruksi yang sering digunakan sebagai rangka atap. Beberapa jenis kayu sepert kayu kamper, kayu bangkirai, kayu keruing, kayu meranti, dan kayu kelapa adalah jenis kayu yang umum digunakan sebagai rangka atap. Tetapi kayu memiliki kelemahan-kelemahan antara lain kualitas kayu yang tidak merata, pelapukan yang disebabkan oleh serangan rayap, memuai ataupun menyusut karena perubahan cuaca, mudah terbakar dan langkanya material kayu saat ini. Baja ringan adalah alternatif untuk mengatasi kelemahan kayu dari masalah keawetan, tetapi baja ringan mempunyai beberapa kelemahan yaitu berat jenis tinggi, tidak mudah dalam pembuatan bentang besar dan memerlukan pengawasan ekstra ketat dalam pelaksanaanya dan pembuatanya. Hal tersebut menyebabkan penggunaan baja ringan kurang populer dan jarang di pakai. Penggunaan material baja ringan yang dikombinasikan usuk profil C dan reng adalah suatu alternatif untuk mengatasi kelemahan dari penggunaan material rangka atap beton dan kayu, sehingga penggunaanya cukup populer. Penggunaan material ini, memerlukan penanganan khusus dalam penyambungan dengan baut baja ringan, peralatan, dan sisa material baja ringan. Produk yang dihasilkan industri baja untuk konstruksi baja dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu : (1) baja profil hasil canai panas (hotrolled shapes), dan profil yang dibentuk dari pelat.,(2) baja profil yang di bentuk dalam keadaan dingin (cold formed steel section) yang materialnya dapat berupa lembaran pelat baja, pelat strip dengan ketebalan yang berkisar dari 0,019 inchi (0,4 mm) sampai 2,5 inchi (6,4 mm). dibandingkan dengan material lainya mempunyai keunggulan yang diuraikan sebagai berikut : 1. Berat relative ringan. 2. Kekuatan (strength) dan kekakuan (stiffness) yang tinggi. 3. Mudah dalam fabrikasi dan produksi dalam jumlah besar. 4. Pembangunan dan pemasangan yang mudah dan cepat. 5. Keterlambatan pelaksanaan akibat cuaca dapat dieliminasi 6. Tidak ada muai atau susut akibat perubahan cuaca. Keunggulan-keunggulan yang ditawarkan tersebut perlu diteliti lagi, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam penggunaanya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1) Mengingat penggunaan baja ringan sudah sangat umum di dunia konstruksi saat ini, maka perlu adanya pengetahuan mengenai nilai kuat lentur dari baja ringan tersebut. 2) Berkembangnya penggunaan baja ringan khususnya untuk rangka atap, maka perlu dilakukan adanya penelitian tentang kekuatan baja ringan dari rangka atap tersebut. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui nilai kuat lentur reng baja ringan dengan bentang (L) dan tinggi (h) yang sudah ditentukan. 2. Untuk mengetahui beban maksimal (Pmaks) yang dapat ditahan dari reng baja ringan tersebut dengan bentang (L) dan tinggi (h) yang sudah ditentukan. 2. Manfaat Penelitian 1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang struktur bangunan, khususnya dalam hal baja ringan terutama tentang kuat lentur dari reng yang menggunakan profil baja ringan. 2. Untuk menguji kualitas dari reng baja ringan sebagai penopang atap. 1.4 Batasan Penelitian Menghindari melebarnya pembahasan, penelitian ini dibatasi pada masalahmasalah berikut : 1) Bentuk profil yang digunakan untuk reng adalah reng (roof batten) profil V terbalik dengan penutup atap genteng beton. 2) Digunakan tinggi reng 3 cm dan 4,6 cm, dan tinggi reng 3 cm dan 4,6 cm yang masing-masing mempunyai ketebalan 0,45 mm dengan bentang. 3) Alat sambung yang digunakan adalah baut khusus untuk baja ringan yaitu type SDS (self drilling screw) dengan panjang (termasuk kepala baut) 16 mm dan diameter kepala baut 10 mm. 4) Pembebanan pada benda uji dikondisikan pada tengah-tengah bentang dengan posisi benda uji (reng) datar terhadap tumpuan. 5) Tumpuan pengujian menggunakan baja ringan profil C dengan tinggi 7 cm dan tebal 0,7 mm. 6) Tumpuan pengujian kuat lentur reng baja ringan berupa sendi rol.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada struktur baja yang memiliki ketidaksempurnaan yang dapat mengurangi beban daya dukung secara drastis. Artikel ini mempelajari tentang efek dari ketidaksempurnaan pada daya dukung beban. Dengan menggunakan metode Statistik klasik berdasarkan emulasi metode simulasi Sampling Hyper Latin (Kala (2015)) dapat menghasilkan efek ketetidaksempurnaan pada pengangkutan beban kapasitas bervariasi secara dramatis tergantung pada ketinggian kolom dan kondisi batas kondisi akhir kolom. (Melcher, dkk (2009)) mengetahui bahwa baja yang ketidaksempurnaan dapat mengurangi beban daya dukung, baja juga bisa atau dapat terjadi Ceko. Pengukuran dilakukan untuk kekuatan luluh pelat yang terbuat dari baja Grade S355, dan menghasilkan suatu eksperimental bahan dan karakteristik geometri baja Ceko. (Kala (2015)) mengetahui bahwa kapasitas pembawa beban acak dari rangka bidang baja dengan kekakuan bracing. Kapasitas pembawa beban ini sangat penting sehingga Kala memikirkan bagaimana cara untuk membawa beban acak rangka bidang baja. Dengan menggunakan metode Analisi statistik dan analisis sensitivitas sobol dilakukan dengan menggunakan metode yang sama yaitu metode Sampling Hyper Latin yang dapat menghasilkan atau menemukan bahwa ketidaksempurnaan acak awal pada daya dukung beban dipelajari, sementara mengansumsikan kelangsingan kolom konstan. Pada Realisasi ketidaksempurnaan acak pada daya dukung beban balok baja dan adapun ketidaksempurnaan awal pada perilaku grider berdinding tipis yang dilas elemen pelat ramping. Gelagar juga dapat dimodelkan menggunakan geometris dan material yang varian Non-Linear. Dengan menggunakan metode Analisis sensitivitas dievaluasi pada komputer dengan menerapkan simulasi metode Sampling Hyper Latin (LHS) numerik dan karakteristik statistik. Dengan metode itu gelagar yang ketidaksempurnaan awal acak frekuensi kemunculan yang setara dengan hasil eksperimen disimulasikan secara numerik (Melcher, dkk (2009)). Ketika struktur berdinding tipis, yaitu sistem yang terbuat dari elemen pelat ramping saat ini sangat sering ditemui dan dijumpai dalam konstruksi bangunan dan jembatan. Jenis yang sering digunakan adalah gelagar pada pelat baja yang memiliki jaring yang tipis. Ketika dimuat diulang dalam banyak siklus, maka tekuk web berkalikali diulangi, fenomena ini sekarang biasanya disebut dnegan “Web Bernapas”. (Skaloud, dkk (2009)) melakukan sebuah eksperimen dan analisis teoretis telah menunjukkan bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antara mereka peran penting dimainkan oleh inisial yang tak terhindar dari Ketidaksempurnaan (Kala [1]).
Pada analisis dampak ketidaksempurnaan acak pada. (Kala (2015)) mengrealisasi input ketidaksempurnaan dihitung dengan menggunakan metode Sampling Hyper Latin, yaitu menganalisis sensitivitas global digunakan untuk mengidentifikasi ketidaksempurnaan tersebut, yang variabilitasnya dominan berpengaruh pada daya dukung beban. Analisis sensitivitas mengidentifikasi tiga interval kontinu kelangsingan balok di mana daya dukung beban sensitif terhadap berbagai jenis ketidaksempurnaan. (Puklicky, dkk (2010)) Mencoba melakukan analisis stokastik dari batas batas keadaan bangunan beton-baja anggota Kapasitas daya dukung kolom baja-beton, terdiri dari profil baja yang dibungkus dalam beton mutu tinggi, dalam kompresi dianalisis. Prinsip elastisitas dan plastisitas digunakan untuk menentukan tegangan pada beton dan bagian baja. Karakteristik statistik dari hasil yang diperoleh analisis teoritis diverifikasi menggunakan karakteristik statistik yang diperoleh dari penelitian eksperimental. Simulasi numerik LHS dan Metode Monte Carlo, yang memperhitungkan pengaruh variabilitas ketidaksempurnaan input, adalah dipekerjakan. Pengaruh ketidaksempurnaan geometris awal kelengkungan penyangga awal pada pengangkutan beban kapasitas juga disajikan. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu pondasi dan struktur atas yaitu dari sloof sampai atap. Konstruksi atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Struktur atap ada tiga bagian ,yaitu kuda-kuda, rangka atap, dan penutup atap. Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan bahan yang digunakan. Pengaruh luar umumnya suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan. Setiap susunan rangka batang struktur atap haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan. (Wicaksono, 2011) Dalam pembuatan konstruksi atap harus memperhatikan syaratsyarat yang diberlakukan untuk konstruksi atap. Adapun syarat-syaratnya antara lain sebagai berikut : 1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya. 2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya. 3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca. 4. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain –lainnya. Setelah syarat-syarat pembuatan konstruksi atap diketahui, untuk tindakan selanjutnya yakni harus mengetahui kriteria pemilihan jenis penutup atap. Jenis penutup atap merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ada beberapa kriteria antara alain sebagai berikut : 1. Tinjauan terhadap iklim setempat 2. Bentuk keserasian atap 3. Fungsi dari bangunan tersebut 4. Bahan penutup atap mudah diperoleh 5. Dana yang tersedia Selain syarat-syarat pembuatan konstruksi atap di atas, ada juga syarat yang lebih sederhana untuk diketahui yakni syarat umum pembuatan konstruksi atap sebagai berikut : 1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi. 2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air. 3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca 4. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus. 5. Tidak mudah terbakar. 6. Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang. 7. Awet.
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah hubungan antara pelaksanaan audit management dengan efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan. Pilihan pelaksanaan audit management sebagai salah satu variabel penelitian mengingat pentingnya pelaksanaan audit management tersebut dalam suatu perusahaan sehingga bisa membantu manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Bogor yang berlokasi di Jl. Siliwangi No. 121 Bogor. Waktu penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November tahun 2008. B. Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yaitu bidang ilmu statistika yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah studi kasus. Penelitian deskriptif jenis studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Data yang diperoleh selama penelitian ini diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut. Analisisnya dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis. Langkah pengujian hipotesis dimulai dengan penetapan populasi dan sampel, operasionalisasi variabel, rancangan pengujian hipotesis, dan teknik pengumpulan data. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel non probabilitas, yang dilakukan berdasarkan tujuan (purposive sampling), yaitu pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu. Hal tersebut dikarenakan penelitian untuk meneliti hubungan pelaksanaan audit management dengan efektivitas pelaksanaan anggaran pendapatan, maka sampel yang dipilih sebanyak lima tahun. C. Metode Analisis Data yang di analisis adalah data-data yang berhubungan dengan pelaksanaan audit management dan anggaran pendapatan, khususnya pendapatan usaha di Perusahaan Daerah Air Minum kota Bogor. Data yang dianalisis diperoleh hasil wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Responden harus menjelaskan keadaan, dimana terdapat kemungkinan jawaban responden kurang akurat dalam menjelaskan keadaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan data yang diteliti ada kemungkinannya sudah tidak lengkap lagi tersimpan. Pada metode penelitian ini terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan agar mendapatkan hasil penelitian yang meliputi studi pendahuluan untuk mengetahui selisih perbandingan harga satuan material, upah dan pekerjaan perhitungan rencana anggaran biaya antara Analisa biaya HSPK dan SNI dan Mengetahui mana yang lebih tepat
penggunaan metode HSPK dengan SNI untuk perhitungan harga penawaran Rencana Anggaran Biaya Proyek. Tahap pertama adalah tahap persiapan. Tahap kedua adalah tahap awal yang didalamnya mencakup penelitian dan pengumpulan data. Tahap ketiga yaitu tahap pengolahandata. Tahap terahir berisikan mengenai kesimpulan. Dan dengan menggunakan metode Sampling Hyper Latin, yaitu menganalisis sensitivitas global digunakan untuk mengidentifikasi ketidaksempurnaan tersebut.
Referensi : 1. Kala, Z. 2015. Global Sensitivity Analysis In Stability Problem Of Steel Frame Structures, Journal of Civil Engineering and Management Vol 22(3) : 417-424. 2. Melcher, J.; Kala, Z.; Karmazinova, M. 2009. Sensivity and Statistical Analysis Within the Elaboratoriumof Steel Plated Girder Resistance, Advanced Steel Construction 5(2) : 120-126. 3. Kala, Z. 2012 Geometrically non-LinierFinite Element Reliability Analysis Of Steel Plane Frames With Initial Imperfection, Journal of Civil Engineering and Management 18(1) : 81-90. 4. Kala, Z. 2015. Realibility Analysis Of the Lateral Torsional Buckling Resistance And the Ultimate Limit State Of Steel Beams With Random Imperfection, Journal of Civil Engineering And Management 21(7) : 902-911. 5. Kala, Z.; Melcher, J.; Puklicky, L. 2009. Material And Geometrical Characteristics Of Structural Steels Based On Statistical Analysis Of Metallurgical Products, Journal of Civil Engineering And Management 15(3) : 299-307. 6. Kala, Z.; Melcher, J. 2010. Stability Problems Of Steel-Concrete Members Composed Of High-Strength Material, Journal of Civil Engineering And Management 16(3) : 352-362. 7. Kala, Z. 2007. Influence Of Partial Safety Factors On Design Reliability Of Steel Structures – Probability And Fuzzy Probability Assessment, Journal of Civil Engineering And Management Vol XIII, No 4 : 291-296. 8. Bucher, C, Most, T. 2007. A Comparison Of Appoximate Response Function In Structural Reliability Analysis, Probabilitic Engineering Mechanics 23 : 154163. 9. Beaulie, D.; Adams, P. F. 1977. A Statistical Approach To The Problem Of Stability Related To Structural Out-Of-Plumb, In Proc. of the International Colloquium on Stability of Structures Under Static And Dynamic Loads, May 1977, Washington, D.C., USA, 114-121. 10. Kala, Z.; Puklicky, L.2009. Sensitivity Analysis Of Carrying Capacity Of Steel Plane Frames To Imperfection, In Proc. of the International Conference Computational Structural Engineering, 22-24 June 2009, Shanghai, China, 991997.