NAMA KRISIAL POINT 1. Dampak rendahnya daya tarik pembelajaran matematika terhadap kualitas pembelajaran dari hasil belajar siswa
2. Pengembangan kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran matematika disekolah masih jarang dilakukan
3. Guru membatasi kemampuan berpikir siswa dengan cara yang bersifat otoriter sehingga mengakibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa sulit berkembang
4. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung satu arah yaitu guru menerangkan dan siswa mendengarkan sehingga siswa kesulitan untuk mengembangkan pendapatnya mengenai suatu masalah dan dikhawatirkan
URAIAN Redahnya daya tarik pembelajaran matematika akan berdampak pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa, hal ini ditemukan leh banyak factor yang secara umum terdiri atas factor internal dan eksternal. Factor eksternal adalah factor diluar guru, misalnya kurikulum sedang factor internal berasal dari guru itu sendiri . misalnya kemampuan guru. Meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup mengembirakkan, namun focus dan penelitian pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir metamtika siswa masih jarang dikembangkan. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika, juga dapat diihat dari hasil jawaban siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika disekolah masih belum menngkat
Kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa atau dengan kata lain tidak melakukan pembelajaran bermakna metode yang digunakan kurang bervariasi dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis padahal kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetetif Pandangan umum yang masih dianut oleh guru dan masih berlaku sampai ekarang ialah bahwa dalam proses belajar mengajar, pengetahuan dialihkan dari guru kepada siswa. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang berlangsung satu arah yaitu guru menerangkan dan siswa
membunuh kreatifitas berpikir siswa
5. Pembelajaran matematika yang tidak sesuai dengan ukuran atau batasan usia yang dikhawatirkan merusak perkembangan psikologi anak
mendengarkan mencatat lalu menghafalnya sehingga tujuan pembelajaran akan cepat selesai dalam proses pembelajaran matematika Peranan Matematika dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Peran penting tersebut menjadikan matematika sebagai ilmu yang harus dikenalkan dan diajarkan pada setiap individu dari jenjang taman kanak-kank, prasekolah hingga pendidikan tinggi. Praktik pembelajaran matematika untuk anak di berbagai lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) sudah sering dilaksanakan dan termasuk ke dalam pengembangan kognitif, daya pikir atau pengembangan kecerdasan logikamatematika (Sriningsih, 2008; Yusuf, 2012). Tujuan utama dalam pengembangan pembelajaran matematika untuk anak pada hakikatnya adalah untuk menstimulasi kemampuan berpikir anak agar memiliki kesiapan dalam belajar matematika pada tahap selanjutnya, sehingga anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk mampu memecahkan masalah dalam kehidupannya seharihari (Rachmawati, 2008; Clement & Sarama, 2005). Sayangnya, saat ini pembelajaran matematika yang dilaksanakan di berbagai lembaga PAUD terkadang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan cenderung terjadi kekeliruan dalam pelaksanaannya. Pembelajaran matematika yang marak dilakukan di lembaga pendidikan anak usia dini saat ini lebih dikenal dalam kegiatan latihan
dan paper pensil test. Dalam hal ini, anak seringkali mengalami paksaan dalam pembelajaran matematika. Kondisi permasalahan di atas, pada hakikatnya memerlukan solusi yang tepat, sehingga proses pembelajaran matematika bagi anak dapat berjalan maksimal dan sesuai dengan tumbuh kembangnya. Salah satu alternatif program dalam pembelajaran matematika yang diasumsikan dapat memberikan pengalaman menarik dan menyenangkan bagi anak yaitu melalui program matematika kreatif yang telah diterapkan di TK