TUGAS TUTOR METODE PENELITIAN SOSEK Membuat Bab 1 sampai 3 dalam Penelitian dengan Judul, Analisis Peranan Wanita Tani dalam Mendukung Ketahanan Pangan pada Tingkat Rumah Tangga di Desa Indrodelik Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
Disusun Oleh: Nama : Nabilah NIM : 165040101111085 Kelas : G
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan menjadi kebutuhan dasar manusia yang paling penting bagi seluruh manusia di negara manapun di dunia (Sunarminto, 2015). Ketersediaan pangan yang berkualitas, bergizi, dan bermutu merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh setiap rumah tangga. Terpenuhinya kebutuhan pangan pada manusia untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Menurut Idris (2016) sumberdaya manusia memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pembangunan dan kelangsungan ddalam pembangunan. Mengingat pentingnya memenuhi kebutuhan dan kecukupan pangan, maka setiap negara perlu memberikan prioritas pada pembangunan ketahnan pangan sebagai dasar pembangunan bagi sektor lain, ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategi. Pangan yang dikonsumsi bukan hanya sekedar karbohidrat, tetapi juga protein, vitamin, dan mineral. Semakin lengkap jenis pangan yangdikonsumsi, maka fungsi pangan bukan sekedar sumber tenaga melainkan pertumbuhan, kesehatan, ketahanan pangan dan keberlanjutan hidup manusia. Berdasrkan data hasil survei sosial ekonomi nasional atau SUSENAS (BPS, 2016) menunjukkan bahwa lima tahun terakhir konsumsi di daerah perkotaan dan pedesaan menunjukkan pergerkan yang fluktuatif. Pada tingkat konsumsi padi-padian pada tahun 2015 rata-rata perkapita sebesar 66.929 sedangkan pada tahun 2016 rata-rata perkapita sebesar 64.566. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat konsumsi rumah tangga. Menurut Betham (2011) kekuatan pengambilan keputusan dalam rumah tangga sebagian besar diambil alih oleh perempuan. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi perempuan dalam mengambil keputusan memenuhi kebutuhan pangan, mengetahui peran wanita sebagai ibu rumah tangga dan mengetahui pengaruh wanita dalam mendukung pangan pada tingkat rumah tangga. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa peran wanita tani dalam memenuhi ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga petani? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga petani? 3. Sejauhmana tingkat ketahanan pangan rumah tangga yang dilakukan wanita tani pada rumah tangga petani? 1.3 Batasan Masalah 1. Penelitian ini hanya dilakukan di Desa Indrodelik Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
2. Penelitian hanya terbatas pada tenaga kerja buruh tani wanita, dan buruh tani laki-laki sebagai informan tambahan 3. Responden yang diteliti adalah tenaga kerja buruh tani wanita yang telah berumah tangga 4. Data tenaga kerja buruh tani wanita yang digunakan adalah sesuai dengan waktu penelitian dilakukan 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis peran wanita tani dalam memenuhi ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga petani 2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga petani 3. Untuk mengidentifikasi tingkat ketahanan pangan rumah tangga yang dilakukan wanita tani pada rumah tangga petani 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Masyarakat, dapat dijadikan sebagai acuan yang berguna untuk menambah wawasan mengenai peran wanita tani dalam ketahanan pangan rumah tangga 2. Instansi terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan suatu tindakan yang berkaitan dengan peran wanita dalam dalam ketahanan pangan rumah tangga 3. Akademisi, penelitian ini menjadi bahan kajian lebih lanjut baik dari segi teoritis maupun segi praktis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjau Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth (2007) mengenai peran ganda wanita tani dalam mencapai ketahanan pangan rumahtangga di pedesaan, menunjukkan bahwa pada dasarnya, wanita memiliki peranan ganda dalam rumahtangga, yang terimplikasi dari (1) peran kerja sebagai ibu rumahtangga (feminine role), dan (2) peran sebagai pencari nafkah (tambahan atau utama). Akibat meningkatnya pendapatan yang diperoleh melalui pola nafkah ganda sebagai konsekuensi peran ganda wanita tani, maka kebutuhan pangan rumahtangga sehari-hari diharapkan dapat terpenuhi. Peningkatan produktivitas tenaga kerja wanita tani memiliki peran dan potensi yang strategis dalam mendukung peningkatan maupun perolehan pendapatan rumahtangga pertanian di pedesaan. Menurut Sukiyono et al. (2008), banyak penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menguasai aset atau sumberdaya cenderung membelanjakan lebih banyak untuk kebutuhan domestik. Hal ini berarti wanita yang memiliki sumber pendapatan akan lebih banyak membelanjakan pendapatannya untuk kebutuhan rumahtangga dibandingkan dengan pria. Oleh karena itu, semakin tinggi status wanita dalam hal pendapatan akan mempunyai kecenderungan mempunyai derajat ketahanan pangan rumahtangga yang tinggi pula. Arumsari, Vini (2008) Faktor-faktor yang mempengaruhi peran wanita dalam upaya diversivikasi bahan pangan guna meningkatkan pangan pada tingkat tumah tangga di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta adalah anggota keluarga. 2.2 Teori 2.2.1 Peran Wanita Kebutuhan anggota dalam rumah tangga berupa konsumsi, dengan konsumsi pangan yang cukup maka akan menyebabkan ketahanan pangan terpenuhi pada tingkat rumah tangga. Ketahanan pangan dapat dinilai dari segi kualitas berupa nilai gizi yang lengkap dan cukup sedangkan kuantitas berupa jumlah atau volumi dari pangan yang dikonsumsi (Departemen Pertanian, 1999). Berdasarkan hal tersebut maka kandungan gizi didalam bahan panagn yang dikonsumsi pada tingkat rumah tangga dapat dijadikan sebagai tolak ukur ketahanan pangan rumah tangga tersebut. Peran seorang wanita tidak terlepas dalam menjaga ketahanan pangan rumah tangganya. Menurut FAO (1998), peran seorang wanita didalam rumah tangga menempati posisi sangat strategis dalah satunya dalam hal pemenuhan gizi rumah tangga, sehingga seorang wanita juga mempunyai peranan penting dalam
memilih bahan pangan hingga mengolahnya menjadi makanan untuk rumah tangganya. 2.2.2 Konsep Ketahanan Pangan Ketahanan pangan merupakan komitmen Indonesia pada sektor pembangunan pangan. Komitmen tersebut dituangkan dalam beberapa kebijakan, yaitu dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 68 tahun 2002 tentang pangan, ketahanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumahtangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (Rahayu, 2007). 2.1.3 Pengukuran Ketahanan Pangan Ketahanan pangan dapat diukur dengan dua metode, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif menurut Smith (2002) dan Ferro-Luzzi (2002) dalam Antang (2002), dilakukan dengan menggunakan survei pengeluaran rumahtangga atau Household Expenditure Survey (HES) dan asupan pangan individu atau Individual Food Intake (IFI). Terdapat empat variabel yang digunakan untuk mengukur ketahanan pangan dari survei pengeluaran rumahtangga seperti yang dikemukakan oleh Smith (2002) dalam Antang (2002), yaitu a) jumlah konsumsi energi rumah tangga, b) tingkat kecukupan energi, c) diversifikasi pangan, dan d) persen pengeluaran untuk pangan. Menurut Bickel et al. (2000) dalam Rahayu (2007), pertanyaan yang tercakup dalam modul inti dikombinasikan ke dalam suatu ukuran yang disebut skala ketahanan pangan. Selanjutnya skala ketahanan pangan disederhanakan ke dalam pengkategorian yang bermakna “tingkat keparahan”, antara lain: a. Tahan pangan yaitu apabila rumahtangga menunjukkan tidak ada atau hanya sedikit bukti ketidaktahanan pangan. b. Tidak tahan pangan tanpa kelaparan yaitu keadaan tidak tahan pangan terbukti pada anggota rumahtangga yang perhatian terhadap kecukupan suplai pangan rumahtangga dan menyesuaikannya dengan manajemen rumahtangga dengan cara menurunkan kualitas pangan dan meningkatkan bentuk koping yang luar biasa. Dalam hal ini hanya sedikit atau tidak ada pengurangan asupan makanan anggota rumahtangga. c. Tidak tahan pangan dengan kelaparan sedang terjadi apabila asupan makanan bagi orang dewasa dalam rumahtangga dikurangi sehingga mengalami pengalaman sensasi fisik berupa kelaparan yang berulang. Pada sebagian besar rumahtangga tidak tahan pangan yang memiliki anak, tindakan mengurangi asupan makanan pada anak-anak tidak terbukti. d. Tidak tahan pangan dengan kelaparan berat yaitu keadaan bagi semua rumahtangga yang memiliki anak melakukan pengurangan asupan makanan untuk anak-anak sehingga anak-anak mengalami kelaparan. Bagi beberapa
rumahtangga lain yang memiliki anak, hal ini telah terjadi pada saat awal tahap keparahan yang berat. Adapun keadaan orang dewasa dalam rumahtangga yang memiliki anak maupun yang tidak memiliki anak mengalami pengalaman yang berulang dan lebih meluas dalam hal pengurangan asupan makanannya.
BAB III Kerang Teoritis 3.1 Kerangka Pemikiran
Buruh Tani Wanita
Peran Wanita Tani Analisis Deskriptif Analisis Gender
-
Publik Bekerja sebagai buruh tani wanita
Domestik Melakukan pekerjaan rumah Merawat anak Melayani suami Pengambil keputusan
Pendapatan Wanita Tani
Penghasilan keluarga
Pendapatan keluarga meningkat
Pendidikan anak terpcukupi
Kesehatan keluarga meningkat
Ketahanan panagn rumah tangga
Skala Linkert Analisis pendapatan Mengukur Ketahanan pangan Rumah Tangga
Kebutuhan rumah tangga terpenuhi
3.2 Hipotesis 1. Tedapat hubungan nyata antara peran wanita dalam ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga 2. Terdapat hubungan nyata antara faktor pengukuran tingkat ketahanan pangan dengan ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Peran wanita dalam rumah tangga adalah ganda sebagaimana pekerjaan domestik dan pekerjaan publik. Peran wanita dalam rumah tangga secara domestik dalam penelitian meliputi merawat anak, melayani suami, penentuan keputusan dalam rumah tangga, pemenuhan gizi rumah tangga. Sedangkan pada peran publik wanita berupa pekerjaan sebagai buruh tani dengan pengukuran pendapatan yang diperoleh. 2. Pengukuran tingkat ketahanan pangan dalam rumah tangga dapat diukur dengan jumlah konsumsi ruah tangga, tingkat kecukupan pangan, diversivikasi pangan, dan persen pengeluaran untuk pangan
DAFTAR PUSTAKA Antang, Emmy Uthanya. 2002. Ketahanan Pangan dan Kebiasaan Makan Rumahtangga pada Masyarakat yang Tinggal di Daerah Sekitar Lahan Gambut, Kalimantan Tengah. Tesis pada Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bertham, Harini. dkk. 2011. Peran Perempuan dalam Perekonomian Keluarga dengan Memanfaatkan Sumberdaya Pertanian. Jurnal Agrisep. Vol. 10 (1) BPS. 2016. Ringkasan Data SUSENAS 2013-2016. Badan Pusat Statistik. Jakarta Departemen Pertanian. 1999. Kebijakan Pangan untuk Menuju Sistem Ketahanan Pangan yang Dinamis Elizabeth, Roosganda. 2007. Peran Ganda Wanita Tani dalam Mencapai Ketahanan Pangan Rumahtangga di Pedesaan. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 25 No.2, Desember 2007: 126-135. (Situs Pusat Penelitian Pertanian Idris, Amiruddin. 2016. Ekonomi Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: CV. Budi Utama Rahayu, Dewi. 2007. Analisis Program Pemberdayaan Masyarakat PT Riau Andalan Pulp And Paper Dalam Kaitannya dengan Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Rumahtangga. Tesis pada Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor Sukiyono, Ketut, Indra Cahyadinata, dan Sriyoto. 2008. Status Wanita dan Ketahanan Pangan Rumahtangga Nelayan dan Petani Padi di Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 26 No.2, Oktober 2008: 191-207. Sunarminto, Hendro. 2015. Pertanain Terpadu untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional. Yogyakarta: Gajah Mada University Press