Msnyusuri Pembelajaran Sains Anak-anak 32 Mengenal Bumi

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Msnyusuri Pembelajaran Sains Anak-anak 32 Mengenal Bumi as PDF for free.

More details

  • Words: 632
  • Pages: 3
Menyusuri pembelajaran sains 32: Mendorong siswa melakukan pengamatan Leo Sutrisno Salah satu kegiatan yang dilakukan para ilmuwan adalah melakukan pengamatan. Pengamatan dapat dilakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengamatan langsung berarti si ilmuwan itu ’melihat dengan mata kepala sendiri’ suatu kejadian tertentu. Misalnya, dalam konteks mempelajari gempa bumi ia pergi ke tempat-tempat yang dilanda bencana gempa bumi. Di sana ia mengamati berbagai hal yang dilihatnya sebagai akibat dari gempa bumi yang baru saja terjadi. Ia melihat dengan cermat. Ia juga membuat berbagai catatan secara teliti dan sistematis. Catatancatatan itu kemudian dibawa pulang untuk dipelajari lagi di laboratoriumnya. Ia juga menambahkan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Kedua jenis informasi itu dipelajari dengan seksama dan menghasilan suatu pengetahuan baru. Sedangkan pengamatan tidak langsung juga dapat dilakukan oleh ilmuwan itu dengan cara mempelajari sesuatu melalui gambar/ foto/ catatan dari situasi daerah bencana yang mungkin dibuat oleh orang lain. Proses selanjutnya sama dengan yang pengamatan langsung. Bagaimana proses yang dilakukan ilmuwan pada saat mencari pengetahuan? Langkah pertama adalah melakukan pengamatan. Sudah barang tentu pengamatan itu tidak hanya melihat dengan mata saja tetapi juga melakukan pengukuran-pengukuran. Hasil dari pengamatan (dan pengukuran) adalah sekumpulan informasi dan data. Indormasi dan data tersebut kemudian dianalisis, dipilah-pilah antara yang satu dengan yang lain sehingga terjadi pengelompokkan atas dasar sifat-sifat tertentu. Selain memilah-milah ia juga bekerja sebaliknya, menggabungkan atau menghubungkan antara yang satu dengan yang lain. Proses ini disebut sintesis. Sekali lagi, informasi dan data dianalisis dan disintesiskan.

Dalam proses ini, pengalaman, kemampuan berpikir dan kemampuan bahasa ambil bagian yang tidak kecil. Pengetahuan yang baru akan merupakan campuran antara data dan informasi yang baru dan pengalaman yang dimiliki yang diolah dan dikonstruksi sesuai dengan kemampuan berpikirnya serta disajikan secara naratif sesuai dengan kemampuan bahasanya. Karena itu, sajian pengetahuan setiap orang tidak selalu sama walaupun dari data dan informasi yang sama. Ada baiknya, siswa-siswa kita sejak dini telah didorong untuk melakukan pengamatan dan sekaligus dibimbing untuk mengkonstruksi pengetahuannnya sendiri. Dibimbing untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri perlu digaris bawahi dengan sungguh-sungguh karena mengandung makna siswa tidak bekerja sendiri. Mereka tetap bersama-sama guru dan memperoleh bimbingan. Bimbingan dalam hal apa? Sebaiknya kembali ke proses yang dilakukan seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuan. Pertama mengamati dan melakukan pengukuran. Para siswa perlu dibantu dalam hal melakukan pengamatan yang baik. Bagaimana membatasi apa yang akan diamati agar jangan keliru dengan objek yang lain, bagaimana memilih cara yang tepat/cocok untuk mengamati dan mengukur, bagaimana mengarahkan fokus perhatiannya, serta bagaimana cara merekam/mencatat hasil pengamatannya merupakan hal-hal yang perlu memperoleh bimbingan pada saat mengamati. Kedua menganalisis data/informasi. Proses memilah-limah satu bagian dan bagian yang lain juga merupakan proses yang tidak serta merta dapat dilakukan oleh setiap orang, termasuk para siswa kita. Karena itu dalam proses inipun bimbingan para guru tetap menjadi hal yang penting. Demikian pula dengan proses sintesis, proses yang menggabungkan serta menghubungkan satu dengan yang lain. Siswa kita perlu dibimbing karena proses ini akan mudah dilakukan jika wawasannya

sudah luas sehingga dapat melihat lebih menyeluruh. Tentu wawasan para siswa kita belum seluas dan selengkap yang para guru miliki. Proses berikutnya yaitu memadukan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Memadukan pengetahuan (baca data dan informasi) yang baru dengan pengalamnnya. Para guru perlu membimbing siswa memilih pengalaman yang mana yang relevan dengan pengetahuan yang baru ini. Atau, membimbing ’meletakkan’ pengetahuan yang baru itu ke dalam kerangka pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Proses bimbingan ini menjadi tidak mudah karena setiap siswa memiliki kemampuan berpikir dan bahasa yang tidak sama. Maka bimbingan ini sifatnya lebih bersifat individual ketimbang klasikal. Sekali lagi siswa aktif bukan berarti aktif menemukan sendiri pengetahuannya, tetapi menemukan pengetahuannya sendiri (karena disintesiskan dengan pengalamannya) dengan bimbingan orang lain, para guru. Jika dalam setiap langkah mereka mendapat bimbingan.kiranya kita sungguh berhasil mendorong mereka melakukan pengamatan dengan betul sejak usia dini. Hasilnya, kelak akan menjadi ilmuwan yang sesungguhnya. Semoga!

Related Documents