Tugas Konfrensif dari Dr. Ahmad Yauri Yunus ST., MT.
1 . Sejarah pondasi cakar ayam
Kita bisa memulai pembahasan pondasi cakar ayam ini dari sejarahnya dulu. Pondasi yang satu ini merupakan sebuah metode pemikiran yang ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada tahun 1961. Beliau saat itu berkarier sebagai pejabat di Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ketika itu, PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah berawarawa sekitar Ancol, Jakarta.
Dua menara berhasil didirikan dengan pondasi konvensional. Namun lima menara sisanya belum bisa dibangun. Semua menara tersebut nantinya akan menyalurkan listrik dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan. Di mana pada tahun 1962 diselenggarakan pesta olahraga Asian Games.
Ir. Soedijatmo paham bahwa sangat sulit mendirikan menara di atas tanah berawa seperti itu. Akhirnya, beliau mempunyai ide untuk mendirikan menara listriknya di atas pondasi cakar ayam yang terdiri atas plat beton. Di bawah plat beton tersebut masih ada pipa-pipa beton sebagai pendukungnya. Pipa dan plat beton tersebut secara kesatuan mencengkeram tanah berawa yang lembek dengan kuat.
Selanjutnya, lima menara listrik sisanya bisa didirikan secara tepat waktu dengan metode pondasi ide brilian Ir. Soedijatmo. Oleh beliau, pondasi itu diberi nama pondasi cakar ayam.
Pengertian pondasi cakar ayam
Setelah mengetahui sejarah penemuannya, bisa disimpulkan pengertian dari pondasi cakar ayam adalah salah satu metode rekayasa teknik dalam pembuatan pondasi bangunan.
Disebut pondasi cakar ayam karena bentuknya memang mirip seperti kaki hewan unggas tersebut, di mana di bagian bawah terdapat pipa-pipa beton yang menyerupai cakar alam. Fungsinya mencengkeram kuat tanah di bawahnya agar bangunan yang dibangun di atasnya benar-benar berdiri kokoh.
Pondasi cakar ayam sangat cocok dipakai di segala jenis atau macam tanah, baik yang bertanah lembek maupun keras. Oleh karena itu, pondasi tersebut banyak diaplikasikan untuk mendirikan gedung bertingkat.
Bukan hanya itu, pondasi cakar ayam jua diaplikasikan dalam pembangunan jalan layang, jembatan besar, hingga landasan. Tentu saja dengan struktur dan kekuatan yang berbeda, atau dengan kata lain besar kecilnya pondasi disesuaikan dengan tujuan pembangunannya.
2. Momen Puntir MOMEN TORSI/PUNTIR yaitu momen yang kerjanya tegak lurus sumbu balok atau beban terpusat P yang arahnya tegak lurus sumbu balok tetapitidak memotong balok. Akibat bekerjanya gaya-gaya tersebut maka struktur tersebut akan mengalami PUNTIR atau momen TORSI. Biasanya momen torsi dilambangkan Mtr atau T.
3. Rigid Frame (rangka kaku) Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkan, dengan demikian elemen struktur menerus pada titik hubung tersebut, seperti halnya balok menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis tak tentu, banyak struktur rangka kaku yang tampaknya sama dengan sistem post dan bea, tetapi pada kenyataannya struktur rangka ini mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan sistem post dan beam, hal ini karena adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik hubung bisa cukup kaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban lateral pada rangka, dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang memperoleh kestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan papan horizontalnya.
4. Struktur Rangka Batang Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi.
Sedangkan batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubung.
5. Kopel Momen kopel dinotasikan dengan M, satuannya N.m. Kopel adalah pasangan dua buah gaya sama besar berlawanan arah dan sejajar. Besarnya kopel dinyatakan dengan momen kopel (M). Momen Kopel adalah hasil kali salah satu gaya dengan jarak antara kedua gaya. Momen kopel merupakan besaran vektor dengan satuan N.m. Pengaruh kopel terhadap suatu benda dapat menyebabkan benda berotasi. Momen Kopel positif : searah dengan putaran jarum jam Momen Kopel negatif : berlawanan arah dengan putaran jarum jam M = L . F sin α Keterangan: M = momen kopel (N . m) L = lengan gaya (m) F = gaya (N) α = sudut antara lengan gaya dan gaya
3. Setting dan Hardening
Setting dan Hardening adalah pengikatan dan pengerasan semen setelah terjadi reaksi hiderasi. Semen apabila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta yang plastis dan dapat dibentuk (workable) sampai beberapa waktu karakteristik dari pasta tidak berubah dan periode ini sering disebut Dorman Period (period tidur).
Pada tahapan berikutnya pasta mulai menjadi kaku walaupun masih ada yang lemah, namun suhu tidak dapat dibentuk (unworkable). Kondisi ini disebut Initial Set, sedangkan waktu mulai dibentuk (ditambah air) sampai kondisi Initial Set disebut Initial Setting Time (waktu pengikatan awal).Tahapan berikutnya pasta melanjutkan kekuatannya sehingga didapat padatan yang utuh dan biasa disebut Hardened Cement Pasta. Kondisi ini disebut final Set sedangkan waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi ini disebut Final Setting Time
(waktu pengikatan akhir). Proses pengerasan berjalan terus berjalan seiring dengan waktu akan diperoleh kekuatan proses ini dikenal dengan nama Hardening.
Setting (pengikatan)
Sifat set (pengikatan) pada adonan semen dengan air adalah dimaksudkan sebagai gejala terjadinya kekakuan pada adonan tersebut. dalam prakteknya sifat set ini ditunjukkan dengan waktu pengikatan (setting time), yaitu waktu mulai dari adonan terjadi sampai mulai terjadi kekakuan. Dikenal ada dua macam setting time, yaitu : a) initial setting time (waktu pengikatan awal) ialah waktu mulai adonan terjadi sampai mulai terjadi kekakuan tertentu dimana adonan sudah mulai tidak workable lagi. b) final setting time (waktu pengikatan akhir)
ialah
waktu
mulai
adonan
terjadi
sampai
terjadi
kekakuan
penuh.
Waktu pengikatan awal dan akhir dalam semen dalam prakteknya sangat penting, sebab waktu pengikatan awal akan menentukan panjangnya waktu dimana campuran semen masih bersifat plastik. Waktu pengikatan awal minimum 45 menit sedangkan maksimum 8 jam.
waktu akhir