Mp 17 - Pembentukan Benua Dan Samudera.pdf

  • Uploaded by: Aditya Prama
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mp 17 - Pembentukan Benua Dan Samudera.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 7,892
  • Pages: 34
Daftar Isi Hal Cover Modul Daftar Isi

i ii

Pendahuluan Petunjuk Belajar Capaian pembelajaran Sub-capaian pembelajaran Uraian Materi I. Benua II. Teori Pembentukan Benua

III.

Samudera

Rangkuman Daftar Pustaka

A. B. C. D. E. F. G. A. B. C. D.

1 2 2

2 7 Teori limas 7 Teori Benua Apung 7 Teori Arus Konveksi 10 Teori Bumi yang Mengembang 12 Teori Kemagnetan Purba 14 Konsepsi Pemekaran Dasar Samudera 16 Teori Lempeng Tektonik 18 Hipotesis terjadinya samudera 22 Teori terjadinya samudera 23 Cekungan dasar Samudera 24 Karakteristik Samudera di Permukaan 25 Bumi 31 31

BIDANG KAJIAN : HIDROSFER DAN PERSEBARAN SUMBERDAYA ALAM MODUL 17 : PEMBENTUKAN BENUA DAN SAMUDERA PENDAHULUAN Planet Bumi tersusun atas daratan dan perairan. Daratan luas pada muka bumi disebut sebgai benua, perairan luas pada muka bumi dinamakan sebagai samudera. Bumi tersusun dari enam benua, yakni Benua Asia, Amerika, Afrika, Eropa, Australia, dan Antartika. Samudera tediri atas Samudra Pasifik, Atlantik, Hindia, dan Arktik. Pada modul pembelajaran Geografi ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang pembentukan benua dan samudera, teori-teori asal usul pembentukan benua dan samudera, serta karakteristik benua dan samudera yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan benua didasarkan berbagai macam teori seperti: teori limas, teori apung benua, teori lempeng tektonik, teori arus konveksi, teori bumi yang mengembang, teori kemagnetan purba, teori pengembangan dasar samudera. Sedangkan pembentukan samudera didasarkan teori benua apung, hipotesis Hill, hipotesis J.H.F. Umgrove, hipotesis V.J Vernansky, hipotesis V.V Belousov. Wawasan tentang proses pembentukan benua dan samudera ini sangat membantu dalam mempelajari sejarah pembentukan muka bumi dan pengaruhnya bagi kehidupan. Agar semua tujuan tersebut dapat tercapai, diharapkan modul ini dapat dipelajari dan peserta mencoba untuk mengaitkan antara bagian satu dengan bagian yang lain dalam modul ini, serta dengan seksama mengerjakan setiap tugas dan tes formatif yang telah disediakan.

PETUNJUK BELAJAR 1. Bacalah modul ini sebaik-baiknya dengan cermat 2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai dengan materi dalam modul ini 3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir modul ini. Saudara harus mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus dijawab dengan benar) 4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara dinyatakan belum tuntas. 1

5. Jika belum tuntas dalam belajar modul ini, jangan beralih ke modul berikutnya

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Dalam substansi keilmuan, setiap guru Geografi wajib menguasai pengetahuan Geografi yang setara dengan pengetahuan Geografi yang dikuasai oleh Sarjana Geografi.

Sub Capaian Pembelajaran Menguasai pengetahuan Geografi pada materi pembentukan benua dan samudera yang terdiri dari teori terbentuknya benua dan samudera, karekteristik benua dan karakteristik samudera serta dampaknya terhadap kehidupan di permukaan bumi.

Uraian Materi I.

BENUA Bumi merupakan salah satu anggota planet di dalam susunan tata surya.

Diperkirakan planet bumi telah berusia sekitar 4.6 milyar tahun. Kandungan planet bumi terdiri atas lapisan batuan (lithosfer), lapisan air (hidrosfer), lapisan udara (atmosfer), dan

magnetosfer yang melindungi bumi dari sinar ultra violet, badai

matahari dan radiasi latar kosmis. Ditinjau melalui satelit yang menginndera angkasa luar, planet bumi tampak seperti bola yang indah dan cerah keadaannya. Hampir sekitar 70 %

planet bumi tersusun atas perairan dan

sekitar 30%

terdiri dari daratan.

Katulistiwa atau ekuator merupakan garis khayal yang membagi bumi ke dalam dua bagian yaitu belahan bumi sebelah utara dan belahan bumi sebelah selatan. Diameter panjang bumi diwilayah ekuator sekitar 12.756.777 meter, lebih besar jaraknya bila dibandingkan lingkaran diameter yang melewati kutub dengan panjang 12.713.825 meter.

Sekitar 510.101.000 Kilometer2 merupakan luasan permukaan bumi secara

keseluruhan. Diferensiasi temperatur di bumi mencapai minus 80o Celsius hingga 55° Celsius, planet bumi mempunyai massa jenis sekitar 59.760 milyarton. Komposisi udara tersusun atas 78% gas nitrogen, 21% gas oksigen, 1% gas uap air, dan CO2, serta gas lain sisanya. Benua merupakan bagian utama dari bumi yang terdiri dari tanah, batu, batuan maupun daratan sangat luas sebagai tempat hidup manusia da makhluk hidup lainnya. Benua dapat mudah ditinjau dari globe, citra satelit maupun peta. Eurasia merupakan benua terluas di permukaan bumi dengan luasan keseluruhan mencapai 44.180.000 2

kilometer2 atau sekitar 29.6% dari luasan daratan seluruh bumi. Benua yang dapat dihuni dengan baik oleh manusia terdiri dari lima benua, sedangkan benua Antartika tidak dapat dihuni manusia karena temperaturnya yang sangat eksrim dingin, hanya peneliti yang menghuni secara temporal di benua Antartika (Mulyadi, 2008).

Benua Asia Benua Asia adalah benua paling besar dan berpenduduk paling padat di bumi yang luas wilayahnya berkisar 8.6% dari permukaan Bumi. Benua Asia terdiri dari lima puluh negara pada wilayah Timur Tengah, daratan luas Asia Kecil sampai Samudera Pasifik. Kurang lebih 60% penduduk di bumi hidup berada di benua Asia. Benua Eropa dan benua dihubungkan melalui jalur daratan dan kedua benua bersatu menjadi daratan raksasa dikenal dengan istilah Eurasia. Eropa dan Asia perbatasannya belum jelas menyebabkan negara Turki terkadang dikategorikan kedalam benua Eropa ataupun benua Asia. Dalam rangka kepentingan pemisahan kedua benua ini beberapa bentangan alam selalu digunakan yaitu, Laut Hitam, Pegunungan Kaukasus, Selat Bosporus, danau Kaspia, Sungai Ural (atau Sungai Emba), Laut Marmara, Pegunungan Ural,

Dardanella, hingga Novaya

Zemlya. Teruzan Zues juga merupakan daerah yang menghubungkan antara benua Afrika dan benua Asia. Benua Asia terbagi atas lima wilayah utama yakni: Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Barat, Asia Tengah, dan Asia Timur.

Benua Afrika Benua Afrika merupakan benua ke-2 terbesar di bumi serta urutan ke-2 paling banyak populasi penduduk dibawah benua Asia. Dengan 20.3% dari seluruh total daratan Bumi, wilayah benua Afrika memiliki luasan 30.245.050 kilometer² di dalamnya terdapat kepulauan berhimpitan. Populasi benua ini meliputi 800 juta jiwa tersebar pada lima puluh empat negara. Sebagian besar benua Afrika terletak pada belahan Bumi selatan. Berbatasan dengan Benua Eropa dipisahkan laut Tengah, Afrika menyambung ke benua Asia pada pengujung sebelah timur laut pada terusan Suez memanjang sekitar 131 Kilometer. Negara Mesir memiliki jazirah Sinai yang sering dianggap secara geopolitis sebagai bagian dari benua Afrika. Melalui penghujung utara, wilayah Cape Spartel negara Maroko, pada lintang 37°21′ Utara, sampai kepenghujung selatan, wilayah Cape Agulhas Afrika Selatan, pada lintang 34°51′15″ sebelah Selatan, membentang panjang kurang lebih 8000 kilometer; mealui penghujung barat, wilayah Cape Verde, membujur 17°33′22″ 3

sebelah Barat, hingga penghujung wilayah timur, Ras Hafun negara Somalia, membujur 51°27′52″ sebelah Timur, lebarrnya kurang lebih 7.400 kilometer. Garis pantai benua Afrika memiliki jarak sekitar 26.000 kilometer.

Benua Eropa Benua Eropa secara geografis bersatu dengan Asia. Eropa menjadi bagian tak terpisahkan dari daratan yang ada di Asia dikenal dengan istilah Eurasia. Pada sebelah timur benua Eropa dan Asia dibatasi dengan pegunungan Ural wilayah Rusia. Perbatasan Asia disebelah tenggaranya masih kabur. Umumnya perbatasan berupa sepanjang sungai Emba atau sungai Ural. Laut Kaspia menjadi perbatasan selajutnya, bersambungan dengan pegunungan Kaukasus, dan patahan Kuma-Manych, hingga mencapai laut Hitam; selat Bosporus, lautan Marmara, Daradanella berakhir pada perbatasan Asia. Eropa dan benua Afrika dipisahkan oleh laut Mediterania di sebelah selatan. Samudera Atlantik menjadi perbatasan pada sebelah barat Eropa. Negara Eropa hampir keseluruhnya ikut menjadi keanggotaan dari Uni-Eropa, Kecuali Belarusia, dan Kota Vatikan di Italia. Eropa mempunyai asosiasi Uni Eropa sekarang beranggotakan 27 negara yang terus-menerus bertambah. Benua Eropa secara geologi dan geografi merupakan jazirah atau semenanjung. Perbedaan budaya merupakan alasan utama pemisahan ke dua benua (Eropa-Asia). Batasnya di utara adalah Samudera Arktik, di barat adalah Samudera Atlantik, dan di selatan dibatasi oleh laut Tengah. Batas timurnya masih belum jelas karena pemisahan benua ini sendiri diawali oleh faktor kebudayaan. Eropa menjadi benua paling kecil ke-2 setelah benua Australia memiliki luasan sekitar 10.600.000 kilometer², Apabila dijumlah penduduknya sekitar 799.467.000 jiwa benua Eropa berada pada urutan ke-3 dibawah Asia dan Afrika.

Benua Autralia Benua Australia memiliki luasan wilayah sekitar 7.617.931 kilometer² terletak pada lempengan Indo-Australia. Benua Australia disekitari penuh dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Benua Asutralia dibatasi lautan Arafuru di Asia dan laut Timor. Benua terkecil di dunia dan negara terluas keenam menurut luas keseluruhan. Australia mengalami keterpencilan dan keterasingan mengakibatkan dikenal sebagai ‘benua kepulauan dan dinilai kepulauan paling luas di permukaan Bumi. Garis Pantai benua memanjang 34.219 kilometer ,serta memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sekitar 4

8.148.251 Kilometer². ZEE Australia bukan meliputi teritorial Antarktika. Bukan pula meliputi pulau Macquarie. Secara Astronomis benua Australia terletak pada lintang 9° LS smapai 44° LS, dan membujur 112° BT sampai 154° BT. Kondisi Iklim Australia cukup variatif terutama dipengaruhi adanya arus samudera, termasuk Dipol Samudra Hindia dan Osilasi El-Nino Selatan, berhubungan langsung gejala kekeringan secara periodik, dan sistem tropis berdepresi rendah pada musim panas menimbulkan siklon sebelah utara Australia. Faktor-faktor tersebut berdampak pada curah hujan beragam dari tahun ke tahun. Sebagian besar utara negara ini memiliki iklim hujan musim panas dominan tropis (monsun). Kurang dari 3/4 Australia terletak sebuah gurun yang wilayahnya tidak subur. Pada sudut Australia sebelah baratdaya mempunyai iklim Mediterania. Iklim sedang sebagian besar dijumpai pada wilayah Tasmania dan benua Australia sebalah tenggara.

Benua Antartika Benua Antarktika berasal dari kata“antarktikos” bahasa Yunani, yang menjadi lawan kata arktik atau anti-arktik merupakan benua baru melingkupi wilayah kutub sebalah selatan di Bumi. Antartika menjadi wilayah paling dingin di dunia, umumnya terkover dengan es dan salju abadi. Walaupun mitos serta spekulasi mengenai Terrarosa Australia atau tanah luas di sebalah selatan sudah melegenda, penemuan benua yang pertama kali diterima umum terjadi pada 1820 dan pendaratan pertamakali terekam pada tahun 1821. Meskipun demikian, peta yang dirilis Laksamana Piri Reis pada tahun 1513 menggambarkan suatu benua selatan kuat dugaan sebagai daratan Antarktika. Dengan luas 13.300.000 Kilometer², Antarktika menjadi benua paling luas ke-5 sesudah benua Eurasia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Meskipun demikian jumlah penduduknya sangat kecil sekali dan dihuni biasanya oleh para peneliti akibat suhu yang sangat rendah. Benua Antarktika merupakan wilayah

paling dingin di dunia yang memiliki

0

temperatur dibawah -85 sampai -90 C pada musim dingin dan 30 0C lebih pada msuim panasnya. Sebalah tengah benua memiliki iklim ekstrim dingin dan kering serta hanya menjumpai

curah hujan sangat minim. Turunnya salju juga terjadi dibagian pesisir,

dengan catatan tertinggi 48 inchi dalam 48 jam. Benua Antartika umumnya dilingkupi es mempunyai tebal rerata 2,5 kilometer. Tergantung letak lintang serta waktu siang dan malam secara konstan, mengakibatkan iklim yang tidak lazim dialami manusia terjadi di benua Antartika. Umumnya fauna yang terdapat pada wilayah ini yaitu pinguin. Pinguin 5

merupakan spesies burung tidak mampu terbang, tertapi pinguin adalah hewan pandai sekali menyelam. Paus, Singa laut, dan Anjing laut merupkan hewan lain yang dapat dijumpai di Antartika.

Benua Amerika (Amerika Utara dan Amerika Selatan) Amerika Utara terletak pada belahan bumi disebelah utara. Pada bagian utara dibatasi dengan samudera Arktik, pada bagian timur dibatasi Samudera Atlantik Utara, bagian selatan dibatasi dengan laut Karibia, dan bagian barat barat dibatasi Samudera Pasifik Utara. Benua Amerika Utara melingkupi daerah seluas 24.600.000 kilometer² atau kurang lebih 4,8% secara keseluruhan luasan bumi. Pada wilayah Amerika Utara menjadi kesatuan regional yang beranggotakan negara Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko. Seringkali Amerika Utara, dikategorikan menjadi benua sendiri, terpisah dengan Amerika Selatan. Perbatasan Amerika Utara dan Amerika Selatan terdapat pada selat Panama. Amerika Selatan merupakan

benua terletak diantara Samudera Pasifik dan

Samudera Atlantik menyambung pada Amerika Utara melalui tanah genting Panama. Amerika Selatan dilalui garis ekuator, umumnya daratan benuanya berada di belahan bumi selatan. Bagian barat benua Amerika Selatan terdiri dari barisan pegunungan Andes mulai utara hingga ke selatan, sedangkan bagian timur benua merupakan dataran rendah sebagian besar menjadi cekungan sungai Amazon. Dominasi hutan hujan tropis luas. Dugaan benua Amerika Selatan dihuni pertama kali oleh manusia yang berpindah secara menetap orang Asia melalui tanah genting bering dan sekarang merupakan selat Bering hingga menuju Amerika Utara dan menuju selatan mengarah Amerika Selatan. Dugaan lainnya mengenai perpindahan

menuju Amerika Selatan adalah dari bagian selatan

Samudera Pasifik melalui kepulauan wilayah Oceania. Luasan wilayah Amerika Selatan menempati urutan ke-4 sesudah benua Asia, benua Afrika dan benua Amerika Utara penduduknya menempati urutan ke-5 sesudah benua Asia, benua Afrika, benua Eropa dan benua Amerika Utara. Pada Benua Amerika Selatan, kesenjangan penduduk kaya dan miskin diparitasnya melebar. Pada Negara

Argentina, Chile, Venezuela,

Brasil, Paraguay, Bolivia serta

banyak negara Amerika Selatan lainnya, penduduk 20% yang terkaya dapat mempunyai lebih 60% kekayaan negara, sedangkan penduduk 20% paling msikin hanya mempunyai kurang 5%. Kesenjangan tersebut terlihat kebanyakan perkotaan besar Amerika Selatan dijumpai slum area disekitar apartemen mewah dan bangunan tinggi pencakar langit. 6

II. TEORI PEMBENTUKAN BENUA Planet Bumi mempunyai susunan

lebih kurang sepertiga bagian permukaannya

berupa benua, sedangkan dua pertiga permukaannya tersusun atas perairan di samudera luas. Proses terbentuknya benua di permukaan bumi dikemukakan oleh para ahli geologis khususnya melalui macam-macam konsepsi dan teori.

A. Teori limas (the tetrahedral theory) Teori limas dikemukakan oleh ilmuwan Lowthian Green pada tahun 1875. Green membandingkan bumi dengan tiga sisi piramida yang (segitiga limas)

berbentuk segitiga datar

sebagai dasarnya yang disebut tetrahedron.

Green beranggapan

sudut-sudut dari limas menunjukkan benua dan bidang sisi limas menunjukkan samudera. Teori limas menghipotesiskan kondisi benua senantiasa berada pada kesetimbangan tetap, stabil posisinya, tetapi terpisah antara lempeng dengan lainnya. Gambar 1 memperlihatkan bagaimana posisi benua dipisahkan oleh tiga lempeng samudera.

Gambar 1. Konsep Limas Segitiga (Sumber: Hamilton, 1989) B. Teori Benua Apung (continental drift) Teori benua apung dikemukakan oleh ilmuwan Taylor pada tahun 1910, yang kemudian dikembangkan oleh Wegener (1912 sampai 1930). Pada teori benua apung, benua dicontohkan seperti suatu bahan yang tersusun atas Silikat- Almunium (SI-AL) terapung di atas bahan yang mempunyai kepadatan lebih tinggi yang sifatnya plastis dan membentuk Silikat Magnesium (SI-MA) atau disebut kerak samudera. 7

Gambar 2 Teori Benua Apung

Pada gambar 2 menunjukkan bagaimana perubahan lempeng benua dan samudera dari masa ke masa mulai dari Pangea pada 225 juta tahun yang lalu, Laurasia dan Gonwana pada 200 juta tahunyang lalu, masa Jurassic pada 135 juta tahun yang lalu, masa creataceus pada 65 juta taun yang lalu, hingga masa sekarang. Wegener berpendapat bahwa celah yang terjadi di Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan lautan di sebelah selatan bukanlah disebabkan oleh suatu bencana, tetapi terjadi secara berlahan-lahan dan bertahap, dalam cakupan masa geologi. Pendapat yang diakui kesamaan bentuk, kesamaan geologi, dan kesamaan beberapa makhluk hidup yang hidup di pantai seberang sebenarnya didukung Wegener dengan suatu argumentasi hasil survey yang mengatakan bahwa Greenland bergerak ke arah Eropa dengan kecepatan yang dapat diukur. Adannya deposit batubara di Antartika yang dapat menjelaskan bahwa dimasa lampau benua Antartika pernah berada dekat pada wilayah katulistiwa

mengingat mineral batubara terbentuk dari fosil tumbuhan

beriklim tropis. Lebih jauh Wegener menambahkan bahwa karena bumi merupakan 8

suatu bola yang berputar, maka terjadilah kekuatan yang mendorong benua-benua ke arah katulistiwa. Wegener berpandangan bahwa benua-benua itu berjalan melewati karang di dasar laut. Teori ini kurang berhasil meyakinkan ilmuwan lain, terutama yang terkait dengan mekanisme pergeseran benua-benua tersebut. Sementara para ahli biologi secara khusus menyetujui bahwa persamaan itu memang nyata, para ahli geologi dan fisika tidak menyetujui argumentasi Wegener yang lain dan berpendapat bahwa terjadinya persamaan itu bukan karena pengapungan benua. Beberapa ahli berpendapat bahwa jembatan tanah pernah menyeberangi lautan dan menjadi penyebab terjadinya persamaan kehidupan. Untuk menyangkal pendapat Wegener, para ahli menyebutkan bahwa survey yang dilakukan Wegener adalah salah dan daya pada sebuah bola berputar itu kecil serta bergerak ke arah berlawanan. Mereka selanjutnya berpandangan, meskipun kepulauan Andes di Amerika Serikat terjadi seperti ombak sebelum benua bergerak kea rah barat, ternyata tidak terdapat tanda keretakan atau gangguan sepanjang pantai sebelah timur Amerika, tempat jalur ombak benua seharusnya dapat dilihat. Meskipun argumentasi ini tidak menghancurkan sama sekali kemungkinan adanya pengapungan, mereka menarik kembali dukungan terhadap teori Wegener. Ketika Wegener meninggal tahun 1930 baru sedikit ahli geologi yang menerima gagasan Wegener. Gambar 3 menunjukkan bagaimana kesesuaian garis pantai pada tepian batas pantai Afrika dengan pantai tepian benua Amerika serta kesesuaian garis pantai benua Australia dengan benua Antartika yang menjadi hipotesis Wegener bah dahulunya benua-benua tersebut pernah menyatu dan terpisah akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi.

Gambar 3. Kesesuaian batas tepi Afrika-Amerika dan Australia-Antartika 9

Sebagai perkecualian ada beberapa ahli geologi di belahan bumi selatan , yang terkesan oleh kecocokan letak garis pantai di seberang samudera. Beberapa ahli geologi dari Alpen juga terkesan oleh luasnya kompresi yang beratus-ratus Kilometer, yang ditunjukkan dengan adanya lipatan dan saling

mencuatnya batu-batuan di

gunung-gunung. Ahli yang lain melihat hanya sedikit kegunaan teori apung benua dan tidak dapat menerangkan teori pengapungan pada bumi yang padat.

C. Teori arus konveksi (convection current) Teori ini disampaikan Holmes. Holmes berpendapat lempengan-lempengan benua satu dengan yang lain mampu melakukan pergeseran akibat terjadinya arus konveksi. Lempengan-lempengan benua merupakan material pasif berada di atas astenosfer arus konveksi, akibatnya lempengan kerak bumi dapat bergerak bebas. Lempengan-lempengan terebut terhubung dengan punggungan-punggungan di tengah samudera, yakni daerah arus konveksi ke atas dari astenosfer dan timbul pada permukaan bumi melewati retakanretakan. Parit laut (oceanic trench) serta alur-alur orogenesis sebagai lokasi pada muka bumi tempat terjadinya arus konveksi. Menjelang kematian Wegener, beberapa ahli geologi mendapatkan pengamatan yang mengemukanan suatu mekanisme dan menyiapkan keterangan tentang terjadinya pengapungan benua. Mereka menyadari bahwa beberapa unsur radioaktif alamiah yang kemundurannya lambat di dalam bumi mengeluarkan panas yang cukup besar, sehingga bumi meskipun pada umumnya padat-panas sekali sampai putih; cukup panas untuk mengubah bentuk batu-batuannya. Batu-batuan ini kemudia secara berlahan-lahan dapat diubah bentuknya untuk membangkitkan arus konveksi di bagian dalam bumi. Para ahli geologi ini kemudian mengemukakan bahwa arus dapat naik di bawah punggungpunggung bukit yang kemudian hanya diketahui dengan samar-samar terjadi sepanjang poros pusat lautan. Arus itu kemudian akan berbalik lagi ke bagian gunung-gunung yang aktif dan palung lautan, seperti yang terdapat di Chili, Peru, Alaska, dan Asia Timur. Arus-arus yang disebutkan tersebut mendorong benua-benua di atasnya dengan kecepatan rerata 5 sampai 10 cm setiap tahunnya. Kulit bumi bersifat padat, dingin, dan terapung di atas lapisan mantel. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera, sedang kerak bumi yang membentuk benua dinamakan lempeng benua. Di bawah lempeng samudera dan lempeng benua adalah lapisan mantel. Lapisan mantel berupa massa cair pijar yang sangat panas. 10

Proses yang terjadi pada lapisan mantel, persis seperti proses yang terjadi dalam panci (Matthews, 1983).

Gambar 4. Teori Arus Konveksi Gambar 4 melukiskan bagaimana arus konveksi bergerak, sedangkan pada gambar 5 dan 6 merupakan proses terjadinya arus koveksi yang diumpakan seperti air dalam panci yang dipanasi dari bawah, akan terjadi gerakan air ke atas (konveksi), kemudian berbelok ke kiri dan ke kanan, sehingga terbentuk putaran air. Arah gerakan air pada konveksi sebelah kanan sesuai dengan putaran jarum jam, sedang arah gerakan air pada konveksi sebelah kiri berlawanan arah putaran jarum jam. (Perhatikan arah anak panah). Konveksi semacam ini akan terus berlangsung selama ada pemanasan dari bawah.

11

Ke AIR

Putaran air

Putaran air M

Gambar 6. Konveksi pada lapisan mantel

Gambar 5.

Konveksi dalam

panci

yang dipanasi Proses yang serupa juga terjadi dalam massa cair pijar yang terdapat di lapisan mantel. Pemanasan yang terus menerus dari lapisan inti bumi menyebabkan terjadinya konveksi pada lapisan mantel. Kerak bumi yang terus menerus ditumbuk oleh arus konveksi, lama kelamaan akan bengkok ke atas dan patah. Patahan kerak bumi yang terapung di atas arus konveksi akan bergeser mengikuti gerak arus konveksi (Kious et.al, 2008)

D. Teori bumi yang mengembang (the expanding earth) Teori ini dikemukakan oleh J.K.E. Halm (1935) dan diteruskan oleh Bruce C. Heezen. Teori ini mengasumsikan bahwa pada awal-awal pembentukannya, bumi berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran saat ini, kira-kira 30% ukuran bumi sekarang. Pada waktu bumi mendingin, kerak terbentuk di permukaan, kemudian diikuti oleh berkembangnya ukuran bumi. Saat berkembangnya bumi tersebut, kerak asli mengalami retak dan membentuk benua-benua. Jika diasumsikan bahwa bumi berkembang seperti balon yang mengembang, sedangkan benua yang asli secara kasar memiliki ukuran yang 12

sama, maka akan terbentuk kerak-kerak tambahan. Penjelasan ini masih bersifat spekulasi, tetapi memberikan keterangan yang masuk akal bagi sejumlah keberatan yang menghadang teori Wegener. Apabila diperhatikan lebih lanjut, sebenarnya teori yang dikemukakan oleh Halm ini hampir sama dengan teori apung benua Wegener, hanya saja Halm menambahkan selain pemisahan benua juga terjadi pertambahan luasan pada masing-masing kerak bumi yang memisah. Melalui pengematan pada perkembangan Mid Oceanic Ridge, dasar benua yang tua tertelan di palung samudra. Dengan begitu hipotesa Expanded Earth yang menyatakan bahwa bumi itu berkembang terbantahkan. Dengan demikian ukuran bumi tidak bertambah, batuan dasar samudra memiliki umur yang muda, dan timbunan dasar sedimen sangat sedikit di dasar samudera, karena adannya daur ulang kerak bumi (Matthews, 1983). Gambar 7 menggambarkan perderakan benua dan samudera dari masa ke masa.

Gambar 7. Teori Bumi yang mengembang (sumber: Matthews, 1983) Keterangan: 1) Letak benua pada 200 juta tahun yang lalu lalu 2) Letak benua pada 180 juta tahun yang lalu 3) Letak benua pada 135 juta tahun yang lalu akan 4) Letak benua 65 juta tahun yang datang 5) Letak benua saat ini 6) Letak benua 50 juta tahun yang akan datang

13

E.

Teori Kemagnetan Purba (palaeomagnetism) Melalui kajian Palaeomagnetism atau telaah magnetis di bumi, Sekitar tahun 1956,

dua penemuan besar menjadi pemikiran para geologis. Salah satu penemuan itu menyatakan bahwa gerakan benua pada masa lalu dapat diikuti jejaknya melalui suatu analisis kemagnetan batu-batuan yang terdapat di benua. Penemuan yang kedua menyebutkan bahwa selalu ada punggung-punggung bukit di tengah lautan di Samudera dunia. Sejak jaman dahulu sudah diketahui bahwa batu-batuan, khusunya bijih besi merupakan magnet alam dan dapat dipakai sebagai kompas. Semakin lama instumen ini disempurnakan dan diketahui bahwa sebagian besar batu-batuan bermagnet, meskipun lebih lemah dari bijih besi. Batu-batuan memperoleh kemagnetan dari medan magnet bumi pada waktu pembentukannya dan kemudian batu-batu itu menyimpan kemagnetan. lava yang dimuntahkan dekat kutub magnet bumi diberi daya magnet, yaitu ketika mendingin waktu melalui arah vertikal yang sama dengan medan di kutub. Sedimen yang menumpuk di samudera dekat kutub juga bermagnet. Arah ini dapat terjadi melalui cara sebagai berikut: saat batuan beku dan sedirnen terbentuk, partikel magnet yang ada pada batuan tersebut memiliki arah dan dip yang sama sebagai medan geomagnetik lokal pada saat batuan tersebut memadat. Sebaliknya, batu-batuan yang terjadi di dekat katulistiwa tempat medan magnetik letaknya horizontal, mengandung magnet. Batu-batuan berisi magnet dalam arah sesuai dengan garis lintang tempat batu-batuan itu terjadi dan arah magentik itu akan tetap dipertahankan. Telaah mutakhir memperlihatkan batu-batuan di benua menunjukkan arah medan magnetis beragam antar stadia geologi satu dengan lainnya. Artinya, Magnetik masa lampau membuat acuan kemana letak kutub magnetis bumi yang bisa perlihatkan pada masa

berbeda sepanjang sejarah geologis. Telaah

kemagnetisan bumi sangat utama, sebab dapat menopang teori pergeseran atau gerak lempeng benua pada kurun waktu, dan mendukung pendapat mengenai terbentuknya kerak samudera baru yang terjadi secara kontinyu. Lebih lanjut, diketahui perubahan orientasi magnetic dapat dipresiksi, apabila benua-benua bergerak sesuai dengan teori Wegener. Hal ini merupakan pengakuan dan bukti nyata terhadap teori pengapungan benua.

14

Gambar 8. Kemagnetan dan polanya di Bumi (Sumber: Hamilton, 1989)

Gambar 8 menunjukkan pola magnetic yang mengikuti pola perkembangan midoceanic ridge. Pengkajian tentang mid oceanic ridge pada samudera terus berlanjut dengan penemuan-penemuan baru yang memungkinkan berkembangnya teori baru. Survei magnetic terhadap dasar samudera mengungkapkan adanya pola garis yang teratur dari pemagnetan dasar samudera yang secara bergantian melemah dan menguat. Pada permulaan tahun 1960, dua peneliti oseanografi Inggris, F.J Vine dan D.H Mattew, menyatakan bahwa garis-garis itu berhubungan pararel dengan poros-poros dari pungung-pungung bukit samudera dan mengikuti pungung-punggung bukit itu di sekeliling bumi. Mereka mengatakan bahwa medan magnet bumi diketahui dapat berbalik pada jarak waktu antara beberapa ribu sampai beberapa juta tahun. Pembalikan ini berarti bahwa medan magnet bumi, tanpa mengubah arahnya, menjadi semakin melemah, sehingga akhirnya menghilang, dan kemudian berbalik ke arah yang 15

benar-benar berlawanan. Apa yang dahulu menjadi kutub magnetik utara menjadi kutub magnet selatan dan sebaliknya. Geofisikawan menggunakan instumen magnetik secara disengaja menemukan keanehan keragaman magnetik sepanjang dasar samudera. Keragaman magnetik tersebut tercatat pada batuan basalt yang terletak di dasar samudera. Batuan Basalt banyak mengandung unsur besi (Fe) menjadi unsur pembentuk utama samudera sebab memiliki kandungan unsur-unsur magnetis. Dalam penelitian lebih lanjut, ditemukan fakta adanya dua sifat magnetis batuan, yaitu kutub normal dan kutub berlawanan. Vine dan Mattew mengemukanan bahwa lava mengalir sepanjang puncak-puncak punggungan bukit samudera dan membentuk dsar laut yang baru itu akan termagnetkan sewaktu mendingin dan membentuk medan magnet bumi. Lava ini akan ditambahkan ke pada lempeng-lempeng yang terpisah dan terbawa secara merata ke semua arah. Kemdian, sesudah melewati jangka waktu berjuta-juta tahun, medannya terbalik, lava yang masuk sesudah medan yang terbalik itu akan bermagnet ke arah yang terbalik tadi. Pemagnetan terbalik ini bergantian menguatkan dan melemahkan dampak megnetis yang diukur dalam survey dan akan muncul sebagai pola bergaris simetris di sekeliling poros dsar laut yang terbentang.

F.

Konsepsi Pemekaran Dasar Samudera (the concept of sea-floor spreading) Menjelang tahun 1960 banyak kapal menyelidiki pungung-punggung bukit.

Berdasarkan bukti yang terkumpul tahun 1962, ahli geologi Harry Hess dari Universitas Princeton mengemukakan gagasan bahwa puncak bukit adalah tempat dasar samudera terpisah. Hess mengembangkan teori arus konveksi. Konsepsi tersebut yang mendasari timbulnya teori lempeng tektonik. Hess berpendapat bahwa karena dua sisi berbelok, lava panas yang masuk dari bawah kerak menyebabkan terjadi dasar samudera. Hess Mengkombinasikan hal ini dengan pemikiran bahwa kerak permukaan menjadi dingin dan rapuh, dapat bergeser, karena terbawa arus yang bergerak lambat di bagian dalam bumi yang panas sampai kerak patah lagi. Kemudian sebagian dari kerak bumi dapat tertindih dan terbawa ke bawah sisi pecahan yang lain. Pada lokasi punggungan pertengahan samudera, lokasi dimana arus konveksi timbul, terbentuklah kerak bumi baru yang menumpang di atasnya arus konveksi yang berasal dari astenosfer. Kerak bumi baru ini terus-menerus dibawa sampai mencapai jarak sangat jauh. Apabila kerak bumi sampai menunjam ke arah palung, maka kerak bumi 16

mengalami penenggelaman dan terus masuk hingga ke arah astenosfer. Kious et al.,(2008) mengemukakan bahwa konsepsi pemekaran dasar samudera, menekankan bahwa pergerakan terjadi pada lempeng benua benua bersama lantai samudera. Keduanya menumpang secara pasif di atas arus konveksi yang ada di dalam astenosfer (mantle). Gambar 9 melukiskan bagamana pergerakan lempeng tektonik. Pada bagian bawah gunung-gunung yang aktif, palung-palung samudera , dan busur pulau sering terjadi lilitan gempa bumi terutama pada daerah samudera Pasifik, melewati jajaran pegunungan Himalaya dan Alpen, serta menyeberangi Eurasia. Pada tempat-tempat lapisan kerak yang rapuh tertekan masuk ke dalam bumi, maka kerak akan pecah. Hal ini dapat menjelaskan mengapa gempa bumi yang damati terjadi di bawah tanah berada di daerah-daerah ini pada kedalaman sampai sejauh 700 Kilometer. Penemuan berikutnya yaitu tentang adanya bukit di tengah samudera di seluruh dunia memperlihatkan adanya mekanisme yang dapat menjelaskan terjadinya gerakan kerak bumi. Maurice Ewing dan peneliti geologi mengadakan pengamatan secara teliti. Bukti-bukti yang dikumpulkan sesudah beberapa tahun menyatakan bahwa suatu sistem gunung yang sangat lebar terletak di tengah samudera Atlantik mulai dari Arktik sampai ke samudera bagian selatan. Sistem ini disebut punggung bukit di tengah samudera (midocean ridge), membelok ke Samudera Hindia (Bemmelen, 1949). Di tengah samudera Hindia punggung bukit itu bercabang, satu menuju teluk Aden dan laut merah, dan yang satunya melewati suatu jalur tengah antara Australia dan Antartika, menyeberangi samudera Pasifik dan masuk ke teluk California. Di sana punggung bukit ini membetuk retakan San Andreas dan kemudia muncul lagi di pantai Kanada sampai sejauh Alaska. Suatu lembah retak disebut rift; pada kebanyakan tempat mengikuti puncak punggung bukit. Gempa bumi yang dangkal terjadi sepanjang garis poros pada semua samudera (Thornbury, 1958).

17

Gambar 9. Penyebaran dasar laut dan aktivitas tektonik (sumber: Hall, 1995)

G. Teori Lempeng Tektonik (the theory of plate tectonics) Pada taun 1965, Robert Paker dan Mc. Kenzie, dua geofisikawan asal Inggris mengemukanan pemikirannya mengenai pergerakan samudera dan benua mengalami pergeseran terus-menerus (mobile). Teori tersebut dikenal dengan istilah teori lempeng tektonik yang menjadi arah pijakan baru dalam kajian ilmu bidang kebumian. Sekitar tahun 1965 penyelidikan lebih lanjut menyatakan bahwa permukaan bumi terpecah dalam enam lempeng besar dan beberapa lempeng kecil. Lempeng tektonik tersebut kaku dan batas-batasnya ditandai oleh adanya gempa bumi, manakala lempeng itu bergerak dan seringkali juga ditandai dengan munculnya gunung berapi. Teori lempeng tektonik menghubungkan gagasan mengenai pengembangan dasar lautan terkait hipotesis terdahulu, yakni terori benua apung. Teori lempeng tektonik sedikit berbeda dengan teori apung benua. Teori apung benua mengatakan setiap benua bergerak seperti sebuah kapal melalui dasar lautan. Menurut

Hall

(1995),

Teori

lempeng tektonik menjelaskan bahwa benua itu seperti rakit yang membeku di dalam es dari suatu arus yang mengalir, terseret bersama dasar samudera di sekitarnya di dalam lempeng-lempeng raksasa. Ada pendapat yang menyatakan bahwa pembentukan relief yang ada dimuka bumi dikontrol oleh subduksi, sehingga dijadikan mekanisme yang lebih penting. Pada mekanisme tersebut, peranan gravitasi bumi besar dalam membantu peleburan salah satu lempeng yang menunjam. Gaya ini disebut slab pull hingga sekarang menjadi rujukan menjadi energy gaya menggerakkan lempeng.

18

Pada intinya teori lempeng tektonik terdiri dari dua komponen utama. 1) Komponen geometris, berpandangan kerak bumi mempunyai mosaik lempeng, terdiri dari lempeng samedera dan lempeng benua. Kulit bumi dapat diibaratkan seperti kulit telur yang mengalami rekahan di babarapa wilayah. 2) Komponen kinematik, terkait dengan komponen pergerakan. Bagian-bagian keragaman (lempeng), kecil maupun besar, dengan keragaman ukuran, secara konstan terus bergerak; lempengan tektonik terus bergeser di atas “mobile zone” bagian astenosfer teratas.

Gambar 10 menjelaskan bagaimana lempeng-lempeng tektonik bergerak. Lempeng tektonik ada yang saling menjauh dan mendekat/bertumbukkan antara lempeng

samudera dengan samudera, lempeng benua dengan samudera dan

lempeng benua dengan benua.

Gambar10. Gerakan Lempeng Tektonik (sumber:http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011YAKUB_MALIK/HANDOUT_TEKTONIK_LEMPENG.pdf)

Teori lempeng tektonik memberikan pemikiran lebih lanjut bahwa kerak bumi bagian luar dapat terbagi ke dalam sejumlah lempeng dengan berbagai ukuran , dimana disetiap lempeng bersinggungan satu dengan lainnya, ada yang saling menumbuk maupun saling menjauh. Pergerakan lempeng tektonik terjadi karena adanya arus konveksi disertai adanya dampak dari gaya gravitasi bumi, yang mendorong dan 19

menarik pergerakan tersebut. Lempengan utama yang berupa bagian benua bumi terdapat enam lempeng. Ke-6 Lempeng di bumi adalah: 1. Lempeng Antartika 2. Lempeng Amerika 3. Lempeng Afrika 4. Lempeng Eurasia 5. Lempeng Hindia (Indo-Australia) 6. Lempeng Pasifik

Lempeng Amerika terdiri dari Amerika Utara dan selatan serta dasar samudera Altlantik bagian barat. Lempeng Afrika terdiri dari Afrika dan sebagian besar dasar samudera sekitarnya, lempeng Eurasia terdiri dari Eropa, Asia, dasar laut disekitarnya, Lempeng Hindia meliputi India, Australia, dan samudera dasar laut antara lempenglempeng itu, lempeng pasifik mendasari samudera Pasifik. Gambar 11 menunjukkan Pembagian bumi menjadi lempengan-lempengan utama, yang menunjukkan penyebaran dari pegunungan di tengah laut.

Gambar 11. Lempeng benua dan samudera (sumber: Hall, 1995)

20

Jenis interaksi lempeng 1). Konvergensi (convergent) Kedua lempeng bertubrukan dan tumpang tindih, gunung-gunung muda, busur-busur dan palung-palung akan menjadi batasnya. 2). Divergensi (divergent) Kedua lempeng yang mengalami pemisahan sehingga terjadi lantai samudera baru, punggung-punggung samudera diantaranya menjadi batasnya 3). Transformasi (strike-slip) Kedua lempengan masing-masing bergeser secara horizontal , maka terjadilah suatu system yang disebut keretakan transformasi. Sistem keretakan

San

Andreas di antara lempeng Amerika dan lempeng Pasifik 4). Kombinasi (triple-junction) Ketiga tipe gerkan ini saling bergabung ke dalam suatu jaringan untuk memecah seluruh kerak bumi menjadi suatu deretan lempeng. Sistem ini dan seluruh gerakannya disebut sistem lempeng tektonik.

Perlu diingat bahwa suatu hukum geometri menyebutkan bahwa gerakan relative dari suatu bagian kulit bumi terhadap bagian lain selalu merupakan suatu rotasi sekeliling kutub-kutub dan poros yang dapat ditentukan. Oleh sebab itu, lempenglempeng bergerak relative dari satu ke yang lainnya (Samodra, 1992).

Gambar 12

Gerak Lempeng Divergen, Konfergen Dan Transformasi(sumber: Hall, 1995)

21

Gambar 13. Gerak Lempeng Kombinasi (sumber: Hamilton, 1989)

III.

SAMUDERA A. Hipotesis terjadinya samudera 1.

Hill mengemukakan kerak bumi awalnya terbentuk di wilayah kutub tersusun atas material feldspar dengan ketebalan sekitar 1,5 Kilometer. Dampak dari pengaruh radio aktif disertai panas di dalam bumi mengakibatkan permukaan bumi tersebut menggelembung hingga terbentuklah daratan yang luas. Magmatis yang bersifat basalt lebih berat terletak di dsar samudera yang berada di atas benua.

2.

J.H.F. Umgrove berpandangan, bahwa awalnya kerak bumi tidak hanya terdapat di daerah kutub saja, akan tetapi merata ke seluruh permukaan bumi yang menyebabkan kerak bumi mengalami banyak retakan. Pendapat Umgover retakan-retakan tersebut menjadi asal terbentuknya samudera yang luas.

3.

V.J Vernansky berhipotesis tentang terpisahnya bulan dari bagian bumi yang masih plastis. Karena rotasi bumi sejumlah massa magma dan kerak bumi tersebut terlempar ke luar antariksa, dampaknya pada kerak bumi terbentuk cekungan sangat luas yang pada akhirnya membentuklah samudera Pasifik.

4.

V.V Belousov berhipotesis bahwa dasar samudera terbentuk karena penurunan secara terus-menerus tanah yang ada di daratan. Oleh sebab

itulah perairan samudera

mengalami perluasan sampai ke arah daratan. Menurut Belousov samudera Hindia dan samudera Atlantik terus mengalami perluasan samapai masa tersier, sedangkan 22

pada samudera pasifik mengalami perluasan sampai ke daratan hingga pada masa quarter.

B. Teori terjadinya samudera Terdapat berbagai teori-teori

mengenai sejarah terbentuknya

samudera,

diantaranya: 1.

Teori kontraksi (Contraction theory ). James Dana dan Elie De Baumant pada tahun 1847-1852 mengemukanan bahwa sebelum terbentuknya bumi, kondisi bumi masih panas. Kemudian mengalami pendinginan hingga terbentuk kerak bumi. Pada masa jutaan tahun kemudian terjadi perubahan di dalam lapisan bumi. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terbentuknya continen dan cekungan samudera. Kondisi ini bisa diasumsikan karena di bawah kerak bumi terdapat batuan bersifat plastis yang lebih berat umumnya dikenal dengan istilah mantel atau astenosfer.

2.

Teori Gravitasi (Gravity theory). Para pakar Geologis berpandangn bahwasanya basin yang ada pada samudera terjadi saat bintang besar melintasi medekat di bumi. Akibat pengaruh gaya gravitasi menyebabkan terjadi tarik-menarik antara bintang dengan bumi. Kondisi bumi yang masih panas dan lunak (plastis) sehingga bagian luar bumi tertarik ke angkasa luar. Bekasnya membentuk basin yang luas sebagai samudera, berdasarkan teorinya basin yang luas itu merupakan cekungan samudera Pasifik. Sedangkan bumi bagian luar yang terlepas ke angkasa membentuk menjadi bulan.

3. Teori Meteroid (Meteroid theory ). Berdasarkan teori meteroid terbentuknya basin yang luas

di samudera sebagai dampak dari

kejatuhan

meteor

angkasa luar.

Dihipotesiskan cekungan-cekungan pada kawah danau pada bulan dan

bumi di

samudera terbentuk akibat daya yang sama. Kuatnya benturan dari meteor cekungan itu terisi oleh air dan menjadi samudera. 4.

Teori Benua Apung (Contonental Drift theory). Pada tahun 1930-an Alfred Wegener mengemukakan Teori ini. Wegener berpandangan bahwa ketika kerak bumi mengalami pendinginan terbentuklah suatu kontinental yang sangat besar yang dikenal dengan Pangea. Meskipun Kontinental itu besar tetapi relatif ringan sehingga mampu mengapung di atas batuan plastis di bawahnya dengan massa lebih berat. Kemudian

terbentuklah dua lempengan luas. Lempengan bagian utara terbentuk

Amerika Utara dan Eurasia sedangkan lempengan bagian selatan terbentuk Amerika Selatan. Lempengan keduanya tersebut terpisah dengan adanya samudera luas yang 23

dinamakan sebagai Tethys. Kemudian lautan thetys semakin sempit menjadi lautan Mediteran, laut Hitam dan laut Kaspia. Contonental Drift theory dapat dibuktikan berdasarkan kesesuaian bentuk pantai Amerika selatan, Eurasia serta Afrika. Bukti lainnya yang memperkuat Continental Drift theory yaitu ditemukannya kesamaan fosil-fosil tumbuhan dan hewan pada fosil purba pada pantai masing-masing benua tersebut. Fosil tumbuh-tumbuhan dan hewan atau spesies khusus ditemukan pada fosil purba tersebar di pantai Amerika Selatan, Afrika, Eurasia, Hindia dan Siberia.

C. Cekungan Dasar Samudera (Ocean Basin) Ocean Basin mempunyai bentuk-bentuk topografi khusus, diantaranya abysal plain dan abysal hill, trench, sub marine ridge, sub marine plateau, seamount dan guyot. a) Abysal plain dan abysal hill Abysal plain merupakan bagian terbesar dari topografi dasar laut. Ke arah benua abysal plain biasanya bersambungan langsung dengan continental ride. Abysal plain paling rata dibandingkan dengan bentuk-bentuk topografi dasar laut yang lain. Pada bagian-bagian tertentu terdapat abysal yag eliefnya lebih besar, abysal yang demikian disebut abysal hill. b) Trench ( trough = palung laut ) Trench adalah dasar laut yang sangat dalam, sempit dan panjang. Dasarnya kadang-kadang rata jika berisi dengan sedimen. Sedimen di dasar trench terutama mengendap akibat adanya turbidity current. Larangannya sangat curam, biasanya antara 110 – 160 . Kemiringan lereng terbesar adalah pada Tengah Trench yaitu sampai sebesar 450 . Trench pada umunya terbentuk terdapat dekat kontinen atau sejajar dengan pulau-pulau dan deretan pegunungan yang bersifat vulkanik dan seismik. c) Sub marine ridge ( Punggungan dasar laut = ambang laut ) Sub marine ridge adalah dasar laut yang dangkal, panjang dan memisahkan laut yang dalam. Jika larangnya tidak terlampau terjal disebut oceanecerise. Sub marine ridge yang sangat menarik adalah sub marine ridge yang bersambungan disemua lautan di dunia. Sub marine ridge ini tersebut lebih dari 40.000 mil. Lebarnya antara 600 – 250 mil. Tinggiya paa umumnya 6500 – 13.000 kaki dari dasar abysal plain. Pada beerapa tempat puncak Mid Oceanic Ridge tersebut muncul sampai diatas permukaan laut. Bagian tengah membujur Mid Oceanic ridge 24

itu terdapat lembah patahan ( rift valley). Sepanjang Mid Oceanic Ridge dijumpai banyak patahan yang arahnya tegak lurus. Mid Oceanic Ridge merupakan jaluran yang bersifat vulkanik dan seismik di lautan. Dan diketahuinya sifat – sifat Mid Oceanic Ridge ini lahirnya teori yang terkenal yaitu sea floor upreading. d) Submarine plateau Submarine plateau adalah dasar laut yang datar lebih dangkal daripada abysal plain disekitarnya dalam ukuran yang luas. Submarine plateau yang terkenal diantaranya adalah plateau Telgraf di Atlantik Utara dan plateau Albatros di Pasifik bagian timur. e) Seamount dan Guyot. Seamount dan Guyot adalah gunung berapi yang muncul didasar laut tetapi puncaknya masih berada dibawah permukaan laut. Jika puncaknya datar disebut Guyot. Puncak yang datar itu terjadi apabila puncak Seamount yang hampir mencapai permukaan laut itu mengalami erosi gelombang laut. Tabel 2. Persentase Continental margin dan Ocean basin Samudera No

Continental

Ocean

Margin

Basin

% dari seluruh lautan

Continental

Continental

Abysal

Ocean

shelf&slope

rise

plain %

ridge %

Lain-lain%

1

APasifik

13,1

2,7

43,0

35,09

6,3

50.1

2

Atlantik

17,7

8,0

39,3

32,3

2,7

26.0

3

Hindia

9,1

5,7

49,2

30,2

5,8

20.5

4

Artik

68,2

20,8

0

4,2

6,8

3.4

15,3

5,3

41,8

32,7

4,9

100

Persentase total

D. Karakteristik Samudera di Permukaan Bumi Planet bumi terdiri dari empat samudera luas, masing-masing samudera mempunyai karakter yang khas.

1.

Samudra Pasifik Kata Pasifik diambil berdasarkan bahasa dari Spanyol yakni “pacifico” artinya

“tenang”. Samudera Pasifik menduduki sepertiga seluruh luasan bumi sekitar 179.800.000 km2. Samudera Pasifik mempunyai panjang kurang lebih 15.500 Kilometer membentang mulai laut Bering ( samudera Arktik) hingga mencapai perbatasan es di lautan Ross 25

Antartika. Lebar samudera Pasifik dari Barat hingga ke Timur kurang lebih menghampar 19.800 Kilometer mulai wilayah pantai Kolombia hingga Kepulauan Indonesia. Perbatasan Samudera Pasifik antara lain. 

Bagian Selatan berbatasan dengan benua Antartika



Bagian utara berbatasan dengan samudera Arktik



Bagian barat berbatasan dengan di antara benua Eurasia dan benua Australia



Bagian timur berbatasan dengan pantai Amerika

Karakteristik khas dari samudera Pasifik antara lain. 1) Dijumpai palung Mariana di Filiphina menjadi wilayah terdalam yang teradapat di lapisan kerak bumi. 2)

Samudera paling luas diantara samudera yang lain.

3) Samudera Pasifik terdiri dari dua puluh lima ribu pulau sebagian besar terdapat di bagian selatan Ekuator. 4) Banyak dijumpai bencana alam seperti gempa bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik yang sifatnya merusak serta bencana alam tsunami yang bersumber dari dasar samudera pasifik. 5)

Dijumpai banyak gunung berapi yang terletak di dalam lautan (seamounts).

Mid Oceanic Ridge di lautan Pasifik memanjang melalui New Zealand – teluk California, Mid Oceanic Ridge ini disebut East Pasific Rises.

East Pasific Rises

bersambungan dengan Mid Oceanic Ridge di lautan Atlantik dan lautan Hindia, yang masing-masing melalui sebelah selatan Amerika Selatan dan sebelah selatan Australia. Di sebelah utara California, Mid Oceanic Ridge itu muncul lagi ke arah utara sejajar dengan pantai barat USA dan Canada. Berbeda dengan Mid Oceanic Ridge di kedua lautan yang lain, maka east Pasifik Rise arahnya agak memotong lautan, reliefnya lebih halus dan rift valley tidak seberapa nyata. Seamount dan guyot banyak dijumpai dilautan Pasifik. H.W. Menard menentukan lebih dari 1400 buah. Banyak di antaranya seamount itu yang muncul di atas permukaan laut dan membentuk daratan pulau vulkanik. Suatu bentuknya yang sangat menarik di lautan Pasifik ialah terdapatnya palung laut pada bagian tepi lautan ini. Palung laut tersebut pada umunya sejajar dengan deretan pulau-pulau atau pegunungan yang vulaknik

26

dan seismik. Deretan pegunungan vulkanik dan palung laut yang melingkar pada bagian tepi lautan Pasifik disebut juga ring of fire. Laut-laut yang termasuk bagian dari lautan Pasifik antara lain : Laut Bering, Laut Okhotsk, Laut Jepang, Laut China Timur, Laut Kuning, Laut China Selatan, Laut-laut di Indonesia, Laut Keral, Laut Tasma, Teluk California dan sebagainya. Di belahan bumi selatan batas antara Lautan Pasifik dan Atlantik ialah meridian yang melalui Cape Horn ( 670 BB ), sedang batas antara Lautan Pasifik dengan Lautan Hindia ialah meridian yang melalui pulau Tasmania. ( 1470 BT ).

2.

Samudera Atlantik Kata Atlantik diambil dari bahasa Yunani “lautan atlas”. Samudera Atlantik adalah

samudera kedua terbesar setelah Samudera Pasifik, mempunyai luasan kurang lebih seperlima luasan di permukaan bumi. Samudera Atlantik tampak mirip huruf “ S” membujur mulai bagian bumi sebelah selatan sampai bagian bumi utara, dengan ekuator sebagai garis pembagi. Dengan Demikian Samudera ini dikenali dengan dua samudera, yakni Samudera Atlantik Utara dan Samudera Atlantik Selatan. Perbatasan Samudera Atlantik antara lain: 1) Bagian utara berbatasan dengan samudera Arktik 2) Bagian selatan berbatasan dengan benua Antartika 3) Bagian barat berbatasan dengan benua Amerika (utara dan selatan) 4) Bagian timur berbatasan dengan benua Eropa dan Afrika Luasan samudera Atlantik kurang lebih 106.460.000 Kilometer2. Apabila laut di sekitar Atlantik tidak dihitung, luasannya menjadi 82.363.000 Kilometer2. Apabila dibandingkan dengan negara Amerika Serikat, luasan samudera Atlantik kurang lebih 6 ½ kali lipatnya. Samudera Atlantik mempunyai kedalaman rerata sekitar 3.322 meter. Pada Samudera Altlantik terdapat mid oceanic ridge yang memanjang pada bagian tengah lautan tersebut. Mid Oceanic ini di sebut Mid Oceanic Ridge. Panjang nya kurang lebih 11000 km. Adanya pantai benua sebelah menyebelah lautan Atlantik yang saling menutup dan adanya Mid Oceanic Ridge memanjang di bagian tengah lautan itu, melahirkan teori continental drift yang kemudian diperbaiki dengan teori Sea floor Spreading. Topografi Mid Atlantic Ridge tersebut sangat kasar dan memanjang bagian tengahnya terdapat rift valley yang dalamnya sampai 2000m dari puncak ridge. Pada 27

beberapa tempat puncak ridge itu muncul di atas permukaan laut, di antara berupa pulau Islandia, St.Paul Rocky,Ascension. adanya mid oceanic ridge yang memanjang pada bagian tengah lautan tersebut. Mid Oceanic ini di sebut Mid Oceanic Ridge. Panjang nya kurang lebih 11000 km. Adanya pantai benua sebelah menyebelah lautan Atlantik yang saling menutup dan adanya Mid Oceanic Ridge memanjang di bagian tengah lautan itu, melahirkan teori continental drift yang kemudian diperbaiki dengan teori Sea floor Spreading. Topografi Mid Atlantic Ridge tersebut sangat kasar dan memanjang bagian tengahnya terdapat rift valley yang dalamnya sampai 2000m dari puncak ridge. Pada beberapa tempat puncak ridge itu muncul di atas permukaan laut, di antara berupa pulau Islandia, St.Paul Rocky,Ascension. Laut - laut yang termasuk bagian dari lautan Atlantik itu di antaranya: Laut Artik, Laut Mediteran, Teluk Hadsen, Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Utara, Teluk Biscaye, Teluk Guenia, Laut Caribea, Teluk Mexico dan sebagainya. Batas antara lautan Atlantikdengan Lautan Hindia mengikuti meridian yang melalui Cape Agulhas ( 200BT ).

Ciri khas Samudera Atlantik antara lain. 1) Seperti huruf S bentuknya melekuk dari selatan sampai utara. 2) Memiliki pantai pesisir tidak teratur (irregular), berbatasan

banyak teluk serta

tanjung. 3) Dijumpai banyak titik paling rendah pada Palung Puertorico, lembah Milwauke mencapai 8.600 meter. 4)

Terjadi sering bencana alam badai tropis di samudera Atlantik. Bencana alam badai tropis berpeluang terjadi di wilayah pantai pesisir Afrika mendekati semenanjung Verd terus bergeser mengarah ke barat sampai ke lautan Karibia pada bulan Mei sampai Desember. Angin topan sering dijumpai

pada wilayah Atlantik Utara terutama

dimusim winter di bagian utara mengakibatkan pelayaran samudera menjadi sangat membahayakan dan sulit dilewati. 5) Dijumpai terusan Kiel dan terusan Saint Lawrence yang keduanya menjadi jalur penghubung perairan sangat penting di dunia.

3.

Samudera Hindia Samudera Hindia adalah samudera ketiga terbesar di permukaan bumi setelah

samudera Pasifik dan Samudera Atlantik. Wilayahnya melingkupi sekitar 20% permukaan 28

perairan di bumi. Samudera Hindia dibatasi oleh Samudera Atlantik di 20° meredian timur dan dibatasi oleh Samudera Pasifik pada 147° meridian timur. Total luasan samudera Hindia adalah 68.555.000 Kilometer2. Satu – satunya palung laut yang cukup dalam lautan ini adalah palung Jawa yang terletak diseblah selatan pulau Jawa. Mid Oceanic Ridge di lautan Hindia bentuknya menyerupai huruf Y. Salah satu ujungnya bersambungan dengan East Pasific Rise melalui sebelah selatan Australia. Ujung yang lain bersambungan dengan Mid Atlantic Ridge melalui sebelah selatan Afrika. Sedang ujung yang ketiga masuk Teluk Aden dan laut Merah. Mid Oceanic Ridge di lautan Hindia ini menyerupai Mid Atlantic Ridge yaitu reliefnya kasar, seismik dan terdapat rift-valley yang dalam. Selain itu Mid Oceanic Ridge di lautan Hindia juga terletak dibagian tengah lautan. Samudera Hindia melingkupi Lautan Andaman, Lautan Arabia, Teluk Bengala, Teluk Perna, Selat Malaka, Teluk Oman, Teluk Aden, dan Great Australian Bight. Perbatasan Samudera Hindia antara lain: 1) Bagian barat berbatasan dengan semenanjung Arab dan semenanjung Afrika 2) Bagian timur berbatasan dengan Semenanjung Malaka, Kepulauan Indonesia dan benua Australia. 3) Bagian utara berbatasan dengan kawasan Asia bagian Selatan 4) Bagian selatan berbatasan dengan lautan Antartika

Ciri khas Samudera Hindia antara lain. 1)

Titik paling rendah terdapat pada Palung Jawa dibawah 7.257 meter.

2) Terdapat banyak pelabuhan-pelabuhan utama yang ramai aktivitas perdagangan, seperti Fremantle (Australia), Calcuta (India), Kolombo (Sri Lanka), Teluk Richards (Afrika Selatan ), Durban (Afrika Selatan), Karachi( Pakistan), Jakarta (Indonesia). 3) Gelombang pantai cukup tinggi dengan arus laut yang sangat kuat dan besar. 4) Kepulauan yang dimiliki sedikit sekali, kepulauan Ceylon dan kepulauan Madagaskar merupakan kepulauan terbesar di samudera ini.

4.

Samudera Arktik Samudera Arktik terletak pada bagian bumi sebelah utara dan umumnya terdapat

pada wilayah kutub utara, Arktik. Meskipun International Hidrografic Organisaion (IHO) menggolongkan termasuk samudera, tetapi beberapa pakar oseanografi menganggapnya 29

termasuk laut biasa. Samudera Arktik menempati suatu cekungan bundar dan memiliki luasan kurang lebih 14.056.000 Kilometer²

atau kurang lebih 1,5 kali luasan negara

Amerika Serikat. Garis pantainya memanjang

45.388 Kilometer, posisi geografisnya

terletak di anatara 90°00’ LU dan 0°00’BT. Perbatasan Samudera Arktik yakni hampir seluruhnya dikelilingi

daratan, yakni Asia bagian Utara, Amerika

bagian Utara,

Greenland, dan semenanjung Skandinavia di Eropa Utara. Ciri Khas Samudera Arktik Antara lain; 1) samudera paling kecil dan paling dangkal diantara samudera lainnya. 2) Samudera Arktik senantiasa terkover lapisan salju dan es sepanjang tahun. 3) Temperatur dan salinitas senantiasa berganti tergantung musim dan es yang menutupinya mencair atau tidak. 4) Memiliki salinitas terendah dibandingkan samudera lainnya dikarenakan

tingkat

penguapan yang sedikit serta sangat terbatas keluarnya air dari samudera ke wilayah selatannya dengan masukan air tawar ke Samudera Arktik dalam jumlah yang besar. 5) Banyak dijumpai cekungan dalam antara 4.000 meter sampai 5.450 meter. 6) Titik paling rendah dijumpai di cekungan Eurasia dengan kedalaman dibawah 5.450 meter. 7) Memiliki keragaman bentukan dasar samudera, yakni dijumpainya fault-block-ridge, zona abisal plain, lautan palung yang dalam dan cekungan-cekungan. 8) Iklim kutub dimiliki sepanjang tahun dengan temperatur rerata minus 2° Celcius.

Gambar 14. Peta persebaran benua dan samudera (sumber: Mulyadi, 2008) 30

RANGKUMAN 

Benua merupakan bagian utama dari bumi yang terdiri dari tanah, batu, batuan maupun daratan sangat luas sebagai tempat hidup manusia. Benua merupakan bagian utama dari bumi yang terdiri dari tanah, batu, batuan maupun daratan sangat luas sebagai tempat hidup manusia. Di permukaan bumi, benua terdiri dari enam bagian yaitu: Benua Asia, Benua Amerika, Benua Afrika, Benua Australia, Benua Eropa dan Benua Antartika.



Samudera merupakan bagian bumi yang berupa perairan yang sangat luas. Di permukaan bumi terdiri dari empat Samudera, yaitu: Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, Samudera Hindia, Samudera Arktik.



Pembentukan benua didasarkan berbagai macam teori seperti: teori limas, teori apung samudera, teori lempeng tektonik, teori arus konveksi, teori bumi yang mengembang, teori kemagnetan purba, teori pengembangan dasar samudera.



Pembentukan samudera didasarkan hipotesis, hipotesis Hill, hipotesis J.H.F. Umgrove, hipotesis V.J , hipotesis V.V Belousov



Terdapat berbagai teori-teori

mengenai sejarah terbentuknya

diantaranya: Teori kontraksi (Contraction theory ),

samudera,

Teori Gravitasi (Gravity

theory), Teori Meteroid (Meteroid theory), Teori Benua Apung (Contonental Drift theory).

Daftar Pustaka Bemmelen, R.W.V. 1949. The Geology of Indonesia Vol.1 A General Geology of Indonesia and Adjecent Archipelagoes, Hague: Government Printing Office. Hall, R. 1995. Plate Tectonic Reconstructions of the Indonesian Region, proceedings Indonesian Petroleum Association. 1. 70-84. Hamilton, W. 1989. Convergent-Plate Tectonics Viewed from The Indonesian Region, dalam majalah Geologi Indonesia. Majalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia. 12 (1). 35-88. Mulyadi, 2008. Benua dan Samudera. Jakarta: PT. Bengawan Ilmu Kious, W. Jacquelyne, dan Tilling, Robert I. 2008. USGS This Dynamic Earth: The Story of Plate Tectonics. Washington: U.S. Government Printing Office Matthews, W. H. 1983. Geology Made Simple. London: Made Simple Books. 31

Samodra, H. 1992. Geologi Lembar Tulungagung, Jawa. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Departemen Pertambangan dan Energi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia. Thornbury, William,D.. 1958. Principles of Geomorphology. New York: John Wiley & Son Inc. Worcester,Philip, G. 1964. Texbook of Geomorphology, London: D. Van Nostrand Company.

32

Related Documents


More Documents from "immawati"

128-243-2-pb.pdf
November 2019 4
Kartu Menuju Bugar.docx
November 2019 28
Allergic Rhinitis
May 2020 14
Mobile- India
December 2019 27
11 Cracknell
November 2019 32