UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA
Nama
Kelompok :
Syawalina Mufidah Vina Gita Andriani Silmiani Arofah Regian Hastu Dwanti
XII IPA 2
Tabel unsur periode ketiga 11 (Na) [Ne] 3s1 23
12 (Mg) [Ne] 3s3 24
13 14 15 16 17 18 (Al) (Si) (P) (S) (Cl) (Ar) [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] [Ne] 3s23p1 3s23p2 3s23p3 3s23p4 3s23p5 3s23p6 27 28 31 32 35,5 40
Na
Mg
LOGAM SEMAKIN REAKTIF
Al
Si
P
S
Cl
NON LOGAM SEMAKIN REAKTIF
Ar
TIDAK REAKTIF
PERIODE 3
Dari table diatas, terlihat adanya keteraturan sifat atomik dari Na dan Ar yang secara umum dirumuskan sebagai berikut: - Nilai jari jari atom berkurang dari Na ke Ar. - Nilai energy ionisasi bertambah dai Na ke Ar, dengan Fluktuasi nilai dari Mg ke Al dan dari P ke S. - Nilai afinitas electron bertambah dari Na ke Cl, dengan fluktuasi nila untk al dan P. (abaikan tanda –negatif pada nilai afinitas electron, yang berate energy dilepaskan). - Nilai keelektronegatifan bertambah dari Na ke Cl. - Nilai bilangan oksidasi maksimum bertambah dari Na ke Cl.
Sifat sifat fisis unsur unsure periode ke tiga Kekuatan ikatan atau gaya antar partikel pada struktur unsure dapat dijelaskna sebagai berikut ; - Kekuatan ikatan logam bertambah dari Na ke Al. - Kekuatan iaktan logam dipengaruhi oleh rapat muatan ion positif dan rapat muatan awan electron. Muatan inti positif dan muatan awan electron bertambah dari Na ke Al, sementara jumlah kulit dalam tetap. Hal ini menyebabkan gaya tarik inti dan elekron semakin besar danb jarijari atom berkurang. Dengan demikian, rapat muatan ino positif dan rapat muatan awan electron bertambahn sehingga daya tarik menarik ion ion positi dan awan electron semakin kuat. - Kekuatan kovalen dalam struktur kovalen raksasa Si. Struktur kovalen raksasa Si merupakan struktur yang stabil dan simetris sehingga memilikiikatan kovalen yang cukup kuat. - Kekuatan gaya London S > P >Cl dan > Ar
Sifat sifat fisis secara umum dirumuskan sebagi berikut: 1. Kerapatan bertambah dari Na ke Al, lalu berkurang dari Al ke Ar. Nilai kerapatan bergantung pada nilai masa atom, jari-jari atom, dan factor kerapatan perunit sel dalam unsure. 2. Nilai kerapatan semakin besar pertambahan masa atom dan factor kerapatan, dan sebaliknya, semakin kecil dengan pertanbangan jari0jari atom. Karna factor kerapatan per unit sel untuk logam Na,Mg, dan Al hampir sama, pertambahan nilai kerapatan dari logam Na ke Al dapat dijelaskan dari kenaikan nilai mas atom dan penurunan jarijari atom. Selanjutnya, fariasi nilai kerapatan P,S, Cl, dan Ar (non logam) terkait dengan kekuatan gaya London S ≥ P ≥ Cl ≥Ar. 2. Kekrasan bertambah dari Na ke Si Pertambahan kekerasan dapat dijelaskan dari kekuatan ikatan loigam yang meningkat dari Na ke Al dan kekuatan ikatan kofalen pada Si.
3. Titik leleh dan ΔHfus bertambah dari Na ke Si, lalu berkurang dari Si ke Ar. Kenaikan titik leleh dan ΔHfus dari Na ke Si dapat dijelaskan dengan kekuatan ikatan logam yang meningkat dari Na ke Al, dan kekeuatan ikatan kovalen pada Si. Sedangkan kecenderungan penurunan titiki leleh dan ΔHfus dari Si ke Ar terkait dengan variasi kekuatan daya London S > P > Cl > Ar. 4. Titik didih dan ΔHvap bertambah dari Na ke Si, lalu berkutang dari Si ke Ar. Kenikan dan penurunan titik didih serta ΔHvap dapat dijelaskan seperti halnya kecenderungan titik leleh dan ΔHvap.
5. Daya hantar panas dan daya hantar listrik Na, Mg, dan Al (logam) lebih baik dibandingkan Si (semi logam) dan P, S, Cl, dan Ar (nonlogam). - Na, Mg, dan Al (logam) memiliki daya hantar listrik dan panas yang baik karna electron-elektron valensi dalam ikatan logamnya dapat bergerak bebas. Daya hantar listrikdan panas dari Na ke Al - Si (semi logam) memiliki ikatan kovalen dimana electronelektronnya terikat ke inti atom. Meski daya hantar listrik Si lebih buruk disbanding logam, namun masih lebih baik dibandingkan non logam. Dengan kenaikna suhu, lebih banyak electron yang lepas sehingga daya hantar listrik Si meningkat. Unsure dengan sifat demikian disebut semi konduktor. -P, S, Cl dan Ar (non logam) tidak memiliki daya hantar listrik yang baik karna struktur unsurnya tidak memiliki electron-elektron bebas. Untuk daya hantar panasnya, kekuatan gaya London yang melemah menyebabkan partikel-partikel menjadi lebih mudah bergerak, sehingga P , S , Cl dan Ardapat menghantar panas meski sedikit.
Dampak pemanfaatan unsur dan senyawa periode ketiga: 1. Dampak pemanfaatan alumunium (Al) : Emisi CO2 dari sel elektrolisis yang berpengaruh terhadap pemanasan global: 2Al2O3 + 3C → 4Al + 3CO2 Emisi senyawa PFC (Perfluorocarbon), yaitu ; CF 4 dan C2F6, yang berkontribusi terhadap pemanasan global. PFC dihasilkan dari ‘efek anode’, yaitu reaksi anode C dengan fluoride sewaktu konsentrasi Al 2O3 dalam kliorit (Na3AlF6) berkurang. Rusaknya ekosistem permukaan tanah akibat penambangan bauksit. 2. Pemanfaatan osbestos (silikat) untuk kontruksi, insulasi panas/listrik, dan bahan tahan api telah menimbulokan gangguan paru-paru. Serat asbestos mikro yang ringan dan halus menimbulkan iritasi dan paru-paru akan mengecil, menjadi keras, serta berlubang sehingga menghalangi transportasi O2 dan CO2 dari dan ke paru-paru. Gangguan ini juga disebut asbestos dan dapat berujung pada kanker paru-paru. 3. Bijih fosfat mentah mengandung 2-4% F. sewaktu bijih fosfat diubah menjadi fosfa yang mudah larut dalam air, fluoride dilepas ke udara sehingga menyebabkan rusaknya tanaman dan kerancunan pada ternak. Proses tersebut juga menghasilkan limbah fosfogipsum putih yang bersifat radioaktif karna bijih fosfat mengandung uranium dan produk peluruhnya.
4. Pemanfaatan unsur P pada deterjen dan pupuk telah menyebabkan eutrofikasi, yakni suburnya tanaman air fitoplankton. Hal ini menyebabkan kadar O2 dalam air berkurang sehingga organisme air lainnya akan mati. 5. SO2 dalam konsentrasi tinggi di udara, jika terhirup dapat bereaksi dengan air dalam paru-paru membentuk H2SO4 . akibatnya terjadi pendarahan yang akan mengisi paruparu sehingga penderita menjadi lemas. SO2 juga sering diakitkan dengan hujan asam.
Aplikasi unsur-unsur periode ketiga dalam kehidupan sehari-hari: 1. Alumunium : Al mudah terbentuk dan tahan panas sehingga digunakan untuk peralatan masak dan lembaran alumunium. Paduan Al dengan unsur-unsur seperti Cu,Mg,Si dan Mn digunakan untuk pesawat terbang dan roket, karna tidak hanya kuat tetapi juga ringan. Al(OH)3 digunakan sebagian obat maag untuk mengatsi asam lambung. Aplikasi lainnya : Al digunakan untuk kable lisrik karna sifat nya yang ringan meski daya hantar listriknya hanya ~60% daya hantar listrik CU. 2. Silikon : Si digunakan untuk membuat komponen elektronik seperti semi konduktor dan diode (komponen elektronik yang dapat menghantarkan listrik satu arah) Silika (SiO2) digunakan sebagain bahan baku gelas dan keramik. Asbes tidak muidah terbakar dan kuat, digunakan untuk insulator seperti pakaian pelindung panas. Pasir silica (SiO2) digunakan untuk campuran semen. Senyawa silikat (Al2Si2O5(OH)4) atau kaolin digunakan untuk membuat tembikar. Aplikasi lainnya: silicon karbida (SiC) bersifat kuat dan tahan panas yang digunakan untuk tungku, pipa termokopel, bahan abrasive, alat pemotong, dan
3. Fosfor : Fosfor penting untuk pertumbuhan tanaman sehingga digunakan sebagai pupuk dalam bentuk senyawanya, seperti (NH 3)4 PO4 dan Ca3(PO4)2. Fosfor merah digunakan untuk ujung korek api. Fosfor akan bereaksi dengan zat dikotak korek api untuk menghasilkan nyala api. Fosfor p[utih digunakan untuk bom asap. 4.Belerang : Belerang dapat mengikat molekul-molekul karet yang panjang sehingga tidak selip melalui proses vulkanisir. Karet menjadi lebih kuat dan keras dan mudah dicetak, tetapi tidak elastis. Karet vulkanisir digunakan pada ban mobil, truk dan pesawat terbang, bumper karet mobil, penghapus pensil dan sarung tangan lateks. Belerang bersaa KNO3,dan karbon digunakan dalam pembuatan serbuk mesiu. Kebanyak belerang digunakan untuk memproduksi senyawa asam sulfat H2SO4,yaitu senyawa yang mempunyai banyak kegunaan seperti bahan pembuat cat, pembuatan pupuk dan penyamaan kulit.
Senyawa hidroksida unsure-unsur periode ketiga dapat bersifat asam atau basa ; 1. Senyawa hidroksida bersifat basa jika senyawa tersebut melepaskan ion OH-. Hal ini berlaku untuk M akan mudah melepas electron menjadi bermuatan parsial positif, dan elektronik tersebut akan diterima oleh atom O yang akan mejadai bermuatan parsial negative. Ikatan yang terbentuk antara M dan O merupakan ikatan ionic yang dapat melapas ikatan OHMOH → M+ + OH-
2. Senyawa hidroksida bersifat asam jika senyawa tersebut melepas ion H+. Hal ini berlaku untuk M dengan energy ionisasi yang besar. M akan sukar melepas electron dan cenderung menggunakan electron besama O membentuk ikatan kovalen. Akibatnya, senyawa MOH tidak melepas ion OH-. Akan tetapi, karna ikata O minta bersifat polar maka dapat bereaksi dengan pelarut air (terhidrolisisi) dan melepas ion H+. MOH → MO- + H+ Oleh karna itu, energy ionisasi unsure-unsur periode ketiga bertambah dari Na ke Cl. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan ; Sifat basa hidroksida berkurang dan sifat asam hidroksida bertambah dar Na ke Cl. Senyawa –senyawa hidroksida dari unsure-unsur periode ketiga disebelah kanan dari Si sampai Cl bersifat stabil dan cenderung terurai menjadi senyaw asam nya.
Proses ekstrasi unsure-unsur periode ketiga : Unsure-unsur periode ketiga berada dialam dalam bentuk unsure dan senyawanya. Proses ekstrasi unsure-unsure Na, Mg, Cl, dan Ar telah dibahas di subbab A dan B. disini akan dibahas ekstrasi 4 unsur lain nya, yaitu Al, Si, P dan S. 1. Alumunium (Al) Proses ekstraksi Al yang paling ekonomis dikenal sebagai proses HallHeroulet, yang di ekstrasi Al dari bauksit menggunakan metode elektrolisis. Baulksit sendiri mengandung sekitar 50% Al2O3, Fe(III) oksida, berbagai zat pengotor lainnya. -Tahapan ekstrasi Al4 dari bauksit; a. Bauksit dihancurkan dan Al2O3 dipisahkan dari zat pengotor lainnya dalam bauksit dengan melarutkannya dalam NaOH pekat. Capmuran ini dipanaslkan dalam tangki bertekanan dan menghasilkan NaAl (OH)4. Al2O3 + 2NaOH + 3H2O ――> 2NaAl(OH)4 Tidak seperti NaAl(OH)4 yang larut dalam air, kebanyakan zat pengotor tidak larut termasuk Fe(III) oksida, sehingga produk rekasi perlu disaring.
b . N a A l 4 , d i e n c e r k a n d e n g a n a i r, g a s C O 2 d i l e w a t k a n m e l a l u i larutan naal(OH)4 untuk mendapatkan endapan al(oh) 3. naal(OH)4 ――> Al(OH)3 + naoh s e l a n j u t n y a p r o d u k re a k s i d i s a r i n g u n t u k m e m p e r o l e h Al(OH)3 yang kemudian dipanaskan untuk mendapatkan bubuk Al2o3. c. Al2O3 kemudian dolarutkan dan dilelehkan kriolit (Na3AlF6) dimana al2o3 terdisosiasi menjadi Al3+ dan O2-. campuran ini dimasukkan kedalam sel eletrolisis, dimana reaksi eletrolisi terjadi: katoda (grafit) : Al3+ + 3e → Al anoda (garfit) : 2O2- → O2 + 4e
sel
: 4Al3+ + 6O2- → 4Al + 3O2
lelehan al yang terbentuk pada katode membentuk lapisan didasar sel dan diambil secara berkala.
Pada awalnya, Al sangan sulit diambil dari senyawanya meski proses elektrolisis telah diketahui pada saat itu. Ha ini antara lain disebabkan senyawa Al2O3 mempunyai titik yang sangat tinggi (~2000oC). baru tahun pada tahun 1886 Charles Hall menemukan bahwa Al2O3 dapat larut dalam lelehan kriolit(Na3AlF6). Dimana campuran yang terbentuk memiliki titk leleh yang lebih rendah, yakni 850oC.
2. Silicon( Si) Meski jumlah senyawa silikat banyak dialam, namun pengambilan Si dari senyawa silikat cuku sulit. Karenanya, Si di ekstraksi dari senyawa oksida (silikat) atau sulfidanya dengan metode reduksi. Berikut tahapan ekstraksi Si dari SiO2 ; SiO2 dipanaskan dengan kokas (C) pada suhu sekitar 3000oC dalam tungku pembakaranatau tanur listrik. Pereaksi ditambahkan dari atas tungku. SiO2 + 2C 3000 C Si + 2CO Lelehan Si yang dihasilkan dikeluarkan dari bawah tungku dan akan membentuk padatan Si yang dihasilkan cukup murni yang dapat digunakan Negara lain untuk pembuatan paduan dengan logam lain.
Untuk mendapatkan Si dengan kemurnian tinggi, maka diperlukan tahapan pemurnian berikut: 1. Si dipanaskan dengan Cl2 Si + 2Cl2 → SiCl4 2. Lelehan SiCl4 yang dihasilkan dimurnikan dengan proses distilasi. 3. SiCl4 lalu direduksi menjadi Si melalui pemanasan dengan H 2 atau Mg. SiCl4 + 2H2 →Si + 4HCL SiCl4 + 2Mg → Si + 2MgCl2 3. Produk reaksi dicuci dengan air panas untuk memperoleh Si. 4. Si dimurnikan dengan alat ZONE REFINING. Didalam alat ini batang Si dilewatkan secara perlahan melalui alat pemanas. Pada zona pemanasan, batangan Si tersebut akan meleleh. karna zat pengotor lebih mudah larut dalam lelehan disbanding padatan Si, maka pengotor tersebut akan berkumpul dalam lelehan Si. Dalam lelehan yang tidak murni tersebut akan tersu berpindah sepanjang batangan Si, selama proses. Ketika daerah lelehan yang rtidak murni telah sampai keujung, maka ujung ini akan dibiarkan membentuk padatan sebelum dipotong.
Si dengan kemurnian tinggi (≥ 99%) digunakan sebagai bahan baku diindustri elektronik, keramik, dan untuk pembuatan padual Al.
3. Fosfor (P) Fosfor (P) diekstraksi dari senyawa fosfat Ca 3(PO4)2 melalui metode reduksi. Ca 3 (PO4)2 dalam bantuan fosfat dipanaskan dengan kokas (C) dan pasir si O 2 pada suhu 1400-15000C. Ca3(PO4)2 + 3SiO2 + 5c → 3CaSiO3 + 5CO + 2P Fosfor yang dihasilkan dapat memiliki beberapa alotrpi, d i a n t a r a n y a f o s f o r p u t i h , f o s f o r m e r a h , f o s f o r h i t a m . Ya n g paling terkenal adalah fosfor putih (P 4), diperoleh dari k o n d e n s a s i u a p f o s f o r. F o s f o r p u t i h t i d a k b e r w a n a , m e m p u n y a i t i t i k l e l e h 4 4 o c , d a n m u d a h b e re a k s i d e n g a n oksigen membentuk P4O10 sehingga harus disimpan dalam a i r. F o s f o r m e r a h d a p a t d i p e r o l e h d a r i p e m a n a s a n f o s f o r p u t i h t a n p a u d a r a p a d a t e k a n a n a t m o s f e r. F o s f o h i t a m diperoleh dari pemanasan fosfor putih atau fosfor merah Te t a p i p a d a t e t a p i p a d a t e k a n a n y a n g s a n g a t t i n g g i .
4. Belerang (S) Belarang (S) dapat diekstraksi dari alam dalam bentuk unsure ataupun dari senyawanya. Proses ekstraksi S dalam bentuk unsure . Belerang terdapat dialam sebagai endapan dibawah tanah. Penambang S pada awalnya menyulitkan karna tertutup oleh lapisan pasir, krikil dan lumpur. Lapisanlapisan ini yang menyebabkan kemungkinan runtuhnya tambang tersebut. Disamping itu, endapan ini mengandung gas beracun SO 2 dan H2S. hal ini berhasil diatasi dengan suatu metode yang disebut PROSES FRASCH. Tingkat kemurnian S yang dihasilkan sekitar 99,5%. Proses ekstrasi S dari senyawa sulfida. Pada awalnya, senyawa sulfida seperti CuS dan PbS hanya digunakan untuk pengambilan logam seperti Cu dan Pb melalui rekasi berikut; CuS + O2 → Cu + SO2 akan tetapi gas SO2 yang dihasilkan telah menyebabkan polusi udara dan juga hujan asam. Untuk itu, sekarang SO 2 tidak dbuang keudara, tetapi direaksikan dengan H2S un tuk mengahsilkan belerang (S). 2H2S + SO2 → 3S + 2H2O Cara uang sama juga digunakan untuk mengekstraksikan belerang yang berada sebagai gas H2S dalam gas alam. Metode ekstraksi S dalam senyawa sulfida sekarang menjadi penting dibanding proses Frasch.
Bilanagn oksidasi maksimum
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
Senyawa hidroksida
NaOH Mg(OH)2 Al(OH) Si(OH)4 P(OH)5 S(OH)6 Cl(OH)7
Jenis ikatan
Ionik
3
Ionik
Ionik
kovalen
kovale n
kovale n
kovalen
SO2 merupakan salah satu komponen polusi udara dan penyebab timbulnya hujan asam
IA
IIA
IIIA
IVA
VA
VIA
VIIA
VIIIA
PERIODE KE-3
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
NOMOR ATOM
11
12
13
14
15
16
17
18
KONFIGURASI [Ne] ELEKTRON 3s1
[Ne] [Ne]3 [Ne]3 [Ne] [Ne] [Ne] 3s2 [Ne] 3s2 s2 3p1 s2 3p2 3s2 3s2 3p4 3p5 3s2 3p6 3p3
Sifat atomik unsur-unsur periode ketiga
Sifat- sifat unsur periode ketiga Logam
1. Natrium (Na) = putihmetalik 2. Magnesium (Mg) = putihmetalik 3. Alumunium (Al) = metalik
Semi- logam / metalloid
1. Silicon (Si) = abu-abugelap, sedikitkebiruan
Non- logam
1. Fosfor (P) = tidakberwarna / merah / putihmetalik 2. Belerang (S) = kuningpucat 3. Klorin (Cl) = kuningkehijauan 4. Agon (Ar) = tidakberwarna
Sifat-sifat unsure atomik periode ke tiga Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
Jari-jari ionik (pm) 102
72
54
26
17
17
180
-
Energy ionisasi I KJ/ mol
190
160
118
111
102
102
99
98
Afinitas electron
496
738
578 789 1.01 1.00 1250 1520 3 0
Sifat atomik
Keelektronegatifan -52,8 >0 -42,5 -134 -72,0 -200 -349 Bianganoksidasi (maklsimum)
1,0
1.2
1,5
1,8
2.1
2,5
3,0
>0 -
Na
Mg
padat
padat
padat pada pada pad t t at
Kerapatan (kg/m3)
970
1740
2702 2330 1820 207 3,21 1,78 0 4
Kekerasan (Mohs)
0,5
2,5
2,75
Titik leleh (oC)
98
649
660
1410 44,1 115 -101 -189
Titik didih (oC)
883
1107
2519
238
444
-35
-186
ΔHfus (kj/mol)
2,60
8,95
10,79 50,5 0,65 1,71 5 7 8
5,9
1,19
ΔHVap(kj/mol)
97
127
293
359
1,41
1,56
2,37
1,48 0,00 0,00 0,00 0,00 235 269 009 018
Daya hantar listrik (MQ-1cm-1) 0,210
0,226
0,377
Fase
Daya hantar panas (w/cm K)
Al
Si
6,5
<<
P
-
277
12,1
<<
S
-
9,8
<<
Cl
Ar
gas
Gas
-
-
10,2 6,45
-
-
Unsur Natrium
Keberadaandialam Na terdapat dalam garam batuNaCl, sendawa Chili NaNO3, karnalit KMgCl3 ; 6H2O, trona Na5(CO3)2 ; (HCO3) ; 2H2O, dan air laut (Simak Subbab B)
Magnesium Mg berada sebagai senyawa MgCl2 di air lautdan deposit garam. Juga dalam senyawa karbonat dalam mineral magnesit (MgCO3) dan dolomite (MgCa(CO3)2), dan dalam senyawa epsomit (MgSO4 ; 7 H2O) ( lihatsubbab B ) Alumunium Al adalah unsure ke-3 terbanyak dikerakbumi setelah O dan Si. Al ditemukan di batuan yang mengandung alumino silikat (campuran Al,O Si) , korundum( Al2O3) , kriolit Na3AIF6, dan bauksit (AL2O3. xH2O) silicon.
Silicon
Si merupakan unsure ke du terbanyak di kerak bumi setelah O dengan kadar ~25,7%. Si ditemukan sebagai silica (SiO 2) dan senyawa silikat( campuran Si , O dan logam lain). Ada dua jenis silica, yakni yang benbetuk Kristal (kuarsa, kristobalit, tridimit) dan yang non Kristal (oniks, gata atau akik, jesper, batu api). Sedangkan senyawa silikat menyusun 95% dari bebatuan. Banyak senyawa silikat merupakan senyawa aluminosilikat. Senyawa ini terbentuk dari senyawa silikat dimana sebagian atom Si telah diganti dengan atom Al. senyawa aluminosilikat dapat dibedakan menurut pembentukannya : Feldspart : atom Si yang diganti dengan Al berasal dari silikat. Jumlah atom Si yang diganti bisa sampai separuh nya, contohnya ; NaAlSi3O8 (albit) dan Ca(AlSiO4)2 (anortit). Mika : atom Si yang diganti dengan Al berasal dari senyawa silikat. Contohnya : KAl2(AlSi3O10) (OH)2 (muskovit).
Fosfor
Fosfor (P) ditemukan pada bebatuan fosfat sebagai senyawa fluorapatit Ca5(PO4)3F, hidroksiapatit Ca5(PO4)3(OH) dan klorapatit Ca5(PO4)3Cl.
Belerang Belerang (S) ditemukan dalam dalam bentuk unsure dan senyawanya. Sebagai unsure, belerang terdapat didaerah pegunungan vulkanik dan sebagai endapan pada kedalaman ≥ 100 m dibawah tanah. Endapan ini kemungkinan terbentuk dari reduksi CaSO4 menjadi unsure S oleh bakteri. Sebagai senyawa, belerang terdapat dalam senyawa sulfide seperti FeS2, PbS, Cu2S dan H2S dalam gas alam dan dalam senyawa sulfat seperti CaSO4. 2H2O. Klorin
Cl ditemukan sebagai klorida dalam air laut dan garam batu.
Argon
Ar terdapat di udara dengan kadar 0,934% udara kering.
Daya reduksi dan daya oksidasi unsur-unsur periode ketiga. Unsur
Bilangan oksidasi
Na
+1, 0
Mg
+2, +1, 0
Al
+3, 0
keterangan
Na memiliki daya reduksi terkuat. Hal in dapat dilihat dari reaksi Na yang berlangsung hebat dengan air. 2Na + 2H 2O → 2NaOH + H2 Mg memiliki daya reduksi dibawah Na. Mg bereaksi lebih lambat dengan air disbanding Na. Mg + 2H 2O → Mg(OH)2 + H2 Al memiliki daya reduksi dibawah Na dan Mg. Al juga bereaksi cepat dengan udara membentuk lapisan oksida yang sangat setabil. Kedua hal tersebut mencegah Al bereaksi dengan air kecuali jika air berada sebagai uap air panas. 2Al + 3H 2O → Al2O3 + 3H2
Si
Si memiliki daya reduksi dan daya oksidasi yang lemah. Si juga bereaksi cepat dengan udara membentuk lapisan oksida SiO2 yang stabil, sehingga Si tidak bereaksi dengan air meski berupa uap air panas Dengan daya reduksi yang lemah Si hanya bereaksi dengan oksidator kuat seperti O dan Cl. Reaksi berlangsung pada suhu tinggi. Si + O2 → SiO2 Si + 2Cl2 → SiCl4 Dengan daya oksidasi yang lemah, Si hanya bereaksi dengan reduktor kuat seperti Mg. SiCl4 + 2Mg → Si + 2MgCl2
P
+5, +4, +3, +1, 0, -2, -3
P memiliki daya reduksi dan daya oksidasi yang lemah. Dengan daya reduksi yang lemah, P hanya bereaksi dengan oksidator kuat sperti O dan Cl P4 + 3O2 → P4O6 P4 + 6Cl2 → 4PCl3 Dengan daya oksidasi yang lemah, P hanya bereaksi dengan reduktor lkuat seperti Ca. P4 + 6Ca → 2Ca3P2
S
+6, +5, +4, +2, 0, -2
Cl
+7, +5, +4, +3, +1, 0, Cl memiliki daya reduksi yang lemah tetapi daya -1 oksidasinya sangat kuat. Dengan daya reduksi yang lemah, Cl hanya bereaksi dengan oksidator lebih kuat, seperti F
S memiliki daya reduksi yang lemah dari P, tetapi memiliki daya oksidasi yang lebih kuat. Dengan daya reduksi yang lemah, S hanya bereaksi dengan okisidator kuat seperti O dan Cl. S8 + 8O2 → 8SO2 S8 + 4Cl2 → 4S2Cl2 Dengan daya oksidasi yang lebih kuat, S dapat mengoksidasi logam. Cu + S → Cus Fe + S → FeS
Cl2 + F2 →2CIF Cl2 + 3F2 → 3ClF2
Dibawah ini adalah data Eo untuk beberapa unsure periode ketiga.
Nilai Eo semakin positif dari Na ke Cl. Jadi, daya oksidasi bertambah dari Na ke Cl.
Na+ Mg+ Al3+ Cl
+ + + +
e ↔ Na 2e ↔ Mg 3e ↔ Al 2e ↔ 2Cl-
Eo = -2,71 V Eo = -2,37 V Eo = -1,66 V Eo = +1.36 V
Nilai Eo semakin negative dari Cl ke Na. Jadi, daya reduksi bertambah dari Cl ke Na.